Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEARIFAN LOKAL

KELOMPOK 2

1.N.TITA

2.FADIL RIZKY

3.PUTRI PUNIAR

4.ABDULRRAHMAN SALEH

5.DERY

SMAN1 SERANGPANJANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat limpahan rahmat-Nya, penyusun dapat
menyelesaikan tugas kliping sejarah ini sebelum tenggat waktu. Kliping ini penyusun buat untuk
memenuhi tugas mata pelajaran sosiologi tentang kearifan lokal

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki keterbatasan, sehingga terbuka pada kritik dan saran dari seluruh pembaca demi
menyempurnakan makalah ini.

khir kata, penyusun ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan
makalah dari awal hingga akhir. Apabila terdapat kekeliruan kata atau kalimat, penyusun memohon
maaf yang sebesar besarnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………………….………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………….……….…..ii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………………………..1

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………………………………1


1.2 RUMUSAN MASALAH………………..…………………………………………………………………………………………………2
1.3 TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………………………………………………………………….3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………………………….2

2.1 Pengertian KearifanLokaL…………………………………………………………………………………………………………….1

2.2 Tipe-Tipe Kearifan Lokal…………………………………………………………………………………………………………….…2

2.3 Fungsi Kearifan Lokal………………………………………………………………………………………………………………….3

2.4 Contoh-contoh nyata Kearifan Lokal di dalam sebuah masyarakat……………………………………..……….4

BAB III KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………………………3

3.1 KESIMPULAN……..……………………………………………………………………………………………………………….…………1

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan yang terjadi bukan
saja berhubungan dengan lingkungan fisik, tetapi juga dengan budaya manusia. Hubungan erat antara
manusia dan lingkungan kehidupan fisiknya itulah yang melahirkan budaya manusia. Budaya lahir
karena kemampuan manusia mensiasati lingkungan hidupnya agar tetap layak untuk ditinggali waktu
demi waktu. Kebudayaan dipandang sebagai manifestasi kehidupan setiap orang atau kelompok orang
yang selalu mengubah alam Kebudayaan merupakan usaha manusia, perjuangan setiap orang atau
kelompok dalam menentukan hari depannya. Kebudayaan merupakan aktivitas yang dapat diarahkan
dan direncanakan. Oleh sebab itu dituntut adanya kemampuan, kreativitas, dan penemuan-penemuan
baru. Manusia tidak hanya membiarkan diri dalam kehidupan lama melainkan dituntut mencari jalan
baru dalam mencapai kehidupan yang lebih manusiawi. Dasar dan arah yang dituju dalam perencanaan
kebudayaan adalah manusia sendiri sehingga humanisasi menjadi kerangka dasar dalam strategi
kebudayaan.

Pengertian Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom)
dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka
local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat
(local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya. Dalam disiplin antropologi dikenal istilah local genius. Local genius ini merupakan istilah
yang mula pertama dikenalkan oleh Quaritch Wales. Para antropolog membahas secara panjang lebar
pengertian local genius ini (Ayatrohaedi, 1986). Antara lain Haryati Soebadio mengatakan bahwa local
genius adalah juga cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa
tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri
(Ayatrohaedi, 1986:18-19). Sementara Moendardjito (dalam Ayatrohaedi, 1986:40-41) mengatakan
bahwa unsur budaya daerah potensial sebagai local genius karena telah teruji kemampuannya untuk
bertahan sampai sekarang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kearifan lokal?

2. Apa saja Tipe Kearifan lokal ?

3. Apa maanfaat kearifan lokal ?

4. Apa saja contoh kearifan lokal yang ada di Indonesia?

5. Apa saja tantangan kearifan lokal?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kearifan lokal?

2. Mengetahui tipe kearifan lokal?

3. Mengetahui maanfaat kearifan lokal

4. Mengetahui contoh kearifan lokal yang ada di Indonesia

5. mengetahui tantangan kearifan lokal


BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kearifan Lokal

Menurut bahasa, keafiran lokal terdiri dari dua kata, yaitu kearifan dan lokal. Di dalam KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia), kearifan artinya bijaksana, sedangkan local artinya setempat. Dengan demikian
pengertian kearifan lokal menurut tinjauan bahasa merupakan gagasan-gagasan atau nilai-nilai
setempat atau (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti
oleh anggota masyarakatnya di tempat tersebut.

Sementara Moendardjito (dalam Ayatrohaedi, 1986:40-41) mengatakan bahwa unsur budaya daerah
potensial sebagai localgeniuskarena telah teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang. Ciri-
ciri kearifan lokal tersebut adalah sebagai berikut:

1. mampu bertahan terhadap budaya luar,

2. memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar,

3. mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli,

4. mempunyai kemampuan mengendalikan,

5. mampu memberi arah pada perkembangan budaya.


Menurut Antariksa (2009), kearifan lokal merupakan unsur bagian dari tradisi-budaya masyarakat suatu
bangsa, yang muncul menjadi bagian-bagian yang ditempatkan pada tatanan fisik bangunan (arsitektur)
dan kawasan (perkotaan) dalam geografi kenusantaraan sebuah bangsa. Dari penjelasan beliau dapat
dilihat bahwa kearifan lokal merupakan langkah penerapan dari tradisi yang diterjemahkan dalam
artefak fisik. Hal terpenting dari kearifan lokal adalah proses sebelum implementasi tradisi pada artefak
fisik, yaitu nilai-nilai dari alam untuk mengajak dan mengajarkan tentang bagaimana ‘membaca’ potensi
alam dan menuliskannya kembali sebagai tradisi yang diterima secara universal oleh masyarakat,
khususnya dalam berarsitektur. Nilai tradisi untuk menselaraskan kehidupan manusia dengan cara
menghargai, memelihara dan melestarikan alam lingkungan. Hal ini dapat dilihat bahwa semakin adanya
penyempurnaan arti dan saling mendukung, yang intinya adalah memahami bakat dan potensi alam
tempatnya hidup; dan diwujudkannya sebagai tradisi.

Sementara itu Keraf (2002) menegaskan bahwa kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan,
keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia
dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis. Semua bentuk kearifan lokal ini dihayati, dipraktekkan,
diajarkan dan diwariskan dari generasi ke generasi sekaligus membentuk pola perilaku manusia
terhadap sesama manusia, alam maupun gaib.

efinisi kearifan lokal secara bebas dapat diartikan nilai-nilai budaya yang baik yang ada di dalam suatu
masyarakat. Hal ini berarti, untuk mengetahui suatu kearifan lokal di suatu wilayah maka kita harus bisa
memahami nilai-nilai budaya yang baik yang ada di dalam wilayah tersebut. Kalau mau jujur, sebenarnya
nilai-nilai kearifan lokal ini sudah diajarkan secara turun temurun oleh orang tua kita kepada kita selaku
anak-anaknya. Budaya gotong royong, saling menghormati dan tepa salira merupakan contoh kecil dari
kearifan lokal.

Dari definisi-definisi itu, kita dapat memahami bahwa kearifan lokal adalah pengetahuan yang
dikembangkan oleh para leluhur dalam mensiasati lingkungan hidup sekitar mereka, menjadikan
pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan memperkenalkan serta meneruskan itu dari generasi
ke generasi. Beberapa bentuk pengetahuan tradisional itu muncul lewat cerita-cerita, legenda-legenda,
nyanyian-nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan atau hukum setempat.

2.2 Tipe-Tipe Kearifan Lokal

Kearifan lokal adalah persoalan identitas. Sebagai sistem pengetahuan lokal, ia membedakan suatu
masyarakat lokal dengan masyarakat lokal yang lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari tipe-tipe
kearifan lokal yang dapat ditelusuri:

1. Kearifan lokal dalam hubungan dengan makanan: khusus berhubungan dengan lingkungan
setempat, dicocokkan dengan iklim dan bahan makanan pokok setempat.
Contoh: Sasi laut di Maluku dan beberapa tempat lain sebagai bagian dari kearifan lokal dengan tujuan
agar sumber pangan masyarakat dapat tetap terjaga

2. Kearifan lokal dalam hubungan dengan pengobatan: untuk pencegahan dan pengobatan.

Contoh: Masing-masing daerah memiliki tanaman obat tradisional dengan khasiat yang berbeda-beda.

3. Kearifan lokal dalam hubungan dengan sistem produksi: Tentu saja berkaitan dengan sistem
produksi lokal yang tradisional, sebagai bagian upaya pemenuhan kebutuhan dan manajemen tenaga
kerja. Contoh: Subak di Bali; di Maluku ada Masohi untuk membuka lahan pertanian, dll.

4. Kearifan lokal dalam hubungan dengan perumahan: disesuaikan dengan iklim dan bahan baku yang
tersedia di wilayah tersebut Contoh: Rumah orang Eskimo; Rumah yang terbuat dari gaba-gaba di
Ambon, dll.

5. Kearifan lokal dalam hubungan dengan pakaian: disesuaikan dengan iklim dan bahan baku yang
tersedia di wilayah itu.

6. Kearifan lokal dalam hubungan sesama manusia: sistem pengetahuan lokal sebagai hasil interaksi
terus menerus yang terbangun karena kebutuhan-kebutuhan di atas.

Contoh: Hubungan Pela di Maluku juga berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan pangan,


perumahan, sistem produksi dan lain sebagainya

2.3 Fungsi Kearifan Lokal

Setidaknya ada enam signifikasi serta fungsi sebuah kearifan lokal.

Diantaranya :

1. Sebagai penanda identitas sebuah komunitas.


2. Elemen perekat (aspek kohesif) lintas warga, lintas agama dan kepercayaan.

3. Kearifan lokal tidak bersifat memaksa atau dari atas (top down), tetapi sebuah unsur kultural yang
ada dan hidup dalam masyarakat. Karena itu, daya ikatnya lebih mengena dan bertahan.

4. Kearifan lokal memberikan warna kebersamaan bagi sebuah komunitas.

5. Local wisdom akan mengubah pola pikir dan hubungan timbal balik individu dan kelompok dengan
meletakkannya di atas common ground/ kebudayaan yang dimiliki.

6. Kearifan lokal dapat berfungsi mendorong terbangunnya kebersamaan, apresiasi sekaligus sebagai
sebuah mekanisme bersama untuk menepis berbagai kemungkinan yang meredusir, bahkan merusak,
solidaritas komunal, yang dipercayai berasal dan tumbuh di atas kesadaran bersama, dari sebuah
komunitas terintegrasi.
Keenam fungsi kearifan lokal yang diurai di atas menegaskan pentingnya pendekatan yang berbasis pada
nilai-nilai atau kearifan lokal (local wisdom), dimana sumber-sumber budaya menjadi penanda identitas
bagi kelangsungan hidup sebuah kelompok maupun aliran kepercayaan.

2.4 Contoh-contoh nyata Kearifan Lokal di dalam sebuah masyarakat

Kearifan Lokal Jawa Tengah

Budaya Jawa mempunyai peranan penting dalam budaya Indonesia, termasuk bahasanya. Bahasa Jawa
menjadi salah satu pendukung atau pemerkaya bahasa Indonesia. Kearifan lokal budaya Jawa pada
umumnya dapat dilihat melalui pemahaman dan perilaku masyarakat Jawa. Pemahaman dan perilaku
itu dapat dilihat melalui (1) norma-norma lokal yang dikembangkan, seperti laku Jawa, pantangan dan
kewajiban, (2) ritual dan tradisi masyarakat Jawa serta makna di baliknya, (3) lagu-lagu rakyat, legenda,
mitos, dan cerita rakyat Jawa yang biasanya mengandung pelajaran atau pesan-pesan tertentu yang
hanya dikenali oleh masyarakat Jawa, (4) informasi data dan pengetahuan yang terhimpun pada diri
sesepuh masyarakat, pemimpin spiritual, (5) manuskrip atau kitab-kitab kuno yang diyakini
kebenarannya oleh masyarakat Jawa, (7) cara-cara komunitas lokal masyarakat Jawa dalam memenuhi
kehidupannya sehari-hari, (8) alat dan bahan yang dipergunakan untuk kebutuhan tertentu, dan (9)
kondisi sumber daya alam atau lingkungan yang biasa dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari (Sartini, 2004).

Contoh kearifan lokal budaya Jawa adalah konsep pranata mangsa. Masyarakat petani dahulu mengenal
konsep itu untuk melakukan kegiatan dalam bercocok tanam. Konsep itu ternyata sudah dikenal oleh
masyarakat Jawa sejak abad ke-17. Hal ini dapat dilihat dari serat Centhini karya Pujangga Pakubuwana
V yang memuat konsep tersebut. Dengan konsep itu petani mengetahui kapan harus menanam padi,
kapan menanam palawija dan sebagianya. Dengan pranata mangsa petani mengikuti keseimbangan
alam sehingga budi daya akan berjalan efektif. Contoh penggunaan pranata mangsa, petani
melaksanakan panen pada mangsa ke-9 bertepatan dengan keluarnya ular dan burung pemakan
serangga. Ular dan burung merupakan predator bagi tikus dan wereng. Konsep ini akan menghasilkan
keseimbangan lingkungan yang efektif.

Berikut ini beberapa contoh kearifan lokal Jawa :


1. Orang Jawa melakukan upacara wiwitan sebelum panen padi sehingga ada pelajaran untuk
membiasakan memilih benih unggul buatannya sendiri sebelum dilakukan pemanenan padi yang akan
diperjualbelikan atau untuk konsumsi. Menyiapkan benih unggul adalah sangat penting bagi
keberlanjutan usaha tani.

2. Di desa-desa masa lalu Jawa selalu ada tempat yang disebut punden berupa hutan lebat dan
disampingnya adalah makam. Segala jenis tanaman yang tumbuh di punden tidak boleh diganggu
keberadaannya kecuali untuk dilestarikan dan dikembangkan. Punden biasanya memberi manfaat pada
kelestarian sumber air dan ketersediaan plasma nutfah lokal.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Simpulan

Kearifan lokal adalah pengetahuan yang dikembangkan oleh para leluhur dalam mensiasati lingkungan
hidup sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan memperkenalkan
serta meneruskan itu dari generasi ke generasi. Beberapa bentuk pengetahuan tradisional itu muncul
lewat cerita-cerita, legenda-legenda, nyanyian-nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan atau hukum
setempat.

Fungsi kearifan lokal antara lain yaitu Sebagai penanda identitas sebuah komunitas; Elemen perekat
(aspek kohesif) lintas warga, lintas agama dan kepercayaan; Kearifan lokal tidak bersifat memaksa atau
dari atas (top down); Kearifan lokal memberikan warna kebersamaan bagi sebuah komunitas; Local
wisdom akan mengubah pola pikir dan hubungan timbal balik individu dan kelompok dengan
meletakkannya di atas common ground/ kebudayaan yang dimiliki; Kearifan lokal dapat berfungsi
mendorong terbangunnya kebersamaan

Tantangan kearifan lokal saat ini antara lain Jumlah penduduk yang tinggi; Teknologi modern dan
budaya barat; Modal dan eksploitasi besar-besaran.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Hazim. 1991. Nilai-nilai Etis dalam Wayang. Jakarta : Penebar Swadaya.

Bastomi, Suwaji. 1995. Gemar Wayang. Semarang : Dahara Prize.

Mulyono, Sri. 1982. Wayang Asal-usul, Filsafat dan Masa Depannya. Jakarta : Gunung Agung.

Bastomi, Suwaji. 1995. Gemar Wayang. Semarang : Dahara Prize.

S,Haryanto. 1988. Sejarah dan Perkembangan Wayang. Jakarta : Djambatan

Soekatno. 1992. Mengenal Wayang Kuli Purwa.Semarang : Aneka Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai