Tugas final
DISUSUN OLEH
(N1A121022)
JURUSAN ANTROPOLOGI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT, karena rahmat dan
Kab. Buton Tengah Terhadap Petani”sebagai salah satu memenuhi tugas final
banyak terdapat kekeliruan. Tak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................7
BAB III....................................................................................................................9
PEMBAHASAN.....................................................................................................9
3.1 Mengapa Masyarakat Harus Melakukan Kacingka’a...............................9
3.2 Bagaimana Sinopsis Masyarakat Lombe Terhadap Bongka’a Tau.........10
BAB IV..................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
4.1 Kesimpulan...................................................................................................15
4.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dan kebudayaan sangat erat terikat satu sama lain. Manusia dalam
berbeda satu sama lain. Perbedaan itu diantaranya dapat disebabkan oleh keadaan
berbeda. Masyarakat yang tinggal dikota terdiri dari berbagai suku yang tinggal
bersama disuatu wilayah. Mereka berbeda satu sama lain hingga mata pencaharian
yang dikembangkan pun berbeda. Selain itu, keadaan geografi kota pada
umumnya sangat padat. berbeda halnya dengan masyarakat desa yang pada
umumnya hidup bersama turun temurun dengan ikatan kekeluargaan yang sangat
kuat.
melakukan tradisi yaitu kacingka’a dan bongka’a tau. yang menjadi perhatian dari
5
pekerjaan mereka. Seperti yang kita lihat bahwa orang yang tinggal di kota sangat
mereka.
1. 2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
kacingka’a
1.4 Manfaat
a. Manfaat Teoritis
khususnya untuk penulis karya ilmiah denga topik yang sama dan
mendalam
b. Manfaat Praktis
1. Bagi penulis
2. Bagi Pemerintah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
harapan untuk mendapatkan hasil dari tanaman tersebut yang digunakan untuk diri
satu tanaman pangan unggulan yang banyak diusahakan dilahan yang kering pada
musim hujan.
Kacingka’a adalah suatu tradisi leluhur yang ada dimasyarakat lombe sejak
lombe yaitu (baha dan cimbu) musim timur kebarat ataupun sebaliknya. Ritual
tertentunya bukan manusia, tetapi jin dan setan, agar mereka tidak menganggu
masyarakat lombe menyakini bahwa pada saat musim barat merupakan musim
tertentu. tempat yang dikakukan yaitu tempat yang dianggap suci, tempat-tempat
akan ditanami jagung serta tanaman palawija. Kacingka’a diikuti oleh seluruh
kelurga yang akan membuka ladang pada areal yang sama mulai dari orangtua,
8
serta bahan-bahan yang disediakan yaitu telur ayam kampung 1 butir, nasi, kapur
disediakan tadi disimpan keatas para-para yang terbuat dari bambu dan daun
oleh dukun dengan suara agak keras . setelah matra dibaca makan kacingka’a
dianggap selesai.
Selain tradisi kacingka’a dalam bertani ada juga yang disebut pesta kampung
(bongka’a tau). Bongka’a tau adalah tradisi masyarakat lombe yang ada sejak
atraksi permainan rakyat budaya asli sepertipokalapa, latotou, kabanti, dan linta.
Bongka’a tau dihadiri masyarakat setempat dari orangtua, remaja dan anak-anak
BAB III
PEMBAHASAN
nenek moyang.Namun demikian, bagi masyarakat hal ini juga difungsikan secara
dilakukan petani masyarakat lombe pada umumnya sebagai usaha manusia untuk
bersifat sakral.
baik dengan dunia lain mereka sangat mengutamakan motivasi dan emosi
bahwa dukun kebun meminta atau memohon kepada sang pencipta,kepada roh-
roh halus kepada roh leluhur agar selalu dilindungi seluruh petani yang akan
mengharapkan berbagai macam tanaman yang mereka tanam dapat berhasil, tidak
mendapat gangguan baik serangan binatang liar dan serangan hama tanaman.
Bahkan adanya gangguan dari roh-roh/ makhluk gaib yang menyerang tanaman
10
sehingga tanaman menjadi tidak subur atau kerdil. kacingka’a dilakukan tidak
hanya sebelum penanaman saja, Akan tetapi dilaksanakan saat para petani
makanan dari hasil panen. Dengan tujuan agar hasil tani tidak membawa penyakit
masih dipertahankan karena budaya ini telah tumbuh sejak rumpun bombonawulu
menjadi bagian dari 72 kadie di Buton dan membawa dampak positif di tinjau dari
moyang merekam menurut penurutan h. Karim kaidi, tokoh adat umur 70 tahun
sejak kecil sudah menyaksikan acara bongka'a tau ini dalam demikian pula
menurut la baa(maa kaliwu) umur 80 tahun sesepuh tokoh adat, sejak kanak-kana
sudah melihat acara bongka'a tau ini. Kapan dan siapa yang memulainya tidak
masing Kadir dilengkapi dengan kolaki dan bonto. Setelah terbentuknya kolaki,
sudah terpimpin. Khusus para petani mulai menetapkan lokasi perkebunan, mulai
perintah bonto.
11
Sementara menurut catatan sejarah yang dikutik dari buku sejarah dan adat
jakarta tahun 1977 bahwa terbentuknya kadie di Buton pada masa pemerintahan
sultan Buton yang ke-4 yang bernama la elangi atau yang digelar sultan dayanu
Tujuan
berikut:
3. Wujud rasa syukur para petani pada allah swt atas limpahan rezeki, para
Manfaat
gotong-royong
daerah ini
Waktu Penyelenggaraan
a) Satu musim barat tepatnya tanaman yang mulai menguning atau sudah
dapat panen.
Teknik Pelaksanaan
13
kampung) atau kepala lingkungan) dan selanjutnya kepada kolaki atau kepala desa
haru yang paling tepat pelaksanaan bongka' a tau. Hasil kesepakatan kolaki/
kepala desa/ lurah dengan aparatnya diumumkan kepada masyarakat petani dan di
hari yang tepat kan masyarakat petani membawa jagung hasil kebun mereka untuk
dinikmati secara bersama-sama sebagaimba yang kita saksikan pada hari ini
a. Kadeku
tradisi kadeku dimainkan para petani saat menumbuk jagung muda untuk dimasak
didengar dan sekaligus sebagai ungkapan rasa syukurkepada allah swt, atas
berhasilnya tanaman jagung. Permainan kadeku dimainkan dua orang atau lebih
b. Pokalapa
mulai dipanen bersamaan dengan batang-batang enjelai (semacam tebu) mulai tua.
Bahkan permainan ini dijadikan permainan penting karena dimainkan oleh tokoh
adat, bonto, parabela dan waci. Pakalapa menggunakan batang enjelai oleh dua
14
orang atau lebih, satu orang memasang dan yang lainnya menombak enjelei
lainnya. Bila penombak pertama tepat mengenai enjelei lawan pertanda jagung
c. Latotou
potong kayu. Latotou dimainkan petani untuk menghibur diri tatkala menjaga
kebun dari serangan hama kera atau babi baik disiang hari maupun malam hari.
d. Kabanti
dan laki-laki saat mencabut rumput untuk menghilangkan rasa lelah dan panas
teriknya matahari.
e. Linda Tradisi
linda tradisional adalah tari khas kecamatan GU, tarian ini dimainkan
kapan saja, pesta adat, pesta panen menyambut tamu atau pada saat lainn
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Petani adalah seseorang yang bergerak dibidang pertanian, pengelolaan tanah dengan
tujuan untuk memelihara dan menumbuhkan tanaman dengan harapan untuk mendapatkan
hasil dari tanaman tersebut yang digunakan untuk diri sendiri ataupun diperdagangkan
keorang lain
Kacingka’a adalah suatu tradisi leluhur yang ada dimasyarakat lombe sejak zaman
dahulu. Ritual kacingka’a dilakukan sebelum pergantian dalam bahasa lombe yaitu (baha dan
cimbu) musim timur kebarat ataupun sebaliknya. Ritual dilakukan dalam wujud melakukan
hubungan pertalian dengan agen-agen tertentunya bukan manusia, tetapi jin dan setan, agar
Selain tradisi kacingka’a dalam bertani ada juga yang disebut pesta kampung (bongka’a
tau). Bongka’a tau adalah tradisi masyarakat lombe yang ada sejak zaman dahulu.
4.2 Saran
masyarakat rumpun bombonawulu selalu menjaga tradisi-tradisi yang ada agar tidak
punah
16
DAFTAR PUSTAKA