O L E H :
diterima dan ditetapkan oleh Dewan Penguji Karya Ilmiah Sekolah Menengah Atas
Swasta Katolik Frateran Podor Larantuka sebagai salah satu syarat kelulusan di Sekolah
Menengah Atas Swasta Katolik Frateran Podor Larantuka pada tanggal 10 Februari
2023.
Disetujui Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Kepala Sekolah SMAS Katolik Frateran Podor Larantuka
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat, rahmat dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini
tepat waktu.
Karya Ilmiah ini disusun dalam rangka pemenuhan salah satu syarat mengikuti
ujian kelulusan. Penulis menyadari bahwa penyelesaian Karya Ilmiah ini tidak terlepas
dari bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, Penulis menyarankan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Robertus Sabon Taka selaku Kepala Sekolah SMA Swasta
Katolik Frateran Podor Larantuka.
2. Ibu Dra. Lusia Weruin, Pembimbing I sekaligus Wali Kelas yang selalu
memberikan bimbingan dan motivasi bagi penulis sejak awal sampai saat
ini.
3. Ibu Helena Manaha, Pembimbing II sekaligus Guru Pendidikan Sejarah
yang telah membekali Penulis dengan berbagai Ilmu Pengetahuan, Sikap
dan Keterampilan.
4. Kedua Orang Tua kami untuk segala cinta dan kasih sayangnya yang
selalu mendukung dan membrikan motivasi selama perjalanan hidup ini.
5. Bapak ketua adat Antonius Badu Kein yang bersedia menjadi narasumber
sehingga Karya Ilmiah kami dapat selesai tepat waktu.
6. Bapak Kepala Desa Lewolaga, Bapak Fransiskus Nikolaus Beoang yang
sudah mengijinkan dan membantu dalam proses pengerjaan Karya Ilmiah
Ini.
7. Pemerintah Desa Lewolaga dan seluruh informan yang telah memberikan
informasi yang diperlukan dalam menyelesaikan Karya Ilmiah Ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN
PENGESAHAAN ....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Upacara Syukuran ....................................................................................... 4
2.2 Masyarakat Lewolaga .......................................................................................
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Tempat
Penelitian ....................................................................................... 10
3.2 Waktu Penelitian ....................................................................................... 10
3.3 Subyek Penelitian ....................................................................................... 10
3.4 Metode Penelitian ....................................................................................... 10
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Bagaimana proses
pelaksanaaan upacara
“Polo Mang” sebagai
upacara syukuran atas
hasil panen pada
....................................................................................... 13
masyarakat Lewolaga
4.2 Nilai yang terkandung
dalam upacara “Polo
Mang” sebagai upacara
syukuran atas hasil
panen pada masyarakat
....................................................................................... 13
Lewolaga
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 22
5.2 Saran ....................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sesi wawancara pada hari Jumat, 27 Januari 2023 bersama bapak
Bartolomeus Lukas Hugu Hayong beliau mengatakan bahwa upacara Polo Man
Merupakan Pesta adat kebun sebagai ucapan syukur masyarakat Lewolaga atas hasil kebun
dan memohon kepada leluhur agar memberi kesuburan, curah hujan yang baik untuk tahun
berikutnya. Selain itu, upacara ini bertujuan untuk memberi makan kepada nenek moyang
supaya mereka tidak kelaparan atau biasa dikatakan tidak murka kepada masyarakat
setempat. Upacara Polo Mang juga memiliki makna dan nilai yang sangat penting bagi
kehidupan masyarakat. Orang tua terkhusus para tua-tua adat lebih memahami proses dan
makna dalam upacara ini. Dengan dilaksanakannya upacara Polo Mang ini diharapkan
partisipasi aktif dari masyarakat terlebih orang sebagai generasi muda penerus agar
mengetahui proses pelaksanaan, makna, dan nilai yang terkandung dalam upacara, karena
upacara Polo Mang ini harus dan wajib diteruskan oleh generasi yang akan datang. Namun
realitanya partisipasi kaum muda sangat minim sehingga adanya ketakutan dari orang tua
jika upacara ini sampai lenyap seiring berjalannya waktu.
Upacara Polo Mang yang biasa disebut dengan upacara syukuran panen yang
biasa dilakukan oleh para petani Desa Lewolaga, Kecamatan Titehena ini, pada tahun
2021 jumlah petani di Desa Lewolaga sekitar 671 orang akan tetapi hanya 13 orang
petani saja yang melakukan upacara Polo Mang dan kemudian pada tahun 2022, jumlah
petani bertambah menjadi 400 orang. Dari jumlah petani tersebut hampir seluruh petani
tidak melakukan upacara Polo Mang. Maka, ketertarikan peneliti untuk mengangkat
judul penelitian ini pertama karena masih kekurangan pemahaman dari masyarakat
terlebih kaum muda tentang proses dan nilai dalam upacara Polo Mang. Kedua, karena
ada fungsi lain dari suatu tradisi khususnya pada upacara Polo Mang yaitu tidak hanya
dilakukan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan dan leluhur lewotana atas hasil panen
tetapi juga sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi atas kerja keras Mang
Alakeng(pemilik kebun) sehingga mendapat hasil panen yang melimpah. Selain itu,
upacara ini memiliki makna yang sangat dalam dimana dapat mempersatukan
masyarakat dalam suatu hubungan sosial, budaya,ekonomi, dan agama yang saling
berkaitan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti akan fokus mendeskripsikan
proses yang dilakukan dalam upacara PoloMang dan nilai-nilai yang terkandung dalam
upacara Polo Mang.
A. Letak Geografis
Keadaan geografis merupakan kondisi suatu wilayah ditinjau dari
lingkungan fisiknya atau dengan kata lain lingkungan geografis suatu
wilayah dilihat dari kenampakan-kenampakan alam yang ada. Dalam bagian
ini penulis mengemukakan beberapa hal ya ng berkaitan dengan keadaan
geografis di Desa Lewolaga.
1) Letak, Luas dan Batas Wilayah
Letak geografis adalah letak suatu wilayah berdasarkan posisi dan
penampakannya di permukaan bumi. Letak suatu wilayah ditentukan oleh
batas-batas alam yaitu sungai, tapal batas tanah dan gunung. Tetapi dalam
perkembangannya,manusia mulai menciptakan kelelawar sebagai-batas
buatan yaitu jalan raya, jembatan dan tugu.
Letak geografis juga menunjukkan kehidupan sosial budaya suatu lapisan
masyarakat tertentu. Letak dan luas suatu wilayah sangat erat hubungannya
dengan perkembangan masyarakat. Desa Lewolaga merupakan suatu desa di
Kecamatan Titehena Kabupaten Flores Timur. Desa ini memiliki luas wilayah
211,70 km 2 dengan batas wilayah Desa Lewolaga adalah sebagai berikut :
Bagian utara, berbatasan dengan Laut Flores
Bagian selatan berbatasan dengan selat Lewotobi
Bagian timur berbatasan dengan kecamatan Demon Pagong
Bagian barat berbatasan dengan kecamatan Wulanggita
2) keadaan Iklim
Iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata pada suatu tempat dalam
jangka waktuyang relatif dan mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan
dan penyebaran tumbuhan, hewan, dan kehidupan manusia.
Iklim di Desa Lewolaga adalah beriklim tropis sama, seperti daerah lain
di Kecamatan Titehena Kabupaten Flores Timur. Desa Lewolaga mengalami
dua musim yakni musim hujan dan musim musim kemarau. Musim hujan
berlangsung lebih singkat yaitu kurang lebih 4 (empat) bulan yakni di bulan
Desember sampai bulan Maret tahun berikutnya, sedangkan musim kemarau
berlangsung lebih lama yaitu dari bulan April sampai bulan November,
dengan rata-rata curah hujan 1.179 mm / tahun seperti daerah lain di
Kecamatan Titehena Kabupaten Flores Timur.
3) Keadaan Hidrologi
Air merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia,
hewan, dan tumbuhan. Banyak faktor yang mempengaruhi ketersediaan udara
di suatu tempat diantaranya keadaan iklim suatu daerah, curah hujan atau
dengan kata lain jumlah hari hujan di suatu daerah. Ada beberapa daerah
tertentu yang persediaan airnya sangat terbatas dan bahkan air menjadi bahan
langka yang diperjualbelikan. Hidrologi Merupakan pergerakan, distribusi
dan kualitas udara yang ada di Bumi.
Masyarakat Desa Lewolaga mengkonsumsi air leding dan airnya diambil
langsung dari sumber mata air dan kemudian dialirkan ke rumah-rumah
warga. Demikian pula kebutuhan air bagi ternak atau hewan peliharaan juga
digunakan air yang sama.
4) Keadaan Flora dan Fauna
Indonesia adalah Negara yang sangat kaya akan flora dan fauna yang ada
di setiap daerah. Kabupaten Flores Timur Kecamatan Titehena khususnya di
Desa Lewolaga terdapat berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang dimanfaat
sebuah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Flora dan fauna
tersebut menjadi sumber penghasilan atau pendapatan masyarakat dan
sebagian lagi digunakan untuk keperluan sehari-hari-hari.
a) Flora
Desa Lewolaga sendiri berada di iklim tropis dan hanya mengalami
dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau seperti daerah lainnya
di Indonesia. Hal ini membuat pertumbuhan vegetasi disini sangat
bervariasi namun kebanyakan tumbuhan-tumbuhan jangka panjang yang
tumbuh subur ketika musim hujan dan bertahan selama musim kemarau
melanda.
Contoh tumbuhan-tumbuhan yang ada di Desa Lewolaga adalah
mente, kelapa,padi, jagung, kacang-kacang, umbi-umbian, pisang dan
lain sebagainya. Dari Tumbuhan-tumbuhan diatas, ada yang
dibudidayakan untuk konsumsi atau kebutuhan sehari-hari,
diperjualbelikan dan sisanya untuk makanan ternak
b) Fauna
Di wilayah Desa Lewolaga Kecamatan Titehena Kabupaten Flores
Timur,terdapat banyak jenis fauna yang cocok hidup dan berkembang
pada wilayah tersebut. Hewan-hewan tersebut meliputi: babi, kambing,
ayam, bebek, anjing dan lainnya. Hewan ini ada yang dijadikan sumber
penghasilan tambahan serta sebagiannya untuk adat ritual.
B. Keadaan Penduduk
Penduduk merupakan kumpulan orang-orang yang mendiami suatu wilayah
dan saling berinteraksi satu sama lain. Penduduk merupakan syarat utama
terbentuknya suatu wilayah. Berhasil atau tidaknya suatu wilayah bergantung
pada kualitas dan juga jumlah penduduk. Penduduk menjadi tolak ukur maju dan
mundurnya suatu pembangunan dalam desa atau wilayah tertentu.
1) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk suatu Desa sangat berpengaruh terhadap Anggaran
Pendapatan Desa (APD). Desa Lewolaga memiliki 60.590 kepala keluarga
dengan jumlah jiwa sebanyak 1.361 jiwa. Lebih jelas mengenai keadaan
penduduk Desa Lewolaga Kecamatan Titehena Kabupaten Flores Timur
dapat dilihat pada tabel berikut.
Penduduk merupakan kumpulan orang-orang yang mendiami suatu
wilayah dan saling berinteraksi satu sama lain. Penduduk merupakan syarat
utama terbentuknya suatu wilayah. Berhasil atau tidaknya suatu wilayah
bergantung pada kualitas dan juga jumlah penduduk. Penduduk menjadi tolak
ukur maju dan mundurnya suatu pembangunan dalam desa atau wilayah
tertentu.
Tabel 1
Jumlah penduduk Desa Lewolaga tahun 2022
C. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi masyarakat Desa Lewolaga masih bergantung pada bidang
senjata namun selain itu sebagian masyarakatnya berprofesi di bidang lainnya.
Mata pencaharian yang utama adalah pertanian dan sekaligus menjadi tulang
punggung sumber kehidupan masyarakat Desa Lewolaga. Dari jumlah angkatan
kerja yang ada di wilayah Desa Lewolaga dapat dikelompokkan pada tabel berikut
ini :
Tabel 2
Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian tahun 2022
D. Keadaan Sosial
Masyarakat pada umumnya tidak terlepas dari keadaan sosial yang terjadi
dalam kehidupan, sebab masyarakat adalah makhluk sosial yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lain, saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan hidup.
1) Bahasa
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang paling penting
dalam kehidupan manusia. Penduduk Desa Lewolaga menggunakan
bahasa daerah lamaholot.
Selain penggunaan bahasa daerah lamaholot, masyarakat Desa
Lewolaga juga menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa
Indonesia ini dipakai untuk berkomunikasi dengan orang yang tidak
mengerti bahasa lamaholot.
2) Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan merupakan sistem keturunan yang dianut
suku bangsa tertentu berdasarkan garis keturunan dari ayah, ibu,
atau keduanya.
Sistem kekerabatan yang dianut oleh masyarakat Desa Lewolaga
sama dengan masyarakat lamaholot pada umumnya yakni sistem
kekerabatan patrilineal atau berdasarkan garis keturunan ayah. Seorang anak
laki-laki akan memikul tanggung jawab sebagai penerus suku atau marga
sedangkan anak perempuan pergi meninggalkan orang tua
kandungnya setelah menikah.
3) Sistem Adat Istirahat
Dalam kehidupan bermasyarakat, Desa Lewolaga meskipun sudah
memeluk agama namun masyarakat masih menaruh kepercayaan terhadap
roh nenek moyang. Masyarakat Desa Lewolaga mempunyai kepercayaan
tertinggi yang dipercaya telah menciptakan bumi beserta isinya dan
yang telah memelihara mereka.Wujud tertinggi tersebut biasa disebut
dengan Lera Wulan Tana Ekan.
Dalam konteks yang demikian dapat dikatakan bahwa Lera Wulan
Tana Ekan Adalah bapak yang memberi daya kehidupan dan
mencurahkan berkatnya. Dia juga dipandang sebagai ibu yang
menampung berkat dari langit sekaligus merangkul manusia dengan
penuh cinta kasih. Masyarakat Desa Lewolaga mengenal adanya tua-tua
adat yang dipercaya untuk mengurus persoalan-persoalan suku, adat istiadat,
kemasyarakatan serta perkawinan.
BAB III
METODE PENELITIAN