Nurul Hasanah
Imron
Tadris Matematika, Fakultas Tadris Umum, Universitas Islam Zainul Hasan genggong
Email: nurulhasanah060806@gmail.com
molina011001@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kesulitan dan permasalahan yang
sering dialami oleh siswa SMA Zainul Hasan 1 genggong dan SMAN 1 Kraksaan dalam
pelanggaran peraturan sekolah . Pendekatan penelitian yang di lakukan yaitu pendekatan
kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode yang di lakukan dalam hal ini adalah
metode wawancara observasi dan dokumentasi pada siswa SMA Zainul Hasan 1 genggong
dan SMAN 1 Kraksaan Terkait pelanggaran peraturan sekolah. Hasil penelitian yang di
temukan adalah permasalah pelanggaran peraturan sekolah yang di pengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Permasalahan ini bersumber dari siswa pendidik dan lingkungan
PENDAHULUAN
Sekolah dalam peranannya merupakan suatu lembaga untuk mendidik membimbing
dan membantu siswa menuju ke arah yang lebih dewasa serta mampu membatu siswa
menjadi pribadi yang berpengetahuan tinggi. Memiliki sikap disiplin serta dapat
bersosialisasi dengan baik di sekolah. Tata tertib adalah salah satu alat pendidikan preventif
( pencegahan) yang bertujuan untuk menjaga hal hal yang dapat menghambat pembelajaran
dapat di hindari ( munib, 2004).
Tata tertib sekolah dapat berjalan dengan baik jika diiringi dengan sikap disiplin dari
siswa. Disiplin tentu tidak akan muncul begitu saja dari diri siswa melainkan harus di dasari
dengan penegakan peraturan secara efektif degan baik dan benar dari pihak sekolah. Menurut
Imron( 2011,172) Disiplin adalah suatu keadaan tata tertib dimana orang yang bergabung
dalam organisasi tersebut tunduk dengan peraturan yang sudah ada dengan senang hati.
Tata tertib sekolah merupakan salah satu bentuk aturan yang harus ditaati dan
dilaksanakan oleh siswa, sebagai satu perwujudan kehidupan yang sadar akan hukum dan
aturan. Salah satu cara untuk menimbulkan ketaatan adalah dengan meningkatkan tekanan
terhadap individu untuk menampilkan perilaku yang diinginkan melalui ganjaran, hukuman
atau ancaman. Semua itu merupakan insentif pokok untuk mengubah perilaku seseorang. Hal
ini sejalan dengan pendapat David (1985:76) mengatakan Ketaatan atau kepatuhan adalah
“dimana seseorang menampilkan perilaku tertentu karena ada tuntutan meskipun mereka
lebih suka tidak menampilkannya”.
Pelanggaran tata tertib sekolah sangat erat kaitannya dengan ketidak disiplinan oleh
siswa atau peserta didik. Penyebab perilaku pelanggaran tata tertib tersebut, terbentuk karena
pengalaman dan pembelajaran yang salah dari lingkungan keluarga maupun sekolah.
Misalnya, kurangnya perhatian dari orang tua, adanya larangan yang membuat sang anak
merasa tertekan, sarta adanya tindakan penolakan orang tua maupun anak terhadap sikap dan
perilaku yang ditimbulkan oleh siswa tersebut.
Peraturan sekolah oleh siswa dianggap tidak sesuai dengan keinginannya, sehingga
muncul niat untuk melanggar peraturan tersebut seperti tidak ikut pelajaran sekolah malah
nongkrong di kantin sekolah dan sering bolos sekolah karena tidak suka dengan guru dan
mata pelajarannya. hal ini didukung adanya tindakan guru yang kurang tegas menghadapi
anak yang berperilaku nakal sehingga guru dituntut memberikan prioritas lebih agar siswa
mengikuti tata tertib di sekolah maupun tata tertib lingkungan pergaulan mereka sendiri.
Pengalaman pendidikan dirumah ikut menentukan pembentukan pribadi siswa, bahkan
memberi ciri pola tingkah laku dalam pergaulan yang menunjukkan adanya sikap sopan
santun atau kurang santun dalam pergaulan sehari-hari.
METODE
PEMBAHASAN
Penelitian ini di lakukan dengan cara wawancara observasi dan dokumentasi dengan
format pertanyaan yang terencana yang di kakukan se cara tatap muka.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, maka
dapat disimpulkan bahwa penyebab perilaku menyimpang terlambat pada siswa disebabkan
oleh faktor internal, yaitu sikap tidak peduli terhadap aturan sekolah dan faktor eksternal
yaitu faktor dari lingkungan. Sedangkan faktor lingkungan masyarakat tidak berpengaruh
pada keterlambatan siswa ke sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara ditemukan
sebagai berikut: a) Faktor internal penyebab siswa terlambat ialah bahwa siswa tidak peduli
terhadap aturan yang berlaku di sekolah, siswa bersikap acuh terhadap tata tertib sekolah
sehingga menyebabkan ia melanggar aturan yang berlaku di sekolah. Sekolah mewajibkan
siswa datang tepat pukul 07.00 WIB tanpa dispensasi waktu, namun ada siswa yang datang
tidak tepat pada waktu yang ditentukan. b) Faktor eksternal penyebab siswa terlambat dia, di
sekolah berteman dengan siswa yang juga sering terlambat yang akhirnya memberikan
pengaruh keterlambatan pada siswa tersebut, serta tata tertib di sekolah tidak terlaksana
dengan baik.
2.Adanya komunikasi secara berkelanjutan antara pihak Sekolah dan orang tua dari siswa
terlambat misalnya dengan cara pemanggilan orang tua Siswa yang sering terlambat.
3.Siswa yang terlambat mematuhi aturan yang berlaku di sekolah sesuai dengan yang
terdapat dalam tata tertib siswa.