Anda di halaman 1dari 14

PERUBAHAN BUDAYA BATOBO PADA ERA MODERNISASI DI DESA

SIMANDOLAK KECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Oleh :
RAHMAD ALFINDO
1101135989
Email : Rahmad Alfindo72@yahoo.co.id
Dosen Pembimbing :
Drs. H. Basri, M.Si

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Riau

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di desa Simandolak Kecamatan Benai Kabupaten


Kuantan Singingi. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu pertama untuk mengetahui
penyebab dari perubahan budaya batobo di era modrenisasi di desa Simandolak
Kecamatan Benai Kuantan Singingi. Tujuan yang kedua yaitu untuk mengetahui
dampak dari perubahan budaya batobo di desa Simandolak Kecamatan Benai
Kabupaten Kuantan Singingi. Menganalisa data dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif kuantitatif ini
adalah suatu analisis yang berusaha memberikan gambaran secara terperinci
berdasarkan kenyataan yang ditemukan dilapangan dan disajikan dalam bentuk
uraian-uraian serta dibantu dengan perhitungan angka-angka, persentase, dan tabel.
Penelitian deskriptif kuantitatif ini disajikan dalam bentuk uraian-uraian serta dibantu
dengan perhitungan angka-angka, persentase, dan tabel dan juga dan juga didukung
oleh data-data primer maupun sekunder guna mendukung data-data yang ada. dengan
masuknya era modernisasi ke budaya batobo berdampak perubahan yang terjadi
dalam budaya batobo tersebut. Dimana, dapat dilihat bahwa dalam era modernisasi
budaya batobo adanya penggunaan teknologi baik dalam kegiatan membajak lahan
persawahan dan juga adanya perubahan alat-alat tempat makanan yang digunakan
masyarakat untuk dibawa ke sawah oleh masyarakat desa Simandolak. hasil
penelitian lapangan menunjukkan bahwa ada terjadinya perubahan-perubahan yang
signifikan dalam tradisi budaya batobo yang sangat dirasakan oleh masyarakat di
desa Simandolak, bahkan tradisi-tradisi yang telah ada sejak dahulunya dalam
kegiatan tradisi budaya batobo sudah mulai menghilang. hal ini disebabkan oleh
beberapa dampak yang turut mempengaruhi perubahan yang terjadi dalam tradisi
budaya batobo yaitu adanya dampak positif dan dampak negatif.

Kata Kunci : Perubahan, Budaya, batobo

Jom Fisip Volume No. Februari 2016 Page 1


CULTURAL CHANGES BATOBO OF MODERNIZATION IN THE
SIMANDOLAK VILLAGE, BENAI, KUANTAN SINGINGI REGENCY

Oleh: Rahmad Alfindo/1101135989

Email : Rahmad Alfindo72@yahoo.co.id

Supervisor : Drs. H. Basri. M.Si


Department of Sociology
Faculty of Social Science and Political Science
University of Riau
Jl widya campus building. Transmitted by Soebrantas Km. 12.5 Simp. Pekanbaru
new 28293-
Tel / fax. 0761-63277

ABSTRACT

This research was conducted in the Simandolak village Benai subdistrict,


Kuantan Singing regency. the purpose of this study is the first to determine the cause
of the change in the modernization batobo cultural in the Simandolak Benai, district
of Kuantan Singingi. the second objective is to determine the impact of cultural
change batobo in the simandolak village benai district of Kuantan Singingi.
Analyzing the data in this research use descriptive quantitative research methods.
This quantitative descriptive research method is an analysis that seeks to provide a
detailed picture based on facts found in the field and presented in the form of
descriptions and assisted with the calculation of numbers, percentages, and tables.
This quantitative descriptive study is presented in the form of descriptions and
assisted with the calculation of numbers, percentages, and tables as well and is also
supported by data to support the primary and secondary data exist. with the inclusion
of the modernization to batobo cultural impact of cultural changes that occurred in
the batobo. where, it can be seen that in the of cultural modernization batobo the use
of technology both in the activities of plowing paddy fields and also a change in the
tools people used a food to be brought to the fields by Simandolak villages. Field
study results show that there is the occurrence of significant changes in the cultural
tradition batobo which is perceived by the people in the Simandolak villages, even the
traditions that have been there since the former activities cultural traditions batobo
already started to disappear. This is caused by some of the effects that influence the
changes that occur in cultural traditions batobo namely the impact of positive and
negative impacts.

Keyword : Change, Culture, Batobo

Jom Fisip Volume No. Februari 2016 Page 2


Modernisasi diartikan sebagai Perubahan tersebut dapat berupa
proses transformasi, dalam rangka perubahan yang kecil sampai pada
mencapai status modern, struktur dan taraf perubahan yang sangat besar
nilai-nilai tradisional secara total harus yang mampu memberikan pengaruh
diganti dengan seperangkat struktur yang sangat besar bagi aktivitas atau
dan nilai-nilai modern, dasar dan perilaku manusia. Perubahan dapat
konsep modern banyak diilhami oleh mencakup aspek yang sempit maupun
kebudayaan-kebudayaan pada abad ke- yang luas. Aspek yang luas dapat
4 SM yakni kebudayaan Yunani dan berupa perubahan dalam tingkat
Romawi yang berupa pemikiran- struktur masyarakat yang nantinya
pemikiran tentang alam semesta dan dapat mempengaruhi perkembangan
sikap berpikir obyektif. masyarakat di masa yang akan dating
(Martono, 2012).
Istilah “modern” dan Everett M. Rogers (Dalam
“modernisasi” dalam pengertian yang Sugihen, 1997 hal 55) mengatakan
sederhana sering identik atau diartikan bahwa perubahan sosial itu suatu
sebagai suatu peradaban, yaitu proses yang melahirkan perubahan-
peradaban ilmu pengetahuan dan perubahan di dalam struktur dan fungsi
teknologi, keduanya adalah dua dari suatu sistem kemasyarakatan. Ada
fakPtor penting dalam proses tiga tahapan utama di dalam proses
modernisasi. Istilah modern sering atau perubahan sosial yang terjadi.
dipakai di masyarakat sekarang ini, Perubahan (proses) sosial itu, pertama
yakni pemakaian istilah modern yang berawal dari diciptakannya atau
secara bebas dan tiada batas. Bagi lahirnya sesuatu, mungkin sesuatu
kebanyakan awam, bahwa istilah yang diidamkan atau sesuatu
dikaitkan dengan era, dengan demikian kebutuhan yang kemudian
modern dipandang sebagai suatu era berkembang menjadi suatu gagasan
yang lebih berkembang, ditandai (idea, concept) yang baru. Bila
manusia menemukan atau gagasan tersebut sudah bergelinding
memproduksi barang-barang dan jasa seperti roda yang berputar pada
yang lebih baik (atau boleh dibilang sumbunya, sudah tersebar dikalangan
canggih), serta menggunakan barang- anggota masyarakat, proses perubahan
barang tadi dengan lebih praktis, sosial tersebut sudah mulai memasuki
efisien dan ekonomis bagi kebutuhan tahapan yang kedua. Tahapan
manusia sehari-hari, misalnya orang berikutnya sebagai tahapan ketiga
tidak lagi bersusah payah mengolah disebut “hasil” yang merupakan
tanah dengan cara dibajak hewan ataun perubahan-perubahan yang terjadi
manusia, karena sudah ada traktor. dalam satu sistem sosial yang
bersangkutan sebagai akibat dari
Tidak ada masyarakat yang
diterimanya, atau ditolaknya inovasi.
tidak mengalami perubahan, walaupun
Perubahan perilaku yang terlibat
dalam taraf yang paling kecil
umumnya merupakan perubahan yang
sekalipun, masyarakat (yang di
telah terjadi di dalam sikap,
dalamnya terdiri atas banyak sekali
pengalaman dari persepsi masyarakat
individu) akan selalu berubah.
atau bahkan dapat merupakan repleksi

Jom Fisip Volume No. Februari 2016 Page 3


dari perubahan yang terjadi dalam Sistem pertanian masyarakat
struktur masyarakat. Melayu Kuantan dikenal dengan istilah
Gotong royong merupakan ciri Batobo. Batobo artinya dalam dialek
khas bangsa Indonesia sudah turun kuantan, asal kata dari toboyang
temurun yang tercantum dalam sila ke artinya “rombongan”. Kata Batobo
tiga yaitu persatuan Indonesia, sejak digunakan atau dipakai pada kelompok
zaman nenek moyang pada zaman atau rombongan yang jumlahnya lebih
dahulu kala. Kapan dan bagaimana dari 7 orang atau sebanyaknya 20
sifat gotong royong itu diwarisi oleh orang, terdiri dari orang muda atau
daerah Riau sampai sekarang tidak sebagiannya orang tua, dan ada juga di
dapat diketahui dengan jelas. Sifat buat orang Batobo itu terdiri dari
gotong royong daerah Riau pada muda-mudi, berapa jumlah perempuan
mulanya digerakkan oleh kebijakan begitu pula jumlah laki-laki. Kata lain
Ninik Mamak, pada hakikatnya adalah dari Batobo adalah parari, yang berasal
membina anak kemenakan, guna dari kata “perhari”, yakni mereka
mencapai persatuan dan kesatuan bergotong royong mengerjakan lahan
untuk kehidupan bersama di dalam pertanian hanya sehari bagi setiap
masyarakat sekitarnya. Di daerah Riau lahan anggota dan dapat juga mereka
dikenal dengan gotong royong dalam mengambil upah pada lahan orang lain
bidang peretanian yaitu yang disebut yang bukan anggota Tobo. Hal ini
dengan Batobo. Demikian pandangan dilakukan untuk mencari dana
tradisional dari masyarakat daerah ini persatuan Tobo itu gunanya adalah
yang mencerminkan sifat gotong untuk biaya pada acara pembubaran
royong antara sesamanya dengan atau mamoti Tobo nantinya. Mereka
pedoman sama tinggi sama rendah ini juga mempunyai ketua serta tata
(Koendjaraningrat ,1980:106). tertib menurut adat.
Masyarakat Kuantan Singingi Batobo salah satu kesenian
sejak dahulu merupakan masyarakat anak Negeri Melayu, merupakan
melayu hal itu telihat pada kebudayaan perkumpulan muda-mudi dan orang
atau kesenian yang berkembang dalam dewasa untuk turun ke sawah atau
masyarakat. Daerah Kuantan Singingi ladang. Batobo salah satu tradisi
merupakan satu kesatuan adatnya yang budaya masa lampau yang ada
di bawah kesatuan adat beberapa orang didaerah Kampar dan Kuantan
godang yang oleh pemerintahan Singingi biasanya kegiatan dilakukan
Hindia Belanda diakui keberadaannya. pada musim turun ke sawah atau
Pedoman pemutahiran adat yang ladang yang diiringi dengan bunyi-
disusun Badan Pemuka Adat Kuantang bunyian oleh kesenian tradisi, dan
Singingi (BPAKS) telah dibahas pada masa panen hasil sawah atau ladang
pertemuan-pertemuan dengan pemuka dinamakan acara penutupan Batobo
adat ditingkat orang godang, pemuka diadakan tradisi makan bersama dan
adat negeri, dan pemuka adat suku- do’a. Diramaikan dengan malam
suku (Suwardi, dkk: 2006: 103). kesenian, seperti randai atau saluang
dan kesenian lainnya. Dalam hal ini
bisa kita pahami kegiatan Batobo yang

Jom Fisip Volume No. Februari 2016 Page 4


ada di daerah Riau, namun erat (pembubaran Batobo) yang lazimnya
kaitannya dengan adat oarang minang. menggunakan Canang sekarang ini
Hal ini kita lihat dalam acara hiburan menggunakan Hanphone(HP),
memakai tradisi randai orang Minang. penyampaian informasi Batobo yang
dari mulut ke mulut sekarang
Batobo merupakan sebuah menggunakan Hanphone (HP), tempat
kelompok tani yang mengandung peralatan Batobo yang biasanya
sistem Gotong-royong atau disebut menggunakan Parikek sekarang ini ada
Tobo. Arti Tobo sebernarnya orang sebagian petani menggunakan Tas,
yang sebaya, kemudian di tambah untuk tempat nasi dan makanan yang
awalan ba yang artinya ajakan, mari biasanya dibungkus dengan Upiah atau
dan ayok. Sebab itu dalam organisasi Daun Pisangsekarang ini telah
tani tradisional yang disebut Tobo ini menggunakan Tupperware, untuk
biasanya terdiri dari teman yang membawa padi yang biasanya
sebaya. Dengan demikian tobo mengunakan Kombuik namun
merupakan suatu organisasi tani sekarang telah menggunakan karung
tradisional yang terdiri dari orang- atau goni, ketika berangkat pergi dan
orang yang sebaya, terutama biasanya pulang dari sawah yang biasanya
kalangan muda yang sebaya.Tapi ada berjalan sambil membunyikan musik
juga kalangan dewasa dicampur tradisional Calempong Onam sebagai
dengan kalangan muda. Mereka hiburan pada saat sekarang ini petani
mengerjakan ladang para anggota lebihmenggunakan sepeda motor.
dengan cara bergiliran. Sehingga dentungan musik tradisional
Calempong Onam sebagai ciri khas
Peneliti melihat fenomena di
dalam budaya Batobo mulai hilang,
Desa Simandolak yang perubahan
karena masuknya era Modernisasi
budaya batobo ke arah era modernisasi
merubah kebudayaan yang dulu ada di
seperti saat ini, Seiring dengan
tengah-tengah masayarakat, sehingga
perkembangan ilmu pengetahuan dan
sekarang kebudayaan batobo sudah
perkembangan teknologi, di era
mulai menghilang seperti yang di
modernisasi ini masyarakat batobo
rasakan oleh masyarakat desa
lebih memanfaatkan peralatan modern
Simandolak. Melihat fenomena
untuk melaksanakan aspek-aspek
diatas, penulis tertarik untuk meneliti t
dalam budaya Batobo diantaranya:
entang budaya batobo tersebut dengan
untuk menggarap sawah petani lebih
judul “PERUBAHAN BUDAYA
menggunakan Traktor di bandingkan
Cangkul, untuk menetapkan BATOBO PADA ERA
pertahunan untuk turun ke sawah para MODERNISASI DI DESA
Ninik Mamak tidak lagi perhatikan SIMANDOLAK KECAMATAN
arah bintang dan sifat tumbuhan BENAI KABUPATEN KUANTAN
melainkan ditetapkan berdasarkan SINGINGI”.
kalender Masehi, dalam penyampaian
informasi mufakat Ninik Mamak,
penyampaian informasi Do’a Ka
Padang dan acara Mamoti Batobo

Jom Fisip Volume No. Februari 2016 Page 5


1.2 Rumusan Masalah adalah konsop-konsop konteksual
Berdasarkan latar belakang perubahan sosial.
masalah yang dikemukakan diatas, 2. Manfaat Praktis
maka penulis merumuskan masalah Manfaat penelitian secara
didalam penelitian ini yaitu: praktis diharapkan dapat memiliki
1. Apa penyebab dari perubahan kemanfaatan Sebagai bahan evaluasi
budaya batobo di era bagi pemerintah Kabupaten Kuantan
Modrenisasi di desa Singingi dalam pengembangan
Simandolak Kecamatan Benai kebudayaan masyarakat agar tetap
Kuantan Singingi ? terjaga dan lestari.
2. Bagaimana dampak dari
perubahan budaya batobo di
era Modrenisasi di desa D. TINJAUAN PUSTAKA
Simandolak Kecamatan Benai
2.1 Tinjauan Tentang Budaya dan
Kabupaten Kuantan Singingi ?
Kebudayaan
2.1.1 Pengertiaan Kebudayaan
1.3 Tujuan dan manfaat penelitian Kebudayaan ialah cultur
 Tujuan penelitian (bahasa Belanda), culture (bahasa
Sesuai dengan perumusan inggris), dan Colere (bahasa Yunani)
masalah maka tujuan penelitian yang berarti mengolah, mengerjakan,
ini yaitu : menyuburkan dan mengembangkan,
1. Untuk mengetahui apa saja terutama mengolah tanah atau
penyebabkan dari perubahan bertani.Dari segi arti ini
budaya batobo di era berkembanglah arti culture sebagai
modernisasi di desa segala daya dan aktivitas manusia
Simandolak Kecamatan Benai untuk mengolah dan mengubah alam.
Kabupaten Kuantan Singingi.
2. Untuk mengetahui dampak dari Soerjono Soekanto (1990:172-
perubahan budaya batobo di 173) kebudayaan adalah kompleks
desa Simandolak Kecamatan yang mencakup pengetahuan, kesenia,
Benai Kabupaten Kuantan moral, hukum, adat-istiadat dan
Singingi. kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan
 Manfaat Penelitian manusia sebagai anggota masyarakat.
Berdasarkan tujuan diatas,
maka penelitian inidiharapkan 2.1.2 Wujud Kebudayaan
membawa manfaat bagi kita Koentjaraningrat (2005;74)
semua,antara lain : wujud kebudayaan terbagi tiga, yaitu:
1. Manfaat Teoretis a. Wujud kebudayaan sebagai
Secara teoritis penelitian suatu kompleks dari ide,
bermanfaat untuk mengabangkan gagasan, nilai, norma,
sosiologi, terutama kajian perubahan peraturan dan sebagainya
sosial pada kebudaya masyarakat.hal b. Wujud kebudayaan sebagai
ini yang dapat digali dari penelitian ini suatu kompleks aktivitas serta

Jom Fisip Volume No. Februari 2016 Page 6


tindakan berpola dari manusia seperti roda yang berputar pada
dalam masyarakat. sumbunya, sudah tersebar dikalangan
c. Wujud kebudayaan sebagai anggota masyarakat, proses perubahan
bendaa-benda hasil karya sosial tersebut sudah mulai memasuki
manusia. tahapan yang kedua. Tahapan
berikutnya sebagai tahapan ketiga
2.1.3 Unsur-Unsur Kebudayaan disebut “hasil” yang merupakan
perubahan-perubahan yang terjadi
Koentjaraningrat (2005:80-81) dalam satu sistem sosial yang
unsur-unsur kebudayaan ada tujuh bersangkutan sebagai akibat dari
yang dapat ditemukan pada semua diterimanya, atau ditolaknya inovasi.
bangsa didunia. Ketujuh unsur Perubahan perilaku yang terlibat
kebudayaan yang dapat kita sebut umumnya merupakan perubahan yang
sebagai isi pokok dari tiap kebudayan telah terjadi di dalam sikap,
didunia itu adalah: pengalaman dari persepsi masyarakat
atau bahkan dapat merupakan repleksi
a. Bahasa dari perubahan yang terjadi dalam
b. Sistem pengetahuan struktur masyarakat.
c. Organisasi social
d. Sistem peralatan hidup dan 2.3 Tinjauan Tentang Budaya
teknologi Batobo
e. Sistem mata pencaharian 2.3.1 Pengertian Batobo
hidup Batobo merupakan sebuah
f. Sistem religi organisasi atau kelompok tani yang
g. Kesenian mengandung sistem Gotong-royong
atau disebut Tobo. Arti Tobo
2.2 Tinjauan Tentang Perubahan sebernarnya orang yang sebaya,
Sosial kemudian di tambah awalan ba yang
Everett M. Rogers (Dalam artinya ajakan, mari dan ayok. Sebab
Sugihen, 1997 hal 55) mengatakan itu dalam organisasi tani tradisional
bahwa perubahan sosial itu suatu yang disebut Tobo ini biasanya terdiri
proses yang melahirkan perubahan- dari teman yang sebaya.
perubahan di dalam struktur dan fungsi 2.3.2 Ciri Khas Budaya Batobo
dari suatu sistem kemasyarakatan. Ada Yang menjadikan ciri khas
tiga tahapan utama di dalam proses budaya Batobo Kuantan Singingi ialah
atau perubahan sosial yang terjadi. dalampelaksanaan Batobo diiringi
Perubahan (proses) sosial itu, pertama dengan bunyian alat musik tradisional
berawal dari diciptakannya atau yaitu disebut dengan Rarak.
lahirnya sesuatu, mungkin sesuatu
yang diidamkan atau sesuatu 2.3.3 Proses Pelaksanaan Batobo
kebutuhan yang kemudian Sistem pertanian masyarakat
berkembang menjadi suatu gagasan melayu Kuantan dikenal dengan istilah
(idea, concept) yang baru. Bila Batobo. Batobo artinya dalam dialek
gagasan tersebut sudah bergelinding kuantan, asal kata dari tobo yang

Jom Fisip Volume No. Februari 2016 Page 7


artinya“rombongan”. Kata Batobo 3.1 Lokasi Penelitian
digunakan atau dipakai pada kelompok
atau rombongan yang jumlahnya lebih Lokasi penelitian merupakan
dari 7 orang atau sebanyaknya 20 syarat utama dalam melakukan suatu
orang, terdiri dari orang muda atau kegiatan penelitian. Tanpa adanya
sebagiannya orang tua, dan ada juga di lokasi penelitian maka penelitian tidak
buat orang Batobo itu terdiri dari akan mungkin bisa terlaksana, sebab
muda-mudi, berapa jumlah perempuan itu penelitian haruslah memiliki lokasi
begitu pula jumlah laki-laki atau lebuh ataupun tempat agar kegiatan
kurang sedikit. penelitian bisa telaksana. Tempat
penelitian ini dilakukan di desa
2.4 Tinjauan Tentang Modernisasi Simandolak Kecamatan Benai
2.4.1 Pengertian Modernisasi Kabupaten Kuantan Singingi.
Dipilihnya lokasi ini peneliti melihat
Modernisasi merupakan proses permasalahan budaya batobo sudah
menjadi modern. Istilah modern masuk ke era modernisasi.
berasal dari kata modo dan ernus,
artinya yang kini.Modernisasi dapat
pula berarti perubahan dari masyarakat 3.2 Populasi dan Sampel
tradisional menuju masyarakat yang
modern. Modernisasi merupakan suatu 3.2.1 Populasi Penelitian
proses perubahan di mana masyarakat
yang sedang memperbaharui dirinya Populasi berasal dari kata
berusaha mendapatkan ciri-ciri atau bahasa inggris population yang berarti
karakteristik yang dimiliki masyarakat jumlah penduduk. Oleh karena itu,
modern (dalam Cipta Pratama Tarigan, apabila disebutkan populasi,
2012: 8). kebanyakan orang menghubungkannya
dengan masalah-masalah
kependudukan. Namun dalam metode
METODE PENELITIAN penelitian kata populasi digunakan
Dalam penelitian ini, peneliti untuk menyebutkan serumpun atau
menggunakan teknik kuantitatif sekelompok objek yang menjadi
deskriptif yang artinya suatu analisa sasaran penelitian (Bungin, 2005; 99).
data yang dideskriptip atau gambaran
secara terperinci berdasarkan hasil Desa Simandolak memiliki 3
pengamatan yang diperoleh langsung Dusun dan memiliki 9 RT, Dusun I
dari lapangan. Informasi (data) yang terdiri dari 2 RT, berjumlah 121 KK,
diperoleh dari responden baik itu Dusun 2 terdiri dari 4 RT, berjumlah
penjelasan, angka, ataupun tabel akan 188 KK dan Dusun 3 terdiri dari 3 RT,
dijelaskan secara terinci. berjumlah 91 KK.

Jom Fisip Volume No. Februari 2016 Page 8


3.2.2 Sampel Penelitian berkenaan dengan penelitian yang
Sampel adalah bagian dari dilakukan.
populasi yang memiliki sifat-sifat yang
sama dari objek yang merupakan 3.4 Teknik Pengumpulan Data
sumber data (Sukandarrumidi, 2004; Teknik pengumpulan data yang
50). akan digunakan pada rancangan
Apabila populasi lebih dari penelitian ini menggunakan obsevasi,
100, maka sampel dapat diambil antara dan wawancara.
10-15 % atau 20-25 % atau lebih.
3.4.1 Observasi
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 108).
Teknik observasi dimaksudkan
Teknik pengambilan sampel adalah
untuk mendapatkan pengamatan
purposive sampling, (pengambilan
langsung terhadap aktifitas wargadi
sampel sesuai dengan keterlibatan
desa Simandolak Kecamatan Benai
responden dan dimana data bisa
Kabupaten Kuantan Singingi. Teknik
diperoleh dari wawancara dengan
ini di gunakan untuk menjaring data
mereka-mereka yang mengetahui dan
tentang dampak perubahan budaya
memahami segala sesuatu yang
batobo yang menuju ke era
menyangkut perubahan budaya batobo
Modernisasi seperti saat ini.
ke era Modernisasi).
3.4.2 Angket
3.3 Jenis Data Teknik pengumpulan data dengan
Sumber data adalah segala cara mengajukan pertanyaan tertulis
sesuatu yang dapat memberikan untuk dijawab secara tertulis pula oleh
informasi mengenai data. Berdasarkan responden. Angket merupakan sebuah
sumbernya,data dibedakan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang tertulis
dua, yaitu data primer dan sekunder. yang digunakan untuk memperoleh
 Data Primer informasi dari responden tentang diri
Data primer yaitu data yang pribadi atau hal-hal yang dia ketahui.
dibuat oleh penelitian untuk maksud Tujuan penyebaran angket ialah
khusus menyesaikan permasalahan mencari informasi yang lengkap
yang sedang ditanganinya. Data mengenai suatu masalah.
dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau 3.5 Teknik Analisis Data
tempat objek penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti
 Data Sekunder menggunakan teknik kuantitatif
Data sekunder yaitu data yang deskriptif yang artinya suatu analisa
telah dikumpulkan untuk maksud data yang dideskriptip atau gambaran
selain menyelesaikan masalah yang secara terperinci berdasarkan hasil
telah dihadapi. Data ini dapat pengamatan yang diperoleh langsung
ditemukan dengan cepat. Dalam dari lapangan. Informasi (data) yang
penelitian ini yang menjadi sumber diperoleh dari responden baik itu
data sekunder adalah literatur, artikel, penjelasan, angka, ataupun tabel akan
jurnal serta situs di internet yang dijelaskan secara terinci, data yang
sudah dikumpulkan tersebut

Jom Fisip Volume No. Februari 2016 Page 9


dipindahkan dalam bentuk tabel Tabel 5.1
kemudian dikelompokkan menurut Berdasarkan Menghilang Budaya
jenisnya masing-masing dan analisa Batobo Akibat Masuknya Budaya
deskriptif kuantitatif yaitu suatu Asing
analisis yang berusaha memberikan No Alternatif
gambaran secara terperinci Jumlah
Jawaban
berdasarkan kenyataan yang 1 Ya 30(76,9)
ditemukan dilapangan dan disajikan 2 Tidak 9(23,1)
dalam bentuk uraian-uraian serta Jumlah 39(100,0)
dibantu dengan perhitungan angka- Sumber :Data Olahan Tahun 2015
angka, persentase, dan tabel. Dari data
tersebut akan di analisis secara
deskriptif agar dalam menganalisa Perubahan budaya batobo yang
permasalahan penelitian tersebut dapat sudah menghilang akibat pengaruh
berarti dan dapat menjelaskan serta budaya asing seperti modernisasi 30
menjawab apa yang menjadi orang responden dan persentasenya
permasalahannya. (76,9%) menjawab Ya karena budaya
HASIL PEMBAHASAN asing tersebut sudah menghilangkan
adat tradisi budaya batobo tersebut
PENYEBAB DARI PERUBAHAN sedikit demi sedikit sedangkan yang
BUDAYA BATOBO DI ERA menjawab tidak sebanyak 9 orang
MODERNISASI DI DESA responden dan persentasenya (23,1%)
SIMANDOLAK KECAMATAN karena mereka belum merasakan
BENAI KABUPATEN KUANTAN akibat dari pengaruh modernisasi itu
SINGINGI sendiri.
5.1 Masuknya Budaya Asing
Pada dasarnya perubahan
budaya batobo karena masuknya 5.2 Berkurangnya Campur Tanggan
budaya asing sehingga sudah Pemangku Adat
menghilangkan budaya asli dari desa
tersebut. Sehingga masyarakat Berkurangnya campur tanggan
Simandolak memiliki pemikiran pemangku adat mengalami perubahan
bahwa budaya batobo yang masih ada yang membuat mulai menghilangnya
sekarang mulai mengalami perubahan kebudayaan batobo itu, pemangku adat
karena masuknya budaya asing. pun sudah mulai kurang kesadarannya
Berikut tabelnya: untuk melakukan kegiatan budaya
batobo itu sendiri.

5.3 Acara Do’a Ka Padang


Perubahan untuk menentukan
pemberitahuan acara do’a ka padang
sebelum batobo di mulai
menggunakan teknologi masa kini
yaitu seperti Hendpone, sehingga
membuat perubahan yang sangat kuat

Jom Fisip Volume No. Februari 2016 Page 10


untuk acar pemberitahuan untuk acara tupperwere yang sudah merubah dari
do’a ka padang saja, menghilangkan ciri khas dari budaya batobo itu
kebudayaan secara sistim sendiri.
pemberitahuan untuk acara do’a ka
padang.
DAMPAK DARI PERUBAHAN
BUDAYA BATOBO DI ERA
5.4 Penggunakan Teknologi MODRENISASI DI DESA
Penggunaan teknologi traktor
SIMANDOLAK KECAMATAN
untuk menggarap sawah didesa
BENAI KABUPATEN KUANTAN
Simandolak telah mengalami
SINGINGI
perubahan. Perubahan dalam
6.1 Dampak Positif
pelaksanaan batobo sekarang Pada dasarnya masuknya
menggunakan teknologi masa kini budaya asing ke tradisi batobo
seperti traktor untuk menggarap
memang membuat perubahan terhadap
sawah, membuat kebudayaan batobo tradisi budaya batobo tersebut.
yang masih ada mulai menghilang
dengan cara mengunakan teknologi
masa kini seperti traktor untuk 6.1.1 Mempermudah Melakukan
menggarap sawah, menghilangkan ciri Tradisi Budaya Batobo
khas dari budaya batobo tersebut. Tradisi budaya tersebut,
sehingga sedikit demi sedikit sudah
5.4.1 Penggunakan Sepeda Motor mulai menghilangkan tradisi budaya
Masa kini perubahan sudah batobo karena dengan masuknya
banyak yang di alami oleh para budaya asing yang mempermuda
anggota batobo masuknya teknologi melakukan tradisi budaya batobo
masa kini seperti masa masuknya tersebut, sedangkan yang menjawab
sepeda motor, sehingga sudah Tidak sebanyak 16 orang responden
menghilangkan sedikit dari dan persentasenya (41%) mereka
kebudayaan batobo tersebut yang belum merasakan akibat perubahan
dulunya pergi dari tempat yang sudah masuknya budaya asing,
perkumpulan menuju sawah yang di sehingga mempermuda tradisi budaya
kerjakan, sekarang sudah batobo tersebut dan menghilangkan
menggunakan sepeda motor kepada ciri khas dari budaya batobo itu
setiap para anggota batobo tersebut. sendiri, yang di sebab kan oleh
masuknya budaya asing yang sudah
5.4.2 Pelaksanaan Batobo Membawa mempermuda tradisi budaya batobo
Perlengkapan Masa Kini tersebut.
Para anggota batobo masa kini
membawa perlengkapan seperti 6.1.2 Memperlancar Interaksi
tupperwere yang sudah mulai Masyarakat
menghilangkan tradisi dulunya yang perubahan budaya batobo
membawa nasi mengunakan daun dengan sudah masuknya pola hidup
pisang, sekarang perubahan tersebut masyarakat yang sudah mulai ke era
dengan masa kini mengunakan modrenisasi sekarang, mulai

Jom Fisip Volume No. Februari 2016 Page 11


menghilangkan tradisi budaya batobo 6.2.3 Dulunya Secara Budaya
tersebut, 30 orang responden dan Batobo, Sekarang Dengan Mesin
persentasenya (76,9%) menjawab ya. Traktor
Perubahan budaya batobo yang
6.1.3 Menghemat Ekonomi dulunya melakukan lahan sawah
Perubahan budaya batobo dengan secara batobo, sekarang mengunakan
sudah Masuknya budaya asing, mesin traktor sehingga sudah
menghilangkan ciri khas dari batobo menghilangkan budaya batobo.
tersebut, sehingga dengan cara
melakukan sistem upah dan 6.2.4 Mengurangi Tradisi Budaya
menghemat ekonomi sudah mulai Batobo
menghilangkan ciri khas dari budaya perubahan dengan sudah
batobo tersebut. menghilangnya tradisi budaya batobo,
di sebabkan sudah masuknya alat–alat
6.2 Dampak Negatif modren, sehingga menyebabkan mulai
Dengan masuknya budaya menghilangnya kebudayaan batobo.
asing ke tradisi batobo menimbulkan
dampak negatif dalam kegiatan
batobo. Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang
6.2.1 Berkurangnya Solidaritas telah dilakukan dilapangan, sesuai
Budaya Batobo Tersebut dengan yang telah dijabarkan pada
Menghilangkan Tradisi Dari bab-bab sebelumnya, maka penulis
Budaya Itu Sendiri dapat menarik beberapa kesimpulan
Perubahan budaya batobo yang berhubungan dengan
dengan sudah berkurangnya solidaritas “PERUBAHAN BUDAYA
masyarakat terhadap budaya batobo BATOBO PADA ERA
tersebut tersebut, sudah mulai MODERNISASI DI DESA
menghilangkan budaya itu sendiri. SIMANDOLAK KECAMATAN
BENAI KABUPATEN KUANTAN
6.2.2 Menggunakan Alat Modern, SINGINGI”
Sudah Menghilangkan Tradisi
Budaya Batobo
Sudah masuknya era 1. Penyebab dari perubahan
modrenisasi dengan cara melakukan batobo di era modernisasi di
pembersihan lahan sawah Desa Simandolak Kecamatan
menggunakan alat modern, sudah Benai Kuantan Singingi yaitu
menghilangkan cara melakukan tradisi menghilangnya budaya batobo
budaya botobo itu sendiri, sehingga diakibatkan budaya asing dari
dengan cara melakukan pembersihan luar seperti pengguaan alat
lahan sawah mengunkan alat modern. elektronik sebagai alat untuk
mufakat, acara doa ka padang
sedangkan penyebab perubahan
yang sangat terlihat dari
kehidupan sehari-hari dimana

Jom Fisip Volume No. Februari 2016 Page 12


dahulunya masyarakat batobo Arikunto, Suharsimi. 2002, Prosedur
kesawah menggunakan parikek penelitian suatu pendekatan
sedangkan sekarang tas dan praktek. Jakarta : Rineka Cipta
penggunaan sepeda motor.
Bahreint Sugihen. 1997. Sosiologi
Pedesaan (Suatu Pengantar).
Jakarta: PT. Raya Grafindo
2. Dampak dari perubahan Persada.
budaya batobo di era
modernisasi di Desa Bungin. 2005. Edisi pertama
Simandolak Kecamtan Benai metodologi penelitian. Jakarta:
Kuantan Singingi yaitu kencana
berdampak positif pada sistem
batobo itu sendiri seperti dalam Danil, Muhammad. 2012,
melakukan pembersihan sawah “Partisipasi Masyarakat
dengan mesin traktor, Dalam Tradisi “BATOBO” Di
mempermudah memberi Desa Binunang Kecamatan
informasi kepada anggota Bangkinang Seberang
dengan handpone, Kabupaten Kampar”, Skripsi
mempermudah transportasi Jurusan Sosiologi FISIPOL-
kesawah yaitu dengan UNRI PEKAN BARU
menggunakan sepeda motor.
Hamidy UU. 2000. “Masyarakat Adat
Adapun dampak negatif dari
Kuantan Singingi”. Pekanbaru: UIR
perubahan budaya batobo yaitu
Press
berkurangnya solidaritas,
menghilangnya tradisi budaya Hamidy UU. 1995.” Kamus
batobo itu sendiri. Antropologi Dialek
Melayu Rantau Kuantan
Riau”. Pekanbaru: Unri
DAFTAR PUSTAKA Press
Hamidy UU. 1985. “ Masyarakat dan
Buku : Kebudayaan Melayu
Ali, Masran. 2007.”Riau Negeri Rantau Kuantan”.
Harapan”. Pekanbaru: Bahana Pekanbaru: Bilik
Mestika Karya. Kreativitas press.
Koentjaraningrat. 2005. “Pengantar
Apriadi, Nasri. 2009, “Sistim Sosial Antropologi”. Jakarta: Rineka Cipta
Batobo (Studi Kasus Pada Martono. 2012. Sosiologi perubahan
Kelompok Batobo Bapak sosial:perspektif, modern,
Mudari Di Desa Gunung postmodern, dan
Kecematan Gunung Toar poskolinial. Jakarta
Kabupaten Kuantan Singing)” rajawali pers
Skripsi Jurusan Sosiologi Putri. 2008. Perubahan Sosial
FISIPOL-UNRI PEKAN Masyarakat Logas (Studi
BARU Tentang Perubahan Pola

Jom Fisip Volume No. Februari 2016 Page 13


Perilaku Sosial dan Sistem
Interaksi Sosial). Skripsi
Jurusan Sosiologi
FISIPOL-UNRI.
Pekanbaru.
Rahmita. 2008 Tradisi pembuatan
jalur di taluk kuantan
kecamatan kuantan tengah
kabupaten kuantan
singing. Skripsi jurusan
sosiologi FISIPOL-UNRI.
Pekanbaru
Sukandarrumidi. 2004. Metodologi
Penelitian Petunjuk
Prastis Untuk Peneliti
Pemula. Yogyakarta:
Gadjah Mada University
Press.
Soekanto, Soerjono. 1990. “Sosiologi
Suatu Pengantar”. Jakarta: Rajawali
Pers
Sunarto, Kamanto. 2000. “Pengantar
Sosiolog”. Jakarta: Edisi
Kedua. LP-FE Universitas
Indonesia.
Suwardi, dkk. 2006. “Pemutahiran
Adat Kuantang Singingi”.
Pekanbaru: Alaf Riau
Tarigan, Cipta Pratama. 2012.
“Pengaruh Modernisasi
terhadapTata Cara Adat
Pernikahan Suku Sakai Di
Desa Pinggir Kecamatan
Pinggir Kabupaten
Bengkalis”.
Widagdho. Dkk. 2004. “Ilmu Budaya
Dasar”. Jakarta: Bumi Askara

Jom Fisip Volume No. Februari 2016 Page 14

Anda mungkin juga menyukai