Anda di halaman 1dari 5

Universitas Indonesia

Fakultas Ilmu Administrasi


Departemen Ilmu Administrasi Fiskal
AMP FIA UI 2018, Kelompok Fiskal 1 : Efektivitas Program Pemberian Banner, Brankas,
dan Nota (Baranta) dalam Meningkatkan Kesadaran Wajib Pajak Hotel di Desa
Rembul, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah

Transkrip Wawancara

Narasumber : Bpk. Ibnu Efendi


Instansi : Pemerintah Desa
Jabatan/Peran : Kepala Desa
Waktu Wawancara : (Senin, 30 Juli 2018, jam 13.30 WIB)
Tempat Wawancara : Kantor Balai Desa

No. Verbatim Kategori


1. T: Pak kan sebelumnya kami sudah pernah mewawancarai ketua Ekonomi
paguyuban pedagang yang ada di Desa Rembul yang di Padukuhan
Pakendangan kan pak, kalo untuk proses pembentukkannya itu diwadahi
oleh pemerintah atau keinginan masyarakat itu sendiri pak?
J: Satu keinginan masyarakat, kedua juga desa mengetahui. Jadi semua
anggota paguyuban di Padukuhan Pekandangan, kami sebagai kepala
desa ikut bertanggung jawab dan mengetahui apa Namanya kegiatan-
kegiatan

T: Kalau misalnya ada itu diresmikan secara resmi atau gimana pak?

J: Oh secara resmi, bahkan sudah mempunyai legalitas, badan hukumnya


ada

T: Jadi, pihak kepala desa mewadahi ya pak?

J: Iya

T: Kalau untuk bantuan dana sendiri, pihak desa memberikan pak?

J: Belum ada, hanya kami berusaha membantu kegiatan mereka. Ada


kegiatan yang Namanya ruwat bumi juga.

T: Tapi untuk rencana kedepannya ada gak sih pak? Untuk memberikan
anggaran itu dimasukan kedalam APBD?

J: Ya untuk APBD kan dana sangat terbatas, bagaimana mau memberikan.


Saya yakin mereka tidak membutuhkan hal itu karena sudah beroperasi
sendiri dan punya tabungan sendiri. Wilayah atas sana sudah berdiri
sendiri. Istilahnya Sudah tidak menggunakan fasilitas desa sama sekali.
Karena sudah sangat kuat. Paguyuban sudah mampu semua. Makanya
paling maju, paling kuat ya di wilayah Pekandangan. Di wisata ini,
katakanlah sudah tidak butuh dana ekonomi dari desa.

T: Tapi kalo untuk masalah kegiatan paguyuban sendiri, bapak sendiri


1
mantau gak pak?

J: Ya kami kalau dibutuhkan, kami jelas ikut terjun disitu.

T: Tapi untuk struktur paguyuban sendiri, bapak ikut dilibatkan gak?

J: Kami tidak dilibatkan, tapi yang jelas kami sebagai penanggung jawab
disini

T: Tapi koordinasi baik ya pak?

J: Yaa baik selama ini selalu lapor dalam kondisi apapun

T: Kalau untuk sumber utama pemasukan dari penghasilan daerah itu apa
ya pak?

J: Yaa dari PBB, dari Dana Desa, Alokasi Dana Desa. Ada juga dana
bantuan provinsi, lalu bagi hasil pajak dan retribusi daerah.

T: Kalau tingkat pengangguran sendiri, sudah pernah dissensus belum ya


pak?

J: Dari desa belum

T: Tapi dari bapak sendiri atau pihak desa ada yang programin untuk
mendorong memperkecil angka pengangguran?

J: Kalau pengangguran disini bahkan kayanya jarang sekali pengangguran


karena hampir sampai malah lahan pekerjaan hampir tidak penuh.
Maksudnya tenaga pekerjanya kurang. Contohnya petani, tidak ada
istilahnya orang kerjanya nganggur karena istilahnya mau bekerja. Kalo
memang mau bekerja, banyak sekali disini. Bahkan petani yang sudah
punya garap, sulit mencari tenaga kerja. Disini kurang orang untuk
bekerja. Ya mungkin pengangguran ya orang yang males aja gamau
bekerja

T: Kalau yang perbaikan jalan itu sendiri pak, itu direncanakan pihak
desanya ada menunggu keluhan dari warga pak?

J: Ya otomatis saya sendiri desa merencanakan. Kalau masyarakat


butuhnya jalan ini halus. Jalan itu harus dikerjakan. Kebetulan saya
punya dewan yang mewakili kabupaten Tegal, saya meminta program-
programnya, ya saat ini sudah 100% untuk jalan kabupatennya.

Kalau bapak udah tau belum pak, program pemerintah dari BP2D yang
T:
pemberian banner, brankas dan nota?

Kalau itu kayanya sudah dilaksanakan disini


J:
Kalau pelaksanaan program itu, bapak diajak berdiskusi dengan BP2D
T:
gak untuk pelaksanaan dan perencanaan itu?

Kalau perencanaan tidak diajak tapi hanya sosialisasi. Kalau desa, hanya
2
J: melaksanakan saja

Kalau di desa ini tuh biasanya penduduknya asli sini atau ada etnis
T: tertentu ya?

Belum ada, kalau ada pendatang, otomatis harus kesini. Jadi yang keluar
J: masuk, disini ada datanya. Tapi kalau dilist pendatang yang lengkap ya
tidak ada

Dulu sebelum saya memimpin desa ini kan desa termiskin se kabupaten
tegal

Padahal ada wisata ya pak?


T:
Iya
J:
Jadi statistic di kabupaten itu garis merah untuk desa rembul. Tapi
selama 5 tahun ini desa berkembang dan berubah. Karena saya
tingkatkan jadi daerah maju saya gamau, nanti gak dapet bantuan.
T: Hahahaha

Kalau untuk periode masa jabatan itu berapa lama ya untuk bapak?
J:
Ya baru sekali ini tinggal 5 bulan lagi, mungkin desember saya habis.
Terakhir saya dipilih tahun 2012.
T:
Oh berarti 6 tahun sekali ya pak?
J:
Iya
T: Untuk disini, masyarakatnya beragam ya pak? Seperti mayoritas
pendatang dari mana gitu pak
J: Sosial
Oh banyak pendatang, bahkan di atas banyak pendatang
T:
Datanya ada gak ya pak?
J:
Datanya ada di RT masing-masing. Jadi RT ini punya data pendatang
T:
Terus kalau sesepuh itu ada gak ya pak yang dituakan di desa ini?
J:
Tua itu pasti sesepuh. Jadi kalau sesepuh yang dikatakan sepuh disini
sebenarnya ulama.
T:
Kalau sesepuh di Pekandangan itu siapa ya pak?

Kalau sesepuh yang dikatakan sebagai juru kunci, itu Pak Haji Dakot.
J:
Rumahnya dekat rumah pak Nurcholis. Biasanya ketika ada ruwat bumi
yang membuka dia.
T:
Kalau untuk di desa ini, ada acara yang mengakrabkan masyarakat
sendiri?
J:
Ada, seperti pengajian-pengajian. Setiap ada kegiatan seperti syuro,

3
kumpul bersama masyarakat.
T:
Kalau untuk karakteristik penduduk gitu gimana ya pak? Seperti
J: perilaku atau sifat gitu?

Ya bermacam-macam
T:
Maksudnya cenderung kemana ya pak? Soalnya respon saat kami
wawancara kemarin, mereka respon sifatnya sama
J:
Ya itu Namanya gotong royong masyarakat. Misalkan ada urungan ini
itu kalau memang itu diminta oleh pemerintah. Kalau desa sih saya
usahakan menggunakan biaya sendiri.
T:
Tadi kan ada fasilitas 3 SD dan 2 MI
J:
T: Setiap padukuhan terdapat MI

Kalau dari SMP nya sendiri ada berapa sekolah?


J:
Tidak ada, adanya MI dan SD. Kalau mau melanjutkan, di desa tetangga,
di Tuwel, Bojong, Bumijawa. Kalau saya sih dari awal ingin
meningkatkan adanya SMP di desa saya. Kadang-kadang izinnya agak
sulit. Karena tetangga sebelah sudah ada MTs dan SMP. Dengan adanya
seperti itu kan menjadi sulit dan sulit terpecah-pecah. Dan muridnya
T: menjadi dikit

J: Kalau dari Pendidikannya sendiri, itu ada Dinas Pendidikannya?

Itu harusnya inisiatif dari desa itu sendiri. Kalau minta negeri langsung
tidak bisa. Minimal punya swasta. Untuk ditingkatkan lagi. Kalau kita
punya MTs bisa dikembangkan. Sampai pemerintah membuat SMP
negeri. Tapi sampai sekarang tidak ada aksinya. Seharusnya SD Rembul
02 muridnya kurang sehingga gedungnya bisa dibuat menjadi SMP.
T:
Untuk lokasinya SD Rembul dimana ya pak?
J:
Kalau Rembul 01 di salah pojok, Rembul 02 di dekat sini. Rembul 03 di
Karanganyar sana.
T:
Itu kenapa tidak dijadikan satu?
J:
Suka-suka. Jadi memang dulunya kan untuk memancing murid dari atas.
Karena masyarakat Pekandangan masuknya ke Guci. Jadi disitu
akhirnya yang masuk kan Depok dan Pekandangan.
T:
Kalau masyarakat sini aktif tidak pak dalam menyampaikan keluhan
atau masukan
J:
aktif juga, karena setiap bulan ada rapat dengan RT jadi setiap RT kan
T: memberikan aspirasi masing-masing. Jadi kami setiap bulan apa yang Pendidikan
harus dibangun, apa yang harus diperbaiki.

4
Kalau boleh tau pak, rata-rata jenjang Pendidikan disini apa ya?
Masyarakatnya biasanya lulusannya setingkat apa ya?
J:
Ya hampir mayoritas yang paling banyak lulusan SMP. Bahkan kalau
Rembul maju, saya ada program satu rumah satu sarjana. Itu program
apabila saya terpilih lagi menjadi kepala desa. Dan minimal satu rumah
satu taman SLTA.
T:
Kenapa ya pak rata-rata Pendidikan itu Cuma sampai SLTA?
J: Ya jelas faktor uang. Juga Namanya disini kepengen segera
mendapatkan penghasilan. Karena orang tua ini kan banyakan tidak
mampu menyekolahkan sampai SLTA juga sudah bersyukur.
T:
Pak kalau untuk keadaan Pendidikan di Desa Rembul itu seperti apa ya
pak seperti keterampilan untuk penduduk?
J:
Sejauh ini sih Pendidikan penduduk meningkat tetapi belum ada yang
diadakan oleh pemerintah untuk pelatihan keterampilan untuk penduduk,
tetapi paling sosialisasi pajak yang telah diadakan oleh BP2D kepada
masyarakat.
T:
Pak ada tidak sih program pemerintah yang digunakan untuk
J: meningkatkan minat Pendidikan?

Paling hanya program satu rumah satu sarjana yang sudah saya
canangkan atau minimal satu rumah ada lulusan SLTA.
T:
Pak dari pemerintah desa pernah mensensus mengenai masyarakat yang
buta huruf tidak pak?
J:
Tidak ada, karena untuk buta huruf sendiri pasti ada tapi jumlahnya yang
sedikit paling hanya 1 atau 2 orang saja, itu juga paling orang-orang tua.

Anda mungkin juga menyukai