Anda di halaman 1dari 5

“WAWANCARA DENGAN PEDAGANG GORENGAN”

Nama : Asep sutisna

Umur : 30 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pdagang Gorengan

Alamat : Kp. Tipar barat Rt 01 Rw 02 Desa. Laksanamekar

Kecamatan. Padalarang Kabupaten. Bandung barat

Tempat tanggal lahir : Bandung, 20 Agustus 1983

WAWANCARA

Gorengan adalah salah satu dari sekian banyak makanan yang digemari masyarakat
umum terutama di perdesaan, sayangnya makanan yang kaya akan karbohidrat ini perlahan
kurang digemari masyarakat seiring pertumbuhan zaman, makanan-makanan dari luar mulai
disenangi masyarakat akibatnya pedagang gorengan mulai meninggalkan pekerjaan ini.
Namun ditengah kurangnya minat masyarakat terhadap gorengan Bapak Asep Sutisna masih
berjuang mempertahankan pekerjaannya, betapa tidak dengan modal ijazah sd ia tidak akan
mampu untuk mencari pekerjaan lain, hanya dengan berjualan gorengan inilah ia mampu
untuk menghidupi istri dan 3 anaknya. anaknya yang laki-laki kini sedang belajar disekolah
dasar, dan 2 anak perempuannya yang kini sedang berkuliah. Berikut ini cuplikan wawancara
saya dengan Bapak Asep Sutisna :

Lia : Permisi pak, maaf mengganggu, boleh saya minta waktunya sebentar ?

Penjual : Iya boleh neng, Ada yang bisa saya bantu neng ?

Lia : Begini pak kami mendapat Tugas dari Dosen Management kami

untuk mewawancarai pedagang sebagai narasumber . Apakah bapak

bersedia untuk saya wawancarai sebentar ?

Penjual : Silahkan saja neng, dengan senang hati neng.

Lia : Sejak kapan bapak berjualan gorengan ini ?


Penjual : Saya berjualan gorengan tahun 1994 pada saat itu gorengan sedang banyak
diminati masyarakat, bermodal hanya uang Rp 25.000 saya hanya mencoba
coba unutk menjualnya dengan cara berkeliling ke tempat yang ramai seperti
Acara hajatan bersama istri saya dan alhasil saya berhasil menjual dagangan
saya, semenjak itulah saya mulai berniat untuk terus berjualan gorengan. Tapi
sekarang saya sudah tidak dagang keliling, saya menetap ditempat ini yang
lokasinya tidak jauh dari rumah saya.

Lia : Saat bapak pertama kali bapak berdagang berapa keuntungan yang bapak

dapatkan?

Penjual : Maaf sebelumnya saya tidak ingat berapa keuntungan saat itu.

Lia : Berapa keuntungan yang bapak dapatkan dalam satu hari?

Penjual : Keuntungan yang saya dapatkan dalam satu hari kira-kira Rp 75.000,00 ini

saya dapatkan dari satu jenis gorengan yang saya jual dengan harga

Rp2.000

Lia : Ada apa saja jenis gorengan yang bapak jual?

Penjual : Gorengan yang sering saya jual ada 5 macam neng, diantaranya : Gehu

pedas, Cireng isi oncom, Bala-bala, gemblong, dan pisang goring.

Lia : Berapakah harga gorengan ini pak?

Penjual : Harga semua gorengan saya ini sama neng, satu gorengan saya jual dengan

harga Rp 600, Rp 2.000 saya kasih 3 gorengan, Rp 4.000 saya kasih 6

gorengan, Rp 5.000 saya kasih 8 gorengan, sebenarnya Rp 5.000 hanya

mendapatkan 7 gorengan saja, tapi saya kesulitan mendapatkan uang koin

untuk kembaliannya, maka saya dan istri saya mmeutuskan untuk

memberinya 8 gorengan.

Lia : Dalam sehari bapak berjualan dari jam berapa samapai jam berapa?

Penjual : Saya berjualan dari jam 16:00 neng, tapi pulangnya tidak tentu, terkadang

kalau lagi rame saya biasa pulang jam 21:00 neng, kalau lagi sepi biasa jam
23:00, meskipun jam tersebut belum habis tapi saya harus pulang.

Lia : Apakah bapak pernah mengalami kerugian besar?

Penjual : Pernah Mas. Pada waktu itu saya masih baru membuka usaha kira-kira ada

5 bulan berjualan, saya berjualan di sebuah acara orkes namun dari sore
sampai malam dagangan saya sepi, karena hampir tengah malam akhirnya
saya memutuskan untuk membereskan dagangan saya dan bersiap pulang
namunalhamdulillah di pertengahan saya beres-beres ada orang beli gorengan
saya sebesar Rp.10.000 yah meskipun semalaman dapat Rp. 10.000 tapi saya
tetap bersyukur karena uang tersebut untuk beli beras besok untuk anak dan
istri saya. Bahkan saya juga pernah berjualan hanya dapat uang Rp. 1.000
saat beres - beres mau pulang kaki saya di lindas sepeda motor, jempolan kaki
saya terluka dan berdarah dan saya cuci dengan air lalu saya bergegas pulang
dan sampai di rumah istri saya mengobati luka di jempolan kaki saya. Dari
pengalaman pahit tersebut saya dapat semakin semangat untuk
mengembangkan usaha saya dan dengan pengalaman tersebut saya sudah
terbiasa menghadapi segala hambatan yang menghadang.

Lia : Kapan bapak meraih keuntungan besar?

Penjual : Peminat gorengan sangat meningkat pada saat bulan puasa,pada saat bulan

Itu masyarakat sangat banyak membeli gorengan, ini terjadi karena mereka

sering kali membutuhkan makanan pembuka untuk berbuka puasa, selain itu

pada saat musim hujan peminat gorengan juga bisa meningkat drastis neng,

terkadang di kala musim hujan / pada waktu hujan seperti sekarang dagangan

saya bisa habis neng, dengan begitu saya bisa pulang jam 21.00 neng.

Adi : Bagaimana peran istri bapak selama perjalanan bapak berjualan gorengan?

Penjual : Istri saya selalu membantu saya dan ia tetap mendukung saya apapun yang

terjadi. ia juga ikut membantu saya dalam berjualan gorengan,pernah saat

saya sakit ia mengerjakan semua pekerjaan saya. Bahkan istri saya juga

pernah berjualan sendirian ketika saya sedang sakit, namun kedua anak saya

yang perempuan tidak tega melihat ibunya berjualan sendirian karena


kewalahan meladeni pembeli yang sedang antrei, mereka juga takut ibunya

tidak sempat makan terlebih dahulu karena kewalahan melayani para pembeli.

Sehingga mereka memutuskan untuk membolos kuliah hanya untuk

membantu dan menemani ibunya berjualan.

Adi : Oh gitu ya pak, saya kira kami sudah cukup banyak mengetahui

tentang usaha gorengan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih atas

waktu yang bapak luangkan, semoga usaha yang bapak jalankan bisa

maju .

Penjual : Amiin, sama - sama neng.

KESIMPULAN

Bapak Asep Sutisna berdagang gorengan sejak tahun 1994 yang awalnya hanya
bermodal uang Rp 25.000 saja, karena pada saat memulai dagangannya tersebut hanya
memperoleh keuntungan yang tidak pasti, maka beliau dengan istrinya memutuskan untuk
menekuni usaha ini, karena beliau berdua yakin bahwa usaha ini akan berkembang di
kemudian hari. Sebab dengan usaha ini beliau mampu mencukupi kebutuhannya,
menyekolahkan anak laki-lakinya yang masih di sekolah dasar serta menyekolahkan kedua
anaknya yang perempuan belajar di universitas ternama di kota Bandung dan berusaha untuk
terus mempertahankannya disaat kerugian besar, kekurangan modal dan ditekan banyak
kebutuhan yang semakin hari semakin mahal.

Meskipun dengan 5 Gorengan serta harga yang murah dan saingan yang semakin
banyak, Bapak Asep beserta istrinya tidak pernah mengeluh sama sekali, apalagi Bapak Asep
sering mengalami pengalaman yang pahit dan berkat pengalaman pahit tersebutlah yang
membuat beliau semakin semangat dan menekuni usaha ini, alhamdulillah dengan semangat
dan ketekunan beliau, usaha beliau kini menjadi sukses dengan bukti mampu menyekolahkan
kedua putrinya di universitas ternama di kota Bandung. Sungguh pengorbanan yang luar
Biasa.
A Research Paper Submitted to fulfill an assignment
On Management subject
Lecturer : Cinantya …..

By
Name : Lia Nurani
Nim : 15220018
Class : B4 2015 (Non Regular)

ENGLISH EDUCATION DEPARTMENT


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
IKIP SILIWANGI BANDUNG
2018

Anda mungkin juga menyukai