TINGGI ( Blansing )
LAPORAN
OLEH :
LAPORAN
OLEH:
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Penilaian Di Praktikum
Teknik Pengolahan Hasil Pertanian Program Studi Keteknikan
Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
NIP: 199310022018052001
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, di mana
Tinggi ( Blansing ) yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
melengkapi laporan ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga
laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
No. Hal.
1. Berat Brokoli…………………….……………………….…………..…..(17)
2. Tekstur Brokoli………………….…………………..….………………...(17)
3. Warna Brokoli………………………………………….………………...(17)
4. Berat Buncis Utuh……………….……….…………….………………...(18)
5. Berat Buncis Potong 2cm………..……….…………….………………...(18)
6. Tekstur Buncis Utuh…………….……….…………….………………...(18)
7. Tekstur Buncis Potong 2cm……………………….….….……………....(18)
8. Warna Buncis Utuh…………………….…………….….……….…..…..(19)
9. Warna Buncis Potong 2………………….………….…………………....(19)
10. Berat Cabai………………….…………………….……..………….…....(19)
11. Tekstur Cabai……………….…………………….……..………….…….(20)
12. Warna Cabai……………….…………………….……..…………..….....(20)
13. Berat Bayam…………….……………………….…..………….…..........(20)
14. Tekstur Bayam …………….…………………….……..………….…….(21)
15. Warna Bayam ……………….……….………….……..…………..…....(21)
v
DAFTAR GAMBAR
No. Hal.
1. Brokoli Sebelum Blansing………………………………………………….(18)
2. Brokoli Sesudah Blansing………………………………………………......(18)
3. Buncis Sebelum Blansing……………………………………………….......(19)
4. Buncis Sesudah Blansing …………...……………………………………....(19)
5. Cabai Sebelum Blansing…………...……………………………………......(20)
6. Cabai Sesudah Blansing…………...…………………………………….......(20)
7. Bayam Sebelum Blansing………...……………………………………........(21)
8. Bayam Sebelum Blansing …………...……………………………..........(21)
vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tengah, termasuk meksiko, kira-kira sejak 2500 tahun sebelum masehi. Masyarakat yang
pertama kali memanfaatkan dan mengembangkan cabai adalah orang inca di Amerika
Selatan, orang Maya di Amerika Tengah. Siklus kebutuhan cabai di Indonesia meningkat
menjelang event tertentu, seperti memasuki bulan puasa dan lebaran, natal dan tahun baru.
Pada saat-saat tersebut, permintaan cabai yang tinggi diiringi dengan harga yang
melambung. Selain faktor diatas, harga cabai menjadi mahal karena saat event tersebut
bertepatan dengan musim hujan. Biasanya, petani yang menanam cabai hanya sedikit dan
banyak pula yang gagal panen karena serangan hama dan penyakit. Akibatnya,
keberadaan cabai di pasaran menjadi langka dan secara otomatis harganya melonjak
tajam.
dengan bakteri penambat nitrogen bebas dari udara (Rhizobium sp.). daunnya agak lebih
kasar dan polongnya cenderung lebih pipih dari kacang panjang. Aroma polong buncis
agak langu ( kurang sedap ). Polong buncis sangat digemari konsumen karena rasanya
1
enak dan gurih. Sekain enak, buncis merupakan sumber protein nabati yang penting dan
Brokoli berasal dari daerah laut tengah dan sudah sejak masa Yunani kuno
dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia belum lama (sekitar 1970-an) dan kini
cukup popular sebagai bahan pangan. Brokoli memiliki kandungan kalsium yang dapat
memiliki peranan dalam mencegah produksi enzim yang dapat menyebabkan kerusakan
tulang.
Tanaman bayam berbentuk perdu atau semak. Bayam banyak digemari masyarakat
Indonesia karena rasanya enak, lunak dan dapat memperlancar pencernaan. Selain itu,
bayam banyak mengandung vitamin A dan C serta sedikit vitamin B. bayam pun banyak
mengandung garam-garam mineral yang penting seperti kalsium, fosfor, dan besi.
dan hasil pertanian, salah satu kegunaan blansing paling utama adalah blansing dilakukan
untuk merusak aktivitas enzim di dalam buah dan sayuran sebelum dilakukan proses
pengolahan lanjutan. Blansing ini bukan merupakan satu-satunya metode yang dilakukan
2
biasanya dilakukan di antara tahap persiapan bahan dengan tahap proses lanjutan seperti
proses pengupasan dan atau pembersihan produk pangan untuk menghemat penggunaan
Untuk mencapai proses inaktivasi enzim yang cukup, produk pangan dipanaskan
secara cepat hingga mencapai suhu tertentu, kemudian ditahan selama beberapa waktu
pada suhu tersebut, kemudian didinginkan hingga mencapai suhu udara sekitar. Adapun
faktor yang mempengaruhi waktu blansing antara lain: jenis buah dan sayuran, ukuran
Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui berat, tekstur, dan warna produk setelah dilakukan blansing
Manfaat Praktikum
1. Bagi penulis yaitu sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi penilaian di
3
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Blansing
dengan menggunakan panas yang dilakukan dengan mekanisme konduksi atau konveksi
melalui medium air, udara atau uap air yang tujuan utamanya adalah untuk merusak atau
menurunkan aktivitas enzim yang terkandung di dalam produk pangan dan hasil
pertanian.
Blansing dilakukan karena suhu maksimum pada proses pengolahan dengan cara
pembekuan dan pengeringan tidak cukup untuk menurunkan aktivitas enzim di dalam
produk pangan. Jika produk pangan tidak diberi perlakuan blansing, maka akan terjadi
perubahan yang tidak diinginkan pada parameter sensoris dan nilai gizi produk pangan
selama proses penyimpanan. Pada proses sterilisasi, khususnya pada proses sterilisasi
produk dalam kemasan kaleng besar, waktu dan suhu yang digunakan untuk sterilisasi
mungkin bisa kurang dan memungkinkan aktivitas enzim masih berlangsung. Oleh
Produk pangan dan hasil pertanian yang diberi perlakuan blansing bisa juga
menyebabkan bahan mengalami penurunan mutu yang lebih besar dibandingkan bahan
yang tidak diberi perlakuan blansing. Hal ini bisa disebabkan oleh panas yang digunakan
4
tidak merusak enzim, melainkan merusak jaringan di dalam bahan yang menyebabkan
terlepasnya enzim, sehingga akan tercampur dengan substrat. Enzim dan substrat yang
tercampur ini akan menyebabkan peningkatan aktivitas enzim dan kerusakan akan terjadi
lebih cepat. Ketahanan enzim terhadap panas dinyatakan dengan nilai D dan nilai z.
Beberapa enzim yang menyebabkan penurunan mutu produk pangan antara lain
yang tahan panas yang banyak ditemukan di dalam buah dan sayuran adalah katalase dan
peroksidase. Kedua enzim tersebut merupakan enzim yang digunakan sebagai penanda
(marker) kesuksesan dari proses blansing. Sebagai contoh, enzim perosidase merupakan
enzim yang paling tahan panas dibandingkan enzim lainnya, sehingga jika tidak
ditemukan aktivitas enzim peroksida setelah blansing, maka bisa disimpulkan bahwa
Faktor yang berpengaruh terhadap laju perpindahan panas pada pusat produk
antara lain: suhu medium pemanas, koefisien pindah panas konveksi, ukuran dan bentuk
produk pangan, konduktivitas termal produk pangan. Blansing dapat mengurangi jumlah
mikroorganisme kontaminan pada permukaan produk pangan, oleh karena itu proses
blansing membantu proses pengawetan produk pangan pada proses yang dilakukan
5
tinggi pada bahan baku, sehingga memungkinkan akan terdapat jumlah mikroorganisme
pada produk pangan yang tidak dilakukan perlakuan blansing, sehingga akan
rehidrasi. Blansing juga bisa membuat jaringan bahan menjadi lebih lunak sehingga
memudahkan udara di antara sel sehingga meningkatkan densitas produk pangan dan
Tujuan Blansing
Proses blansing memiliki tujuan utama yaitu untuk inaktivasi enzim di dalam
produk pangan yang menyebabkan perubahan (penurunan) mutu produk pangan dan hasil
pertanian. Adapun tujuan lain dari proses blansing adalah menurunkan jumlah
lunak) jaringan produk pangan, menghilangkan udara di rongga antar sel sehingga bisa
dalam kemasan berguna juga untuk menghilangkan oksigen di dalam ruang kemasan,
6
sehingga dapat mencegah terjadinya proses oksidasi dan juga mencegah korosi pada
kemasan logam. Keuntungan lain yang diperoleh dari proses blansing adalah
toksik dalam produk pangan (nitrit, nitrat, dan oksalat), mengurangi jumlah
Kondisi Blansing
Kondisi proses blansing yang tepat (waktu dan suhu) harus dievaluasi dan
mempertahankan mutu bahan dan mencegah proses blansing yang berlebihan. Faktor
a. Sifat dari buah dan sayur, terutama konduktivitas termal, yang bisa ditentukan
Kombinasi waktu dan suhu blansing yang digunakan untuk proses sangat beragam,
berbeda bahan maka berbeda pula prosesnya dan harus ditentukan secara spesifik sesuai
dengan kondisinya. Biasanya, proses blansing dilakukan pada suhu 70-100°C dan waktu
blansing 1-15 menit. Kondisi under blanching ( blansing yang terlalu cepat) dapat
7
menstimulasi aktivitas enzim yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan tanpa proses
aroma, warna, vitamin dan mineral dari bahan yang diproses. Oleh karena itu penting
Metode yang banyak digunakan untuk proses blansing adalah blansing dengan
menggunakan uap panas (steam blanching) dan menggunakan air panas (water
blanching). Perbedaan yang paling mendasar dari kedua metode tersebut adalah medium
yang digunakan sebagai pemanas. Blansing uap menggunakan medium uap panas,
sedangkan blansing air menggunakan medium air panas. Perbedaan medium pemanas
yang digunakan pada proses akan menyebkan perbedaan distribusi panas dari medium
Blansing dengan air panas merupakan metode blansing yang paling banyak
digunakan oleh pengolah produk pangan. Metode ini banyak digunakan karena biaya
8
Blansing air panas memiliki kelebihan yaitu pada prosesnya dapat ditambahkan bahan-
bahan yang diperlukan dalam proses pengolahan seperti garam dan natrium bikarbonat.
Blansing air panas ini juga memiliki kekurangan, diantaranya adalah jumlah
mikroorganisme termodurik tidak bisa dikurangi jumlahnya, kehilangan zat gizi yang
sensitive terhadap panas serta kehilangan komponen produk pangan yang larut air seperti
Peralatan yang digunakan dalam proses blansing air panas konvensional dan yang
banyak digunakan pada skala rumah tangga adalah panci atau ketel air yang dipanaskan,
dimana bahan dimasukkan ke dalam air mendidih. untuk skala industri, peralatan yang
digunakan untuk blansing salah satunya adalah continuous hot water blancher conveyor
(konveyor air panas kontinyu), dimana bahan yang akan diproses diletakkan pada wadah
jaring berjalan yang membawa bahan menuju air panas yang digunakan untuk perebusan.
Blansing uap panas merupakan proses termal dengan menggunakan uap air panas
dengan uap biasanya dilakukan pada suhu 75-95°C. Metode blansing uap panas biasanya
membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan blansing air panas. Oleh sebab itu,
untuk mempermudah dan mempersingkat proses blansing, maka metode ini biasanya
9
digunakan untuk sayuran yang dipotong kecil sehingga memiliki luas permukaan kontak
Alat blansing uap yang sederhana yang bisa dipakai di dalam skala kecil (rumah
tangga) adalah panci pengukus, dimana sayuran diletakkan di atas wadah berpori di atas
medium pemanas (uap air ) sehingga tidak ada kontak antara sayuran dengan air.
Peralatan yang digunakan pada skala yang lebih besar ( industri ) contohnya adalah
konveyor berjalan yang melewati terowongan yang dialiri uap panas. Waktu blansing di
Pemanasan yang tidak seragam pada metode blansing uap konvensional bisa
pembakaran gas. Metode ini berhasil dilakukan untuk proses blansing pada berbagai jenis
sayuran. Penggunaan gas panas untuk proses blansing telah diteliti dapat mengurangi
kehilangan bahan akibat pelarutan (leaching) dan mengurangi limbah cair. Kelemahan
metode ini adalah pada proses blansing dapat terjadi pengeringan pada bagian permukaan
10
bahan dan adanya oksigen dapat menyebabkan proses oksidasi dan juga biaya
Metode blansing gas panas ini cocok digunakan untuk proses pendahuluan
sebelum pengeringan karena bahan sudah mengalami kehilangan air pada proses
sayuran yang dikemas dengan wadah/kantung tipis (film bag). Blansing menggunakan
gelombang mikro memerlukan biaya yang tinggi, tetapi mempunyai keuntungan yaitu
lebih menurunkan jumlah mikroorganisme dalam pada pangan dan sedikit kehilangan
digunakan karena keterbatasan data mengenai waktu dan suhu blansing serta
Contoh proses blansing dengan gelombang mikro misalnya pada asparagus yang
dipanen 4 jam sebelum proses, dilakukan blansing selama 4 menit pada daya 700 Watt,
kemudian setelah itu dikemas menggunakan plastik dan segera dimasukkan ke dalam
11
Tahapan Blansing
Proses blansing dilakukan bertahap mulai dari proses pencucian bahan, penirisan,
sortasi, sampai bahan siap untuk diproses atau disimpan. Berikut ini adalah tahapan yang
atau penirisan.
b. Air yang digunakan untuk proses blansing sebanyak 8-16 liter per kg sayuran.
c. Pada blansing air panas, sayuran dimasukkan ke dalam wadah berpori kemudian
direndam dalam air mendidih. pada blansing uap panas, sayuran diletakkan pada
wadah yang dipasang diatas permukaan air mendidih ( sayuran hanya kontak
dengan uap).
d. Waktu blansing dihitung saat air mendidih atau uap panas mulai kontak dengan
dilakukan pengadukan beberapa kali agar proses pindah panas terjadi secara
merata.
f. Sayuran dikemas dalam wadah atau kantung untuk selanjutnya dilakukan proses
g. Sayuran yang dibekukan dapat dipertahankan kualitasnya hingga 8-12 bulan jika
12
Keuntungan dan Kekurangan Blansing
diperlukan untuk proses pengolahan seperti garam atau natrium bikarbonat untuk
Kekurangan : kehilangan komponen bahan pangan yang tidak tahan panas dan
bahan pangan yang mudah larut dalam air seperti vitamin larut air (vitamin B dan
C), karbohidrat, protein larut air, pigmen, dan mineral. Selain itu air digunakan
dihindari dan dapat meminimalkan kerusakan akibat proses termal tetapi tujuan
seperti pada blansing dengan metode Hot Water Blansing (Estiasih dkk, 2009).
permukaan bahan dan adanya oksigen dapat menyebabkan proses oksidasi. Selain
itu biaya operasionalnya lebih tinggi dari metode lain (Estiasih dkk, 2009).
13
Keuntungan : Dapat mengurangi proses leaching akibat perebusan dan pemanasan
yang cepat pada metode blansing yang lain, terutama untuk bahan pangan dengan
14
METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum dilakukan pada bulan Mei 2022 di rumah masing anggota kelompok
dengan informasi blansing yang diarahkan dosen pengampu bidang studi dan juga
informasi yang bersumber pada jurnal, artikel, dan bahan bacaan lainnya di internet dan
buku.
2. Wadah
3. Pisau
4. Air es
5. Cabai
6. Bayam
7. Brokoli
8. Buncis
Proses Blansing
15
b. Blansing menggunakan suhu 75-95°C dgn waktu yg singkat 1-10 menit
tergantung komoditi
sekitar 2cm
d. Brokoli potong sesuai kuntumnya, untuk cabai tidak perlu dipotong, untuk bayam
dipotong akarnya..
f. Waktunya buat 3 menit, 6 menit dan 9 menit dan gunakan suhu 80°C
i. Lakukan pengamatan berat, tekstur dan fisik produk sebelum dan sesudah
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Produk : Brokoli
Berat
Sebelum Sesudah
1 15 gram 15 gram
2 19 gram 18 gram
3 14 gram 15 gram
Tabel 1. Berat Brokoli
Tekstur
Sebelum Sesudah
1 Keras/Garing Agak lembek
2 Keras Agak lembek
3 Keras Lembek
Tabel 2. Tekstur Brokoli
Warna
Sebelum Sesudah
1 Hijau Pucat Hijau Gelap
2 Hijau Pucat Hijau Gelap
3 Hijau Pucat Hijau Gelap
Tabel 3. Warna Brokoli
17
Gambar 1.Brokoli Sebelum Blansing Gambar 2.Brokoli Sesudah Blansing
Produk: Buncis
Sebelum Sesudah
1 13 gram 11 gram
2 15 gram 12 gram
3 8 gram 8 gram
Tabel 4. Berat Buncis Utuh
Sebelum Sesudah
1 10 gram 10 gram
2 9 gram 8 gram
3 11 gram 11 gram
Tabel 5. Berat Buncis Potong 2cm
Sebelum Sesudah
1 Keras dan Renyah Agak Renyah
2 Keras dan Renyah Agak lembek
3 Keras dan Renyah Lembek
Tabel 6. Tekstur Buncis Utuh
18
Sebelum Sesudah
1 Keras dan Renyah Renyah
2 Keras dan Renyah Renyah
3 Keras dan Renyah Lembek
Tabel 7. Tekstur Buncis Potong 2cm
Produk : Cabai
Waktu Berat
Sebelum di rebus 20 Gram
3 Menit 20 Gram
19
6 Menit 22 Gram
9 Menit 29 Gram
Tabel 10. Berat Cabai
Tekstur
Waktu Sebelum Sesudah
3 Menit Keras Keras, Mengerut
6 Menit Keras Keras, Mengerut
9 Menit Keras Keras, Mengerut
Tabel 11. Tekstur Cabai
Warna
3 Menit Sebelum Sesudah
6 Menit Merah Merah
9 Menit Merah Merah
3 Menit Merah Merah
Tabel 12. Warna Cabai
Produk: Bayam
Berat Waktu
19 Gram Sebelum Di rebus(0 menit)
20
30 Gram 3 Menit
32 Gram 6 Menit
39 Gram 9 Menit
Tabel 12. Berat Bayam
Tekstur
Waktu Sebelum Sesudah
3 Menit Keras Lembek
6 Menit Keras Lembek
9 Menit Keras Lembek
Tabel 13. Tekstur Bayam
Warna
3 Menit Sebelum Sesudah
6 Menit Hijau Hijau Gelap
9 Menit Hijau Hijau Gelap
3 Menit Hijau Hijau Gelap
Tabel 14. Warna Bayam
21
Pembahasan
Dari data di atas, Bisa disimpulkan pada produk bahan pangan yaitu bayam pada
saat proses blanching (blansir) terlihat data berat yang di tabel ternyata mengalami
perubahan saat di rebus dan di dinginkan dimana kondisi fisik bayam semakin lama di
rebus, maka peluang layu bayam tersebut semakin besar, terlihat misalnya dari 0-3 menit
itu naik 11 gram, 3-6 Menit naik 2 gram dan 6-9 menit naik 7 gram. Dari data di atas
terlihat perbedaan yang cukup signifikan sebelum di rebus dan di dinginkan atau biasa
yang di sebut blansir kecuali di waktu 3 menit dimana cabai tersebut setelah di rebus dan
di dinginkan beratnya tetap 20 gram. Begitu juga dengan brokoli dan buncis yang
mengalami perubahan warna, berat dan juga tekstur sesudah diakukan blansing.
kehilangan zat gizi yang tidak hanya disebabkan oleh panas saja, tetapi juga bisa
diakibatkan oleh keluarnya zat gizi dari dalam jaringan produk pangan selama proses
blansing.
Proses blansing mengakibatkan kehilangan beberapa zat gizi seperti vitamin larut
air, mineral dan komponen larut air. Kehilangan vitamin sering kali disebabkan oleh
peluluhan, kerusakan akibat panas dan oksidasi. Kehilangan vitamin disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu, varietas dan tingkat kematangan sayuran atau buah-buahan, metode
yang digunakan dalam reparasi, misalnya pemotongan dan pengirisan, rasio luas
22
permukaan dibandingkan dengan volume bahan, metode blansing, suhu dan waktu
blansing (kehilangan vitamin lebih kecil pada suhu tinggi dan waktu singkat, metode
pendinginan, rasio air terhadap bahan (baik dalam pemanasan maupun pendinginan), dan
juga kehilangan asam askorbat yang digunakan sebagai indicator kualitas produk pangan
Blansing membuat warna menjadi lebih cerah namun cenderung pucat. Hal ini
disebabkan perubahan panjang gelombang dari pantulan cahaya karena hilangnya air,
udara dan pengotor pada permukaan bahan. Oleh sebab itu, biasanya pada proses blansing
ditambahkan atrium bikarbonat (0,125% b/b) atau kalsium oksida ke dalam air blansing
untuk melindungi klorofil dan mempertahankan warna pada sayuran hijau, walaupun
penduduk pangan, akan tetapi, proses blansing yang tidak tepat akan menimbulkan aroma
Salah satu tujuan dari dilakukannya blansing adalah untuk melunakkan tekstur
sebelum dilakukan proses pengalengan. Kondisi suhu dan waktu yang digunakan untuk
proses blansing sebelum proses pengeringan dan pembekuan yang bertujuan untuk
menginaktivasi enzim sering kali mengakibatkan terjadinya penurunan mutu dari tekstur
produk pangan. Oleh karena itu, biasanya ditambahkan kalsium klorida (1-2%) ke dalam
air blansing untuk membentuk kompleks kalsium pekat yang tidak larut air sehingga
23
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia, Redaksi. 2008. Panduan Lengkap Budi Daya dan Bisnis Cabai. Jakarta
Buckle, K.A., dkk. 2004. Ilmu Pangan. Penerjemah : Hari Purnomo dan Afiono. Jakarta
Estiasih, Teti., dkk. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Tjahjadi, C., dkk. 2008. Pengantar Teknologi Pangan : Volume 1. Jurusan Tekonologi
Tjahjadi, C., dkk. 2009. Pengantar Teknologi Pangan : Volume 1. Jurusan Tekonologi
Waziiroh, Elok., Dego Yusa Ali., Nur Istianah. 2017. Proses Termal Pada Pengolahan
Zaen, Niasty Lasmy., dkk. 2020. Nugget ikan teri, belut dan brokoli (LIBERTI): Makanan
24