Anda di halaman 1dari 5

Tugas Makalah Tentang Pupuk Organik dan Anorganik

BAB I
PENDAHULUAN
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada
proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti
sempit dinamakan dengan pertanian rakyat, sedangkan pertanian dalam arti luas
meliputi pertanian dalam arti sempit, kehutanan, peternakan dan perikanan,
merupakan suatu hal yang penting. Secara garis besar pengertian pertanian dapat
diringkas menjadi : (1) Proses produksi; (2) Petani atau Pengusaha; (3) Tanah
tempat usaha; (4) Usaha pertanian (Farm business).
Istilah umum pertanian berarti kegiatan menanami tanah dengan tanaman
yang nantinya menghasilkan sesuatu yang dapat dipanen, dan kegiatan pertanian
merupakan campur tangan manusia terhadap tetumbuhan asli dan daur hidupnya.
Dalam pertanian modern campur tangan ini semakin jauh dalam bentuk masukan
bahan kimia pertanian, termasuk: pupuk kimia, pestisida dan bahan pembenah
tanah lainnya. Bahan-bahan tersebut mempunyai peranan yang cukup besar dalam
meningkatkan produksi tanaman.
Dalam hal ini munculah sistem pertanian organik, Sejak tahun 1990, isu
pertanian organik mulai berhembus keras di dunia. Sejak saat itu mulai
bermunculan berbagai organisasi dan perusahaan yang memproduksi produk
organik. Di Indonesia telah beredar produk pertanian organik dari produksi lokal
seperti beras organik, kopi organik, teh organik dan beberapa produk lainnya.
Pertanian organik dapat didefinisikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang
menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk
pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. Dilarangnya penggunaan bahan kimia
sintetik dalam pertanian organik merupakan salah satu kendala yang cukup berat
bagi petani, selain mengubah budaya yang sudah berkembang sangat lama
pertanian organik membuat produksi menurun jika perlakuannya kurang tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
Pupuk adalah semua bahan yang ditambahkan kepada tanah dengan tujuan
memperbaiki sifat fisis, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Sifat fisis tanah berkaitan
erat dengan tingkat kegemburan tanah, porositas dan daya serap. Sifat kimia
berkaitan dengan pH (tingkat keasaman) dan ketersediaan unsur hara. Sedangkan
sifat biologi berkaitan dengan mikroorganisme yang hidup di dalam tanah.
Macam-macam Unsur Hara Makro dan Fungsinya

Pupuk dan pestisida sangat bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian.


Terkait dengan pembahasan bidang ilmu biologi, telah dipelajari berbagai macam
unsur hara, pengelompokan dan juga bentuk yang siap dikonsumsi oleh tanaman
bagi masing-masing unsur hara. Berikut ini daftar unsur hara makro yang
diperlukan tanaman beserta fungsinya bagi pertumbuhan:
Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Ketiganya merupakan unsur dasar
penyusun karbohidrat, protein, lemak, klorofil, dan lain-lain.
Nitrogen (N). Nitrogen berguna dalam proses sintesis protein dan klorofil. Nitrogen
juga bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan vegetatif.
Fosfor (P). Fosfor berguna sebagai pemacu pertumbuhan akar pada benih atau
tumbuhan muda, mempercepat pembungaan dan pemasakan biji atau buah, serta
berperan dalam pembentukan inti sel, protein, dan lemak.
Kalium (K). Kalium berguna dalam hal memperlancar proses fotosintesis dan
pembentukan protein, mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman, dan
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit.
Kalsium (Ca). Kalsium bermanfaat untuk memperkokoh batang dan merangsang
pembentukan biji-bijian.
Magnesium (Mg). Magnesium bermanfaat sebagai salah satu komponen
pembentukan klorofil.
Belerang (S). Belerang berperan dalam proses pembentukan klorofil dan berbagai
jenis protein.
Unsur-unsur hara makro tersebut diperlukan oleh tanaman dalam jumlah relatif
besar sehingga diperlukan tambahan dalam bentuk pupuk. Jenis pupuk dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Adapun unsur
hara mikro tidak perlu ditambahkan dalam pupuk karena diperlukan dalam jumlah
relatif sedikit dan sudah tersedia di dalam tanah.
A. Pupuk Organik (Pupuk Alam)
Macam-macam pupuk organik adalah sebagai berikut:
Pupuk hijau. Pupuk hijau didapatkan dari tumbuhan muda, terutama dari jenis
polong-polongan (leguminose), yang dibenamkan di lahan pertanian.
Pupuk kandang. Pupuk kandang diperoleh dari kotoran hewan ternak, misalnya
sapi, ayam, kambing, dan lain-lain.
Kompos. Pupuk kompos diperoleh dari bahan organik limbah pertanian, misalnya
jerami, batang jagung, atau sampah yang dibusukkan bersama pupuk kandang.

Pupuk kompos lebih banyak digunakan untuk menyuburkan tanaman-tanaman


pot atau holtikultura.
Pupuk alam dapat memperbaiki sifat-sifat fisis tanah, yaitu: struktur, tata udara,
daya resap air, dan daya tahan terhadap erosi. Selain itu, pupuk alam juga
membentuk humus (bunga tanah) sehingga berperan juga dalam memperbaiki
sifat biologi. Selanjutnya, peruraian dari humus akan menambah ketersediaan
unsur-unsur hara.
B. Pupuk Anorganik (Pupuk Buatan)
Jenis-jenis pupuk anorganik meliputi pupuk nitrogen, pupuk kalium, pupuk fosfor,
pupuk, majemuk, dan pupuk daun.
Pupuk nitrogen.
Contoh pupuk nitrogen antara lain:
Urea atau CO(NH2)2 yang memiliki kadar Nitrogen 45-46%,
ZA (Zwavelvuur Amonium) atau (NH4)2SO4 yang memiliki kadar Nitrogen 20,521%,
Sendawa Chili atau NaNO3 yang memiliki kadar nitrogen 15%, dan
Amonium Nitrat atau NH4NO3 yang memiliki kadar nitrogen sebesar 35%.
Jenis pupuk nitrogen yang paling banyak dipakai adalah ZA dan Urea.
Pupuk fosforus.
Contoh pupuk fosforus adalah:
Superfosfat tunggal (ES= Engkel Superfosfat) yang memiliki kadar P2O5 sebesar
5%,
Superfosfat rangkap (DS= Double Superfosfat) yang memiliki kadar P2O5 sebesar
30%,
Superfosfat Triple (TS= Triple Superfosfat) dengan kadar P2O5 sebesar 45%.
Dari ketiga jenis pupuk fosfor di atas, yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat adalah jenis TS.
Pupuk Kalium.
Contoh pupuk kalium adalah:
Kalium Klorida atau KCl yang memiliki kadar K2O sebesar 50%, dan

Kalium Sulfat (ZK= Zwavelvuur Kali) dengan kadar K2O sebesar 50%.
Pupuk majemuk.
Pupuk Nitrogen, Pupuk Phosphor, dan Pupuk Kalium adalah jenis pupuk tunggal.
Ketiganya disebut sebagai pupuk tunggal karena hanya mengandung satu jenis
unsur hara primer. Sedangkan pupuk majemuk mengandung lebih dari satu jenis
unsur hara primer.
Contoh pupuk majemuk adalah:
Pupuk NPK yang mengandung amonium nitrat (NH4NO3),
Amonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4) dan Kalium Klorida (KCl).
Kadar masing-masing unsur dinyatakan dengan suatu angka. Contoh: Pupuk NPK
10-15-20, berarti mengandung 10% nitrogen (sebagai N), 15% fosfor (sebagai
P2O5), dan 20% Kalium (sebagai K2O).
Setiap jenis tanaman memerlukan N, P dan K dengan perbandingan tertentu.
Oleh karena itu, penggunaan pupuk majemuk disesuaikan dengan jenis tanaman
yang akan dipupuk.
Pupuk Daun.
Pupuk daun diberikan kepada tanaman dengan cara disemprotkan pada daun
sehingga terserap secara osmosis ataupun difusi melalui stomata (mulut daun).
Pupuk daun biasanya mengandung unsur hara, namun terkadang mengandung
vitamin, hormon dan zat tumbuh.
Contoh pupuk daun:
Wuxal dengan kandungan 9% N, 9% P2O5, 7% K2O, Fe, Mn, B, Zn, Mo, vitamin
dan hormon tumbuh.
Contoh pupuk daun yang kedua adalah Baypolan yang mengandung 11% N, 10%
P2O5, 6%K2O, Fe, Mn, Cu, Zn, dan Mo.
Semoga informasi atau penjelasan mengenai pengertian pupuk serta jenisjenisnya di atas bisa bermnafaat bagi kamu, sehingga dapat memaksimalkan
hal-hal alami di sekitar kamu menjadi pupuk organik yang aman bagi ekosistem
di sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Meskipun sistem pertanian organik dengan segala aspeknya jelas


memberikan keuntungan banyak kepada pembangunan pertanian rakyat dan
penjagaan lingkungan hidup, termasuk konservasi sumber daya lahan, namun
penerapannya tidak mudah dan akan banyak menghadapi kendala. Faktor-faktor
kebijakan umum dan sosio-politik sangat menentukan arah pengembangan
sistem pertanian sebagai unsur pengembangan ekonomi (Notohadiprawiro
dalam Sutanto, 2006).
Semua sistem pertanian sebenarnya memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing, tidak ada yang sempurna. Tetapi dalam sistem
pertanian organik ini tanaman maupun tanah mendapatkan keuntungan yang
sama, kesehatan tanah akan terjamin dengan adanya bahan organik dalam
tanah, karena bahan organik akan terurai mikroba mengambil nitrogen dan lain
gizi kemudian perlahan-lahan membebaskan mereka kembali ke tanah. Selain itu
pupuk organik tidak mengandung garam yang dapat mengumpulkan untuk
tingkat beracun di tanah dan membunuh mikroba yang penting dan tanaman.
Tanah dengan adanya pupuk organik akan tetap netral sehingga tidak
mengakibatkan tanah menjadi tandus atau yang lain. Sedangkan untuk
tanaman, meningkatkan citra rasa dan kandungan gizi misalnya padi organik
akan menghasilkan beras yang pulen, umbi umbian terasa lebih empuk dan
enak atau buah menjadi manis dan segar. Setelah itu meningkatkan ketahanan
tanaman dari serangan organisme pengganggu. Serta memperpanjang unsur
simpan dan memperbaiki struktur, Buah dan hasil pertanian tidak cepat rusak di
banding dengan buah hasil pupuk kimiawi.
http://mencaritugassekolah.blogspot.co.id/2015/01/tugas-makalah-tentangpupuk-organik-dan.html
http://dianilupitasari.blogspot.co.id/2014/04/makalah-pupuk-organik.html
http://vhenderarnold.blogspot.co.id/2012/05/makalah-pupuk-anorganik.html

Anda mungkin juga menyukai