Anda di halaman 1dari 9

KELENGKETAN TANAH PADA ALAT MESIN PERTANIAN

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Richo Ihza Riswanda 190308006


Rahmah ramadhani 190308012
Abiyyah Fikriyyah Lubis 190308028
Aulia Rizki Pasaribu 190308040
Nia Silviani Br Brahmana 190308056
Indra Manogari Siahaan 190308060

Program Studi Keteknikan Pertanian

Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Medan

2021
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Tercatat dalam sejarah bahwa sejak beribu-ribu tahun yang lalu pengolahan tanah telah
dilakukan oleh sekelompok manusia dengan tujuan untuk meningkatkan produksi pertaniannya.
Tenaga hewan digunakan untuk membajak tanah sejak 7000 tahun yang lalu. Pada penemuan
arkeologi dan tulisan-tulisan kuno diketahui bahwa ada pendapat dimana membajak tanah dapat
meningkatkan kesuburan tanah.

Pengolahan tanah bertujuan menciptakan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi
lebih baik, membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan, menempatkan sisa-sisa
tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar dekomposisi berjalan dengan baik, menurunkan
laju erosi, meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan, menyatukan pupuk
dengan tanah, serta mempersiapkan tanah untuk mempermudah pengaturan irigasi.

Untuk tujuan-tujuan tersebut, seiring perkembangan teknologi maka tercipta berbagai alat
mesin pengolahan tanah bagi pertanian. Secara garis besar, alat-alat pertanian modern terbagi
menjadi tiga kategori. Pertama, alat pertanian yang digunakan sebelum bibit ditanam. Kedua, alat
pertanian yang digunakan saat merawat bibit sedang tumbuh dan berkembang. Ketiga, alat
pertanian yang digunakan saat memanen. Alat yang digunakan menggemburkan tanah
diantaranya Traktor, Rotavator, Bajak singkal, Garu sisir, Garu piring, dan Bajak subsoil.

Selama pengolahan tanah terdapat Tanah yang lengket pada alat pertanian yang merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi ketahanan tanah sehingga menjadi penghambat bekerjanya
bajak dan menyebabkan hasil bajakan kurang sempurna. Kelengketan tanah ini akan terjadi jika
gaya gesekan antara tanah dan alat lebih besar daripada gaya kohesi tanah. kekasaran permukaan
tanah juga mempengaruhi besarnya kelengketan tanah yang terjadu, terutama pada gaya adhesi
yang terjadi antara permukaan bahan dengan tanah.

Kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan
antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak
menolak. Gaya kohesi mengakibatkan dua zat bila dicampurkan tidak akan saling melekat.
Sedangkan Adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena
molekulnya saling tarik menarik atau merekat. Gaya adhesi akan mengakibatkan dua zat akan
saling melekat bila dicampurkan.

B. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan dan mengetahui kelengketan tanah pada permukaan alat
pertanian serta yang menjadi faktor berbagai kecepatan kerja.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Andhini (2003), Adapun salah satu faktor mempengaruhi tahanan tarik tanah
saat pengolahan tanah pada bajak singkal yaitu tanah yang lengket pada permukaan bajak
singkal. Semakin banyak tanah yang lengket pada permukaan bajak mengakibatkan proses
pembajakan tidak dapat berjalan optimal. Gaya kohesi tanah yang dihasilkan lebih kecil
dibandingkan gaya gesekan antara alat bajak dan tanah mempengaruhi bertambahnya
kelengketan tanah pada permukaan bajak. Untuk itu diperlukan cara untuk mengurangi
kelengketan tanah dalam pengolahan tanah, salah satunya dengan menambahkan bahan material
sebagai pelapis bajak singkal.

Sembiring et al, (2000) menyatakan bahwa kelengketan tanah pada sirip dari roda besi
adalah salah satu hal yang dapat menyebabkan tingginya slip. Jika kelengketan tanah pada sirip
sangat banyak akan menimbulkan roda besi ini ditutupi tanah, sehingga gaya angkat yang akan
dihasilakan akan kecil dan menyebabkan tingginya slip roda.

Triratanasirichai (1990) menyatakan bahwa kelengketan tanah pada siriproda adalah


salah satu masalah yang menyebabkan rendahnya mobilisasi dantingginya slip roda. Menurut
Hendra (1982), proses terjadinya slip pada dasarnya ditimbulkan akibat ketidakseimbangan
antara gaya yang disalurkan oleh jari-jariroda dari sumbu roda kepada permukaan tapak dan
medan tahanan geser tanahyang dilalui roda tersebut.

Untuk mengatasi slip ini dapat dilakukan dengan menurunkan tenaga yangdisalurkan ke
roda. Penurunan tenaga yang dibutuhkan untuk mengatasi slip akanmenaikkan tenaga tarik
traktor. Perbedaan kecepatan dan perbedaan dengan perbedaan transmisi yang digunakan juga
dapat memberikan pengaruh pada slip.Efisiensi penyaluran tenaga tarik yang tertinggi yang
dapat dicapai oleh traktor pada saat bekerja di lapangan mengolah tanah adalah pada tingkat slip
antara 15-25 %. Pada tanah liat basah, tenaga terbesar untuk menarik mungkin dicapai padaslip
sekitar 35 % (Sembiring et al., 1990).

Slip roda traktor juga banyak kaitannya dengan tingkat kandungan air tanah. Kandungan
air tanah mempengaruhi nilai tahanan geser dan daya dukungtanah terhadap suatu pembebanan
(Richey et al., 1961).
BAB III
PEMBAHASAN
3. 1 Sifat Adhesi Tanah
Adhesi tanah adalah tahanan geser antara tanah dan material lainnya ketika tekanan luar
yang diaplikasikan bemilai nol. Dalam pengertian lain adhesi tanah adalah gaya tarik menarik
antara zara tanah(fase padat) dengan molekul air(fase cair)

Kenaikan adhesi terjadi ketika kadar air tanah diasumsikan terletak pada kondisi tanah
lembab hingga basah. Adhesi tanah akan semakin menurun dengan meningkatnya kaddar air
tanah hingga mencapai kondisi amat basah atau jenuh, oleh karena semakin banyaknya selaput
tipis lengas di antara tanah dan metal yang menyebabkan semakin berkurangnya gaya tarik
menarik tanah.

Kekuatan geser tanah lebih banyak dipengaruhi oleh besarnya adhesi tanah dibanding
oleh besarnya friksi(gesekan) antara tanah dan metal. Adhesi tanah meningkat cukup tinggi
ketika kadar air tanahnya mencapai fase adhesi.

3.2 Kekerasan Permukaan

Kekerasan permukaan tanah biasanya terjadi karena adanya proses pemadatan tanah.
Pemadatan tanah merupakan proses naiknya kerapatan tanah dengan memperkecil jarak antar
partikel sehingga terjadi reduksi volume udara, tidak terjadi perubahan volume air yang cukup
berarti pada tanah tersebut. Tingkat kekerasan diukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bila air ditambahkan pada suatu tanah yang sedang dipadatkan air tersebut akan
berfungsi sebagai unsur pelumas partikel – partikel tanah. Karena adanya air, partikel – partikel
tanah tersebut akan lebih mudah bergerak dan bergeseran saru sama lain dan membentuk
kedudukan tanah yang lebih padat, sehingga nilai kekerasan permukaannya pun akan berubah.
Selain kadar air , faktor yang mempengaruhi kepadatan tanah yaitu jenis tanahnya. Jenis tanah
yang diwakili oleh distribusi ukuran partikel, bentuk butiran tanah, berat spesifik bagian pada
tanah. Selain itu jumlah serta jenis mineral lempung yang ada pada tanah mempunyai pengaruh
besar terhadap berat volume kering dan kadar air optimum dari tanah. Pada kadar air yang lebih
rendah adanya tegangan tarik kapiler pada pori pori tanah mencegah kecenderungan partikel
tanah untuk bergerak dengan bebas untuk menjadi lebih padat dan permukaan tanahnya akan
semakin keras.

Pengolahan tanah menggunakan alat pertanian seperti traktor juga berpengaruh terhadap
perubahan kepadatan tanah. Lintasan dari roda traktor yang kontak langsung dengan permukaan
tanah akan mengakibatkan partikel – partikel tanah akan semakin padat. Efektifitas penggunaan
traktor di lahan kering/permukaan tanahnya keras sangat ditentukan oleh kemampuan traksi
rodanya. Kemampuan traksi dapat ditingkatkan dengan mengurangi terjadinya slip roda. Slip
roda dapat dikurangi apabila cengkraman kembangan roda(sirip) menancap tajam kedalam
permukaan tanah.

3.3 Study Kasus Kelengketan Tanah pada Alat Mesin Pertanian

Menurut hillel (1980), pengolahan tanah merupakan aplikasi gaya mekanis yg dikenakan
pada tanah. Secara umum pengolahan tanah bertujuan untuk menyediakan lahan agar siap tanam
dengan meningkatkan kondisi fisik tanah dengan cara merubahnya (Moenandir, 1994). Bajak
singkal merupakan salah satu alat pengolahan tanah pertama yg digunakan untuk bermacam-
macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah. Hasil penelitian Fusakazu Ai (1988)
menunjukkan bahwa kadar air tanah merupakan faktor yg penting pengaruhnya terhadap besar
kelengkatan tanah.

Kondisi tanah yg baik adalah salah satu factor berhasilnya produksi tanaman, dan untuk
mencapai kondisi tanah yg baik diperlukan peralatan mekanis. Pada pengolahan tanah primer
umumnya digunakan bajk singkal. Dalam penggunaan peralatan mekanis seringkali timbul
permasalahan teknis. Salah satu permasalahan teknis tersebut adalah terjadinya kelengketan
tanah pada bajak singkal selama proses pengolahan tanah. Tanah yg lengket selama proses
pengolahan tanah berlangsung, selain berpengaruh terhadap tahanan tanah juga berpengaruh
pada kualitas kerja alat serta kualitas hasil pengolahan tanah. Kelengketan tanah ini meerupakan
faktor yg perlu dipelajari karena selain meningkatkan tahanan tanah juga menurunkan efisiensi
kerja alat.

Tanah yang lengket pada bajak singkal selama pengolahan tanah merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tahanan tanah sehingga menghambat bekerjanya bajak dan
menyebabkan hasil bajakan kurang sempurna. Kelengketan tanah ini akan terjadi jika gaya
gesekan antara tanah dan alat lebih besar daripada gaya kohesi tanah. Kelengketan tanah yg
terbesar, juga terjadi pada perlakuan kadar air diatas kapasitas lapang pada masing-masing
perlakuan bahan organik. Jika dilihat dari hasil pembalikan tanah, pengolahan tanah dengan
bajak singkal pada perlakuan kadar air diatas kapasitas lapang menghasilkan kualitas pembalikan
tanah yg baik.

Proses penghancuran tanah pada bajak singkal dapat digolongkan atas tiga proses, yaitu :
(1) proses pemasukan pemotongan tanah oleh bagian pemotong (intake), yaitu proses dimana
terjadi pemisahan bagian tanah dari bagian utama, (2) proses aliran pada permukaan bajak (main
flow), yaitu proses pergerakan potongan tanah sepanjang bagian alat, (3) proses keluaran
(output) yg mencakup perubahan yg terjadi setelah tanah meninggalkan bagian alat. Kelengketan
tanah yg terjadi pada bajak singkal, kebanyakan pada bagian pisau (share) bajak dan sebagian
pada bagian singkal (moldboard). Besarnya kelengketan biasanya dinyatakan dengan indeks yg
disebut stickiness index. Pola perubahan stickiness index ini tergantung pada besarnya kadar air
serta bahan pembentuk bajak singkal (Fusakazu Ai, 1988).

Bahan yang dicoba untuk melihat kelengketan tanah pada alat mesin pertanian adalah
teflon, stainless steel, aluminium, fiber glass dan kuningan. Sebelum bahan ini dilapiskan pada
permukaan bajak, ditentukan lebih dahulu besar sudut pembasahan dan nilai kekasaran
permukaan. Selanjutnya setiap bahan dilihat kelengketan tanahnya dengan percobaan di
lapangan dengan perlakuan tiga taraf kadar air dan tiga taraf kecepatan maju masing-masing
dengan dua kali ulangan.

Sudut pembasahan maupun kekasaran permukaan mempengaruhi besarnya kelengketan


tanah yang terjadi, terutama pada gaya adhesi yang terjadi antara permukaan bahan dengan
tanah. Perlakuan kadar air maupun kecepatan maju traktor juga mempengaruhi besarnya
kelengketan tanah yang terjadi pada bahan. Tanah yang lengket pada bahan ini akan
mempengaruhi proses pembajakan terutama saat tanah mulai lengket ke permukaan bahan.
Lama kelamaan tanah pada permukaan bajak ini akan merubah besar sudut potong, sudut
pembalikan maupun pelemparan dan akan mempengaruhi proses pembajakan secara keseluruhan
sehingga hasil pembajakan kurang baik.
Sudut pembasahan terbesar adalah pada bahan teflon dan nilai kekasaran permukaan
terkecil adalah bahan stainless steel. Kelengketan tanah yang terjadi akan mengecil dengan
meningkatnya kecepatan dan menurunnya kadar air. Kelengketan terkecil terjadi pada teflon dan
secara berturut-turut diikuti oleh stainless steel, kuningan, fiber glass, baja dan alumunium.
DAFTAR PUSATAKA

file:///C:/Users/ACER/Downloads/adoc.pub_oieh-mlra-vlta-olan-anggraeni-f-fakultas-
teknologi%20(2).pdf

https://minio1.123dok.com/dt03pdf/123dok/000/268/268794.pdf.pdf?X-Amz-Content-
Sha256=UNSIGNED-PAYLOAD&X-Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-SHA256&X-Amz-
Credential=HBT28R878GBP52A279VA%2F20211130%2F%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-
Date=20211130T032019Z&X-Amz-SignedHeaders=host&X-Amz-Expires=600&X-Amz-
Signature=86eadf9cebde56339658cc6710b2c72a25c2e60a31030e0916fd556395c8e0d3

http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Mesin%20Budidaya
%20Pertanian/Alat%20Pengolahan%20tanah/index4april.html
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/3-jenis-pengolahan-tanah-dan-
lahan-pertanian-25
https://distanbun.ntbprov.go.id/artikel3.php?id=53
https://repository.unsri.ac.id/48173/3/RAMA_41201_05021281722039_0002086005_00
29106201_01_front_ref.pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/kohesi-dan-adhesi/
https://adoc.tips/download/oieh-mlra-vlta-olan-anggraeni-f-fakultas-teknologi-
pertamiap.html
http://agritech.unhas.ac.id/ojs/index.php/at/article/view/77
https://www.scribd.com/embeds/394432769/content?start_page=1&view_mode-
scroll&access_key=key-fFexxf7rlbzEfWu3HKwf

Anda mungkin juga menyukai