“Orang sebelum ada keberhasilan pasti dirintis dari nol, jadi apalagi sekarang,
kebijakan, perhatiannya, kan itu tergantung Abah, ngasih taunya, umpamanya atau
kasarnya minta kan itu tergantung Abah itu, tapi perhatiannya pemerintah
Alhamdulilah, apalagi seksrang, di akhir 2018 diterbitkan SK (Surat Keputusan)
untuk kampung adat Urug nah itu sudah disahkan oleh Bupati. Jadi sekabupaten
Bogor kampumg adat dan rumah adatnya hanya satu hanya ini doang sekabupaten
Bogor.
Sudah ditetapkan, itu sudah resmi cuman belum keterima SKnya sama Abah
gitu, tapi gak tau apakah ini sudah disampaikan ke Kepala Dinas SK itu, soalnya
pasti, nah sebagian Kepala Dinas yang menyampaikan ke Abah gitu. Alhamdulilah
jadi kelanjutannya nanti nah baru di urus untuk se Jawa Barat, jadi nanti se Jawa
Barat induknya ke Abah ke Kampung Adat, nah selesai umpamanya se Jawa Barat
nah baru tingakt Nasional se Indonesia gitu.
Apakah Urug atas dan Urug tengah juga mengadakan upacara adat
seperti di Urug bawah?
Apakah Urug atas dan Urug tengah masih satu kasepuhan dengan Urug
bawah?
Ini binnya , ini binnya, Cuma yang paling atas mana yah? Ngejelasinnya Abah
bingung, silahkan direkam aja. Kalau pengen tau siapa pertama yang mendirikan
Kasepuhan, Abah tau yang pertama, soalnya dia baru tiga generasi, baru 2 kali
nurunkan, baru cucunya sekarang. Sebenarnya abah adalah generasi ke 21, nah kalau
ngambil dari sini, kakek abah adalah generasi ke 9, bapak abah generasi ke 10, abah
generasi ke 11, nah kalau ditambah empat lagi dari Prabu Siliwangi abah menjadi
generasi ke 15 dari Prabu Siliwangi, nah kalau dari Situs Batu Tapak abah generasi ke
18, maaf kata yang tiga lagi jangan tau, karena rahasia abah, takut di musyrikkkan
orang. Nah itu tadi adalah keterangan dari silsilah sejarah. Jangan nanya ke orang,
brita banyak yang dipercaya, kalau nanya ke orang, kan orang sambil belajar, mereka
berguru ke siapa aja biar dipercya. Kalau mau nanya kesejarah, tak mungkin sejarah
belok dikemanain.
Apa saja yang membuat Kampung Urug menjadi daerah yang menarik
untuk dikunjungi?
Khusus tentang sejarah dan pertempatan soalnya tidak ada duanya, emangnya
di Bogor ada?, di Cibinong ada tempat kayak gini?, soalnya ini disesuaikan oleh
peraturan, contoh penjelasan abah kan sudah mulai diperbaharui lagi, contoh banyak
mahasiswa yang nanya ke abah tentang peratran adat ini, masak iya kata abah?,
sedangkan yang punya peraturan itu kan tiga, pertama adalah peraturan adat, kedua
peraturan agama, dan yang ketiga adalah peraturan Negara, bahkan masig-masing itu
adalah pekerjaan, tapi harus akur jangan sampai ketiganya itu mengalami gesekan,
karena masing-masing punya pekerjaanya sendiri. Nah contohnya harus patuh
terhadap peraturan adat, abah menyampaikan ke masyarakat khusus dibidang
pertanian, karena diadakannya serentak. Nah yang kedua adalah masalah amanah
dimana pelaksanaanya harus selaras dengan rukun Islam. Jadi orang adat istilahnya
meskipun bodoh tapi harus tau, sedangkan pinter harus bener adalah pemerintah, dan
jujur jangan suka bohong adalah ustad. Namun kenyataan sekarang semua diakalin
biar pekerjaanya cepat berhasil.
Semuanya boleh dating tak terkecuali, akan disabut baik oleh abah
Semua tamu wisata adalah tamu yang abah hormati dan termasuk ke dalam
peserta upacara.
Apa yang dilakukan warga selain memasak bersama pada saat upacara
adat?
Banyak pemadandang yang bisa dilihat, bentuk kampung adat yang menjadi
satu-satunya, dan juga warga yang ramah meskipun sedikit malu-malu.
Justru senang banyak wisatawan yang melihat dan tertarik dengan hal ini, dan
juga banyak wisatawan yang terlibat membuat keakraban dan tidak malu-malu untuk
berinteraksi. Sehingga para wisatawan sudah dianggap menjadi keluarga disini.
Kalau itu mah terserah mereka, bebas mau bawa apa nggak. Karena memang
tidak ditentukan untuk membawa, dan juga tidak diminta,
Tetap memberikan amanat kepenerus abah, karena hal ini merupakan amanat
yang harus dilaksanankan dari para leluhur.
Apakah tidak ada yayasan atau lembaga yang membawahi Kampung Adat
missal untuk pendanaan dari pemerintah?
Untuk yayasan tidak ada, karena di akta notaris sudah ada sebelum ada yayasan.
Kalau disini memaang hanya lembaga adat yang diperkuat oleh akta notaris. Untuk
permasalahan dana dari pemerintah kami tidak pernah meminta, kalau misalnya ada
yang Alhamdulilah, kalau tidak ya tidak apa-apa.
Untuk tempar parkit memamng kesulitan, karena memang tidak ada karcis
parkir dan harga parkir bagi dan untul wisatawan yang menginap di sini, untuk abah
umpama dikasih ya syukur kalau engak ya tidak apa-apa.
Sebelah utara berbatasan dengan Desa Harkatjaya, seberlah barat dengan Desa
Kiarapandak, sebelah selatan Desa Kiarasari, sebelah timur dengan Kecamatan
Nanggung, ini untuk batas desa, kalau batas alam patokannya sungai sama jalan, jadi
bengkok jalan dan lempeng jalan, itu sudah ada dari dulu, kecuali kampung Urug
sama kampung adatnya termasuk ruang lingkup disini. Kampung Urug kan dari atas,
tengah, bawah, kalau kampung adatnya disini saja. Untuk patokan batas kampung
adat itu dari tanah hak milik adat.
Kalau pengunnjung semakin bertambah ada kemungkina kea rah sana, soalnya
kita sebagai pelaksana kegiatan juga kebingungan untuk menempatkan wisatawan
dalam hal ini masalah parkir, dan juga rumah singgah. Hal-hal tersebut lebih
jelasanya adalah bagian dari Kepala Dinas Kebudayaan, taergetnya kan Nasional
sehingga makin banyaknya pengunjung yang datang, sehingga urusan sarpra
pemerintah yang ngatur.
Aabah tidak munafik, kalau missal ada ya Alhamdulilah kalau nggak yang tidak
apa-apa. Ya banyak yang ngasih banyak juga yang nggak. Kita memang tidak
memaksa, hal itu kesadaran masing-masing aja. Missal ada mahasiswa yang KKN,
selama 40 hari abah menyediakan tempat itu berapa duit? Abah tidak pernah
meminta, itu kebijakan kalian, missal setelah 40 hari itu kalian ngasih berap ikhlasnya
berapa itu kebijakan kalian sendiri terserah kalian.
Siapa yang mepunyai pilot project atau ide gagasan mengenai kampunng
Urug ini sehingga menjadi kampung adat? Apakah dari pemerintah atau Abah
sendiri?
Lebih baik Tanya masyarakat, kalau abah yang cerita takutnya ada masyarakat
yang mengada-ngada atau mengarang cerita. Coba tanya ke masyarakat berapa rupiah
mereka keluarkan?, abah menanggung sendiri biaya ini.
Dalam upacara ini kenapa tidak memilih hewan selain kebaru, seperti
kambing atau sapi?
Kalau kambing kira-kira berapa ekor untuk memenuhi?, kalau sapai kemana
abah belinya? Kan susah, kalau kerbau kan banyak di sini, jadi yang dipilih kerbau.
Soalnya panen tiap tahun kan jatuhnya beda, dan juga abah cocokan dengan
petunjuk yang datang dari abah dan juga petunjuk dari kalender Sunda
Belum pernah, karena ketika menebar benih sudah dipikirin kedepannya. Jadi
ada aja rejekinya, apalagi sekarang lebih dari dulu. Sebelum abah menempati rumah
adat dulu cukup hanya nasi kebuli, ketika abah menempati rumah adat Alhamdulilah
kerbau terus.
Adat punya peraturan, jadi sektor pertanian abah rawat dengan sekuat tenaga
bersama masyarakat karena itu sudah kesadaran peraturan adat.
Banyak banget. Missal masyarakat akan memasak nasi itu tidak boleh
ditinggalkan sebelum nasinya masak, pamali kalau ditinggalakan, yang lainnya
banyak. Jadi apapun peraturan adat yang dilanggar serba pamali.
Contoh abah nyebar benih umpama tanggal 5 Desember, sebelum 40 hari tidak
boleh ditandurkan gak boleh ditanem. Umpama lagi numbuk padi baru tidak boleh
sambil ngobrol meskipun ditemani beberapa orang. Dan apabila dilanggar akan
kualat, sampai detik ini belum pernah ada yang kualat karena sudah diajarkan secara
turun-temurun aturan-aturan adat itu dari kecil sehingga sudah tau. Missal ada warga
yang tidak ikut upacara bisa diartikan tauhidnya sudah tidak ada, imannya sudak tidak
kepake. Tapi nggak ada semua pada ikut, yang rantaupun pada pulang
Sekitar 3 hari 2 malam, karena hari terakhir pas dhuhur sudah selesai.
Di dalam rumah adat, kalau di luar rumah adat hanya untuk upacara sedekah
bumi doang.
Dari info yang telah menyebar keluar dari kampung adat, bahwasannya disini
ada kampung adat Urug. Bisa dari Google, internet, dan lain-lain. Dari Kepala Dinas
abah tidak boleh mempunya hp yang mewah, sehingga yang berkontribusi
menyebarkan info adalah para mahasiswa dan orang kebudayaan, jadi abah tidak
boleh memakai hp yang mewah takut abah belajar seperti youtube dan lain-lain.
Yang pasti warga adat dan juga masyarakat yang hadir boleh ikut, bahkan
kedepannya dari Sabanf samapi Merauke boleh ikut.
Karena ketua adat yang pertama kali mengadakan upacara Seren Taun adalah
Kampung Urug,
Bukan abah yang memebri tahu mereka, tetapi mereka yang nanya kea bah,
kapan upacara Seren Taun diadakan?. Pada tahun 2017,2018, 2019 data jadwal
upacara abah berikan ke pemerintah kebudayaan, karena orang kebudayaan yang
sedikit banyak membantu meskipun hanya 4 juta.
Doa dari ustad, karena orang bisanya minta, minta, minta kapan ngasihnya?
Agar seimbang orang selain minta juga ngasih biar rejeki lancar.
Itu urusan Kepala Dinas, dimanfaatin, Cuma abah rasa kapan Kepala Dinas
ngejual batik? Soalnya abah dikasih, sepeserpun abah nggak bayar.
Nah itu sebagai jembatannya, baru perusahaan mikir si abah Seren Taun ngasih
dodol nah itu proposalnya dodol. Besok dia katanya kesininya soalnya kemarin abah
ditelpon “Abah katanya tangga 21 Agustus Seren Taun?” iya hari Rabu tuh, “Mana
surat bah?” dia minta surat, ini surat undang bukan proposal, kan dia suka nyiapin.
Berhubung mepet biasa-biasanya ngasihnya sebelumnya. Memperpanjang waktu kan
minta persetujuan abah Taman Nasional, yang punya funung siapa? Ketua adat. Jadi
ada bantuan dari Anton kemaren, terus sekarang dari PLN, abah harus sampai ke
Bandung ke alun-alun. Pasti diperhatikanlah dalam rangka acara ini.
Masih jauh dari kata memenuhi, kurangnya pembangunan, dana bantuan hanya
diberikan kepada yang pro pemerintahan, yang tidak ya tidak ada bantuan,
…………………………………………….(7:50-8:20)
Semuanya boleh, terbuka. Asalkan jangan bawa narkoba aja, yang penting
niatnya bagus.
Kurang tau ya, kalau wisatawan yang menginap biasanya di kampung adat
makan juga disana, kurang tau saya
Nggak ada tariff parkir, yang mengipa juga tidak ada biaya
Apa sajakah yang masuk kategorei Cagar Budaya yang ada di Kampung
Urug?
Seperti Batu tapak, Tugu, dulu ada tugu tapi sudah nggak ada, mungkin
kepotong.
Sudah dari dulu namanya kampung adat, dulu namnya belum masuk ke
pemerintahan, sekarang sudah diakui.
Belum pernah.
Sudah dari dulu, sudah dari para leluhur yang sudah meninggal sampai
sekarang.
Dingin, dan Alhamdulilah tanahnya subur, cuman gak seperti di daerah kota,
banyak batunya, untuk sawah sugai pegunugnannya benar-benar dipelihara dengan
baik. Untuk kebunnya jarang karena warga kebanyakan kan tani padi.
Ya biasa-biasa saja, kalau dalam pandanga kan nggak sejalan, tapi hubungan
tetap terjalin dengan baik. Kalau ada acara adat tetep ikut, inisiatif aja.
Apakah ada hukuman untuk warga yang tidak ikut dalam upacara Seren
Taun?
Nggak ada
Setiap tahun sekali. Biasanya setiap hari rabu atau kamis. Rabu ketilu biasanya,
pakai kalender Islam.
Biasanya sehari semalam. Kalau dulu bisa nyampe seminggu kalau sekarang
paling semalem.
Biasanya kesepuhan
Siapa yang membuat nasi bekakat, kue-kue untuk upacara Seren Taun
siapa?
Ya warga, itu yang di kota Jakarta, Baogor wajib pulang, kalau tamu sih
banyak.
Jarang.
Ada kayaknya.
Paling ziarah, ke bawah ada makam. Biasanya kalau ada tamu meminta untuk
diantarkan ziarah ke makam.
Disini ada gunung dan pertambangan emas, apakah juga akan di lihatkan
ke wisatawan?
Kalau emas sih nggak ada, kalau gunung itu biasanya ke gunung larangan, gak
boleh a,mbil kayu di situ.
Ian
59 tahun.
Disini kan tiap tahun ada hajatan, pemerintah pasti turun tangan untuk
membantu hal tersebut.
Masalhanya orang-orang udah pada tahu semua, jadi warga ya gak terlalu
memikirkan hal itu, soalnya nama kampungnya kan sudah ada di pemerintahan.
Ada, ini kan ulang tahun Nyi Sri tuh, panen namanya.
Biasanya ya rumah yang gede itu, rumah adat. Kadang ada yang ziarah, kana da
itu tempat ziarahnya di ujung jalan ini di pinggir kali itu ada tempat ziarah.
Nggak, kan namnya Seren Taun kan mengantar beras dan kue, hasil panen, kan
ini ulang tahu si Sri. Kalau pengen tahun besok Kamis, tahun kemaren amengnya
sampe 500an. Masaknya dari masing-masing rumah, kalau berasnya dibawa
mentahnya ke situ. Kalau malam 1 Muharam baru bawa nasi kuning sama itu dibawa
ke situ, kala untuk Seren Taun nasi putih biasa.
Itu dari anggaran pemerintah sih, ada sih sumbangan, cuman untuk Seren Taun
ini mah dari anggaran masing-masing aja dari warga, karena ini udah tradisi, udah
dari dahulu kala nggak bakalan robah.
Paling kalau disni yang biasa untuk orang kota foto-foto itu bangunan lumbung
padi itu, dikampung-kampung lain kan jarang ada ini. Selain itu disini juga ada batu
tapak, ya cuman itu, biasanya orang-orang kesini itu ya pengen tau tentang sejarah-
sejarahnya.
Wah senang, disini hampir tiap minggu, belum pernah putus itu, ganti-ganti,
ada yang dari Bandung, Bogor.
Ada juga sih yang bawain, orang abis KKN itu, saya kaget soanya biasanya
nggak pake kayak gitu.
Kemaren itu ada mahasisw yang KKN, mereka berkegiatan disni, kan pas
Agustus itu ngadai acara disini, ada ynag bersih-bersih sampah, nyapu jalan,.
Bagaimana sarpra untuk wisatawan seperti parkir dan penginapan?
Kalau dari sini ada kali Ciabesaren namanya, terus ada ujung Cidurian, kalau dari sini
dali kali Kapus, dari sini ke ujung kali Cidurian,.
Udah tradisi kalau itu, udah dari dahulu kala udah ada batasnya, bukan bikinan dari
desa bukan.
Udah jadi Cagar Budaya kalau disini mah, emang kalau disini ada turuan ya, ada
turunan dari Prabu Siliwangi. Mangkannya mahasiswa banyak yang datang ke sini
yak arena ini, kan banyak itu di buku-buku.
Kalau disni tiap bulan ada Sedekah Adat, Seren Taun, Pongokan, Sedekah Bumi,
Sedekah Roah, Mulud, kalau di kampung lain nggak ada itu. Disini adatnya dari
dahulu sampai sekarangg nggak robah, masih tetap dipake.
Apakah ada adatnya untuk wisatawan harus memberikan sesuatu ketika datang
ke kampung Urug?
Bagaimana cara menjaga budaya adat di kampung Urug agar tetap lestari?
Itu rumah adat itu tiap 2 tahu, atau 3 tahun itu diganti atapnya oleh masyarakat. Oleh
anak cucunya, itu sukarela dari masyarakat, udah tradisi.
Biasanya kalau nggak hari Rabu ke dua ya ke tiga, entah itu Seren Taun, Sedekah
Bummi, disni nggak merubah, harinya pasti Rabu. Biasanya berlangsung 2 malam
Nggak pernah, tiap tahun pasti ada, nggak tau ya ada aja biaya, orang mudanya juga
pada ngerti, yang rantau juga pasti balik.
Alhamdulilah kalau alam sih terjaga, apalagi disni kan desa, alhamdulilah
berkembanglah.
Baik lah Alhadulilah, bisa ngurusin masyarakat, bisa tanggung jawab terhadap
masyarakat, kalau nggak ada ketua adat paling nggak ada upacara besar kayak gini,
paling ya di rumah masing-masing.
Apakah semua warga mengikuuti peraturan yang ditetapkan oleh adat yang
dipimpin oleh Abah Ukat?
Apakah ada sanksi untuk warga Urug yang tidak mengikuti upacara Saren
Taun?
Ya ngga ada, nggak ada sanksi itu, cuman tiap waktu upacara pasti sudah
menyiapkan, nggak tau ada aja pokoknya rejeki. Belumpernah disini ada warga yang
tidak mengikuti upacara Karen nggak mampu, nggak ada itu.
Apakah ada hal-hal yang pamali di desa Urug?
Yang nggak boleh di sini itu judi, apalagi mabok-mabokan itu tidak diperbolehkan,
nggak ada itu di sini, orang agama bilang itu haram, kalau orang sini bilangnya
pamali, padah pamali sama haram kan sama artinya.
Masalhnya kan dulu desa Kiarapanda, jadi sekarang kampung Urug ini hampir satu
desa, cuman ditawarin sama kampung Beberan terus Legokcawu, terus Pasirdekul,
sama Kiaracukcuk. Kalau Urug hampir satu desa, dari Urug atas, Urug tengah, Urug
bawah
Biasanya mereka rombongan, biasanya yang dari sekolah itu dianterin pakek mobil,.
Biasanyakan kalau ada acara slametan kan ikut, biasanya anak KKN itu. Sempat ikut
ziarrah juga dengan orang sini, bawa kambing empat.
Dari pemerintah sering datang ke sini jadi tau tentang tradisi dan sejarah-
sejarahnya.
Nggak tau kalau itu mah, itu udah ada dari dulu kala.
Itu mah udah resmi, acara tiap bulan mah itu resmi.
Berapa lama upacara Seren Taun berlangsung?
Kesepuhan itu.
Dari pemerintahnya, kalau warga nggak pernah itu ngurusin hal itu, itu dari
pemerintah.
Siapa yang membuat nasi bekakat, kue-kue untuk upacara Seren Taun?
Ya warga, kadang-kadang juga ada orang dari luar juga ikut, orang dari
kampung luar yang pengen ikut sedekah ya melebur juga itu.
Kurang tau itu masalahnya, itu mah masih pada zaman dahulu kala
Ada itu, juru bahasa itu, Pak Maman yang biasa nganter-nganterin.
Bapak Ukat.
Ya seluruh warga dan desa, bapak lurahnya juga masih keluarga adat sini.
Setau saya yang megang sebelum abah ukat itu abahnya Alm abah Sapri, terus
meninggal digantikan anaknya namanya abah Lukman, nggak lama itu cuman dua
tahun ini bapaknya abah Ukat, terus diganti sama mamangnya abah Ukat namanya
abah Adang, oarangnya ahli seni rebab, dia jadi ketua adata selama 24 tahun, lalu
meninggal digantikan abah Ukat yang sekarang ini. Itu semua masih sekeluarga.
Abah Ukat itu keponakannya abah Adang.
Apak pekerjaan dari para keluarga besar abah Ukat yang terdahulu selain
menjadi ketua adat?
Petani itu mah, kalau Alm. Abah Adang selain menjadi petani dia juga seni,
sering panggilan festival dan juara kabupaten.
Sd aja kayaknya nggak lulus itu, abah Ukat kan pengusaha ikan dulu, kalau
yang ketua adat terdahulu kurang tau saya. Kalau abah Adang itu nyampe lulus SD.
(Pak Ade)
Belum ada kalau itu. Karena dulu sesepuhnya itu seperti itu nggak sekolah.
Dulu sekeolah yang pertama berdiri waktu zaman Belanda itu SR namanya, Sekolah
Rakyat, 3 tahun itu SR bukan SD, alat tulisnyapun nggak seperti sekarang, dulu pake
sabak terus itunya pake grit. Dulu mengajarkan pertanian, sekarang mengajarkan
sejarah. Karena udah ada ucapan dari sesepuh dulu, “nanti kedepan banyak orang
pintar yang belajar ke orang Urug” kata sesepuhnya, dan itu terbukti dengan
banyaknya mahasiswa yang datang ke sini, dulu kata guru itu huruf G nya ditaruuh
belakang biar tidak diketahui musuh, nah mungkin sekarang baru bisa. Kenapa disini
dinamai guru? Karena pertama memang disini mengajarkan imu tentang pertanian,
terus kalimat dari guru itu apa?, harus digugu dan harus ditiru, digugu apa artinya?
Ya itu diturutin, kalau sekarang kan lain, guru nerangin gini, gini, gini, terus masa
bodo, nggak dituruti itu perintah dari guru, mangkannya kayak mobil nggak ada
remnya, kalau dulu patuh. Nah ini kenapa tradisi sampe sekarang tetap ada.
(Ibu Hayati)
Dua kali, kan sekarang Agustus jadi kesini lagi, kan saya kerja di sini. Kalau
saya kesni udah sering.
Apa yang biasa dibawa ke upacara Seren Taun?
Ya ini bawa kue, jeruk, apa adanya aja, ada beras, segitu doang.
Apakah ada sesuatu yang bisa dibawa pulang dari upacara Seren Taun?
Itu banglai, bawa ke rumah, kan udah di doain sama bapak terus bawa ke
rumah, kalau sakit itu bisa dimasukin ke dalam gelas lalu diminum.
Kalau misalnya penge kerja, pengen kuliah dimana gitu, bisa langsung tanya aja
ke ketua adat, nanti dikasih tau.
(Wisatawan Tanggerang)
Iya kadang-kadang, biasanya pas ada acara kayak gini datang. Ini kita
rombonga datang ke sini, ini aja masih sebagian, yang lain belom pada nyampe. Ini
malah sudah dari dulu selalu datang ke sini jalan kaki, padahal jaraknya hampi 17km,
umurnya udah 100an tahun.
Ya ini yang dicara pisang, makanan, dan juga kumpul-kumpul bareng ini.
(Kepala Desa: Pak Sukarma)
Sejarah Seren Taun tidak sembarangan dibaca dan dikemukakan ada waktunya.
Kalau disini nanti ada riungan, jam 8 nanti juga ada lagi riungan, abis riungan kalau
disini baru sejarah seren taun. Sejarah seren taun itu sebelum ada manusia harus
dibuka sejarahnya.
Sebenarnya arti kata urug itu adalah kalau ada orang yang datang harus
urugrugan, bukan guru dibalik huruf G nya, bukan. Tapi kebanyakan banyak yang
bilang urug itu dari kata guru, tapi menurut saya salah.
Karena rumah adatnya yang bertahan dari dulu di seluruh kampung, itu yang
mungkin menjadi hal yang menarik.
Jadi sebenarnya beukan membantu dalam hal apa, tapi semua wrga disini itu
ikut serta. Jadi ya berupa nasi, kue dan lain-lain
Biasa-biasa saja
Warga desa, seharusnya kalau yang namanya kampung adat itu tidak boleh ada
orang keluar masuk gitu. Seharunya pendatang itu mengikuti peraturan disini.
Ya ini contoh yang harus dipatuhi adalah masalah rumah, tidak boleh pakek
keramik dan harus mengikuti peraturan adat.
Itu mah tergantung, mau bawa mau nggak juga nggak apa-apa.
Dari mana pendanaan upacara seren taun?
Dana sendiri, tetapi juga ada dana bantuan dari pemerintah. Ter,asuk potong
kerbau juga itu beli sendiri.
Ya bawa makanan dari upacara itu boleh dibawa pulang. Juga ada beras merah.
Biasanya orang-orang carinya beras merah. Ada juga yang minta mentahnya aja
bukan yang dimasak. Nasi bekakat itu yang membuat warga sendiri, yang
membudaya ya itu.
Masih bertahaplah, jadi sedikit-sedikit. Gak bisa langsu sesuai harapan. Kalau
say amah harapannya tentang akses jalan ya. Saya harap pemerintah soal jalan
diprioritaskan ya.
Bukan berkah dan tidaknya, kalau missal warga tidak ikut kan malu, kalau
berkah ka ya gak tau, karena ada sejarahnya.
Bukan, disini islam, meskipun ada kampung adat, tapi tetap disini islam. Bukan
seperti badui.
Langsung ke ketua adatnya, paling 3 jutaan lah setiap ada upacara, dulu sih
nggak ada, sekarang mulai diperhatikan.
Dimana batas desa kampung urug?
Disana ada jalan aspal itu terus aja, sebelah timur kali cibiliat.
Dari desa, karena sebelum jadi urug kan desanya namanya kiarapanda, begitu
dipecah tahun 2012 karena ada kebijakan pemerintah apabila ada desa yang warganya
lebih dari 8000 bisa membuat desa, alhamdulilah disini ada 10000.
Kalau kampung adat dibandingkan dengan badui jelas beda, disana kan sunda
wiwitan disini islam, tapi kalau sama yang lain sama, cipta gelar sama. Bedanya
kalau disini setiap seren tahun selalu membuka sejarah, tapi tidak boleh ada yang
menulis. Padahal kan harunya ditulis. Namun itu khasnya. Jadi setiap yang bisa
menjabarkan sejarahnya akan menjadi ketua adat.
Sudah jelas kalu disini ya gini aja, kalau di bogor kerata api mah ada, mobil
banyak, pertokoan ada. Kalau disni kan beda desa sama kota kn beda.
Kebetulan bapak saya dulu menjadi ketua adat, dan kebetulan kebagian itu
sejarah dari kakek, karena tidak semua ketua adat bisa menjabarkan sejarah urug.
Tidak ada urug kalau tidak ada bogor dan tidak ada bogor kalau tidak ada urug.
Karena dibuka pertama pajajaran itu bogor akhirnya ke urug.
Ya semua kan pada tau disini namanya kampung urug ditambah kampung adat. Ada
yang banyak kesini bisanya banyak kemaunannya ada yang pengen anaknya lulus,
adayng pengen usahanya berhasil. Masing2 punya kemauan.
ada, soalnya biasanya kalau ngga ada gini makannya ikan asin, tapi kalau ada upacara
makannya ada daging, ayam, telur.
Dibantu sama pemerintah dan masing2 pribadi, nasi bekakat juga bikin sendiri.
Siapapun yang mau boleh datang, nggak ada batas harus warga sini.
Kampung adatnya masih dijaga, tempat lumbungnya masih dijaga. Numbuk padinya
caranya juga masih terjaga.
Ada yang potong kambing ptong ayam semampunya, ada yang bawa nasi, kue
Senenglah, kan jadi rame, nggak ada yang nggak boleh-nggak boleh gitu.
Rengginang paling
Misalkan nginep dirumah bapak mau bayar boleh nggak juga boleh, tergantung
kemauan, terserah. Nggak boleh menjual juga hasil padi itu pamali. Apapun yang dari
padi nggak boleh
Biasa2 saja, masih saudara juga, kakeknya dari situ juga. Secara garis keturunan
masih deket saya. Kalau saya turunnanya masih cucu, kalau dia buyut
Rumah adat yang jelas, tergantung kemauan wisatawan maunya kemana, kalau mau
wisata tradisi yak e kampung adat?
Rumah adat, cara adat. Itu semua sudah masuk cagar budaya.
Ya langsung ke abah, warga nggak ikut, kalau dari warga ya itu tadi menyumbang
seadanya.
Dari desa itu, kan desa baru, baru ada 6 tahunan, kalau kampung adat udah ada dari
dulu
Nggak ada, tpi ada pak maman biasanya yang nganterin, dia kan wakil dari abah ukat
Kalau di urug kana da kampung adat, sedekah2 juga banyak di urug, ada muharam,
mulud. Seren tahun
Kalau bogor kana da mobil, ada walikotanya, kalau disini kan pedesaan, mungkin
bedanya di bogor pusat pemerintahan, kalau disini menjadi pusat tradisi.
(Maknya Dewi)
Bagaimana kesan?
Acara serentaun itu ada biaya dari pemerintah atau hasil sendiri?
(Pak Anang 1)
Bahkan untuk yang memasak makanan juga tidak boleh orang sembarangan, karenan
dalam penyembelihan ayam dan pemasakan bumbu ada ilmunya sendiri
Ketika acara serentaun semua warga asli urug harus datang, kalo ada yang tidak
datang masih dipercaya akan menimbulkan balak bagi orang tersebut
Makna serentaun?
Apakah ada bantuan dari pemerintah terhadap kampung urug dan acara
uruntaun?
Ada, tapi masyarakat biasa tidak boleh ada yang tau mengenai bantuan apa yang
diberikan
Tapi kalau masalah menjamu tamu antara pendatang biasa dan pemerintah, perlakuan
tetap sama
(Pak Anang Part 2)
Mencari Kayu bakar,daun pisang/sauk itu praacara,kemudian membuat kue basah dan
kue kering ,kue basah di antaranya papais,bugis, auk,punter,salimut,cucur
Diduga tahun 2018 melalui keputusan bupati bogor, berdasarkan kajian dan rekomen
tim ahli cagar budaya propinsi jabar
-Satu-satunya kampung di bogor yang ada tokohnya yaitu Abah Ukat, yang masih
diikuti ucapannya oleh semua warga
-Adat istiadat dan sifat tradisionalnya masih terlihat dibandingkan dengan kampung
lain di bogor