Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TRADISI BATOBO DALAM MASYARAKAT


SETEMPAT

DISUSUN OLEH: AFRIANSA PUTRA


KELAS: XI MIPA 1
MATA PELAJARAN: BUDAYA MELAYU RIU
GURU PEMBIMBING: APRINALDI,S.P.M.P

SMA NEGERI 1 KUANTAN MUDIK


KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
KECAMATAN KUANTAN MUDIK
TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah saya yang berjudul “TRADISI BATOBO DALAM MASYARAKAT
SETEMPAT”.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh
dari sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Lubuk Jambi, 07 November 2022


Penyusun

Afriansa Putra
DAFTAR ISI

Kata
pengantar................................................................i
Daftar isi.................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
 Latar Belakang...............................................1
 Rumusan Masalah.........................................1
 Tujuan............................................................1
BAB II: PEMBAHASAN
 Definisi Batobo............................................3
 Sekilas Tentang Sejarah Batobo..................4
 Memeriahkan Tradisi Batobo......................6
 Nilai Filosofi.................................................7
 Perubahan Pada Sistem Batobo..................8
BAB III: PENUTUP
 Kesimpulan..............................................12
 Saran........................................................12
Daftar Pustaka....................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Batobo adalah Sebutan untuk kegiatan bergotong royong dalam
mengerjakan sawah, ladang, dan sebagainya. Yang dulu diilakukan
oleh suku adat di Kuantan Singing .batobo dilakukan untuk
meringankan pekerjaan pertanian seseorang, dengan demikian akan
lebih cepat selesai dan lebih mudah.
Batobo di dirikan dalam sebuah kelompok, yang mempunyai
seorang ketua untuk mengatur jadwal kerja setiap anggota.
Kebanyakan kelompok batobo melakukan kegiatan secara bergiliran
untuk setiap anggota kelompok batobo. Uniknya untuk
menyemangati dalam bekerja, kelompok Batobo sering mengadakan
acara Mangonji. Tidak hanya itu, Batobo juga sering di iringi dengan
rarak godang. Rarak godang ini adalah semacam permainan alat
musik tradisional, seperti Talempong, Gong, Gendang, dan lain-
lainnya. Yang melantunkan instrumen-instrumen lagu-lagu daerah
yang sudah sejak lama di kenal di masyarakat.
 RUMUSAN MASALAH
- Apa itu batobo?
- Bagaimana sejarah batobo?
- Bagaimana cara memeriahkan tradisi batobo?
- Apa saja nilai filosofi yang terkandung dalam batobo?
- Apa saja perubahan yang terjadi pada sistem batobo ?
• Tujuan
- Memahami definisi batobo
- Memahami sejarah batobo
1
- Memahami cara memeriahkan tradisi batobo
- Memahami nilai filosofi yang terkandung dalam batobo
- Memahami perubahan yang terjadi pada sistem batobo

BAB II
PEMBAHASAN

Definisi Batobo
Batobo di dirikan dalam sebuah kelompok, yang mempunyai
seorang pimpinan untuk mengatur setiap pekerjaan anggota. Di
Daerah Bangkinang – Riau, Batobo banyak dilakukan didalam sebuah
pekerjaan pertanian (bercocok tanam padi). Setiap warga
mempunyai lahan untuk diolah dan ditanam padi secara bergiliran.
Warga yang tidak mempunyai lahan untuk bercocok tanam padi di
perbolehkan ikut didalam kelompok Batobo, warga tersebut berkerja
dan akan diberi upah yang sesuai dengan kesepakatan bersama.
Batobo Berasal dari Bahasa Daerah Bangkinang – Riau. Nama
“Batobo” diambil dari tradisi gotong royong dalam mengerjakan
sawah yang berkembang luas di wilayah Bangkinang Riau. “Batobo”
memiliki filosopi bahwa kegiatan yang berat akan mudah untuk
diselesaikan bila di kerjakan secara bersama-sama. Selain ada unsur
kebersamaan, dalam kegiatan ini juga mengandung unsur
kedisiplinan karena tiap anggota Batobo harus menunggu jadwal
pengerjaan sawahnya secara bergiliran, dengan demikian akan lebih
cepat selesai , lebih mudah dan hasilnya dapat dinikmati secara
bersama.
Usaha Batobo bersama memerlukan tim yang solit, Istilah Batobo
hampir sama dengan istilah Managemen, Menagemen suatu proses
yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, menggerkan dan pengawasan yang dialkukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta
sumber-sumber lain.
3
Batobo merupakan salah satu kesenian anak negri melayu.
Merupakan perkumpulan muda-mudi untuk turun ke sawah atau
ladang. Batobo salah satu tradisi budaya masalampau yang ada
didaerah kampar dan Kuantan Singingi biasanya kegiatan dilakukan
pada musim turun kesawah atau ladang yang diiringi dengan bunyi-
bunyian oleh kesenian tradisi, dan pada masa panen hasil sawah dan
ladang dinamakan acara penutupan tobo diadakan tradisi makan
besama doa.
Diramaikan dengan malam kesenian, seperti randai atau saluang.
Dalam hal ini bisa kita pahami walaupun kegiatan batobo yg ada
didaerah riau namun erat juga kaitanya dengan adat orang minang.
Hal ini kita lihat dalam acara hiburan memakai tradisi randai orang
minang.

Sekilas Tentang Sejarah Batobo


Seperti diketahui sistem gotong royong yang ada di daerah- daerah
Provinsi Riau seperti Kabupaten Siak, Kabupaten Kampar, Kabupaten
Kuantan Singingi, kebudayaannya yang terkenal dengan kebudayaan
melayu Riau. Aktivitas kerja bakti ini sudah berlangsung sejak nenek
moyang sampai sekarang dengan mengalami sedikit perubahan
pelaksanaan akibat kemajuan, cara berfikir, kemajuan teknologi, dan
sebagainya.
Pada zaman dahulu, sebelum datangnya penjajahan Belanda, Raja
atau kepala desa dapat mengarahkan tenaga rakyat desa untuk
kepentingan rakyat itu sendiri seperti membersihkan jalan, parit, dll.
Rakyat dengan ikhlas dan rela melaksanakan perintah kepala desa
atau raja, karena hasil pekerjaan kerja bakti itu dapat dinikmati oleh
rakyat desa.
Setelah penjajahan berakhir, kerja bakti masih berlanjut, tenaga
4
rakyat dikerahkan untuk mengerjakan proyek pemerintah colonial.
Setelah Indonesia merdeka kerja bakti itu berlangsung terus untuk
menerus untuk pembangunan nasional. Dengan adanya bantuan
desa, rakyat semakin bersemangat karena mereka menyadari
pekerjaan yang dilaksanakan secara bersama-sama itu besar
manfaatnya bagi rakyat pedesaan,disamping untuk mempererat rasa
persaudaraan diatara sesama warga desa.
Dengan latar belakang sejarah yang diuraikan diatas maka tidakalah
mengherankan bahwa penduduk yang berada di daerah kabupaten
Kuantan Singingi gesit dibidang pertanian dan mata pencaharian
hidup dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka terkenal suka
berdagang dan bercocok tanam kerena daerahnya yang subur.
Batobo merupakan suatu sistem gotong royong yang dilaksanakan
untuk meringankan pengerjaan ladang. Batobo masuk dan
berkembang di Rantau Kuantan sekitar tahun 70-an.
Sejarah bagaimana masuknya batobo di Rantau Kuantan tidak
diketahui secara pasti karena orang yang sudah tua telah banyak
meninggal dunia. Sejarah batobo hanya diketahui oleh golongan tua,
sedangkan golongan muda hanya mengetahui tentang Batobo secara
umumnya saja. Masyarakat kuansing saat sekarang hanya mengikuti
pelaksanaan sistem sosial batobo dari cara terdahulu. Awalnya
Batobo hanya dilakukan oleh kaum perempuan, karena laki-laki tidak
menetap di kampung sehingga urusan pertanian diserahkan
sepenuhnya kepada perempuan.
Batobo yang anggotanya perempuan ini disebut tobo induok-
induok (tobo ibu-ibu). Kemudian berkembang dengan adanya tobo
bujang yang beranggotakan laki-laki,kemudian berkembang lagi
dengan adanya Batobo Bujang Gadih (Tobo campuran) yang
anggotanya terdiri dari laki-laki dan peremuan.

5
Memeriahkan Tradisi Batobo
Dalam melaksanakan tradisi atau upacara adat batobo ada
beberapa acara untuk memeriahkannya. Diantaranya adalah tari
batobo, pantun dan sebagai nya. Untuk lebih jelasnya, akan penulis
jelaskan sebagai berikut :
1. Tarian Batobo
Tari Batobo merupakan tarian berkelompok . Dalam tarian ini
menceritakan tentang Proses untuk penanaman padi di ladang.
Cerita tersebut tersampaikan oleh penari dengan gerakan-
gerakan gotong royong, menebas semak, manugal , menyiang
ladang hingga sampai pada ujungnya ialah disampaikan dengan
gerakan menuai padi.
2. Nyanyian Pantun
Beberapa dari nyanyian pantun batobo dapat kita lihat di bawah
ini :
Tuai… nak padi… dituai…
Oi sipuluik nak… dibuek pokan
Tuai.. nak sayang amak sayang padi dituai
Amak mangai nak sayang, manca’i makan
Layang-layang tobang malayalang
Kain sasugi nak, pamagau bonio
Layang-layang tobang malayang nak sayang
Kain sasugi nak oi sayang
Pamagau bonio
Mo basamo poi ka ladang
6
Mananam padi sayang
Mananam bonio...
Tidak hanya itu, Batobo juga sering di iringi dengan rarak
godang. Rarak godang ini adalah semacam permainan alat musik
tradisional, seperti Talempong, Gong, Gendang, dan lain-lain.
Yang melantunkan instrumen-instrumen lagu-lagu daerah yang
sudah sejak lama di kenal di masyarakat. Dan diwaktu pesta
Pernikahan, atau acara-acara besar , dan acara-acara adat.
Selalu di meriah kan dengan rarak godang ini. (masakan sejenis
bubur yang terbuat dari tepung, dan santan kelapa. Dimasak
dalam kuali yang besar, kemudian diadakan doa bersama) .Pada
malam hari setelah pekerjaan dilakukan pada siang hari.
Biasanya kelompok batobo mengadakan ini pada saat musim
menuai tiba.

Nilai filosofi
Nilai dan filosofi yang terkandung dalam batobo yaitu:
1. Nilai Tolong Menolong
2. Nilai Kerja Sama
3. Nilai Senasib Sepenanggungan
Bentuk Pelaksanaan Sistem Sosial Batobo pada Zaman Sekarang
Sistem sosial Batobo sekarang sudak tidak sama lagi dengan Batobo
dahulu, walaupun tidak semuanya berubah, namun tidak bisa
dipungkiri bahwa perubahan itu tetap ada. Sistem sosial Batobo
sekarang lebih cenderung disebut jual beli tenaga atau jasa.
Disamping itu pelaksanaan Batobo tidak hanya dilakukan pada
ladang atau sawah saja, tetapi Batobo juga berlaku pada kebun.
Dahulu tujuan utama dalam Batobo adalah untuk saling membantu
7
dalam penggarapan lahan ladang. Pada saat sekarang tenaga batobo
sudah diperjual belikan. Setiap kelompok Tobo menyediakan jasa
tenaga mereka untuk menggarap lahan orang lain diluar kelompok
Tobo tersebut, kalau dari pihak kelompok dikenal dengan istilah
Manjual Parari sedangkan dari pihak pengguna jasa kelompok Tobo
dikenal dengan istilah Mamboli Parari, dengan konsekuensi sipemilik
lahan harus membayar jasa tenaga para kelompok tobo yang ikut
mengerjakan ladang dan kebunnya. Biaya yang ditetapkan untuk
membayar perhari adalah sebesar Rp 30.000/hari kepada masing-
masing anggota Tobo yang dibayar melalui ketua Tobo.

Perubahan Pada Sistem Batobo


Penyebab berubahnya sistem sosial batobo di sebabkan oleh dua
faktor yaitu, faktor intern dan faktor ekstern.
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah perubahan yang di sebabkan oleh masyarakat
itu sendiri. Ada beberapa faktor yang bersumber dalam masyarakat
itu sendiri adalah sebagai berikut.
a. Keadaan Masyarakat
Keadaan masyarakat berpengaruh terhadap perubahan sistem
sosial Batobo, hal ini karena semakin kuatnya persaingan di dalam
masyarakat membuat mereka berpacu untuk mencari kemudahan
dalam pengerjaan ladang. Oleh karena itu mereka beranggapan
bahwa dengan diupahkannya pengerjaan ladang maka ladang
mereka akan cepat selesai.
b. Dorongan Dalam Diri Masyarakat Untuk Berubah
Adanya dorongan dan keinginan dalam diri masyarakat untuk
berubah merupakn factor yang penting, karena apabila dalam diri
8
masyarakat itu sendiri tidak ada keinginan untuk berubah, maka
tidak akan pernah ada kemajuan dan perubahan dalam sistem sosial
tersebut. Budaya yang dulu dianggap kuno tetap akan dipakai
meskipun tidak sesuai lagi dengan perkembangn zaman hanya saja
sebagian dari budaya tersebut yang berubah.
c. Penduduk Yang Heterogen
Penduduk yang heterogen dapat mempengaruhi sistem sosial
Batobo, karena masyarakat yang heterogen dapat menyebabkan
adanya percampuran kebudayaan sehingga merubah sistem sosial
Batobo terdahulu. Masyarakat lebih menginginkan Sistem Sosial
Batobo yang lebih praktis.
Adanya rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem sosial
terdahulu yang dianggap merumitkan, telah mendorong masyarakat
untuk menemukan sistem sosial Btobo yang lebih praktis sehingga
mengahasilakan sebuah perubahan.
d. Pendidikan Yang Maju
Tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap cara
pandang seseorang terhadap sesuatu hal, biasanya orang yang
berpendidikan tinggi lebih bersikap rasional dan menyikapi suatu hal
dengan mempertimbangkan baik buruknya, penting atau tidaknya
suatu hal itu untuk dilakukan. Beda halnya dengan orang yang
berpendidikan rendah yang berfikir tradisional.
Mereka cenderung melakukan sesuatu sesuai aturan-aturan yang
berlaku secara turun temurun yang mengikat mereka, dengan
demikian tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi
persepsi seseorang terhadap sistem sosial batobo.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang mendorong pertumbuhan yang
9
berasal dari luar masyarakat itu sendiri, seperti:
a. Kontak Dengan Budaya Lain
Hubungan interaksi dengan suku lain atau pendatang membuat
perubahan pada pola fikir masyarakat Kinali, dengan adanya interaksi
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari bertukar fikiran dan mau
membuka diri terhadap budaya asing maka perubahan akan terjadi
dalam kehidupan. Setelah mengenal budaya luar tentu ingin coba
menerapkannya. Pada saat ini sudah banyak pendatang yang
menetap dilingkungan masyarakat Kinali seperti Minang dan Jawa.
Sedikit banyak masyarakat Kinali sudah mengalami perubahan.
b. Pecampuran Budaya
Masyarakat yang terdiri dari kelompok sosial yang mempunyai latar
belakang yang berbeda mempermudah terjadinya percampuran
kebudayaan sehingga mendorong perubahan-perubahan sistem
sosial Batobo di dalam masyarakat.
c. Kontak Dengan Masyarakat Lain
Adanya faktor kontak dengan budaya lain dapat melahirkanproses
difusi. Difusi merupakan proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan
dari individu ke individu lain. Dari suatu masyarakat ke masyarakat
lain. Hal ini mendorong terjadinya penemuan-penemuan baru yang
dapat mendorong terjadinya perubahan-perubahan budaya lama.
d. Pertambahan Penduduk Dari Luar
Dengan datangnya penduduk dari luar yang mempunyai kebudaan
yang berbeda membuat masyarakat bersaing untuk menjadi yang
baik. Terlebih lagi masyarakat yang datang itu lebih rajin sehingga
mereka akan bersaing untuk lebih mempercepat dalam pengolahan
lahan.
10
MenurutSoejono Soekanto (2010:310) ada beberapa hal yang
mendorong perubahan faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
 Kontak dengan kebudayaan lain
 Sistem pendidikan yang maju
 Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan untuk
maju
 Toleransi terhadap perubahan-perubahan yang menyimpang
 Sistem lapisan masyarakat yang terbuka (open stratification)
 Penduduk yang heterogen
 Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu
 Orientasi ke masa depan
 Nilai – nilai meningkatkan taraf hidup

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Batobo di dirikan dalam sebuah kelompok, yang mempunyai
seorang ketua untuk mengatur jadwal kerja setiap anggota. Dalam
sistem sosial Batobo sekarang telah mengalami perubahan-
perubahan. Dahulu Batobo dilakukan secara sukarela dan saling
tolong menolong tetapi sekarang Batobo lebih cenderung ke sistem
upah.
Saran
Saran yang bisa diberikan penulis adalah agar aktivitas Batobo yang
ada dalam kehidupan masyarakat di Kuantan Singingi ini dapat
dipelihara dengan baik, karena jiwa yang terkandung dalam Batobo
adalah pencerminan hidup rukun antar sesama manusia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hamidy, UU. 2004. Jagad Melayu Dalam Lintasan Budaya, Pekanbaru:


Bilik Kreatif Press
Harun, Rochajat. Dan Elvinaro Ardianto. 2011. Komunikasi
Pembangunan Perubahan Sosial, Jakarta: Raja Grafindo.
Koentjaraningrat. 2002. Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Jakarta:
Djambatan.
Lauer, Robert H. 2003. Perspektif Tentang Perubahan Sosial, Jakarta:
Rineka Cipta.
Nasikun. 1989. Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: CV Rajawali.
Ranjabar, Jacobus. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia (Suatu
Pengantar),Bogor: Ghalia Indonesia.
Soekanto, Soedjono. 2010. Sosiologi, Suatu Pengantar, Jakarta: Raja
Grafindo.

13

Anda mungkin juga menyukai