Anda di halaman 1dari 109

i

CERITA TANPA JUDUL

Penulis:

Sekar wangi; Putri Hesti Puspitasari; Sandra Puji Lestari;


Rizky Akbar; Novrianto; Elsy Hikmah Nuraini; Arjuna
Marsyal Ridwan; Arif Prima Maulana; Lusiana Fadhillah
Safitri; Meisi Anggraini; Indah Dwi Destriani

Dosen Pembimbing Lapangan:

Dr. Buyung Syukron, S.Ag. SS, MA.

Catatan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata

Institut Agama Islam Negeri Metro Periode 1 2023

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya
sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) dengan tema Membangun
Keberagaman Budaya dan Moderasi Beragama sesuai
Socio- Eco- techno Preneurship di kampung Negeri
Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan
dan dapat menyelesaikan pembuatan buku kuliah
kerja nyata (KKN) dengan sebaik- baiknya.

Cerita yang kami tuangkan merupakan erita


yang benar benar kami alami selama KKN 40 hari di
kampung Negeri Besar. Terdapat beberapa cerita yang
berbeda-beda berdasarkan pengalaman masing masing
penulis. Kami berharap cerita pendek ini dapat
bermanfaat untuk penulis dan pembaca.

Dalam penyelesaian buku ini tidak lepas dari


bantuan dan bimbingan banyak pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Siti Nurjanah, M.Ag, PIA. Selaku Rektor


IAIN Metro
2. Sainul, SH, MA. Selaku Ketua Panitia KKN
IAIN Metro Periode 1 tahun 2023

iii
3. Dr. Buyung Syukron,S.Ag. SS, MA. Selaku
Dosen Pembimbing Lapangan yang telah
memberikan dukungan, bimbingan serta
motivasi.
4. Hi. Raden Adipati Surya,S.H, M.M. selaku
Bupati Way Kanan
5. Drs. Sahdani selaku camat Negeri Besar
6. Ahmad S.E. selaku Kepala Kampung Negeri
Besar
7. Muhammad Darwis selaku tokoh adat dan
tokoh agama Kampung Negeri Besar
8. Seluruh masyarakat Kampung Negeri Besar

Penulis menyadari masih banyak kekurangan


dalam penulisan buku ini. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk nantinya dapat
dijadikan acuan perbaikan penulisan buku ini.

Metro 13 Maret 2023

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

CERITA TANPA JUDUL...............................................................ii


KATA PENGANTAR....................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................v
CERITA TANPA JUDUL...............................................................1
A. DESKRIPSI.........................................................................1
B. PRINSIP-PRINSIP ADAT MASYARAKAT NEGERI
BESSAR......................................................................................2
PENGABDIAN MAHASISWA KKN DI KAMPUNG NEGERI
BESAR............................................................................................8
A. PROGRAM PENGABDIAN...............................................8
B. 40 HARI MENGABDI DI KAMPUNG NEGERI BESAR
16
KKN ( Kenalan Ketemu Ngilang)..........................................16

Belum Mekar Sudah Layu, Baru Bertemu Sudah Berlalu......20

Pengabdianku Yang Mengubah Cara Pandangku..................22

Jejak Penantian Ku Diujung Senja Desa Negeri Besar..........28

Kisah Cerita di Negeri Besar.................................................36

Kisah Yang Belum Usai.........................................................44

Cerito cutik sikam KKN di negeri besar (Cerita dikit saya


KKN di negeri besar).............................................................51

Kenangan Manis di Desa Negeri Besar..................................56

v
Sejuta Kisah Di Desa Negeri Besar.......................................65

Pernah Seatap, Meski Tidak Menetap....................................72

Naskah Pengabdian Arif Prima Maulana...............................77

C. PELUANG DAN TANTANGAN SELAMA 40 HARI


PENGABDIAN.........................................................................85
Kesan Pesan Untuk Kampung Negeri Besar..................................86
DAFTAR PUSTAKA....................................................................87
PROFIL PENULIS........................................................................88

vi
CERITA TANPA JUDUL

A. DESKRIPSI
Salah satu visi perguruan tinggi adalah
pengabdian masyarakat. Sudah menjadi budaya
setiap perguruan tinggi mempunyai program
pengabdian masyarakat atau yang dikenal
dengan program Kuliah Kerja Nyata ( KKN).
Program ini bertujuan agar mahasiswa dapat
bertukar pikiran dengan masyarakat dan
memberi sumbangsih agar potensi masyarakat
dapat berkembang. Lokasi KKN biasanya selalu
dipedesaan yang jauh dari perkotaan dengan
sarana dan prasarana terbatas. Hal ini
dimaksudkan agar mahasiswa belajar tentang
kesederhanaan secara langsung dari
masyarakat.

Buku ini berisi kisah nyata para mahasiswa


saat melakukan kegiatan KKN. Ada 11 penulis
yang menceritakan pengalamannya, dari kisah
yang lucu, drama, kriminal, romantis hingga
kisah horor saat dilokasi KKN. Buku ini dapat
menjadi rujukan bagi para mahasiswa yang

1
akan menjalani program KKN, sehingga dapat
mempersiapkan diri dalam menghadapi hal-hal
yang dapat terjadi di lokasi KKN. Dikemas
dengan gaya bahasa yang ringan sehingga
pembaca dapat terhibur. Bagi dinas instansi
terkait, dengan membaca buku ini dapat
mengetahui kondisi masyarakat pedesaan, baik
dari segi sarana prasarana, sosial budaya
maupun perekonomiannya. Dengan demikian
diharapkan sumbangsih dari pemerintah
maupun para mahasiswa dapat makin
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pedesaan.

B. PRINSIP-PRINSIP ADAT MASYARAKAT


NEGERI BESSAR
Negeri Besar merupakan salah satu desa di
Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Waykanan
Provinsi Lampung. Berjarak 122 km dari ibu
kota Kabupaten Waykanan. Dengan luas
wilayah 12.340,5 Ha dan merupakan desa tertua
di kecamatan Negeri Besar. Masyarakat asli
desa Negeri Besar bermarga Buay Pemuka
Bangsa Raja.

2
Adat yang dijunjung tinggi didaerah ini
adalah adat pepadun dengan bahasa kesatuan
dialek Api. Masyarakat pepadun menganut
sistem kekerabatan patrilineal yang mengikuti
garis keturunan bapak. Dalam suatu keluarga,
kedudukan adat tertinggi berada pada anak
laki-laki tertua dari keturunan tertua, yang
disebut penyimbang. Gelar penyimbang ini
sangat dihormati dalam adat pepadun karena
menjadi penentu dalam proses pengambilan
keputusan. Status kepemimpinan adat ini akan
diturunkan kepada anak laki-laki tertua dari
penyimbang dan seperti itu seterusnya. Status
sosial dalam masyarakat pepadun tidak semata-
mata ditentukan oleh garis keturunan. Setiap
orang memiliki peluang untuk memiliki status
sosial tertentu selama orang tersebut dapat
menyelenggarakan upacara adat Cangget
Agung. Dalam upacara tersebut, anggota
masyarakat yang ingin menaikan statusnya
harus membayarkan sejumlah uang dan
memotong sejumlah kerbau. Prosesi cakak
pepadun ini diselenggarakan dirumah sesat dan

3
dipimpin oleh seorang penyimbang atau
pemimpin adat yang posisinya paling tinggi.

A. MACAM-MACAM KEBUDAYAAN LOKAL


Lampung terkenal dengan potensi alam
yang sangat beragam. Selain sumber daya alam
yang sangat melimpah, lampung juga terkenal
dengan kekayaan budaya yang tidak kalah
tersohor bila dibandingkan dengan provinsi-
provinsi lain yang ada dipulau sumatera.
Kebudayaan yang ada di lampung meliputi:

a. Rumah Adat
Lampung memiliki rumah adat yang dikenal
dengan sebutan Nuwo Sesat. Rumah ini
pada awalnya hanya tempat untuk
pertemuan masyarakat lampung untuk
menyelenggarakan musyawarah. Rumah ini
berbentuk panggung biasanya didirikan
didepan sungai, dengan pola perumahan
dibuat seperti mengikuti aliran sungai.
Jenis- jenis Rumah lampung, Nuwo Sesat:
1). Sesat Balai Agung
Merupakan rumah adat lampung yang
biasa digunakan sebagai ikon,
merupakan tempat pertemuan para

4
penyimbang adat atau biasa disebut
dengan Purwatin.
2).Nuwo Balak
Merupakan rumah adat lampung yang
digunakan sebagai tempat tinggal bagi
penyimbang adat atau kepala suku.
3).Nuwo Lunik
Memiliki arti rumah kecil, merupakan
rumah adat lampung yang biasa di
gunakan oleh rakyat biasa.

b. Pakaian Adat Lampung


Pakaian adata lampung yang terkenal
adalah kaian tapis. Kaian ini terkesan
mewah karena pembuatan nya dipadukan
dengan penggunaan benang emas. Kain
ini biasa dipakai untuk upacara adata
atau untuk menghadiri acara-acara
formal. Nilai estetika itu tercermin dari
gaya pakaian adat lampung yang serba
tertutup dengan dihiasi aksesoris lokal
yang di padukan dengan nilai-nilai
agama. Aksesoris pakaian adat lampung
anatara lain:

5
1) Kalung Papan Jajar
2) Kalung Buah Jukum
3) Selempang Pinang
4) Ikat Pinggang
5) Gelang Burung
6) Gelang Kano
7) Gelang Bibit
8) Siger
9) Seraja Bulan
10) Subang
11) Perhiasan Leher dan Dada
12) Perhiasan Pinggang dan Lengan

c. Tarian Adat lampung


1) Tari Cangget
2) Tari Melinting
3) Tari Bedana
4) Tari Sigeh Pengunten
5) Tari Merak Kenyangan
6) Tari Halibambang
7) Tari Nyambai
8) Tari Piring Dua Belas
9) Tari Tupping

6
d. Alat Musik Tradisional Lampung
1) Gendang
2) Membling
3) Gamelan
4) Kerenceng atau Terbangan
5) Kompang
6) Gambus Lunik
7) Cetik
8) Serdam
9) Harmonium atau Akordion

e. Senjata Tradisional Lampung


1) Terapang
2) Payan
3) Badik
4) Candung

7
PENGABDIAN MAHASISWA KKN DI KAMPUNG
NEGERI BESAR

A. PROGRAM PENGABDIAN

NO Program Sasaran Target


1 Bidang Keilmuan
- Baca Tulis Iqro’ Santri TPA i. Santri dapat
dan Al-Quran Al-Hikmah membaca Iqro’,
Rona Al-Qur’an
dengan baik
sesuai kaidah
ilmu tajwid dan
menulis Al-
Qur’an serta
mampu
menghafalkan
doa-doa, surat
pendek
- Ekstrakulikuler Siswa/i SMA - Siswa/i dapat
N1 Negeri meningkatkan
Besar kelas minat dan bakat
X yang dimiliki

8
serta
meningkatkan
skill mereka
melalui ekskul
tari, dan drama
serta
menyukseskan
program P5
sekolah
penggerak
- KBM di SD Anak-anak -Membantu tenaga
SDN 01 pendidik, belajar
Negeri Besar menjadi tenaga
kelas 1-6 pendidik dengan
mengaplikasikas
ikan ilmu yang
di dapat di
bangku
perkuliahan dan
menyalurkan
kepada mereka
- Sosialisasi di SMA N1 Negeri Besar
a. Sosialisasi Siswa kelas -Siswa-siswi mampu
Pembelajaran X SMA N1 untuk menjadi

9
Voice Talent Negeri Besar master of
ceremony yang
baik dan benar,
dapat speakup di
depan umum
b. Sosialisasi Anak-anak -Anak-anak rajin
Pentingnya SD N1 menabung dan
Menabung Negeri Besar belajar hemat
Sejak Usia Dini dengan diberikan
edukasi
pentingnya
menabung sejak
dini, supaya saat
dewasa suka
menabung, dan
berhemat.
c. Sosialisasi Siswa/i kelas - Siswa-siswi
“Generasi Emas XII SMA N1 mampu
tanpa Pergaulan Negeri Besar memanfaatkan
Bebas” waktu untuk hal
positif dan
bermanfaat, dengan
diberikan edukasi
kepada siswa untuk

10
memanfaatkan
waktu, menyiapkan
calon generasi emas
dan menghindari
pergaulan bebas
d. Sosialisasi Siswa-siswi Siswa-siswi mampu
Dasar Hukum kelas X mematuhi hukum
Dan Bullying SMA N 1 secara tertib, dan
Negeri Besar menghindari
perbuatan bullying
e. Pengembangan Ekonomi kreatif
skill dengan guna menabah
pembuatan keterampilan yang
bucket balain dapat mengasilkan
suatu keuntungan
atau profit yang
bisa digunakan
untuk uang saku

2. Bidang Umum (Sosial, Ekologi, Teknologi, dan


Enterpreneurship)
- Senam sehat Ibu-ibu - Menjalin
kampung silaturahmi dan
Negeri Besar keakraban

11
dengan ibu-ibu
serta
meningkatkan
kebugaran
jasmani
- Penanaman Ibu-ibu PKK - Meningkatkan
tanaman obat kepedulian
keluarga (Toga) masyarakat
terhadap
tanaman
kesehatan supaya
dapat
memproduksi
jamu tradisional
secara mandiri
- Gebyar TPA/ Santriwan- - Meningkatkan
GEMASS (Gema santriwati religius anak
Anak Sholih/ah) TPA Negeri kepada Allah
dengan cabang Besar dan dan rasa cinta
lomba: tingkat SD seorang Muslim
kepada Nabi
a. Lomba Adzan Muhammad
b. Lomba Hafalan shalallahu ‘alaihi
Surat Pendek wasallam

12
c. Lomba Praktik
Sholat
- Kunjungan ke Siswa-siswi - Berbagi
SDN 2 Olok SDN 2 Olok kebahagiaan,
Gading Gading memotivasi
siswa-siswi SDN
2 Olok Gading
untuk semangat
belajar, dan
membantu Bu
Sri dalam
mengajar dimana
hanya beliau
gurunya, serta
silaturahmi
dengan warga
dusun Olok
Gading

- Pemasangan Masyarakat - pengendara lalu


Cermin Cembung yang lintas dari
berkendara kecelakaan
dengan melihat
pantulan

13
bayangan di
cermin cembung
dari lawan arah
- Bimbel SD Anak-anak - Anak-anak SDN
SDN 01 01 Negeri Besar
Negeri Besar kelas 1-6
memperoleh
tambahan ilmu
dan
meningkatkan
pengetahuan
dengan cara
belajar yang
menyenangkan,
baik calistung
dan pengetahuan
lainnya, serta
meningkatkan
semangat
belajarnya
3. Bidang Moderasi Beragama
- Tausiyah Ibu-ibu - Siraman rohani dan
“Memetik jama’ah mengedukasi
Hikmah dari pengajian di masyarakat pada

14
Peristiwa Isro’ Masjid Al- moment
Mi’roj Nabi Munawarah pengajian ibu-ibu
Muhammad supaya dapat
Shallallahu memetik hikmah
‘alaihi wasallam dari peristiwa
dan Saling Isro’ Mi’roj Nabi
Menghargai” Muhammad
shallallahu ‘alaihi
wasallam dan
saling
menghargai
pendapat serta
mengoptimalisasi
toleransi
beragama, baik
antar agama dan
antar umat
beragama
- RISMA Rismawan/i - Mengaktifkan
Masjid Al- kegiatan RISMA
Munawaroh
Negeri Besar

15
B. 40 HARI MENGABDI DI KAMPUNG NEGERI
BESAR

KKN ( Kenalan Ketemu Ngilang)


Rizky Akbar

Tulisan ini merupakan kisah nyata yang saya alami


selama melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata)

Cerita dimulai setelah keluarnya pengumuman dari


kampus tentang pembagian kelompok KKN, dimana
setelah saya membaca pengumuman itu saya merasa
sedikit terkejut karena mendapatkan lokasi KKN yang
cukup jauh dan belum pernah saya datangi
sebelumnya. Parahnya lagi tidak ada satupun orang
yang saya kenal dalam satu kelompok tersebut.
Singkat cerita kami pun bertemu di kampus dalam
kegiatan pembekalan KKN dan terjadilah perkenalan
yang tidak seberapa.
Tibalah saatnya hari keberangkatan menuju lokasi
KKN yang dimana membutuhkan 4 jam waktu
perjalanan. Sesampainya dilokasi kami pun di sambut
dengan ceria oleh masyarakat dan aparat kampung
Negeri Besar. Setelah bercengkrama kami langsung

16
menuju posko untuk menyimpan barang-barang
sekaligus bersih posko.
Pada minggu pertama kami menghabiskan waktu
untuk silaturahmi ke kediaman warga sekitar sembari
berkenalan dengan penduduk. Pada hari-hari awal
pelaksanaan KKN entah kenapa saya tidak merasakan
yang namanya gak betah, ingin pulang dan lain
sebagainya, yaaa.. enjoy aja gitu rasanya karena
manusia-manusia yang satu kelompok dengan saya
normal-normal saja, AWALNYA.
Tak terasa satu minggu lebih telah berlalu.
Nahhhhh... setelah itu mulailah muncul beberapa
konflik di dalam kelompok ini, mulai dari pebedaan
pendapat, keegoisan masing-masing yang akhirnya
memicu perpecahan antar anggota kelompok dimana
kelompok kami terbagi menjadi 2 fraksi, yaa kami
sering menyebutnya dengan istilah fraksi Gerindra dan
fraksi PDI wkwkk.. setelah beberapa hari berlalu
dengan suasana kelompok yang tidak nyaman
akhirnya kami memutuskan untuk melakukan
musyawarah yang kami beri nama MUSRENPOK
(Musyawarah Rencana Kelompok) dengan tujuan
untuk memperbaiki suasana dan menyelesaikan
masalah yang ada di kelompok kami demi lancarnya

17
semua kegiatan kami selama di Kampung Negeri
Besar nantinya. Untungnya musrenpok berjalan
dengan lancar dan menemukan titik terang sehingga
hari-hari berikutnya berjalan dengan normal seperti
awal kedatangan kami di Kampung Negeri Besar.
Syukur alhamdulillaah satu persatu program kerja
yang telah kami susun dan di setujui oleh pihak
Kampung dapat terlaksana dan kami kerjakan
bersama-sama, dan mendapatkan dukungan penuh dari
masyarakat dan seluruh aparatur Kampung setempat.
Tak terasa 40 hari telah berlalu dan sampailah kami
di penghujung kegiatan KKN, dimana kami sudah
mulai nyaman dengan anggota kelompok dan
lingkungan masyarakat tapi waktu kami di Kampung
Negeri Besar telah berakhir. Terdapat begitu banyak
pengalaman dan ilmu pengetahuan yang kami dapat
disini mulai dari Adat dan Budaya setempat,
kesederhanaan, dan pelajaran tentang hidup
bermasyarakat dimana dalam kehidupan yang
sebenarnya terdapat banyak sekali permasalahan dan
kita dituntut harus bisa menyelesaikan masalah-
masalah yang ada didalam kehidupan.
Saya pribadi mengucapkan banyak terimakasih
kepada aparatur Kampung dan seluruh masyarakat

18
Kampung Negeri Besar karena kami semua telah
disambut, di terima dan di izinkan untuk belajar disini.
Dan kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas
segala kesalahan kami selama berada di Kampung
Negeri Besar. Semoga apa yang kami tinggalkan disini
dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat Kampung
Negeri Besar.
Mungkin itu sedikit kisah yang dapat saya ceritakan
disini walaupun sebenarnya masih banyak yang ingin
saya tuangkan disini tapi tidak bisa karena adanya
keterbatasan durasi. Tapi... kalau rame kita lanjut part
2 yaaa... see u Negeri Besar.

19
Belum Mekar Sudah Layu,

Baru Bertemu Sudah Berlalu


Sekar Wangi

“Tulisan ini merupakan pengalaman penulis selama


pelaksanaan kegiatan KKN( Kuliah Kerja Nyata)”

Aku sangat antusias ketika mengetahui aku


mendapatkan Lokasi yang jauh dari kampus. Karena
ini pertama kalinya aku akan berada jauh dari
perkotaan dengan waktu yang cukup lama. Aku
mempersiapkan segala hal yang di perlukan selama
aku disana.

Pagi itu mentari bersinar cukup terik aku perlu


sedikit adaptasi dengan cuaca di sana, di sana cukup
panas di dalam maupun diluar posko. Waktu berlalu
begitu cepat dan inilah petualangan kami di mulai.
Hari pertama dimana kita sampai di lokasi KKN, di
sebuah kampung yang letak nya jauh dari perkotaan
bahkan sulitnya jaringan membuatku sedikit kesulitan.
Saat kami tiba di lokasi kami disambut oleh warga dan
aparat kampung dengan sangat baik saat itu juga kami
langsung diajak untuk menikmati santap siang berupa

20
makanan khas disana. Saat itu baru pertama kalinya
aku menikmati makannan yang sama sekali belum
pernah aku coba sebelumnya. Baru datang saja aku
sudah mendapatkan rasa baru.

“rasa akan lebih mudah di ingat di banding kata”

Ada banyak hal yang harus aku pahamai selama


aku disana, terutama adat istiadat yang ada di
kampung. Perempuan-perempuan disana sangat
menjaga kehormatan. Setelah jam 5 sore para
perempuan sudah di haruskan berada di rumah hal
tersebut juga harus kami patuhi selama berada disana.
Untuk aku yang suka sekali jalan jalan hal tersebut
cukup menyulitkan untuk aku patuhi, tapi aaku harus
tetap mematuhi hal tersebut.

Hari-hari berlalu begitui cepat, begitu banyak hal


dan kisah yang aku alami selama disana begitu
banyak orang yang aku temui aku mulai merasa
berada disana seperti berada di kampung halaman.
Suasana pedesaan yang asri tanpa hiruk pikuk
kendaraan mulai membuatku merasa nyaman. Aku
yang mulai se frekunesi dengan teman teman KKN,
dan senja yang tak aku sadari betapa sendu dia
menemani setiap sore.

21
Di luar program program yang kami jalankan kami
juga ikut berbaur dengan kativitas warga sekitar. Aku
sangat menyukai suasana di pinggir sungai apalagi
saat aku di ajak menaiki sebuah perahu untuk mencari
ikan. Aku melepas penat dengan ikut memancing
disana. Aku bertemu anak anak yang sangat
menggemaskan hmmm.... luar biasa menggemaskan.
Berbgai macam konflik juga aku temui selama KKN,
konflik –konflik ringan di dalam kelompok yang
menambah kenikmatan saat menjalankan KKN.

Tak terasa watu KKN sudah hampir selesai


padahal kami baru saja bertemu, pengalaman luar
biasa yang di dapat selama KKN benar benar akan
sangat berkesan dan tak akan terlupakan.

Pengabdianku Yang Mengubah Cara Pandangku


Putri Hesti Puspitasari

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan Mata


Kuliah Wajib yang harus saya ambil guna melanjutkan
ketahap selanjutnya. Desa Negeri Besar yang berada
dikecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan
merupakan lokasi yang saya dapatkan untuk

22
melaksanakan KKN periode I selama 40 hari.
Kelompok saya yang terdiri dari 11 orang, 4 laki-laki
dan 7 perempuan.
Teman baru, lingkungan baru dan kebiasaan
baru. Itulah awal yang saya rasakan bertemu dengan
teman baru. Karena saat pembagian kelompok saya
merasa ragu apakah saya bias dekat dan akrab dengan
mereka yang notabennya saya orang yang susah akrab
dengan orang baru. Pasalnya nama-nama yang tertera
dalam kelompok tersebut sanglah asing bagi saya
walapun ada beberapa nama yang sudah saya kenal
walapun tidak akrab dengan mereka.
Saat sudah berjalan kegiatan KKN ternyata
rasa kekhawatiran saya tidak benar, teman-teman baru
yang welcome dan saling menyesuaikan diri satu sama
lain. Selain menyesuaikan diri dengan teman
kelompok KKN, saya dan teman-teman KKN juga
diharapkan bias berbaur dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan serta masyarakat di Desa tempat
KKN, karena masyarakat desa kami tinggal bersuku
pepadun, dan adat istiadat mereka yang masih kuat,
dan membuat kami lebih beradaptasi karena berbeda
suku, mayoritas dari kelompok saya bersuku Jawa.
Tetapi masyarakat sangat welcome dan menerima

23
kami dengan baik membuat saya merasa aman dan
betah di Desa Negeri Besar.
Hari demi hari berlalu, awal kisah yang manis
ini tidak luput dari kisah yang juga cukup menguras
emosi dan pikiran. Karena kurangnya persiapan
sebelum berangkat kelokasi penerjunan KKN,
sehingga membuat kami tidak punya persiapan
program kerja harus kami lakukan di desa ini. Satu
minggu pertama kami lalui dengan silaturahmi ke
didiaman kepala kampung, aparatur kampung, tokoh
agama dan tetangga posko. Selain itu kami juga
melakukan survey dan berdiskusi dengan sekretaris
desa untuk nantinya kami jadinkan acuan program
kerja yang sesuai dan berkesan untuk masyarakat desa
Negeri Besar.
Setelah
Setelah berdiskusi kami memuutuskan
beberapa program kerja yang akan kami jalankan.
Kemudian kami meminta arahan ke kepala kampung
dan seketraris kampung, dan ada beberapa program
kerja yang tidak di setujui oleh desa. Dalam
melaksanakan program kerja tentu banyak sekali
hambatan yang kami alami dari anggota kelompok
ataupun factor lain.

24
Banyaknya kepala dalam satu kelompok
membuat kami harus saling mengerti dan menurunkan
ego masing-masing demi terlaksana program-program
yang telah kami rencanakan. Apakah kelompok kami
tidak ada permasalahan? Jika tidak, pikiran seperti itu
kita salah, karena disetiap hubungan pasti mempunyai
konflik, baik konflik besar maupun kecil. Tergantung
bagaimana kita menggadapi masalah tersebut. Hal ini
bukan hal baru bagi saya, namun karena lingkungan
dan teman baru membuat saya harus bias
menyesuaikan diri dengan karakter-karakter dari
teman-teman kelompok KKN. Manusia adalah mahluk
egois, tetapi manusi juga tidal hidup sendiri, saling
mengerti, menghargai dan menerima satu sama lain
menjadi hal wajib manusia pelajari.
Selain terkait program kerja kita disana kita
juga belajar adat istiadat mereka yang berbeda dengan
kelompok kami, seperti kita belajar terhadap adat
istiadat yang mungkin saja berbeda dengan tempat
tinggal kita, seperti perempuan setelah ba’da magrib
dilarang keluar rumah kecuali ada kepentingan yang
mengaharuskan keluar, itu pun dibatasi sampai jam
sembilan saja. Dan itu, membuat saya dan teman-
teman kelompok beradaptasi dengan kebiasan-

25
kebiasaan baru. Selain itu, Tradisi “nyeruit”, atau
menyantap bersama-sama sambal seruit. Yang baru
saya temui di desa ini karena sebelumnya saya kurang
familiar dengan tradisi tersebut tapi di sini
masyarakatnya hampir setiap ada acara selalu ada
kegiatan “nyeruit”. Dan itu menjadi kebiasaan baru
bagi kelompok kami.
Di pertenganan KKN kami juga mengikuti adat
mereka yaitu begawi atau tradisi upacara pernikahan
adat warga lampung. Yang dilaksanakan 7 hari 7
malam dan banyak sekali acara adat yang berlangsung,
tuan rumah bapak Usman Karim Kepala Dinas
Perhubungan Way Kanan sangat welcome kepada
mahasiwa KKN untuk mengikuti rangkaian adat
begawi, dan itu pertama kalinya saya mengikuti
begawi.
Beberapa hari sebelum penarikan kelompok KKN
kami diajak oleh Kepala Kampung dan Aparatur
Kampung untuk mengunjungi dusun 5 dan 6, jarak
antara posko kami dengan dusun tersebut kurang lebih
40 menit, kami sangat bersemangat menuju dusun
tersebut dan kami naik mobil pickup untuk menuju
lokasi. Sesampainya disana kami mendatangi satu-
satunya sekolahan yang ada disana dan ternyata hanya

26
ada 1 tenaga pengajar, keseluruhan murid berjumlah
25 orang, dan saat pelajaran mereka dijadikan satu
ruangan karena ibu gurunya merasa kualahan ketika
harus bolak balik kelas ke kelas yang lain. Selain itu,
kami juga mengunjungi rumah-rumah warga yang
jarak satu rumah ke rumah lain berjauhan, kami
mahasiwa KKN merasa bersyukur setelah
mengunjungi dusun 5 dan 6 karena masih banyak
orang yang berada mungkin dibawa kita.
Terimakasih banyak masyarakat desa Negeri
Besar, terimakasih telah menerima kami mahasiswa
KKN dan menjadi bagian keluarga baru kalian, saya
bersyukur karna telah dipertemukan dengan mereka,
orang-orang baik. Yang entah kapan lagi akan saya
temui untuk kedua kalinya. Semoga Allah SWT
mengizinkan kami kembali bertemu lagi.
Rasanya 40 hari terasa sangat singkat bagi kami,
hari-hari kami lewati dalam suka, duka, senang, sedih,
marah, kesal, tawa, dan kebiasan-kebiasaan kelompok
ini. Tetapi itulah kehidupan, disetiap pertemuan pasti
ada perpisahan, kini KKN telai usai. Semua cerita
suka duka yang saya rasakan Bersama teman-teman
KKN akan menjadi memori tersendiri dalam cerita
kehidupan saya. Terimaksih untuk Sandra, Sekar, Mba

27
Elsy, Mas Akbar, Novri, Arjuna, Lusi, Meisi, Indah
dan Arif, karena sudah mau bersama-sama menjadi
kuat dan melindungi. Jangan lupakan kisah ini ya,
jangan lupa 40 hari kita, biarlah semua suka duka kita
menjadi cerita kita bersama. Selamat melanjutkan kisa
masing-masing semoga sehat dan bahagia selalu.

Jejak Penantian Ku Diujung Senja Desa Negeri Besar

Oleh Elsy Hikmah Nuraini


Awal mula pembagian kelompok dan daerah
tempat pengabdian, perasaan cemas menyelimuti diri
saya. Iya, ketika mencari nama saya ada di Kabupaten
Way Kanan, tempat yang cukup jauh, saya mencari
informasi saudara atau tetangga yang tinggal di Way
Kanan. Jika ada saudara yang kenal, akan lebih enak
hidup di sana. Ternyata tempat tinggal nya cukup jauh
dari desa tempat pengabdian saya. Saya pasrahkan dan
mulai berdiskusi menjalin keakraban dengan teman-
teman kelompok KKN. Mulai dari sinilah kami saling
mengenal teman satu kelompok dari berbagai prodi,
mengenali karakter masing-masing dan terpenting
saling menghargai. Kami seperti saudara, yang selalu
bersama dan saling mendukung.

28
Sebelum terjun di tempat pengabdian, ada
beberapa perwakilan dari kami melakukan survey
untuk mencari berbagai informasi, baik mencari
tempat menginap, suasana dan kondisi disana, serta
informasi lain, dan apa yang diperoleh dari informasi
tersebut disampaikan kepada semua anggota
kelompok. Perlu beberapa hari untuk kami
beradaptasi.

Bukan hanya beradaptasi dengan suasana dan


kondisi, banyak hal yang terlintas dibenak saya,
seperti apakah bisa saya bersosialisasi terutama
dengan kelompok saya sendiri yang baru mengenal.
Apakah bisa akan baik-baik saja sedangkan setiap
kelompok pasti dari satu orang akan memiliki
pendapat yang berbeda mengenai suatu hal. Selama di
sana saya harus mulai membaur, mengubah sedikit
karakter pendiam, berusaha menjadi pribadi yang
ramah dan renyah dalam berinteraksi, baik dengan
kelompok maupun dengan warga.

Perjalanan menuju ke Desa Negeri Besar, kami


mengendarai 2 mobil, dimana mobil satu khusus
membawa barang bawaan kami, satu mobil lagi
pribadi yang akan mengantarkan kami ke sana.

29
Adapun korden dan satu teman mengendarai sepeda
motor.

Enam jam perjalanan, kami pun sampai di desa


pengabdian, yakni Negeri Besar, Kecamatan Negeri
Besar, Kabupaten Way Kanan. Kami turun dari mobil,
dan langsung diarahkan oleh aparatus desa ke kantor
desa. Kedatangan kami di kampung Negeri Besar,
Kecamatan Negeri Besar, Kabupaten Way Kanan
sangat disambut dengan baik dan hangat baik oleh
aparatur desa, Ibu PKK, dan bahkan warga kampung
Negeri Besar. Sampai tiba disana, kami disambut oleh
aparatur desa dengan nyeruit bahkan bersama dengan
mahasiswa KKN UNILA. Mereka sangat antusias dan
keramahannya dalam menyambut kami.

Sepuluh hari pertama, kami gunakan waktu


untuk beradaptasi dengan warga, dan suasana disana,
bersilaturahmi dan menjalin pendekatan atau
keakraban dengan warga. Seiring berjalannya waktu,
membuat saya betah di desa tersebut. Kami menginap
di rumah tinggal, dimana rumah tersebut tetap
dibersihkan oleh anak pemilik rumah tinggal tersebut
yang rumahnya di depan posko.

Pemelihara living cost kelompok kami sendiri


yang bernama Ibu Lena merupakan putri dari pemilik

30
rumah yang merantau di Jakarta, pulang hanya saat
puasa dan mendekati lebaran. Ibu Lena juga seorang
istri dimana suaminya menjadi LINMAS di kampung
Negeri Besar, yang siap siaga menjaga keamanan dan
keselamatan kami selama disana, serta yang selalu
memberi nasihat jika perilaku kami kurang berkenan
menurut Bu Lena.

Setelah sepuluh hari sejak kami diterjunkan,


waktu kami gunakan untuk beradaptasi, silaturahmi
dengan aparatur desa, masyarakat, untuk saling
mengenal, akrab, dan menjalin kerjasama denga
masyarakat setempat. Semasa seminggu tersebut, kami
juga menyusun perencanaan, program yang sesuai atau
dibutuhkan oleh masyarakat setempat yang nantinya
dapat memberikan manfaat.

Kami satu kelompok yang terdiri dari sebelas


mahasiswa, menetap menjadi dua posko, yaitu posko
yang perempuan dan laki. Untuk posko perempuan,
terdiri dari tujuh mahasiswi, dimana kami membagi
tugas piket dalam memasak. Selama satu Minggu,
digilir sama rata mendapat 2 kali kesempatan jadwal
piket. Saya mendapat jadwal piket masak pada hari
Selasa bersama mba Indah, dan hari Jum’at bersama

31
mba Meisi. Pada acara tertentu, kami masak bersama.
Setiap pagi, saya sering membersihkan posko kami.

Masih sangat pagi, sekitar pukul setengah tujuh


pagi, jalan sudah mulai ramai dilintasi orang-orang
beraktivitas, seperti anak-anak pergi ke sekolah, ke
sawah atau ladang, dan bekerja. Setiap anak-anak
bertemu dengan kami, selalu menyapa “KKN”.
Terkhusus hanya tertentu mahasiswa KKN yang
dipanggil dengan sebutan nama aslinya, dan saya
termasuk itu. Mereka ketika ketemu dengan saya
selalu menyapa kak Elsy, KKN cantik; kak Meisi.

Kebanyakan penduduk di desa Negeri Besar,


adalah kalangan anak-anak, remaja, dewasa, dan
sesepuh. Untuk para remaja jarang ditemui, karena
pemudanya kebanyakan lulus sekolah langsung
merantau. Ada juga yang bekerja atau tetap diam di
desa, akan tetapi, sangat jarang. Adapun informasi
para pemuda yang dapat melanjutkan pendidikan di
perguruan tinggi juga sedikit. Masyarakat desa Negeri
Besar, rata-rata memiliki mata pencaharian sebagai
petani, pekebun, nelayan, dan pedagang atau punya
usaha warung.

Waktu terus berjalan, kami melaksanakan


program kerja yang telah kami susun dan disetujui

32
aparatur desa. Satu persatu kami melaksanakan
program tersebut baik individu maupun kelompok.
Untuk individu ada program kerja dalam dua bidang,
yaitu bidang keilmuan, dan bidang umum. Program
kerja pada bidang keilmuan yang saya ajukan adalah
pendampingan TPA Al-Hikmah Rona. Saya merasa
cukup nyaman dalam melakukan program tersebut,
karena adik-adik TPA yang menggemaskan, mudah
dalam diatur, dan membuat saya kangen dengan suara
khas mereka.

Kemudian dalam program kerja bidang umum,


saya melakukan sosialisasi “Generasi Emas tanpa
Pergaulan Bebas”, dalam program ini peserta
sosialisasi sangat antusias dan aktif mengikuti
program ini, dengan aktif bertanya, mendengarkan,
dan menjawab pertanyaan. Saya merasa senang
dengan melakukan program ini, karena dapat berbagi
ilmu sekaligus mengedukasi tentang pentingnya
generasi emas harapan bangsa dan menghindari
pergaulan bebas, dengan fokus menjauhi seks bebas,
berhati-hati dengan yang namanya pacaran.

Program kerja individu selesai dikerjakan dan


diaplikasikan, kami bekerja sama untuk
menyelesaikan program kerja kelompok. Banyak

33
sekali program kerja kami, dan mendapat tambahan
program permintaan dari aparatur desa, yaitu
pemasangan kaca cembung di empat titik jalan utama
di desa Negeri Besar. Walau program ini, cukup
memakai anggaran, Alhamdulillah, kami berhasil
merealisasikan program tersebut dan telah terpasang.
Semoga bermanfaat untuk mengetahui kendaraan dari
lawan arah, dan menyelamatkan seseorang dari
kejadian yang tidak diinginkan.

Cepatnya waktu berputar, sampailah di minggu


ketiga pelaksanaan KKN, telah banyak kegiatan yang
kami jalani. Mulai dari Ke SDN 1 Negeri Besar,
PAUD, SMA N1 Negeri Besar, Mmbantu persiapan
Musrenbangkam di Balai Adat Kampung Negeri
Besar, sosialisasi bersama di SMA N1 Negeri Besar,
dan program kerja lainnya yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu. Saya juga ikut aktif dalam
pengajian ibu-ibu setiap hari Jum’at ba’da sholat
Jum’at di Masjid Al-Munawwarah sebagai petugas
membaca kalam Ilahi, serta diberikan kesempatan
untuk tausiyah.

Aktifnya kegiatan dan aktivitas masyarakat,


seperti acara Begawi adat Pepadun, kami turut serta
diundang dan bahkan ada diantara kami menjadi

34
panitia. Kami sering diundang untuk kumpul bersama
dan makan bersama sembari lebih dekat dengan
masyarakat.

Pertama kalinya saya menghadiri acara


Begawi, sangat terpukau, begitu mewah dan
banyaknya adat yang dilakukan, mengajariku untuk
belajar, menambah wawasan tentang adat setempat,
bahkan saya heran masyarakat mampu berjalan begitu
jauhnya mengikuti acara Begawi, bahkan ibu-ibu yang
sudah cukup renta, mengikuti sampai selesai.

Semua itu sangat berkesan untuk saya.


Sebelum tiba hari penjemputan, kami berkunjung ke
dusun Olok Gading. Kegiatan kami disana adalah
berbagi kebahagiaan, dan memotivasi anak-anak SD
N2 Olok Gading untuk semangat dalam belajar,
menggapai cita-cita, serta silaturahmi dengan warga
dusun Olok Gading. Selesai itu, hari berikutnya kami
melakukan pemasangan kaca cembung di 4 titik
penting jalan di kampung Negeri Besar untuk
menyelamatkan pengemudi dari kejadian yang tidak
diinginkan. Hingga tak terasa sampailah pada
perpisahan tiba, kami mengadakan acara makan
bersama, nyeruit bersama dengan aparatur, ibu-ibu
PKK, dan warga terdekat posko.

35
Banyak pembelajaran dan pengalaman, yang
saya peroleh selama melakukan pengabdian dan
pemberdayaan masyarakat di sana.

Mungkin itu sedikit cerita penggalan kisah


kesan-kesan yang bisa penulis sampaikan akhir kata
“Selamat Tinggal Desa Kampung Baru”, Sampai
jumpa lagi dilain kesempatan, semoga kita diberi umur
panjang dan bisa dipertemukan kembali dilain waktu.
Terima kasih atas 40 hari efektinya yang
mengesankan dan penuh kenangaan”.

Kisah Cerita di Negeri Besar


Sandra Puji Lestari

Panasnya terik matahari membuatku


mengecilkan pandangan jauh di depan mata. Jalanan
yang berliku dan Debu di jalanan berhamburan seolah
menyambutku. Pepohonan di kanan dan kiri jalan
yang sangat rindang dan angin yang berhembus
menggoyangkan pepohonan. Pandanganku menatap
setiap rumah yang aku lewati dengan bentuk rumah
yang berbeda seperti rumah kayu dan rumah yang
sudah modern. Jalanan berlubang namun, tak

36
menghalangi kendaraan roda empat yang sedangku
nikmati lajunya untuk terus menyusuri perjalanan ini
menuju desa Negeri Besar. Diperjalanan Berbincang
dengan empat teman baru membuatku lebih banyak
diam dan menikmati makanan yang ada di depanku
daripada memberi respon pembicaraan mereka yang
tampak sudah akrab. Tiga orang perempuan duduk di
kursi belakang, serta tiga wanita yang membersamaiku
di kursi bagian tengah. Dan 1 wanita berada di kursi
depan yang merupakan teman satu jurusanku dan
sangat renyah sekali tawanya. Tepat pada hari Selasa
23 Januari 2023, aku dan semua teman baru ku
menuju lokasi desa yang sudah di tentukan oleh
kampus untuk kami melaksanakan KKN yaitu di desa
negeri besar yang terletak di kabupaten Way Kanan.
Diperjalanan ketika kami melewati daerah Tulang
Bawang Barat mobil yang kami tumpangi mengalami
pecah ban dan akhirnya kami berhenti dan menambal
ban terlebih dahulu sembari menunggu, aku dan
temanku yang bernama sekar pergi ke sebuah warung
untuk membeli sayur untuk di Posko nantinya. Sekitar
kurun waktu kurang lebih 5 jam perjalanan yang kami
tempuh akhirnya kamipun tiba di desa Negeri Besar.
Setelah sampai kami pun menuju balai desa dan kami

37
disambut baik oleh bapak sekdes dan beberapa aparat
desa yang sudah menunggu kehadiran kami dan kami
disuguhi camilan serta hidangan makan siang. Setelah
kami menikmati hidangan makan siang serta sedikit
berbagi tawa akhirnya kamipun menuju ke posko
yang akan kami huni.

Setibanya di posko tanpa berdiskusi panjang


karena mengingat waktu yang sudah cukup sore
kamipun membersihkan posko terlebih dahulu
sebelum kami beristirahat. Semilir angin berselisih
jalan dengan wajahku, membuat anganku ingin
mengikuti arusnya mengelilingi dunia harapanku.
Perasaan antara takut, cemas menjadi satu ketika aku
meninggalkan rumah dan jauh dari orang tua untuk
pertama kalinya serta bertemu dengan teman baru
yang tidak ku kenal sebelumnya dengan karakter
yang berbeda-beda dan harus tinggal dalam satu atap
yang sama selama 40 hari membuat hatiku gundah tak
karuan di buatnya. Tentunya aku gundah,aku harus
berkenalan dengan orang baru, aku harus memahami
bagaimana karakter mereka, berbagi kamar dengan
mereka dan menyesuaikan diri dengan orang-orang
yang baru. Aku sebagai seorang introvert untuk
berkenalan dengan orang baru adalah suatu hal yang

38
membutuhkan energy cukup banyak , ditambah lagi
aku paling tidak suka keramaian, aku lebih suka
sendirian. Syukurnya aku bertemu dengan teman-
teman yang memahamiku, aku berbagi kamar dengan
1 temanku. Teman-temanku memiliki kepribadian dan
karakter yang berbeda-beda. Tapi, dengan begitu kami
belajar saling menghargai satu sama lain. Selain
berbagi kamar, kamipun selalu berbagi makanan dan
apa yang kami punya. “Punyamu ya punya ku juga,
sedihmu sedihku juga” kurang lebih seperti itu prinsip
kami. Kami juga bukan hanya sekedar teman berbagi
kamar tapi, teman yang selalu ada dalam keadaan
apapun. Baik itu senang atau sakit kami rasa sama-
sama.

Keesokan harinya, pantulan cahaya matahari


pagi dari balik jendela menggerakkan semangatku
untuk beranjak dari kasur dan memulai aktivitas hari
ini, sesegera mungkin aku bersiap dan bergegas untuk
menuju ke kecamatan dengan berjalan kaki bersama
untuk menghadiri acara penyerahan mahasiswa KKN.
Setelah acara selesai, kami kembali ke posko dan
berbincang dengan aparat desa di balai desa dan tak
terasa waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang,
sudah tiba waktunya kami makan siang bersama.

39
Setelah makan siang bersama kami melakukan
briefing untuk membahas tentang program kerja
selama melaksanakan KKN. Pada hari kedua kami
pergi ke rumah Bapak kepala desa untuk silaturahmi
dan malamnya bapak sekdes ke posko untuk
menjelaskan aturan-aturan yang ada di desa. Seiring
berjalannya waktu kami mulai mengetahui dan
memahami karakter masing-masing . tepat pada
tanggal 3 februari pukul 00.00 aku mendapatkan
kejutan dari teman-teman untuk merayakan hari ulang
tahunku, awalnya aku tidak menduga hal tersebut
terjadi si sekar yang meminjam kartu tanda mahasiswa
ku untuk melihat tanggal lahirku dan merencanakan
kejutan. Keesokan harinya aku merencanakan
Program kerja individu dan Program Kerja Individu
yang aku pilih adalah mengajar les bahasa inggris
dasar kepada anak-anak di desa Negeri Besar. Walau
dalam hatiku sedikit keberatan karena harus mengajar
dan bertemu dengan anak-anak namun, lama kelamaan
aku sudah terbiasa dengan anak-anak kecil
disekelilingku.

Setelah hari-hari berlalu begitu banyak cerita


dan rasa yang sulit diutarakan namun indah sekali jika
dikenang, tak terasa sudah menuju hari memperingati

40
Isra Mi’raj. Aku bersama kelompokku mengadakan
kegiatan lomba untuk anak-anak TPA di desa negeri
besar. Semua kami rancang dan persiapkan sendiri,
setiap orang memiliki tanggung jawabnya
masing_masing. Mempersiapkan acara tersebut
memang sangatlah lelah, belum lagi kami harus
berdebat tipis karena perbedaan pandapat kami. Tapi,
Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar.
Semua warga yang menghadiri acara tersebut terlihat
begitu antusias. Tibalah pada tanggal 20 Februari
2023 hari dimana kami menghadiri acara yang
diadakan oleh mahasiswa KKN sekecamatan Negeri
Besar di desa Negeri Besar. Di acara tersebut saya di
minta untuk menjadi MC bersama dengan teman yang
lainnya dan itu adalah kali pertamanya aku bicara di
depan banyak orang tentunya dengan perasaan yang
campur aduk. Acara pun selesai dan berjalan dengan
lancar lalu kami mendampingi anak-anak sebagai
perwakilan desa untuk mengikuti lomba dalam rangka
memperingati Isra Mi’raj. Di Sribasuki aku bertemu
dengan teman-teman yang satu jurusan denganku.
Kami bertemupun tak lama dan tak banyak bicara
namun sudah cukup untuk melepas rindu diantara
kami. Setelah kegiatan kami di Sribasuki selesai kami

41
kembali ke posko dengan mengendarai motor. Kami
dijalan mengalami habis bensin dan kehujanan. Setiba
nya di posko kami bergegas untuk membersihkan diri
setelah seharian berada diluar ruangan dan kehujanan
setelah itu, kami makan malam bersama dengan menu
andalan sejuta umat yaitu mie instan dengan lauk
nasi.

Tak terasa sudah 4 minggu berlalu kami


melaksanakan KKN. Aku mulai merasa rindu rumah
dan selalu merengek ingin pulang di akhir KKN yang
telah dilaksanakan ini. Tibalah ketika 2 hari sebelum
pulang, mulai terasa sangat dekat dengan masyarakat
dan makan bersama dan berbincang hangat dengan
masyarakat disana. Rasanya berat sekali kalau nanti
tiba waktunya sudah harus kembali ke dunia
perkuliahan. Dari KKN ini saya belajar banyak mulai
dari memahami karakter orang banyak, belajar
menyesuaikan diri, belajar berinteraksi langsung,
belajar mandiri, bertanggung jawab dengan program
kerja yang sudah diamanahkan, dan yang paling utama
saya juga belajar untuk saling menghargai antar
anggota, saling menolong satu sama lain dan saling
bekerja sama dalam menyelesaikan program kerja
agar terlaksana dengan semestinya. Selama perjalanan

42
KKN disini saya banyak sekali menemukan kisah
yang membuat hati saya tersentuh. Salah satunya
adalah masih ada desa yang memiliki sekolah dimana
sekolah tersebut hanya memiliki 1 tenaga pendidik dan
siswanya terdiri dari kurang lebih 17 siswa dari kelas
1-6. Ketika kami datang siswa sangat antusias dalam
menyambut kami. Kami disana berkenalan, bermain
games, memberikan sebuah kuis tentang pengetahuan
dan waktu terasa cepat sekali berlalu. Meskipun
dengan kondisi yang seperti itu namun, dengan begitu
mereka tetap semangat menjalani sekolah.

Banyak sekali cerita-cerita yang menginspirasi,


cerita senang, maupun cerita yang menyentuh hati.
KKN yang berjalan selama 40 hari ini, semua cerita
selama perjalanan KKN akan selalu dikenang dalam
benak, cerita yang memberikan pembelajaran
berharga untuk diri saya sendiri. Memiliki teman baru
dengan latar belakang dan karakter yang berbeda.
Saya ucapkan terima kasih kepada bapak, ibu, dan
jajaran staf balai desa Negeri Besar karena telah
menerima dan membimbing dalam pelaksanaan KKN
kelompok kami. Harapan saya, dengan adanya
program-program kerja yang telah kami laksanakan di
desa Negeri Besar dapat bermanfaat dengan baik dan

43
menjadi berkah untuk semuanya Serta program kerja
yang telah dibuat dan berjalan, diharapkan dapat terus
digunakan dan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin
walaupun saat kegiataan KKN ini telah usai, dan
semoga program-program kita bisa bermanfaat juga
untuk seluruh warga di desa Negeri Besar.

Kisah Yang Belum Usai


Novrianto

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah sebuah kata


yang sering terdengar oleh telinga masyarakat, KKN
sering kita temukan di kampung-kampung ataupun
desa-desa yang notabe nya plosok dan jauh dari kata
maju. Sebuah kegiatan KKN biasanya dilakukan oleh
mahasiswa semester 7 ataupun semester 8. Tepat
tanggal 23 januari 2023 aku dan teman kelompok
KKN berangkat untuk melakukan kegiatan KKN di
desa Negeri Besar, Kecamatan Negeri Besar,
Kabupaten Way Kanan. Orang-orang menyebutnya
desa premature, layaknya bayi yang terlahir
premature, desa ini sudah terlahir sejak 1960
menyimpan banyak suka maupun duka, keberangkatan

44
tersebut kami nikmati dengan keindahan alam seperti
sawah yang tebentang luas, danau, bukit-bukit, serta
hamparan pohon sawit dan karet yang begitu indah.

Tanpa kami sadari bahwa dalam satu


kelompok kami sama sekali belum mengenal satu
sama lain. Baik dari nama, alamat, dan bahkan jurusan
nya. Karena nyata nya kelompok KKN memang di
bagi oleh secara acak oleh pihak kampus yang
bersangkutan dan aku mendapatkan kelompok 47.
KKN saya sendiri terdiri dari 11 anggota diantaranya 7
orang perempuan dan 4 orang laki-laki. Setelah
bertemu dengan anggota kelompok serta membahas
tentang berbagai macam hal-hal yang harus di
persiapkan untuk Program Kerja. Waktu pun cepat
berlalu, kisah cerita KKN saya segera di mulai.

Pada hari itu saya sampai di desa tempat kami


KKN, kami langsung di sambut oleh apparat desa dan
di ajak untuk nyeruit bareng di balai desa. Setelah itu
kami menuju posko yang akan kami gunakan selama
40 hari untuk tidur dan melakukan program kerja.
Sesampainya di posko kami langsung beberes untuk
tempat kami tidur dan membicarkan tentang program

45
kerja. Pada saaat malam pertama di posko kami
melakukan sebuah breafing dan pengenalan satu sama
lain antar anggota.

Tepat tanggal 24 Januari 2023 kami awalai


dengan bersiap-siap untuk berangkat ke Kecamatan
untuk mengikuti acara pelepasan sekaligus penerjunan
mahasiswa KKN yang di adakan tepat di kantor
Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan.
Disana kami di beri arahan, motivasi, informasi
tambahan yang bias membantu kami terkait tujuan
dilaksanakannya KKN tersebut. Disana saya juga
bertemu dengan banyak teman baru mulai dari teman
sejurusan ku KPI ataupun teman-teman dari jurusan
lainnya. Setelah selesai acara penerjunan saya dan
teman saya berfoto dengan dosen pembimbing
lapangan, setelah kami selesai berfoto kami langsung
menuju posko bersama dengan dosen pembimbing
lapangan. Sesampainya di posko bapak Buyung
Syukron selaku dosen pembimbing lapangan kami
bertemu langsung di balai desa Negeri Besar untuk
membicarakan beberapa prihal yang kaitannya dengan
KKN kami.

46
Di awal KKN, saya dan teman-teman
berkeliling untuk melihat kondisi yang ada di desa
Negeri Besar, sembari kami memperkenalkan diri
bahwasannya kami adalah mahasiswa KKN yang akan
membantu atau mengikuti kegiatan yang ada di desa
Negeri Besar. Di dalam kelompok kami terdapat 2
program kerja yaitu program kerja kelompok dan
individu. Progja individu yang akan berfokus kepada
progja masing-masing mahasiswa yang akan di
lakukan selama KKN berlangsung, kemudian progja
kelompok terdiri dari laporan berupa buku, laporan,
dan video selama KKN.

Setelah itu kami mulai melakukan progja kami


mulai dari progja kelompok maupun progja individu.
Adapun progja individu saya adalah mensosialisai
tentang menjadi Voice Over yang baik, dan juga
membantu mengajar di SDN 1 Negeri Besar. Seiring
berjalan nya waktu menuju pertengahan 40 hari KKN,
selain progja individu masing-masing dari saya dan
kelompok saya sudah ada beberapa yang terlaksana,
rencana kami pun berlalnjut dengan menyusun
program yang akan di laksanakan untuk program
kelompok. Breafing menjadi salah satu momen

47
dimana saya dan teman saya bertukar pikiran terkait
rencana yang akan di laksanakan esok hari.

Hari demi hari terus berjalan waktu kami mulai


mengenal lebih dekat antar kelompok kami. Kami
mulai melakukan progja kelompok yaitu lomba
GEMASS ( Gema Anak Sholeh Sholehah ), walaupun
ini terealisasi setelah acara isra miraj yang seharus nya
di laksanakan waktu isra miraj. Progja ini termasuk
progja kelompok, kami pun menyiapkan perlombaan
ini dengan sungguh-sungguh.

Tak terasa sudah 30 hari saja di desa Negeri


Besar kebanyakan progja individu dan progja
kelompok kami sudah terealisasi, namun kami masih
menunggu apa progja dari desa yang akan diberikan
kepada kami. Hari semakin cepat berlalu tanpa kami
sadari kami menginjak seminggu sebebelum 40 hari,
rasa nyaman yang menggebu-gebu karena tidak ingin
meninggalkan desa. Tepat di hari ke 34 kami
mendapatkan progja dari desa yaitu memasang kaca
cembung yang akan di pasang di setiap tempat yang

48
sudah di tentukan oleh aparatur desa. Kami memasang
4 kaca cembung di 4 titik yang sudah di sediakan.

Keanehan yang ada di desa Negeri Besar


membuat kami merasa terhibur, karena ada anak-anak
kecil yang berjualan keliling menajajakan aneka jualan
nya dengan nada suara yang aneh terdengar di telinga
kami, warung sembako di dekat posko kami tidak ada
niatan tapi tetap membuka warung nya itu. Jujur saja
dahulu ketika teman saya yang telah KKN terlebih
dahulu menceritakan tentang desa tempat mereka
KKN yang bias sambal berwisata membuat saya
sedikit iri. Namun bagi kami itu hanya hayalan
semata, karena pada dasar nya kami bersyukur
mendapatkan desa Negeri Besar ini karena kami di
ajarkan untuk saling menghargai, menghormati,
belajar bersusah payah dalam kehidupan sebenarnya.

Tepat tanggal 6 maret 2023 kami dan aparatur


desa mengadakan makan bersama di balai kampung
sebagai acara perpisahan sekaligus untuk berpamitan
dengan aparatur desa yang ada disana. Setelah kami
selesai makan, kami pun melakukan orbolan bersama
dengan canda tawa yang riang, dan acara terakhir di

49
tutup dengan foto bersama dengan aparatur desa
setempat. Pada malam hari kami mulai berpamitan
dengan warga sekitar, mulai dari berpamitan dengan
ketua Rt dan dengan warga-warga yang sering
berinteraksi dengan kami. Setelah itu kami kembali ke
posko dan menyiapkan barang-barang yang akan kami
bawa pulang, kami pun masing-masing melakukan
packing sesuai barang bawaan. Kami pun akhir nya
tidur dengan nyenyak walaupun sebenarnya kami
tidak ingin pulang karena sudah terlanjur nyaman
dengan suasana desa.

Tanpa di sadari tepat tanggal 7 maret 2023 pun


tiba, dimana itu adalah hari dimana kami akan di Tarik
oleh pihak kampus, sebelum kami berangkat ke
kecamatan kami pun berpamitan dengan aparatur desa,
pamit kami pun sedikit nya meninggalkan kisah haru
bagi aparatur dan kami semua. Kami bersaliman
dengan semua aparatur desa sambil keluar dari balai
desa untuk menuju ke kecamatan. Berat rasa nya
meninggalkan desa ini, desa yang nyaman sama
seperti desa saya sendiri. Tapi apalah daya kami
hanyalah mahasiswa KKN yang akan melanjutkan
kegiatan kami sebagai mahasiswa akhir.

50
Sedih bercampur senang menjadi satu, lagi lagi
kami tak mau pergi dari desa ini tapi memang kami
harus meninggalkan desa ini. Salam Hangat dari saya
Novrianto dan kelompok KKN 47 desa Negeri Besar,
semoga silahturahmi kami dengan desa tetap terjaga
semoga suatu saat nanti kami semua bisa kembali
mengunjugi desa Negeri Besar ini lagi.

Cerito cutik sikam KKN di negeri besar

(Cerita dikit saya KKN di negeri besar)


Arjuna Ridwan Marsyal

Ini merupakan pengalaman pertama saya, saya


berkenalan dengan teman baru, tempat baru, dan
lingkungan baru. Saya bertemu dengan 10 orang yang
tentunya berbeda karakter dan memiliki wataknya
masing-masing, disitu saya dituntut untuk harus bisa
menerima kurang dan lebihnya teman saya tersebut.
Dan ketebulan saya lampung sendiri.

Pada tanggal 24 Januari dimana saya datang ke


desa Negeri Besar, yang dimana jarak dari kabupaten

51
sangatlah jauh, dan pertama kalinya saya
menginjakkan kaki di Desa Negeri Besar, dan disitu
juga saya pertama kalinya belajar dengan
menggunakan Bahasa dialek A sedangkan saya biasa
nya menggunakan Bahasa dialek O walaupun desa
negeri besar kabupaten way kanan sama menggunakan
adat pepadun ,hari pertama saya bermalam di desa
negeri besar dengan suasana baru.

Untuk hari pertama kami berkenalan dengan


aparatur desa dan warga sekitar dan tidak lupa juga
kami bertemu dengan mahasiswa KKN di desa negeri
besar dimana mereka sudah duluan KKN dari pada
kami, mereka merupakan mahasiswa dari unila,dan
waktu menjelang sore pun tiba dimana disitu saya
dengan teman saya riski dan novri bergegas mandi
bersiap-siap untuk melaksanakan sholat magrib
bersama warga negeri besar dan sepulang saya dari
sholat kami berkumpul di posko depan yaitu posko
cewek untuk saling cerita dan bertanya lebih dekat.
Untuk pertama kalinya saya bisa merasakan
suasana baru kebersamaan makan bersama dengan
orang baru berintraksi dengan teman baru yang saya
kenal bertemu karena KKN, setiap malam kami

52
berkumpul bersama duduk bercerita sedih senang
keluh kesah kami bercanda satu sama lain,,seiring
berjalan nya waktu hari esok pun tiba dimana kami
melakukan pembahasan malam nya berbagi tugas
kami masing masing

Selama 40 hari beragam yang saya temukan di


desa negeri besar salah satu nya adat dan budaya yang
sedikit ada perbedaan dengan adat budaya Lampung
yang saya jumpai di desa saya sendiri, dari pakaian
bujang gadis dan seluruh yang mengikuti adat begawi
menggunakan pakaian putih, dan dari penggunaan
bahasa masyarakat negeri besar menggunakan bahasa
dialek A. disana saya bertemu salah satu tokoh adat
Buay pemuka bangsa raja yang dimana bercerita
kepada saya dan teman-teman sedikit cerita tentang
awal mula nya berdiri negeri besar dan sampai
terpecah menjadi 4 tiuh atau kampung yaitu negeri
besar, tiuh baru,kaliawi, kiling Kiling setelah bercerita
tersebut lanjut pembahasan nenek moyang di desa
negeri besar yaitu umpu serunting sakti, silsilah dan
keturunan serunting sakti dari dewa sebiji yang beliau
pernah membuat buku dan ditulis beliau tentang
sejarah cerita serunting sakti akan tetapi sangat

53
disayangkan buku tersebut hilang dikarenakan ada
salah satu orang yang meminjam dan tidak
dikembalikan kepada beliau, sehingga beliau
mengumpulkan informasi lagi menggali lagi tentang
silsilah Umpu serunting sakti yang beliau buat dengan
benner.salah satu bukti yang ada di negeri besar
tentang cerita Umpu serunting sakti yaitu makam
beliau yang ada di negeri besar yang dekat dengan
sungai dan serunting sakti adalah sosok yang
dihormati oleh masyarakat negeri besar yang di yakini
memiliki kelebihan seperti wali Allah apa yang sibut
maka langsung akan terjadi yang biasa dikenal dengan
sepahit lidah.
Lanjut lagi kami agenda ke dusun 05 dan 06
dimana saya dan teman-teman jalan menggunakan
mobil pick up dan bersama aparatur desa negeri besar
beserta kepala kampung negeri besar Ahmad Ilyas,
dalam menempuh perjalanan menuju dusun yang biasa
disebut ologading menempuh perjalanan sekitar 30
menit dari desa negeri besar dikarenakan akses menuju
ologading yaitu masih merupakan masih jln
tanah,sesampainya disana saya dan teman-teman
langsung berhenti di sebuah sekolahan dimana disitu
adalah salah satu sekolah SD yang satu satu nya ada

54
disitu di karena akses anak sekolah mau ke sekolahan
lain sangat tidak memungkinkan mereka untuk
berjalan kaki menuju ke sekolahan,disitu saya melihat
semua anak anak nya dijadikan satu kelas karena guru
yang mengajar nya juga hanya satu saja,dimana di
dalam kelas tersebut berisikan anak anak kelas 01
sampai 06 menjadi satu dan saya disana bersama
teman-teman langsung saja mulai memperkenalkan
diri kami masing masing dan setelah itu kami
mengadakan game seperti cerdas cermat siapa yang
mampu menjawab pertanyaan yang kami berikan
maka akan kami berikan hadiah,kami sangat bersyukur
nya antusias anak anak dalam berlomba lomba
menjawab pertanyaan dari kami dengan benar dan
baik yang menjadi cerminan buat saya sendiri bahwa
dalam menimba ilmu itu bisa didapatkan dimana saja
tidak memandang tempat, setelah itu kami berpamitan
pergi dan berlanjut lagi ke permukiman warga dimana
disana kami sudah ditunggu disambut warga dengan
baik.kami beramai ramai duduk disebuah tikar dan
bangku kayu yang sudah di sedia kan dan di
hidangkan dengan buah semangka hasil salah satu
warga disana yang bekerja buruh di kebun
semangka,lalu saya menjumpai salah satu warga dan

55
beliau bercerita bahwa beliau adalah salah satu
transmigrasi yang bertahan di ologading dikarenakan
yang lain sudah pulang ke pulau Jawa dikarenakan
tidak mendapatkan tempat untuk tinggal di
ologading.singkat cerita waktu sudah mulai siang dan
kami pun mulai makan bersama dengan warga dengan
makan seadanya dengan bekal lauk pauk yang kami
bawa dari posko kami, setelah santap siang selesai
kami bergegas siap pulang dan berpamitan dengan
warga lalu kami diberikan warga buah semangka dan
Degan yang kami bawa pulang untuk kami bawa ke
posko kami.

Kenangan Manis di Desa Negeri Besar

Indah dwi Destriani

KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan kegiatan


yang selalu diikuti oleh semua mahasiswa IAIN
Metro. Kegiatan ini biasanya dilakukan selama kurang
lebih 40 hari. Pada saat mendaftarkan diri untuk
mengikuti KKN saya sangat bahagia karena dengan
mengikuti kegiatan ini semua ilmu yang telah saya
pelajari di kampus dapat tersalurkan melalui program

56
ini serta saya dapat berkenalan dengan teman-teman
satu kelompok saya yang berbeda fakultas dan jurusan.
Kuliah Kerja Nyata (KKN), bagi saya tiga kata
seederhana tersebut penuhdengan makna. Sebelum
adanya pengumuman jadwal keberangkatan saya
menganggap bahwa KKN sebagai tantang yang harus
dihadapi. Bagaimana tidak, selain menunjukkan dan
mengaplikasikan kemapuan serta ilmu yang didapat di
kampus, saya juga harus mampu berbaur dengan
masyarakat.
Tanggal 24 Januari 2023, menjadi hari yang
ditunggu-tunggu oleh saya dan para mahasiswa IAIN
Metro yang mengikuti KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Kenapa? Karena, hari tersebut menjadi hari pertama
kami diterjunkan untuk melaksanan kewajiban untuk
mengabdi di masyarakat. Dan mengaplikasikan ilmu
yang telah kami dapatkan selama di perkuliahan agar
dapat memberdayakan masyarakat, mengubah
maindset masyarakat agar berpola fikir lebih maju,
lebih rasional, lebih kreatif serta inovatif.
Pada saat pengumuman tiba, saya melihat nama
saya terpampang di barisan Kelompok 47 yaitu di
tempatkan di Desa Negeri Besar, Kecamatan Negeri
Besar, Kabupaten Way Kanan. Awal yang lumayan

57
membuat kaget, bagaimana tidak? Dengar desa yang
sangat awam bagi pribadi saya dan dengan teman
kelompok yang belum pernah saya temui sebelumnya.
Satu minggu sebelum hari keberangkatan saya
bertemu dengan teman sekelompok saya, lagi-lagi saya
di buat bingung, deg degan, dan rasa gak karuan di
kepala memikirkan 11 orang yang belum saling
mengenal berada dalam satu rumah selama kurang
lebih 40 hari dan menjalankan program kerja
bersama? Lumayan membuat saya overthingking saat
itu. Kami bertemu di gedung Kampus dan mulai
berkenalan satu per satu, bertemu dengan wajah baru
dan masih asing, itulah kesan pertama ketika saya
bertemu mereka. Kemudian kami saling menyapa dan
bercanda gurau satu sama lain agar saling mengenal
dan meninggalkan kesan yang baik dan dapat
menghasilkan kerjasama kedepannya.
Tanggal 23 Februari tiba begitu cepat, kami
melakukan perjalanan ke desa yang belum pernah
kami kunjungi. Tepat pukul 14.00 WIB kami sampai
di desa Negeri Besar, 11 pasang mata yang melihat
kanan kiri dengan tatapan bingung dan lega, karna
sudah sampai di tempat tujuan. Pertama kali yang saya
ucap “Oh ini toh desanya, jauh juga jarak tempuhnya

58
”. Hari pertama di Posko (rumah tinggal kami selama
KKN di desa Negeri Besar) saya lewati dengan baik
baik saja dan lumayan happy dengan lingkungan baru
dan teman-teman baru.
Minggu pertama, kami berada di Desa Negeri
besar kami gunakan untuk menyesuaikan diri,
perkenalan dengan warga serta menyusun program
kerja yang akan kami laksanakan. Di tempat yang
baru, dengan orang-orang yang baru dan baru pertama
kali bertemu dengan mereka. Membuat saya belajar
tentang banyak hal, dari masyarakat desa Negeri Besar
dari hal tersebut saya juga belajar untuk memahami
karakteristik tiap orang yang saya temui, bagaimana
cara menanggapi orang-orang yang saya temui dengan
berbagai karakteristik yang berbeda setiap orangnya.
Masyarakat dan aparatur Desa Negeri Besar cukup
terbuka atas kedatangan kami, dan menyambut kami
dengan tangan terbuka. Banyak anak-anak kecil yang
antusias dengan kehadiran kami sebagai mahasiswa
KKN.
Minggu kedua kami berada di Desa Negeri Besar
kami mulai menjalankan prokja yang telah kami susun
sebelumnya. Dari mulai mengajar ngaji, senam sehat
ibu-ibu yang dilaksanakan pada sabtu sore pun sudah

59
terlaksana. Masyarakat Desa sangat berpartisipasi
dalam kegiatan yang kami laksanakan terutama para
ibu-ibunya. Hal tersebut membuat saya terharu
sekaligus bahagia karena hal tersebut akan
mempermudah kelancaran jalannya prokja kami
selanjutnya.
Selama dua minggu saya bersama anggota
kelompok, konflik kecil mulai bermunculan karena
ketidak sesuain perilaku antara satu dengan yang
lainnya yang sedari awal sifat dan perilakunya
memang sudah seperti itu. dari sini saya menyadari
bahwa kita tidak bisa meruubah sifat dan perilaku
seseorang sesuai dengan apa yang kita inginkan kerena
itu adalah sesuatu hal yan sulit dan memang pada
dasarnya tidak bisa berubah. Di minggu selanjutnya,
kami sudah nyaman dengan satu sama lain. jika tidak,
maka kegiatan yang telah direncanakan tidak akan
berjalan dengan lancar.
Di sini saya dan anggota kelompok harus
mengkoordinasikan setiap tugas yang harus
dilaksanakan dan membagi tugas sesuia dengan apa
yang telah direncanakan sebelumnya. pembagian ini
bertujuan agar setiap kegiatan tidak terlalu banyak
orang terutama untuk mengajar ngaji di TPA. Kami

60
juga ingin membantu para pengajar yang ada di TPA
untuk mengajar di TPA Al-Hikmah Rona. saya harus
menjaga kesegaran dan selalu tersenyum terhadap
anak yang sedang mengaji karena dengan kehadiran
saya dan aggota kelompok saya mereka semakin
semangat untuk belajar. Mereka sangat antusias untuk
diajarkan oleh kami semua dan dan hal tersebutlah
yang membuat saya selalu semangat untuk membagi
ilmu saya kepada mereka.
Kemudian pada minggu terakhir sebelum kami
penarikan kami mendapatkan kesempatan untuk
mengujungi sebuah sekolah yang berada di Desan
Negeri Besar, yaitu SDN 2 Olok Gading. Sekolah
tersebut terletak di Dusun yang jauh dari Desa yang
kami tinggali, atau bisa dibilang dusun ini termasuk
Dusun yang terpencil. Jauh dari kecamatan dan akses
menuju ke sana pun sulit. Jarak tempuh dari Posko
saya untuk menuju ke sekolah tersebut sekitar 50
menit, menggunakan mobil, dan jalannnya masih
tanah merah serta berlubang apalagi pada saat itu
masih musim hujan.
Ketika saya menginjakan kaki di SDN 2 olok
Gading saya merasa sedih dan terharu, karena tenaga
pengajar di sekolah ini hanya satu saja dan memiliki

61
sekitar 25 orang dari kelas 1-6 dan tiga ruangan kelas.
Tenaga pengajarnya merupakan seorang perempuan
hebat yang tinggal di Desa Olok Gading. Beliau ini
telah mengajar selama 14 tahun sendirian tanpa
bantuan dari orang lain. Dan ketika Kegiatan Belajar
Mengajar para siswa dijadikan dalam satu kelas yang
sama, agar Ibu guru tidak kewalahan karena beliau
hanya sendiri. Kunjungan inilah yang sangat saya
ingat karena ketika berada di sekolah tersebut
mengajarkan saya untuk lebih bersyukur dan semangat
dalam melanjutkan pendidikan.
Selama di Desa Negeri Besar kami di perkenalkan
dengan adat istiadat yang begitu banyak yang belum
pernah kami ketahui sebelumnya. Salah satunya yaitu
tradisi “nyeruit”, atau menyantap bersama-sama
sambal seruit. Yang baru saya temui di desa ini karena
sebelumnya saya kurang familiar dengan tradisi
tersebut tapi di sini masyarakatnya hampir setiap ada
acara selalu ada kegiatan “nyeruit”. Pada dasarnya
bagi masyarakat lampung “nyeruit” dimanfaatkan
untuk ajang berkumpul dan bersilaturahmi guna
mempererat rasa persaudaraan.
Kehangat yang masyarakat berikan kepada kami
membuat saya dan teman-teman KKN nyaman di desa

62
Negeri Besar. Kami selalu dirangkul seperti keluarga,
dianggap anak, diayomi, di arahkan dengan baik. Kel
uarga baru yang ku miliki di Desa Negeri besar.
Ternyata memang benar cerita menghapus luka di
tanah pengabdian dan terjadi sangat nyata.
Pengalaman baru luar biasa yang mereka berikan tidak
akan bisa saya lupakan. Saya berharap bisa kembali ke
tanah rantauan itu lagi, pikiran buruk yang dulu
menerpa tentang desa ini benar benar terhempas jauh
ketika saya bertemu mereka. Orang-orang yang
santun, ramah senyum, ringan tangan suka membantu,
melekat menjadi satu didiri mereka masing masing.
Selama sebulan lebih berada di Desa ini saya
jalani dengan rasa syukur yang luar biasa karena
dipertemukan dengan manusia-manusia baik. Di desa
ini saya diajarkan banyak hal., tidak hanya tentang
kehidupan tetapi juga tentang keimanan dan
kebersamaan. Memang tidak banyak yang saya
berikan untuk masyarakat desa ini dan tidak sebanding
dengan apa yang telah mereka berikan kepada saya
dan anggota kelompok saya. namun saya sangat
bersyukur karena telah mendapatkan kesempatan
untuk memiliki pengalaman di Desa Ini.

63
Dan yang membuat saya teringat dengan Desa
Negeri Besar yaitu suasananya ketika malam hari, di
sana sangatlah sunyi, bahkan magrib pun hampir tak
ada wanita yang keluar rumah. Sehingga sangat
kontras perbedaanya denga tempat tinggal saya, yang
selalu ramai di malam hari. kondisi lingkungan di sini
sangat menyenangkan bagi saya, tak jarang juga para
tetangga mengantarkan makanan ke Posko. Saya
merasa kehadiran kami sangat dihargai oleh
masyarakat.
Rasanya 40 hari terasa sangat singkat bagi kami,
karena kami belum cukup dalam menyerap ilmu-ilmu
dari masyarakat desa Negeri Besar dan kami pun
merasa belum sepenuhnya memberikan apa yang desa
Negeri Besar butuhkan, dikarenakan beberapa hal
waktu yang terlalu singkat untuk pengabdian dan
mengharuskan kami kembali menjalankan kewajiban
kami sebagai mahasiswa tingkat akhir.
Pengalaman yang sangat seru, pilu, bahagia,
sedih, menjadi satu dalam perjalanan kami mengabdi
di desa Negeri Besar. Banyak di pertemukan dengan
orang orang baik, orang orang yang tidak pernah saya
temui di tempat tinggal saya. saya dipertemukan
dengan warga desa yang baik dan sangat hangat serta

64
selalu mengarahkan saya dan teman-teman dalam
setiap langkah-langkah yang akan kami ambil dalam
melaksanakan program-program kerja kami.
Terimakasih banyak masyarakat di desa Negeri
Besar, terimakasih banyak telah menerima kami selaku
mahasiswa KKN dan menjadi bagian keluarga baru
kalian, diri ini tak henti hentinya bersyukur karna telah
dipertemukan dengan mereka, orang-orang baik. Yang
entah kapan lagi akan saya temui untuk kedua kalinya.
Semoga Allah SWT mengizinkan kami kembali
bertemu lagi.
Terimakasih almamaterku tercinta, sudah
mengizinkan saya untuk menginjakan diri, mengabdi,
di Desa Negeri Besar ini. Desa yang memberikan
warna indah, warna baru, pengalaman yang tak
terlupakan serta keluarga baru dihidup saya. Salam
rindu yang teramat banyak dari saya, penulis amatir
yang mencoba mengutarakan isi hati selama ini.

Sejuta Kisah Di Desa Negeri Besar

Meisi Anggraini

Perkenalkan nama saya Meisi Anggraini, biasa


dipanggil Meisi. Lahir di Daya Murni pada 22 Mei

65
2001. Anak kedua dari pasangan Bapak Slamet
Suhardi dan Ibu Surati. Tinggal di Desa Candra Mukti,
Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten
Tulang Bwang Barat. Saya menempuh pendidikan
dasar di SDN 04 Candra Mukti, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMPN 01 Tumijajar,
SMAN 01 Tumijajar, dan tamat pada tahun 2019.

Saat ini saya sedang menempuh pendidikan ke


jenjang perguruan tinggi di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Metro. Saya diterima di perguruan
tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro pada
tahun 2019 melalui jalur UM-PTKIN. Saya
mengambil prodi di jurusan S1 Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Harapan saya dapat lulus pada
tahun 2023 dan segera mewujudkan cita-cita menjadi
seorang guru sekolah dasar serta dapat berguna bagi
orang lain dan membahagiakan orang-orang yang
disayang terutama ingin membahagiakan kedua orang
tua.

Pikiran saya mengenai bagaimana kegiatan


KKN saja sudah tidak bisa diutarakan, apalagi
ditambah dengan teman kelompok yang baru. Kendala
terbesar yang saya rasakan adalah bagaimana saya bisa
bekerjasama dengan mereka. Untuk pengabdian nanti

66
saya pun berpikir keras, apa yang akan saya bagikan di
sana. Mudah rasanya jika mendapat lokasi KKN yang
mulai maju masyarakatnya dari segi pendidikan. Tapi
jika masyarakatnya saja masih terbelakang, rasanya
terlalu jauh untuk mengenalkan pengetahuan yang
saya miliki, apa yang akan saya lakukan nanti saat
pengabdian.

Dihari-hari pertama pelaksanaan KKN rasa


tidak nyaman dengan tempat baru, tempat bernaung
baru, orang-orang asing yang belum saya ketahui
bagaimana karakternya setiap orang, dan di sini harus
bisa memahami setiap karakternya setiap orang.
Dengan berlajanya waktu saya belajar banyak gimana
cara bermasyarakat yang baik, berteman dengan baik,
kita harus mampu mengedalikan segala nafsu amarah
dan harus mampu menempatkan diri harus bagaimana
bertingkah laku kepada masyarakat dan kawan-kawan
KKN.
Namun waktu 40 hari harus tetap dijalani,
sesulit apapun akan terasa biasa saat kita telah
menjalaninya. Hari teruslah berganti, satu persatu
kegiatan yang telah lama terangkai pun mulai
terlaksana. Kedekatanku dengan teman-teman,
keluarga pemilik rumah yang kami tempati, serta

67
anak-anak di Desa Negeri Besar mulai terasa.
Masyarakat Desa Negeri Besar yang menerima kami
dengan baik memudahkan kami untuk beradaptasi di
lingkungan yang baru. Makan bersama, tidur bersama,
bahkan becanda bersama dengan teman-teman KKN
Desa Negeri Besar membuat kami semakin dekat dan
terasa seperti keluarga. Semangat kekompakan mulai
terbangun dianatara kami. Sosialisasi dengan aparatur
desa, kepala dusun, ketua RT, dan masyarakat pun
semakin akrab, kenyamanan dengan lingkungan Desa
Negeri Besar mulai kami rasakan.
Perselisihan dan perdebatan kecil tak jarang terjadi
pada saat berdiskusi mengenai program kerja.
Menyatukan 11 kepala dengan pemikiran yang
berbeda-beda memang bukanlah hal yang mudah.
Perbedaan pendapat antara satu sama lain sering
terjadi, namun sebisa mungkin kami memahami satu
sama lain sehingga perdebatan itu tidak
berkepanjangan. Saya bangga dengan kelompok ini
karena kami selalu mencari solusi bersama-sama
disetiap masalah yang kami hadapi. Seperti saat
mencari cermin cembung untuk program kerja yang
dipasang di jalan yag menikung atau dipertigaan di
Desa Negari Besar. Pencarian cermin cembung yang

68
kami tidak tahu membelinya dimana bukanlah hal
yang mudah, namun karna kami berdiskusi dan
mencari bersama-sama kami bisa menemukan di mana
tempat membeli cermin cembung tersebut.
Saya sangat bersyukur menjadi bagian dari kelompok
KKN Desa Negeri Besar. Saya merasa seperti
memiliki keluarga baru, tempat yang nyaman,
kelompok yang saling memahami, dan masyarakat
yang menerima saya dengan sangat baik. Kekompakan
yang kami tanamkan di kelompok begitu terasa. Kami
saling membantu satu sama lain, bagi tugas dalam
melaksanakan program kerja dan lain sebagainnya.
Selain itu, hal yang yang membuat saya terkesan KKN
di Desa Negeri Besar adalah masyarakatnya yang
begitu baik menerima kami. Mereka membantu kami
ketika kami merasakan kesulitan, mereka pun antusias
ketika kami menjalankan program kerja kami.
Walaupun kami baru pertama kali kesana dan
termasuk merupakan orang baru namun kami disambut
baik dan dianggap dari bagian warga Desa Negeri
Besar. Mereka tidak membeda-bedakan, kami
disambut dengan baik dan diperlakukan dengan sangat
baik.

69
Warga sekitar yang tidak pernah melupakan kami dan
selalu mengajak kami jika ada acara. Selalu memberi
kami jika ada makanan lebih, seperti pisang, nangka,
sayur dan lain sebagainya. Saya merasa seperti
memiliki keluarga baru yang begitu dekat, sehingga
saya merasa nyaman berada disana. Begitu banyak
pelajaran dan penglaman yang saya dapatkan di Desa
Negeri Besar. Terlebih lagi saya banyak belajar
tentang kebudayaan dan adat di Desa Negeri Besar.
Kearifan lokal yang dijunjung tinggi di Desa Negeri
Besar mengajarkan kami tentang arti saling
menghargai dan toleransi. Budaya dan adat istiadat
yang ada di Desa Negeri Besar menambah
pengetahuan kami tentang budaya Lampung yang
harus terus dilestarikan.
Mengadakan senam bersama, pembinaan latihan
menari, penanaman TOGA dan kegiatan lainnya
memang merupakan pengabdian sederhana yang dapat
kami lakukan, namun bagi kami semua ini
memberikan pengalaman yang sangat luar biasa.
Kekompakan dan semangat belajar yang tak pernah
pudar sangat tampak di mata setiap individu dari
mereka dan tentunya membuat kami semakin tergerak

70
untuk kembali berbagi hanya dengan segala
keterbatasan kami.

Memang tak banyak rasanya yang kami berikan untuk


desa ini dan tak sebanding dengan apa yang telah
mereka berikan kepada kami. Namun kami sangat
bersyukur karena telah mendapatkan kesempatan
untuk mengabdi di Desa Negeri Besar. Hal yang tak
kalah luar biasa bagiku adalah menjadi bagian dari
kelompok KKN di Desa Negeri Besar, bertemu
dengan orang-orang yang saling melengkapi satu sama
lain. Apalagi kisah yang sulit dilupakan adalah berebut
kamar mandi di pagi hari, becanda di ruang tamu,
makan bersama-sama, begadang mengerjakan tugas
dan persiapan acara, bangun kesiangan, bahagia dan
suka duka. Tak ada yang kita sembunyikan lagi dari
kepribadian kita masing-masing, sudah seperti berada
di rumah sendiri.

Setelah 40 hari kami, KKN IAIN Metro mengabdi di


Desa Negeri Besar rasanya sedih harus berpisah
dengan mereka. Kesan yang saya dapatkan selama
KKN di Desa Negeri Besar sangatlah banyak dan
membawa perubahan yang positif bagi diri saya. Dan
hari-hari yang saya lalui penuh warna karena meraka,

71
teman satu kampus yang kemudian menjadi teman satu
rumah, dan anak-anak Desa Negeri Besar.

Disini lah saya mendapatkan banyak ilmu yang


sebelumnya tidak saya dapatkan di bangku kuliah,
terimakasih atas ilmu yang sudah di berikan kepada
saya, saya ucapkan banyak terima kasih kepada
kawan-kawan KKN yang sudah bekerjasama selama
40 hari, kepada masarakat Desa Negeri Besar yang
sudah menerima saya dengan baik, terimakasih atas
pengalamannya, pembelajarannya, terimakasih sudah
mengajarkan apa itu hidup yang sesungguhnya
bagaimana kehidupan bermasyarakat dan
bersosialisasi dengan baik dan terimakasih sudah
diterima untuk mengabdi selama 40 di sana, pada
intinya saya ucapkan banyak terimakasih untuk
semuanya yang tidak bisa saya curahkan di lebar
kertas ini semoga kebaikan-kebaikan bisa di balas
dengan Allah SWT.

Pernah Seatap, Meski Tidak Menetap


Lusiana Fadhillah Safitri

KKN merupakan sebuah wahana bagi


mahasiswa dalam melaksanakan Tri Dharma

72
perguruan tinggi yaitu pengabdian. KKN ini
dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2023 dan
berakhir pada tanggal 04 Maret 2023. Pada saat itu
penulis di tempatkan di Sebuah Desa yang bernama
Desa Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar
Kabuparen Way Kanan susana desa yang sangat kental
akan nilai budaya. Selain itu, lokasi desa ini jauh dari
pusat kota dan akses yang cukup jauh dari pusat
keramaian sehingga menambah pengalaman baru bagi
penulis.
Secara umum pelaksanaan KKN ini dilakukan melipiti
3 proses yaitu 1. Pembekalan, 2) Pelaksaan dan 3)
tahap terakhir berupa evaluasi dari apa yang sudah
dilakukan. Terkait dengan program kerja yang akan
dilaksankan pihak kampus mmberika kebebasan
kepada kita untuk memilih program program kerja
yang akan dilakukan. Bidang tersebut diantaranya
Bidang Umum, Bidang Sosial, dan Bidang Moderasi
Beragama. Dalam pemilihan bidang atau fokus
tersebut tentu dapat di sesuaikan dengan program kerja
desa tempat kita KKN dan perlunya observasi. Secara
umum program kerja di kelompokkan menjadi
program Kolektif dan program Penunjang.

73
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat observasi
yaitu kultur dan budaya masyarakat, akomodasi (untuk
keperluan kelompok selama pelaksaan kegiatan,
seperti tempat tinggal), renaca program kerja desa
yang memungkinkan kita terlibat didalamnya.
Seteleah melakukan observasi penulis dan kelompok
memutuskan untuk berfokus pada bidang pendidikan.
Kegiatan ini dilakukan selama 40 hari dan pada
minggu pertama difokuskan untuk adaptasi dan
sosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar.
Selain itu pada minggu pertama penulis dan kelompok
melakukan fiksasi program kerja KKN agar kegiatan
terarah dan jelas.
Minggu kedua dan ketiga adalah saat yang tepat untuk
melaksanakan program kerja. Program kerja yang
dilakukan oleh penulis dan kelompok yaitu mengajar
di TPA, Mengajar di Sekolah Dasar, pendampingan
esktrakurikuler dan sosialisasi, pemasangan kaca
cembung, gebyar TPA, Penanaman Tanaman Obat
Keluarga, Kunjungan ke sekolah, mengadakan
Bimbingan Belajar, senam sehat, tausiah pengajian
dan mengaktifkan kembali Risma.
Dalam pelaksaan KKN sebaiknya tidak hanaya
berfokus pada program kerja. Namaum juga perlu

74
memperhatikan kondisi rekan kita yang mungkin sakit
dan hambatan lainnya. Untuk menghilangkan
kejenuhan penulis dan kelompok melakukan sapa
warga pada warga sekitar dan ikut mencari ikan di
sungai.
Ketika KKN kami perlu melakukan koordinasi atau
komunikasi dengan pohak desa, karang taruna dan
lembaga terkait serta tokoh masyarakat serta tokoh
adat agar pelaksaan KKN daoat berjalan dengan baik
dan lancar. Banyak hal yang bisa menjadi pelajaran,
salah satunya dari segi internal kita bisa belajar
bagaimana menghargai pendapat, menghargai
perbedaan hingga toleransi. Pada malam hari sudah
menjadi suatu agenda rutin untuk berdiskusi biasanya
kami menyebutnya dengan MUSRENPOK
(Musyawarah Rencana Kelompok) dan tujuan
mempererat kekeluargaan sesama rekan kelompok.
Waktu terus berjalan,tak terasa begitu cepat kami
menuntut ilmu di IAIN metro ini, dan tiba saatnya lah
waktu kami untuk melakukan tugas KKN (Kuliah
Kerja Nyata). KKN merupakan ilmu praktek yang
langsung kita terapkan kemasyarakat, belajar
dimasyarakat serta mendapatkan ilmu bermasyarakat

75
karena ilmu tersebut tidak akan kita dapatkan di
bangku perkuliahan.
Pada tanggal 24 Januari 2023, hari dimana kita datang
ke Desa Negeri Besar tempat kita mengabdi selama 40
hari. Sekilas info yang kita dapat kan desa tersebut
mayoritas merupakan suku lampung. Dalam benak
ini terbesit apa kah saya mampu beradaptasi disana?
Melaksanakan KKN dengan teman baru, desa baru,
dan pasti dengan sifat-sifat yang berbeda.
Namun, setelah kedatangan di Desa tersebut sambutan
hangat yang kita dapat kan dari Bapak Ahmad selaku
Kepala Desa, dan masyarakat sekitar membuat saya
memiliki keberanian untuk kemudian semangat
mengemban tugas yang seharusnya dijalankan di desa
tersebut. KKN Negeri Besar berjumlah 11 mahasiswa
dimana kita terdiri dari 7 Perempuan dan 4 laki-laki.
Posko KKN tepatnya berada di dusun 2, desa Negeri
Besar. Masyarakat desa Negeri Besar mayoritas warga
bersuku Lampung, kita selalu mendapatkan sambutan
hangat dari warga sekitar berupa seringnya warga
mendatangi posko kami,memberikan sayur-sayuran
dan buah-buahan, untuk kami anak KKN.Salam
hangat dari kami untuk desa Negeri Besar.

76
Naskah Pengabdian Arif Prima Maulana

Arif Prima Maulana

Perkenalkan nama saya Arif Prima Maulana biasa


dipanggil Arif, Lahir di Kota Metro pada 2 Agustus
2000. Anak kedua dari pasangan Bapak Dedy
Sulaiman dan Ibu Sri Mulyani. Tinggal di Desa Ganjar
Agung kecamatan Metro Barat Kota Metro. Saya
menempuh pendidikan dasar di SDN 01 TotoHarjo,
kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 01
Purbolinggo Lamtim, dan SMK MA'ARIF Nu 01
Purbolinggo , dan tamat pada tahun 2019.

Saat ini saya sedang menempuh pendidikan ke jenjang


perguruan tinggi di Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Metro. Saya diterima di perguruan tinggi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro pada tahun
2019 melalui jalur UM-PTKIN. Saya mengambil prodi
di jurusan S1 Hukum Ekonomi Syariah. Harapan saya
dapat lulus pada tahun 2023 dan segera mewujudkan
cita-cita dan membahagiakan kedua orang tua saya,
menjadi seorang yang pandai dalam bidang hukum
dan mempunyai mimpi menjadi advokat tidak
terbayangkan sebelumnya ini mengalir bgtu saja dan
harapan saya, saya dapat berguna bagi orang lain dan

77
membahagiakan orang-orang yang disayang terutama
ingin membahagiakan kedua orang tua.

Pikiran saya mengenai bagaimana kegiatan KKN saja


sudah tidak bisa diutarakan, apalagi ditambah dengan
teman kelompok yang baru. Kendala terbesar yang
saya rasakan adalah bagaimana saya bisa bekerjasama
dengan mereka. Untuk pengabdian nanti saya pun
berpikir keras, apa yang akan saya bagikan di sana.
Mudah rasanya jika mendapat lokasi KKN yang mulai
maju masyarakatnya dari segi pendidikan. Tapi jika
masyarakatnya saja masih terbelakang, rasanya terlalu
jauh untuk mengenalkan pengetahuan yang saya
miliki, apa yang akan saya lakukan nanti saat
pengabdian.

Pada tanggal 23 Februari 2023 saya dan teman - teman


saya berangkat melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata)
ke Desa Negeri Besar Way Kanan saya menaiki
sepeda motor bersama kawan saya yang bernama
Arjuna sedangkan teman - teman yang lainnya
menaiki sebuah Mobil, dalam perjalanan ke desa
tersebut banyak hal yang sebelumnya belum pernah
saya lihat menjadi terlihat seperti hal nya
perkampungan dengan adat yang masih sangat kental,

78
sungai - sungai besar dan kondisi alam yang masih
sangat asri untuk dilihat, dan di tengah perjalanan saya
sempat berhenti untuk beristirahat makan siang
dengan lauk yang telah di bawakan oleh ibu saya dari
rumah, sembari menikmati nuansa alam yang asri
tersebut

Setelah di rasa cukup beristirahat kami kembali


melanjutkan perjalanan ke desa negeri besar way
kanan, pada pukul 17.00 tepatnya malam senin,
sampailah kami di desa negeri besar, sesampai nya
kami di desa negeri besar kami langsung di sambut
oleh kepala desa dan carik, tidak sangka kami
disugukan makan bersama dalam bahasa mereka
nyeruit bersama, sungguh senang melihat kompaknya
warga di desa negeri besar ini, dan senangnya kami
bisa di terima dan di sambut dengan baik setelah
makan - makan atau nyeruit kami berbincang sejenak
dengan carik, dan warga sekitar yang ikut menyambut
kami pada malam itu, setelah itu kami langsung
menempati posko kkn yang memang sudah di siapkan
oleh pihak desa sebagai tempat tinggal kami sementara
selama melakukan kegiatan kkn di desa negeri besar
tersebut, tepatnya malam itu sesudah kami melakukan
bersih - bersih bersama kami langsung melakukan

79
musrempok (musyawarah prokja) guna
mengagendakan kegiatan di esok hari

Keesokan harinya tepatnya hari pertama kami


melakukan kkn di desa negeri besar itu kami
melakukan bersih - bersih rumah guna lebih
mempernyaman kami berada di situ di karnakan
rumah yang kami tempatkan jarang di pakai oleh
pemiliknya, setelah itu kami ingin berkunjung
kerumah - rumah warga yang ada di desa negeri besar
tersebut sembari memperkenalkan diri kami sebagai
mahasiswa IAIN METRO yang sedang melakukan
KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa mereka

Di kemudian hari kami ikut melakukan kegiatan yang


ada di kantor desa, seperti membantu melakukan
pekerjaan yang ada, di sore hari kami ikut membantu
melakukan kegiatan mengajar ngaji di desa setempat
bersama anak - anak desa yang memang memiliki
semangat yang luar biasa dalam mengemban ilmu
keagamaan, yang dimana di desa negeri besar tersebut
masih sangat kental dengan ilmu keagamaan nya yang
kebanyakan masyarakat di sana menganut ajaran
agama islam

80
Lalu di setiap harinya kami melakukan kegiatan terus
menerus guna lebih mengenal masyarakat dan kami
benar melakukan kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata)
yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat desa
negeri besar tersebut, tidak lupa kami melakukan
kegiatan menanam toga (kebun keluarga) yang berisi
tanaman rempah - rempah yang bermanfaat untuk
obat - obatan maupun masakan yang akan di buat oleh
masyarakat yang ada dan tidak lupa kami menanam
sayuran guna untuk membantu masyrakat yang ingin
menyayur dan tidak banyak untuk mengeluarkan biaya
jika membeli di warung yang memang lokasinya nya
jauh bahkan tidak ada jadi masyarakat hanya
memanfaat pedagang keliling dan pasar kaget atau
pasar yang memang ada di hari - hari tertentu saja,
kami juga mengadakan jumat bersih di desa bersama
aparatur kampung dan beberapa masyarakat.

Selanjutnya kami melakukan sosialisasi ke beberapa


anak - anak khususnya SMA Negeri 1 Negeri Besar
Way Kanan di dalam sosialisasi tersebut kami
menerangkan atau menjelaskan tentang dasar - dasar
hukum syariah islam dan hukum formil yang ada,
antusias dan semangat mereka membuat kami lebih
semangat untuk menerangkan materi yang akan di

81
bawakan pada hari itu, setelah kami selesai
menerangkan materi yang ada kami melakukan sesi
foto dimana berguna untuk kenang - kenangan ataupun
dokumentasi kami

Selanjutnya kami membantu program sekolah seperti


eskul yang ada di sekolah SMA tersebut, kami
membantu melatih anak - anak menari tarian modern
maupun tradisional, lalu kami membantu melatih anak
- anak drama dan MC untuk pagelaran di SMA
tersebut

Hari demi hari kegiatan demi kegiatan telah


kami lalui bersama - sama, dari perihal kekompakan,
saling mengerti satu sama lain pun sudah kami lalui
bersama, perkataan yang terkadang menyinggung satu
sama lain pun sudah kami maafkan yang dimana
setiap malamnya kami selalu mengadakan evaluasi
guna memperkuat kekompakan dan saling mengerti
lagi satu sama lain di keadaan yang tidak menentu
setiap harinya, Tidak terasa waktu terus berjalan,
diakhir kegiatan tentu sangat disayangkan jika tidak
dilakukan foto bersama sebagai kenang-kenagan
bahwa kita pernah bersama. Mengutif perkataan
seorang kawan "Kita pernah seatap, meski tidak

82
menetap" yang artinya jadikan hal tersebut sebagai
sebuah kenangan dan menjadi sebuah cerita dimasa
yang akan datang.

Memang tak banyak rasanya yang kami berikan untuk


desa ini dan tak sebanding dengan apa yang telah
mereka berikan kepada kami. Namun kami sangat
bersyukur karena telah mendapatkan kesempatan
untuk mengabdi di Desa Negeri Besar. Hal yang tak
kalah luar biasa bagiku adalah menjadi bagian dari
kelompok KKN di Desa Negeri Besar, bertemu
dengan orang-orang yang saling melengkapi satu sama
lain. Apalagi kisah yang sulit dilupakan adalah berebut
kamar mandi di pagi hari, becanda di ruang tamu,
makan bersama-sama, begadang mengerjakan tugas
dan persiapan acara, bangun kesiangan, bahagia dan
suka duka. Tak ada yang kita sembunyikan lagi dari
kepribadian kita masing-masing, sudah seperti berada
di rumah sendiri.

Setelah 40 hari kami, KKN IAIN Metro mengabdi di


Desa Negeri Besar rasanya sedih harus berpisah
dengan mereka. Kesan yang saya dapatkan selama
KKN di Desa Negeri Besar sangatlah banyak dan
membawa perubahan yang positif bagi diri saya. Dan

83
hari-hari yang saya lalui penuh warna karena meraka,
teman satu kampus yang kemudian menjadi teman
satu rumah, dan anak-anak Desa Negeri Besar. Disini
lah saya mendapatkan banyak ilmu yang sebelumnya
tidak saya dapatkan di bangku kuliah, terimakasih atas
ilmu yang sudah di berikan kepada saya, saya ucapkan
banyak terima kasih kepada kawan-kawan KKN yang
sudah bekerjasama selama 40 hari, kepada masarakat
Desa Negeri Besar yang sudah menerima saya dengan
baik, terimakasih atas pengalamannya,
pembelajarannya, terimakasih sudah mengajarkan apa
itu hidup yang sesungguhnya bagaimana kehidupan
bermasyarakat dan bersosialisasi dengan baik dan
terimakasih sudah diterima untuk mengabdi selama 40
di sana, pada intinya saya ucapkan banyak terimakasih
untuk semuanya yang tidak bisa saya curahkan di
lebar kertas ini semoga kebaikan-kebaikan bisa di
balas dengan Allah SWT.

Tibalah dimana hari kami telah usai melakukan KKN


(Kuliah Kerja Nyata) Di Desa Negeri Besar Way
Kanan, dan kami melakukan perpisahan kepada
aparatur desa beserta jajaran dan masyarakat yang ada
kami di dampingin oleh Bp. Dr.Buyung sukron,
S.Ag.SS, MA. selaku dosen pembimbing lapangan,

84
banyak huru - hara yang terjadi seperti terharu, dan
juga sedih, karna tidak terasa waktu 40 hari lebih itu
pun tiba, kami semua berpamitan dengan warga
semuanya, lalu tidak lupa kami memberikan pelakat
guna untuk kenang - kenangan kami sebagai
mahasiswa KKN di Desa Negeri Besar Way Kanan,
dan tidak lupa kami melakukan foto bersama

Inilah sebagian kecil naskah pengabdian saya Arif


Prima Maulana yang KKN (Kuliah Kerja Nyata) di
Desa Negeri Besar Way Kanan selama 40 hari lebih
bersama teman - teman saya yang lainnya.

C. PELUANG DAN TANTANGAN SELAMA 40


HARI PENGABDIAN

1. Peluang
Pelaksanaan KKN ini bertujuan untuk menumbuh
kembangkan empati dan kepedulian mahasiswa
terhadap berbagai permasalahan yang di hadapi
masyarakat sekitar. KKN Memberikan peluang
bagi mahasiswa untuk lebih berkreasi dalam
bidang apapun. Ruang yang terbatas bukan berarti
kita harus mempersempit kesempatan untuk maju.

85
2. Tantangan
a. Harus beradaptasi dengan budaya yang ada di
lingkungan sekitar
b. Memahami dan saling mengerti dengan teman
satu kelompok
c. Memahami bahsa daerah yang di gunakan di
kapung lokasi KKN
d. Membuat program kerja yang bermanfaat bagi
masyarakat sekitar.

Kesan Pesan Untuk Kampung Negeri Besar

Selama satu bulan lamanya kami tinggal di kapung


negeri besar tentunya kai memiliki banyak pengalaman yang
kai dapatkan di sana. Kai memulai kehidupan masyarakat
yang baru. Banyak cerita, kisah yang kai dapatkan selama
melaksanakan kegiatan KKN.
kai mendapatkan banyak pengalaman, pelajaran serta ilmu
baru. Masyarakat di desa Negeri Besar sangat ramah dan baik
dimana semua masyarakat merasa senang dengan kedatangan
kami. Pesan kai mahasiwa KKN kepada masyarakat kampung
Negeri Besar agar tidak melupakan kai dan menganggap kami
seperti kelurga, kapan pun kai datang ke kampong kai harap
kai akan di sabut dengan hangat seperti saat pertama datang.

86
DAFTAR PUSTAKA

Hilman hadikusuma, 2003. Hukum perkawinan adat dengan


adat istiadat dan upacara adat nya. Bandung: Citra
Aditya Bakti

Kartini Kartono, 2008 pemimpin dan kepemimpinan. PT . raja


Garpondo Persada. Jakarta

Edward Raja, Mega Achmad. 1995, adat pepadun di


lampung, http;/metsaboh.com, 20 september 2011

87
PROFIL PENULIS

1. Putri Hesti Puspitasari

Penulis bernama Putri Hesti Puspitasari, lahir di


Batangharjo 09 Oktober 2000. Anak dari pasangan
Bapak Adi Triantoko dan Ibu Giyarni. Saat ini penulis
tinggal di desa Batangharjo kecamatan Batanghari
kabupaten lampung timur. Pendidikan penulis yaitu
dimulai dari Pendidikan TK PGRI 2 Batangharjo
kemudian penulis melanjutkan di pendidikan sekolah
dasar ditempuh di SDN 1 Batangharjo, Kemudian
melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1
Batanghari, Sedangkan Sekolah Menengah Atas
ditempuh di tempuh di SMAN 1 Batanghari.
Pada tahun 2019 terdaftar sebagai mahasiswa
prodi perbankan Syariah, fakultas ekonomi dan bisnis

88
islam di IAIN Metro Lampung melalui jalur seleksi
SPAN-PTKIN. Menjadi mahasiswa perbankan Syariah
bukanlah hal yang mudah, bahkan tidak pernah
terbayang sebelumnya. Harapan penulis semoga bias
lulus dengan tepat waktu dan semoga segala keinginan
dan cita-cita bisa terwujud.

2. Elsy Hikmah Nuraini

Elsy Hikmah Nuraini lahir di Banarjoyo, 4


September 2000. Merupakan anak pertama dari 2
bersaudara, putri dari pasangan suami istri yaitu bapak
Siswadi dan ibu Sumiati. Penulis tinggal di desa
Telogo Rejo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten
Lampung Timur. Penulis menyelesaikan pendidikan
formal di TK Aisiyah Nampi Rejo, 6 tahun di SD N2
Telogo Rejo lulus pada tahun 2013, kemudian

89
dilanjutkan pendidikan di SMP N1 Batanghari selam 3
tahun lulus pada tahun 2016, dan SMA N1 Batanghari
lulus pada tahun 2019. Pada tahun 2019, penulis
melajutkan pendidikan di perguruan tinggi IAIN
Metro, tercatat sebagai mahasiswa prodi PAI melalui
seleksi jalur UM-PTIKN, dan saat ini masih menjadi
mahasiswa aktif. Harapan penulis mampu
menyelesaikan pendidikan S1 tepat waktu, menggapai
cita-cita, dan dapat membahagiakan kedua orang tua di
dunia dan akhirat.

3. Meisi Anggraini

Meisi Anggraini, lahir di Daya Murni pada 22


Mei 2001. Anak kedua dari pasangan Bapak Slamet
Suhardi dan Ibu Surati. Tinggal di Desa Candra Mukti,
Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten

90
Tulang Bwang Barat. Penulis menempuh pendidikan
dasar di SDN 04 Candra Mukti, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMPN 01 Tumijajar,
SMAN 01 Tumijajar, dan tamat pada tahun 2019.
Saat ini saya sedang menempuh pendidikan ke
jenjang perguruan tinggi di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Metro. Penulis diterima di perguruan
tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro pada
tahun 2019 melalui jalur UM-PTKIN. Saya
mengambil prodi di jurusan S1 Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Harapan saya dapat lulus pada
tahun 2023 dan segera mewujudkan cita-cita menjadi
seorang guru sekolah dasar serta dapat berguna bagi
orang lain dan membahagiakan orang-orang yang
disayang terutama ingin membahagiakan kedua orang
tua.

91
4. Novrianto

Novrianto biasa dipanggil Novri lahir pada


tanggal 06 November 2000 di Desa Bangun Rejo.
Kecamatan Bangun Rejo Kabupaten Lampung Tengah
Penulis merupakan anak dari Bapak Suwarno dan Ibu
Suprapti Anak kedua dari Empat Bersaudara. Penulis
berdomisili di Desa Sinar Banten Kecamatan Bekri
Kabupaten Lampung Tengah Penulis menempuh
pendidikan formal di TK IKI PTPN Bekri selama 2
tahun. Kemudian melanjutkan pendidikan di SD N 2
Sinar Banten dan lulus pada tahun 2013, kemudian
melanjutkan di SMP Negeri 2 Bangun Rejo dan lulus
pada tahun 2016, lalu menempuh pendidikan
selanjutnya di SMK Negeri 1 Bumi Ratu Nuban

92
Jurusan Teknik Komputer Jaringan kemudian lulus
pada tahun 2019.
Pada tahun 2019, Penulis melanjutkan pendidikan
Strata I di IAIN Metro Lampung dengan masuk
melalui jalur UM-PTKIN Mengambil Program studi
Komunikasi Penyiaran Islam hingga sekarang Penulis
aktif mengikuti kegiatan sejak duduk dibangku SMK
yakni OSIS dan Sepak Bola di SMK Negeri 1 Bumi
Ratu Nuban, selama duduk di bangku perkuliahan
penulis tidak perenah mengikuti kegiatan organisasi di
kampus.
Penulis sangat berharap selama proses belajar dan
mengabdi selama 40 hari ini dapat saling memberi
kebermanfaatan baik Ilmu. Akhlak dan budi pekerti
khususnya bagi diri sendiri, teman-teman Kelompok
47 KKN IAIN Metro dan masyarakat Negeri Besar.
Sebagaimana sebuah ungkapan dimanapun tempatmu
dan apapun yang kau lakukan belajarlah untuk
menyukai setiap hal yang datang dalam hidupmu.

93
5. Sekar Wangi

Penulis bernama Sekar Wangi , lahir di Gedung


Dalam Baru Batanghari Nuban 24 november 2000.
Anak dari pasangan Bapak pandi dan ibu siti jariyah.
Saat ini penulis tinggal di desa Gedung Dalam Baru
kecamatan Batanghari Nuban Lampung Timur.
Pendidikan penulis yaitu dimulai dari Pendidikan TK
Pertiwi Gedung dalam baru kemudian penulis
melanjutkan di pendidikan sekolah dasar ditempuh di
SDN 2 Gedung Dalam Baru, Kemudian melanjutkan
Sekolah Menengah Pertama di SMPN 5 Batanghari
Nuban Satap, Sedangkan Sekolah Menengah Atas
ditempuh di SMAN 1 Pekalongan.
Pada tahun 2019 terdaftar sebagai mahasiswa
prodi Tadris Bahasa Inggris, fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan di IAIN Metro Lampung melalui jalur
seleksi SPAN-PTKIN. Menjadi mahasiswa Tadris

94
Bahasa Inggris bukanlah hal yang mudah, bahkan
tidak pernah terbayang sebelumnya. Harapan penulis
semoga bias lulus dengan tepat waktu dan semoga
segala keinginan dan cita-cita bisa terwujud.

6. Sandra Puji Lestari

Sandra Puji Lestari lahir di desa banarjoyo,


Batanghari pada tanggal 03 Februari tahun 2001
merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara. Penulis
menyelesaikan pendidikan formal di TK Pertiwi pada
tahun 2006 - 2007, SD Negeri 2 Banarjoyo tahun
2007 - 2013, SMP Negeri 1 Batanghari tahun 2013 -
2016, SMA Negeri 1 Batanghari 2016 - 2019. Pada
tahun 2019 penulis tercatat sebagai mahasiswa S1
jurusan Tadris Bahasa Inggris di IAIN Metro
Lampung melalui seleksi penerimaan mahasiswa baru

95
jalur UM-PTKIN. Harapan penulis dapat
menyelesaikan studi S1 pada tahun 2023 dengan
memuaskan.
Kemudian penulis berharap, pengetahuan yang
penulis dapat selama studi dapat memberikan manfaat
pada masyarakat sekitar sehingga apa yang di cita-
citakan penulis dapat tercapai, tak lupa harapan besar
penulis dapat membahagiakan orang tua dan adik
tercinta.

7. Rizky Akbar

Rizky Akbar lahir di Batangharjo Kecamatan


Batanghari Lampung Timur, pada 25 Maret 1999.
Anak pertama dari pasangan Bapak Akhmad Sofyan
dan Ibu Rodiyah. Tinggal di desa Sidodadi Kecamatan
Sekampung Lampung Timur. Pendidikan penulis di

96
mulai dari TK Pertiwi Liwa Lampung Barat kemudian
penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 2 Liwa
Lampung Barat, dan melanjutkan pendidikan di SMPN
4 Sekampung, SMAN 1 Batanghari, dan tamat pada
tahun 2017.
Saat ini penulis sedang menempuh pendidikan ke
jenjang perguruan tinggi di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Metro. Penulis diterima di perguruan
tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro pada
tahun 2017 melalui jalur MANDIRI. Saya mengambil
prodi di jurusan S1 Pendidikan Agama Islam. Besar
harapan penulis dapat lulus pada tahun 2023 dan
segera mewujudkan cita-cita menjadi seorang guru
serta dapat berguna bagi orang lain dan
membahagiakan orang-orang yang disayang terutama
ingin membahagiakan kedua orang tua.

97
8. Arjuna Marsyal Ridwan

Arjuna Marsyal Ridwan lahir di Rumbia, 11 juli


2001. Merupakan anak ke dua dari 3 bersaudara, putra
dari pasangan suami istri yaitu bapak Ridwan Achmad
dan ibu Nunsiana. Penulis tinggal di desa Bumi
Nabung ilir, Kecamatan Bumi nabung, Kabupaten
Lampung Tengah. Penulis menyelesaikan pendidikan
formal di SD N 1 Bumi Nabung Ilir, lulus pada tahun
2013, kemudian dilanjutkan pendidikan di SMP N1
Bumi Nabung Ilir, selam 3 tahun lulus pada tahun
2016, dan SMA N1 Bumi Nabung Ilir lulus pada tahun
2019. Pada tahun 2019, penulis melajutkan pendidikan
di perguruan tinggi IAIN Metro, tercatat sebagai
mahasiswa prodi Hukum Tata Negara (HTN) melalui
seleksi jalur UM-PTIKN, dan saat ini masih menjadi
mahasiswa aktif. Harapan penulis mampu

98
menyelesaikan pendidikan S1 tepat waktu, menggapai
cita-cita, dan dapat membahagiakan kedua orang tua di
dunia dan akhirat.

9. Indah Dwi Destriani

Indah Dwi Destriani, lahir di Pinang Indah, 20


Desember 2001. Anak kedua dari tiga bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan formalnya di SD
Negeri 1 Gading Mas Tahun 2007 samai 2013, SMP
Negeri 2 Batanghari Tahun 2013 sampai 2016, SMA
Negeri 1 Batanghari pada Tahun 2016 kemudian
pindah Ke SMA Negeri 1 Simpang Pematang Tahun
2017 sampai 2019.
Pada tahun 2019 penulis tercatat sebagai
mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam di

99
IAIN Metro Lampung melalui jalur UM-Mandiri
sampai saat ini dan memasuki tahap akhir penyusunan
skripsi. Menjadi mahasiswa jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam merupakan salah satu harapan
penulis dan lulus tepat waktu dengan nilai yang
memuaskan juga merupakan harapan penulis.

10. Arif Prima Maulana

Arif Prima Maulana, lahir pada tanggal 02


Agustus 2000 di kota Metro, Kecamatan Metro Barat,
Kabupaten Metro Pusat, Provinsi Lampung. Penulis
adalah anak kedua dari Bapak Dedy Sulaiman dan Ibu
Srimulyani. Saat ini Penulis bertempat tinggal di
RT/RW 019/007 Desa Ganjar Agung, Kecamatan
Metro Barat, Provinsi Lampung. Penulis
menyelesaiakn pendidikan di TK PGRI Toto Harjo

100
pada tahun 2004-2006, kemudian melanjutkan di SD
Negeri 1 Toto Harjo pada tahun 2006-2012, kemudian
melanjutkan di SMP Negeri 1 Purbolinggo pada tahun
2013-2016, kemudian melanjutkan di SMK Maarif 01
Purbolinggo dan selesai pada tahun 2016-2019. Pada
tahun 2019, Penulis melanjutkan pendidikan di IAIN
Metro Lampung dengan masuk melalui jalur UM-
PTKIN, dengan mengambil jurusan Pendidikan
Agama Islam (Hesy) sampai dengan sekarang.
Pada tahun yang sama penulis telah tercatat
sebagai mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syariah
(Hesy) Fakutas Syariah. Menjadi mahasiswa jurusan
Hukum Ekonomi Syariah (Hesy) merupakan salah satu
harapan penulis dan awal memutuskan untuk
melanjutkan pendidikan ke IAIN Metro Lampung
karena menjadi Advokat atau orang yang ahli dibidang
hukum merupakan pekerjaan yang sangat diinginkan
oleh penulis. Sebelumnya tidak pernah ada angan-
angan dalam pikiran seakan akan semua berjalan
dengan lancar seperti air yang mengalir yang pada saat
ini selalu positif bagi Kehidupan baik dari segi
pengetahuan maupun pengaplikasian ilmu terhadap
masyarakat. Harapan penulis dapat lulus pada tahun
ini 2023 dan segera mewujudkan cita-cita.

101
11. Lusiana Fadhillah Safitri

Lusiana Fadhillah Safitri lahir di metro pada


tanggal 26 Desember 2000 merupakan anak pertama
dari 3 bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan
formal TK Bina Putra pada tahun 2006-2007, SD
Negeri 1 Simbarwaringin pada tahun 2007-2013, SMP
Negeri 1 Trimurjo pada tahun 2013-2016, SMA
Negeri 1 Trimurjo pada tahun 2016-2019. Pada tahun
2019 penulis tercatat sebagai mahasiswa S1 Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam di IAIN Metro
Lampung melalui seleksi penerimaan mahasiswa baru
jalur MANDIRI. Harapan Penulis dapat
menyelesaikan studi S1 pada tahun 2023 dengan hasil
yang memuaskan, kemudian penulis berharap,
pengetahuan yang penulis dapat selama studi dapat

102
memberikan manfaat pada masyarakat sekitar
sehingga apa yang di cita-citakan penulis dapat
tercapai, tak lupa harapan besar penulis dapat
membahagiakan kedua orang tua dan adik adik saya
tercinta.

103

Anda mungkin juga menyukai