PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UU No. 20 tahun 2003 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam KBBI, sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar
dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Menurut tingkatannya ada sekolah
Penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal diluar
sekolah. Sekolah merupakan salah satu tempat penyelenggaraan pendidikan bagi para pelajar untuk
menimba ilmu baik secara akademis maupun non akademis. Dalam prosesnya, para siswa akan
belajar banyak hal di sekolah, mulai dari bersosialisasi, tata krama, disiplin menjalankan tata
tertib dan mengasah kemampuan dirinya secara maksimal. Banyak sekali peraturan dan tata tertib
yang ada di sekolah. Hal tersebut bertujuan sebagai dasar dan pedoman yang mengatur segala
hal, baik sistem kerja maupun personil anggota sekolah. Tata tertib dibuat untuk dijalankan dan
dipatuhi oleh semua anggota sekolah. Baik dari Kepala Sekolah, Guru, staf, dan para siswa. Jika tata
tertib ini dilanggar maka akan ada sanksi atau hukuman yang diberikan.
umumnya dilakukan oleh para siswa. Pelanggaran adalah tindakan menyalahi aturan yang dilakukan
oleh seseorang dengan sengaja. Sedangkan menurut tarmidzi (2008) “Tidak terlaksananya peraturan
atau tata tertib secara konsisten akan menjadi salah satu penyebab utama terjadinya berbagai
bentuk dan kenakalan yang dilakukan siswa, baik di dalam maupun di luar sekolah.”
wibawa guru (memberontak), e) merokok di sekolah, datang terlambat dan berbohong. Dari berbagai
macam pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa datang terlambat merupakan salah satu
bentuk pelanggaran yang paling umum dan sering kali dijumpai di sekolah-sekolah.
Disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan. Disiplin merujuk pada instruksi sistematis yang diberikan kepada murid (disciple).
Untuk mendisiplinkan berarti mengintruksikan orang untuk mengikuti tatanan tertentu melalui
aturan-aturan. Biasanya kata “disiplin” berkonotasi negatif. Ini karena untuk melangsungkan tatanan
dilakukan melalui hukuman. Dalam arti lain, disiplin berarti suatu ilmu tertentu yang diberikan
kepada murid. Orang dulu menyebutnya vak (disiplin) ilmu. Di perguruan tinggi, disiplin bisa
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai
peraturan dan tata tertib yang diberlakukan sekolah. Setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku
sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Ketika kedisiplinan dirasa sangat
penting bagi siswa maka pihak sekolah pertama kali perlu menertibkan siswa yang terlambat datang.
Untuk itu, kedisiplinan adalah hal yang penting dan merupakan ciri kepribadian seseorang untuk
meraih kesuksesan. Perlu diketahui bahwa di semua sekolah sudah mempunyai tata tertib yang akan
mendisiplinkan siswa yang terlambat. Peran guru dalam mendisiplinkan siswa yang terlambat
haruslah tegas dan mendidik, dengan begitu siswa diharapkan tidak akan terlambat lagi datang ke
sekolah.
Datang terlambat ke sekolah memang bukan termasuk pelanggaran yang sangat berat seperti
mencuri atau membunuh, namun jika tidak segera diatasi dan ditindak lanjuti akan berdampak
negatif bagi perkembangan dan prestasi belajar siswa. Sebagaimana kita ketahui menurut Zainal
(2009) “Disiplin adalah satu aspek kehidupan yang mesti wujud dalam masyarakat. Oleh itu ia
hendaklah mendapat perhatian berat dari semua pihak sama halnya di sekolah atau di luar sekolah”.
Oleh karena itu siswa harus mendisiplinkan dirinya agar berhasil pada setiap aspek. Perilaku
terlambat datang ke sekolah merupakan perilaku maladaptif yang sering kali dijumpai di semua
instansi pendidikan. SMAS Katolik Frateran Podor Larantuka membiasakan siswa siswinya untuk
hidup disiplin dan mempunyai aturan yang cukup ketat terhadap jam masuk. Siswa siswi sudah
harus hadir di sekolah selambat lambatnya pukul 06.45 dan melakukan kegiatan literasi saat mulai
tiba di sekolah sampai dengan jam 07.00 dan dilanjutkan dengan doa bersama. Pukul 07.10 pintu
masuk sekolah ditutup. Tidak ada sedikit pun toleransi bagi mereka yang sudah terlambat memasuki
gerbang sekolah.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang sering terlambat. Dalam
aturan sekolah mengharuskan siswa datang sebelum jam 07.15 WIB, tetapi kenyataannya masih
ada siswa yang datang melebihi jam tidak tepat waktu. Keterlambatan mengakibatkan kurang
lancarnya proses kegiatan belajar mengajar pada saat jam pertama pelajaran.
Pada minggu pertama bulan februari 2023 di SMAS Katolik Frateran Podor Larantuka, total
ada 123 orang siswa siswi yang terlambat, lalu pada minggu kedua ada 50 orang siswa terlambat.
Pada minggu ketiga ada 41 siswa terlambat. Dan pada minggu keempat ada 79 siswa yang terlambat.
Mereka datang dengan berbagai alasan keterlambatan, seperti ban bocor, sakit perut, bangun
kesiangan, tidak ada angkot atau angkotnya yang terlambat jemput, hujan dan lainnya.
Terlambat datang ke sekolah merupakan sesuatu yang cukup fatal akibatnya. Siswa tidak
bisa mengikuti pelajaran selama beberapa menit atau bahkan beberapa jam pelajaran. Hal ini
akan mengganggu jalannya proses pembelajaran bagi siswa lain, karena siswa yang baru datang
mengambil perhatian siswa lain yang sudah fokus terhadap pelajaran yang diberikan.
Untuk mendisiplinkan siswanya yang datang terlambat, SMAS Katolik Frateran Podor
Larantuka memberikan beberapa sanksi. Pelaksanaan sanksi itu dilaksanakan oleh Guru Piket yang
bekerja sama dengan Guru BK dan TIM Kesiswaan. Awalnya siswa yang terlambat mengisi buku
daftar keterlambatan. Kemudian, mereka akan diberi pembinaan oleh Guru BK atau pun TIM
Kesiswaan. Setelah itu mereka diberi sanksi seperti membersihkan toilet, membersihkan kapela,
membersihkan lorong sekolah, mencabut rumput di halaman sekolah dan sebagainya. Bagi yang
sudah 5 kali terlambat, diwajibkan mendatangkan orang tuanya untuk memberikan keterangan.
Setelah itu baru dipersilahkan mengikuti jam pelajaran selanjutnya. Namun bagi mereka yang
terlambat sudah lebih dari 10 kali, orang tua tidak hanya diminta datang ke sekolah namun juga
diminta untuk membawa anaknya pulang. Karena selama satu hari itu, siswa tersebut tidak
2. Bagaimana upaya sekolah dalam menangani siswa yang terlambat datang ke sekolah ?
3. Apakah sanksi yang diberikan sudah tepat dan dapat mengurangi keterlambatan siswa ?
C. Tujuan
Secara umum, tujuan dilaksanakannya penelitian atau kajian ini adalah untuk mengetahui :
1. Faktor penyebab mengapa masih banyak siswa di SMAS Katolik Frateran Podor
2. Upaya sekolah dalam menangani siswa yang terlambat masuk sekolah di SMAS
3. Ketepatan hubungan antara sanksi yang diberikan dengan perilaku terlambat siswa-siswi
4. Solusi terbaik dalam mengatasi keterlambatan siswadi SMAS Katolik Frateran Podor
Larantuka
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk sekolah sebagai salah satu bentuk upaya meminimalisir
keterlambatan siswa di SMAS Katolik Frateran Podor di masa yang akan datang.
E. Kerangka Pemikiran
1. Pengertian Terlambat
Terlambat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah lewat dari waktu yang
sudah ditentukan. Terlambat adalah tingkah laku yang menyimpang yang menyalahi segala
aturan tata tertib yang ada disekolah baik tertulis maupun tidak tertulis. Dalam kamus besar
bahasa indonesia dinyatakan bahwa perilaku terlambat adalah perilaku yang tidak sesuai dengan
pendidikan dipengaruhi beberapa faktor baik dari luar maupun dari dalam individu. Individu
yang terlambat mempengaruhi perilaku menghindar atau tidak masuk kelas pada saat terlambat
berlari masuk kelas dengan takut, tenang dan lain-lain. Keterlambatan dapat dibagi menjadi dua
kemungkinan :
Terlambat yang disengaja kebanyakan siswa melanggar tata tertib yaitu terlambat
dengan sengaja karena ada mata pelajaran yang dia tidak suka atau dengan alasan
Terlambat tidak sengaja kemungkinan siswa tersebut mempunyai rumah lebih jauh
Namun hal ini tidak termasuk terlambat sengaja, mungkin saja keterlambatanya ini
ada beberapa hal tidak diduga seperti : tidak ada kendaraan (karena supir angkot
mogok kerja), mobil yang mereka tumpangi bannya bocor sehingga terlambat,
kemungkinan hujan lebat atau dengan alasan yang rasional. Tempat tinggal jauh
menjadi kendala kedisiplinan waktu. Hal tersebut sangat berpengaruh pada prestasi
belajar siswa karena hasil usaha bekerja atau belajar siswa menjadi tidak maksimal
disebabkan oleh telatnya siswa masuk ke kelas. Prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok
a. Keluarga
terlambat masuk sekolah karena harus membantu orang tuanya berjualan hanya untuk
b. Faktor Lingkungan
siapa siswa tersebut tidak akan terlambat, tapi sebaliknya jika seorang siswa tersebut
tinggal di wilayah yang kurang diisiplin akan mempengaruhi siswa tersebut saat berangkat
sekolah.
c. Individu
Faktor ini sangat berpengaruh sekali terhadap keterlambatan siswa. Salah satu contoh dari
individu itu sendiri adalah rasa malas. Rasa malas adalah faktor yang timbul pada diri
siswa. Ini bisa dikatakan penyakit yang hanya penyakit yang bisa disembuhkan oleh diri
2. Disiplin
Keterkaitan antara disiplin dengan terlambat disebabkan karena disiplin diperlukan ketika kita
punya cita-cita. Sudah banyak diakui bahwa pengantungan cita-cita merupakan teknik yang
efektif bagi pencapaian prestasi seperti dalam dunia olahraga (Weinberg). Karena untuk
mencapainya diperlukan disiplin. Tidak ada olahragawan yang langsung bisa dan langsung
jago dalam bidang yang diceburinya. Semuanya perlu latihan. Dan latihan itu perlu disiplin.
Di dunia pendidikan, pelajar yang berdisiplin akan menganggap cita-citanya sebagai
alat ukur untuk berhati-hati atas perilakunya. Oleh karena itu, semua perbuatannya
ditunjukan untuk cita-cita tersebut. Dalam prosesnya pelajar tersebut akan dapat
menentukan sendiri apa saja yang akan dapat mendekati cita- citanya. Dan itu
merupakan pengalaman yang menarik.
Dengan mengutip pemikiran Lasane dan Jones dalam buku Sugiyo mengemukakan
pelajar yang kurang disiplin mungkin kurang strateginya dalam mengembangkan
cita-citanya. Bahkan jika pun ada cita-cita dia akan mendapatkan kesulitan untuk
tetap setia mengerjakan tugasnya dan bisa saja selalu tergusur, minimal harus selalu
didorong-dorong.
3. Tanggung Jawab
4. Meningkatkan Peran Pendidikan Dengan Memberikan Sanksi
F. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan
yang juga disebut sebagai pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data
dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang orang di tempat penelitian
diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss & Corbin, 2003).
Sekalipun demikian, data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif memungkinkan untuk
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode adalah studi kasus. Studi kasus
merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari suatu kejadian mengenai perseorangan
(riwayat hidup).
Pada metode studi kasus ini diperlukan informasi guna mendapatkan bahan-bahan yang agak
luas. Metode ini menurut Walgito (2010) merupakan integrasi dari data yang diperoleh dengan
metode lain. Sedangkan W.S Winkel dan Sri Hastuti (2006), menyatakan bahwa studi kasus dalam
rangka pelayanan bimbingan merupakan metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan
siswa secara lengkap dan mendalam dengan tujuan memahami individualitas siswa dengan baik dan
membantunya dalam perkembangan selanjutnya. Alasan mengapa menggunakan metode studi kasus
1. Penelitian studi kasus menurut Surakhmad dalam Prastowo (2011:128) berupaya mencari
kebenaran ilmiah dengan cara memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan
mendetail.
2. Penelitian studi kasus menurut Basuki dalam Prastowo (2011:129) mengkaji secara
Sesuai dengan pernyataan para ahli diatas, alasan penelitian ini ingin mengkaji secara
mendalam tentang peristiwa atau situasi dalam rangka berupaya mencari kebenaran ilmiah dengan
cara mempelajarinya secara intensif dan mendetail. Menurut Muhadjir dalam Prastowo (2011:130),
tujuan dari penelitian studi kasus yaitu untuk memahami secara menyeluruh suatu kasus (yang
Menurut Prastowo (2011:129), penelitian studi kasus adalah penelitian yang dilakukan secara
intensif dan mendetail terhadap suatu kasus, yang bisa mengungkapkan atau memahami suatu hal.
Karena sifatnya yang mendalam dan mendetail, studi kasus menghasilkan gambaran longitudinal.
Lebih lanjut Prastowo (2011:130) menjelaskan metode studi kasus memiliki ciri-ciri khas sebagai
berikut :
1. Subjek yang diselidiki terdiri atas satu unit yang dipandang sebagai kasus
2. Penyelidikan terhadap suatu kasus dilakukan secara intensif dan mendetail sehingga
3. Hasil penelitian adalah suatu generalisasi dari pola-pola yang tipikal dari individu,
Dari hasil observasi dan wawancara, Paling banyak terjadi keterlambatan di hari Sabtu.
Di hari itu para siswa berpikir bahwa itu adalah hari yang longgar atau lebih santai dari hari
lainnya. Tapi justru membuat mereka terlambat. Hari lain yang sering terjadi keterlambatan
adalah hari yang mengharuskan masuk lebih awal. Misalnya hari Senin karena ada upacara
dan Senin merupakan hari pertama untuk beraktivitas dalam setiap minggunya.
Kesimpulannya, hari yang paling sering terjadi keterlambatan di SMAS Katolik Frateran
Waktu keterlambatan siswa untuk tiba di sekolah pun bermacam-macam. Ada yang
tepat ketika pintu pendopo tertutup sempurna, ada yang sekitar 3 sampai 5 menit dari
waktu yang telah ditentukan sekolah. Ada pula yang terlambat sampai 20 menit.
dan juga dengan orang tua siswa, faktor yang paling sering menjadi penyebab keterlambatan
siswa tiba di sekolah adalah faktor internal atau dari dalam diri siswa itu sendiri.
Berdasarkan aturan terbaru Tata Tertib Siswa (TATIBSI), pintu pendopo ditutup
pukul 07.10. Siswa yang terlambat (diatas pukul 07.10) harus menunggu di depan pintu
gerbang terlebih dahulu hingga siswa yang lain telah memasuki ruang kelas ketika doa
bersama, Kemudian mengisi buku keterlambatan di guru piket. Setelah itu, para siswa yang
terlambat ini diberi pengarahan dan pembinaan oleh Guru Bk dan atau TIM Kesiswaan dan
Seiringnya berjalannya waktu, diawal maret ini sekolah mengambil sebuah langkah
yang cukup berani dengan menetapkan pukul 07.00 semua pintu baik itu pintu gerbang
maupun pintu pendopo harus ditutup. Setiap siswa yang datang saat pintu gerbang sudah
tertutup dinyatakan terlambat dan diharuskan kembali ke rumah (dipulangkan). Hal ini juga
berlaku untuk para Guru, Pegawai dan Karyawan sekolah SMAS Katolik Frateran Podor
Larantuka. Hal ini dianggap perlu dilakukan untuk meningkatkan kedisplinan para warga
sekolah.
Dari penanganan yang diberikan guru BK terhadap siswa terlambat sudah memberikan
efek jera. Namun kembali lagi pada diri masing-masing siswa, apakah dengan merasa jera
itu mereka merubah perilaku maladaptif atau justru belum menemukan solusinya dan
Masalah pelanggaran yang terjadi di sekolah menurut Sarwono (2008:07) adalah sebagai
berikut :
a) Ribut dalam kelas selama pembelajaran berlangsung sehingga mengganggu proses
belajar-mengajar
b) Siswa pria berambut gondrong, memakai kalung, gelang dan bertindik
c) Membuat coretan dinding maupun dimeja
d) Sering terlambat masuk sekolah, sering alpa / merokok
e) Berkelahi di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah
f) Membawa dan menggunakan obat-obat terlarang / minuman yang memabukkan,
membawa senjata api / tajam, gambar / bacaan porno
g) Membawa rokok dan merokok di lingkungan sekolah / di luar sekolah ketika masih
menggunakan seragam sekolah
h) Menikahi / hamil di luar nikah.
F. Mengatasi Siswa Yang Melakukan Pelanggaran Tata Tertib Sekolah
Cara mengatasi siswa yang melakukan pelanggaran menurut Jono dalam website
(http://Jono.ilmu.blogspot.com.) adalah sebagai berikut :
Ketegasan sikap dari guru maupun orang tua
Ketegasan sikap dilakukan dengan orang tua / guru tidak lagi memberikan toleransi
kepada anak atas pelanggaran -pelanggaran yang dilakukannya secara berulang-ulang
Ketegasan sikap ini dikenakan saat mulai benar-benar menolak dan membantah
dengan alasan yang dibuat-buat
Ketegasan sikap yang diperlukan adalah dengan memberikan sanksi yang telah
disepakati dan siap menerima konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukannya.
G. Penyebab Sulit Mematuhi Tata Tertib Sekolah
Sulit mematuhi tata tertib sekolah menurut Rudi (2003:47) mengapa-ada-peraturan adalah
sebagai berikut :
1) Seorang anak yang mempunyai citra diri yang sangat buruk dan sangat dipengaruhi
oleh kegagalannya pasti membutuhkan penghargaan
2) Seorang anak yang takut mencoba hal-hal yang baru, takut menerima tantangan dan
sulit melakukan kegiatan yang melelahkan, mungkin akan lebih bersemangat bila
diberikan penghargaan
3) Seorang anak yang sangat manja dan takut melakukan tugasnya sendirian perlu
diberikan penghargaan jika dia ternyata mampu
4) Seorang anak yang merasa kecewa kaena selalu dibandingkan dengan saudaranya
yang lebih pintar, lebih rajin, lebih mandiri dan lebih aktif, perlu diberikan
penghargaan agar dia merasa mampu untuk berhasil
5) Seorang anak yang sering memperlihatkan citra diri yang negative atau perasaan takut
yang berlebihan dengan mengatakan hal-hal seperti “Saya tidak dapat melakukannya”
dan “Saya selalu gagal” adalah anak yang mungkin membutuhkan penghargaan
6) Seorang anak yang mengalami gangguan fisik, motorik atau orrganik dank arena
kesulitan semacam itu sering mengalami kegagaln dibandingkan anak lainnya yang
sebaya dengannya, perlu diberikan tugas yang sesuai dengan kebutuhannya yang khas
dan juga perlu diberikan penghargaan atas keberhasilannya dalam melaksanakan
tugasnya.
Keterlambatan Siswa adalah variabel terikat atau variabel Y, Sugiyono (2002:3) menjelaskan
tentang variabel terikat ini sebagai berikut :
“Sering disebut sebagai variabel respon, output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”
Segala hal yang berkaitan dengan Indikator dari variabel Y diatas dapat dilihat dalam uraian
di bawah ini sebagai berikut :
1. Pengertian Disiplin Siswa terhadap Peraturan Sekolah
2. Disiplin Siswa terhadap Peraturan Sekolah
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN