Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III

JOKO SUPRIYANTO

15508134006

DIDIK MAULANA . A

15508134010

AGUNG PRASTIYO

15508134016

FAIZ HIMAWAN

15508134029

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
1

Alhamdulillah, Puja dan Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat sehat dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mandiri
ini.

Shalawat

serta

salam

semoga

tercurahkan

kepada

Rasulullah

Muhammad

Shallallahualaihi wa sallam.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan berbagai bantuan
dari teman-teman semua, dan bimbingan dari dosen Pendidikan Pancasila.
kami ucapkan terima kasih banyak.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima kritik
dan saran dari semua pihak yang telah membaca makalah ini
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberkan manfaat untuk kita
semua.

Yogyakarta, 17 Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1....................................................................................................................Latar
Belakang....................................................................................................1
1.2........................................................................................................................Bat
asan Masalah.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
2.1.Pancasila sebagai Ideologi Negara ............................................................2
2.2.Pancasila dan Ideologi Dunia.....................................................................6
2.3.Pancasila dan Agama..................................................................................8

BAB III PENUTUP......................................................................................................10


3.1.....................................................................................................................Kesimp
ulan ............................................................................................................10
3.2.....................................................................................................................Kritik
dan saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kami membuat makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila,
selain itu pula karena Pendidikan Pancasila sangat perlu sekali untuk seluruh
warga Negara utamanya adalah mahasiswa sebagai generasi penerus

bangsa ini. Pendidikan Pancasila bukan hanya mempelajari bagaimana


berdirinya sebuah Negara namun harus mengerti dasar kenapa Negara
tersebut berdiri. Indonesia mempunyai ideologi atau dasar Negara yaitu
Pancasila yang berisi 5 Sila yang telah di susun oleh para pendiri
bangsa ini. Pancasila sebagai ideologi akan menjadi sebuah landasan
baik dalam penyelesaian masalah maupun dalam pengumpulan ide- ide
atau pola pemikiran baru. Sehingga Pancasila yang telah disusun oleh
para pendahulu kita hendaknya tidak kita tinggalkan karena itu juga
merupakan aset berharga bagi bangsa kita.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Pancasila sebagai Ideologi Negara ?
2. Bagaimana perbedaanPancasila dengan Liberalisme ?
3. Bagaimana perbedaan Pancasila dengan Komunisme ?
4. Bagaimana perbedaan Pancasila dan Sosialisme ?
5. Bagaimana hubungan Pancasila dengan Agama ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA


2.1.1. Pengertian Ideologi
Secara etimologi istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti Ilmu dan kata idea berasal dari bahasa
yunani eidos yang artinya bentuk. Di samping itu ada kata idein yang artinya melihat.
Maka secara harfiah, ideologi adalah ilmu atau pengertian-pengertian dasar.
Dalam pengertian sehari-hari, ide disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang
dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang
bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada
hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan.
Dasar ditetapkan karena atas dasar landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula.

Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar,


gagasan-gagasan dan cita-cita.
2.1.2. Pancasila sebagi ideologi Negara
Pancasila sebagai ideologi negara artinya Pancasila menjadi cita- cita, konsep dan
gagasan bangsa Iindonesia.
Sebagai ideologi suatu bangsa yang menjadi pandangan dan pegangan hidup
masyarakatnya, Pancasila haruslah bersifat universal mencakup segala macam nilai-nilai
sosial dan budaya Indonesia serta menjadi orientasi dalam hidup oleh seluruh
masyarakatnya. Sebagai ideologi bangsa, maka keberadaannya selalu diimplementasikan
ke dalam perilaku kehidupan dalam rangka berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Kalau dikaji dari butir-butir kelima sila dalam ideologi Pancasila tersebut, sebenarnya
sudah mencakup gambaran pembentukan karakter manusia Indonesia yang ideal, sebagai
mana yang diharapkan para penggali dari pancasila itu sendiri. Gambaran pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya itu, dapat diilustrasikan

Pada sila pertama tersirat

bagaimana manusia Indonesia berhubungan dengan Tuhannya atau kepercayaannya. Pada


sila kedua tergambar bagaimana manusia Indonesia harus bersikap hidup dengan orang
lain sebagaimana layaknya manusia yang punya pikiran dan ahklak hingga dia bisa
bersikap sebagai mahkluk yang tertinggi dibandingkan dengan mahkluk lainnya yaitu
binatang. Sila ketiga menerangkan bagaiama manusia Indonesia menciptakan suatu
pandangan betapa pentingnya arti persatuan dan kesatuan bangsa dari pada bercerai berai
seperti pada pepatah bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh. Sila keempat telah
menegaskan bagaimana manusia Indonesia mengimplementasikan cara bersikap dan
berpendapat serta memutuskan sesuatu menyangkut kepentingan umum secara bijak demi
kelangsungan kehidupan berdemokrasi yang terlindungi antara menyuarakan hak dan
kewajibannya berimbang dalam mengimplementasikannya.
Pada sila kelima dijabarkan bagaimana manusia Indonesia mewujudkan suatu
keadilan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat Indonesia itu sendiri. Dari penjabaran
kelima sila tersebut di atas, maka sudah sepantasnya bahwa Pancasila beserta kelima
silanya itu layak dijadikan sebagai pandangan dan pegangan hidup serta dijadikan sebagai
pembimbing dalam menciptakan kerangka berpikir untuk menjalankan roda demokratisasi
dan diimplementasikan dalam segala macam praktik kehidupan menyangkut berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat di dalam Negara kesatuan Republik Indonesia tercinta
ini.maka mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai
sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat

kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak
menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan
Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum. Sedangkan pengamalan
Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari
tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap
manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk
mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan
perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.
Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai
dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa. Sedangkan
pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari
tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya sebagai dasar
Negara, yang merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia
dapatlah disebut pula sebagai ideologi nasional atau ideologi Negara.

2.1.3. Kekuatan Ideologi


Menurut Alfian, seorang pakar ilmu politik, mengemukakan bahwa kekuatan suatu
ideologi itu tergantung pada kualitas 3 (tiga) dimensi yang ada pada ideologi itu sendiri.
a. Dimensi realita, yaitu bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung di dalarn ideologi
tersebut secara riil berakar dalam dan/atau hidup dalam masyarakat atau bangsanya,
terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dan budaya dan pengalaman
sejarahnya (menjadi volkgeist/j iwa bangsa).
b. Dimensi Idealisme, yaitu bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung
idealisme yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman
dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari dengan berbagai dimensinya.
c. Dimensi fleksbilitas/dimensi pengembangan, yaitu ideologi tersebut memiliki keluwesan
yang memungkinkan dan merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang
relevan dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat atau
jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya, dan menurut pakar ini Pancasila
memenuhi ketiga dimensi tersebut.
2.1.4. Pancasila sebagai Ideologi terbuka dan tertutup

Ideologi tertutup adalah ideologi yang bersifat mutlak. Dengan kata lain
bahwa Ideologi tertutup merupakan ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang
menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang ditasbihkan sebagai
kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima sebagai sesuatu
yang sudah jadi dan harus dipatuhi.
Ciri-ciri ideologi tertutup, adalah:

bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita
sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat;

apabila kelompok tersebut berhasil menguasai Negara, ideologinya itu akan


dipaksakan pada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi kehidupan
masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut;

bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang kehidupan. Karena itu,
ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi dan

pendidikan; sebab, kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk


mempengaruhi perilaku masyarakat;

pluralisme pandagan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati;

menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorban
bagi ideologi tersebut.

isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutab-tuntutan konkret dan
operasional yang keras, mutlak, dan total.

Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakkan. Dapat diartikan juga bahwa
nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari
kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakatnya sendiri. Ideologi terbuka merupakan
ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika
secara internal.

Ciri-ciri ideologi terbuka, adalah:

merupakan kekayaan rohani, dan budaya masyarakat (falasafah). Jadi, bukan


keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat;

tidak diciptakan oleh Negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri; ia adalah
milik seluruh rakyat, dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka;

isinya tidak langsung operasional. Sehingga, setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali falasafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi kekinian
mereka.

tidak pernah memperkosa kebebasan dan tanggungjawab masyarakat, melainkan


menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggungjawab sesuai dengan
falsafah itu.

menghargai pluraritas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari
berbagai latar belakang budaya dan agama.

2.2.

PANCASILA DAN IDEOLOGI LAIN


2.3. 2.2.1. Liberalisme
2.4.
Jika dibandingkan dengan ideologi Pancasila yang secara khusus normanormanya terdapat di dalam Undang-Undang Dasar 1945, maka dapat dikatakan bahwa
hal-hal yang terdapat di dalam Liberalisme terdapat di dalam pasal-pasal UUD 1945,
tetapi Pancasila menolak Liberalisme sebagai ideologi yang bersifat absolutisasi dan
determinisme.
2.5.
Liberalisme merupakan paham yang memberikan penekanan kebebasan

individu ssehingga kesejahteraan bukan menjadi tanggung jawab negara.


2.6.
2.7.
2.2.2. Komunisme

2.8.

Komunisme sebagai anti Kapitalisme menggunakan sistem Sosialisme sebagai

alat kekuasaan sebagai prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk
kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada
rakyatnya sehingga Komunisme juga disebut anti Liberalisme.
2.9.

Dalam Komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis.

Jadi perubahan sosial dimulai dari buruh, namun pengorganisasian buruh hanya dapat
berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai.
2.10.
2.11.

2.2.3. Sosialisme
Sosialisme merupakan ideologi yang lebih mengedepankan persamaan /

pemerataan derajat antar masyarakatnya. Ideologi Sosialisme berpandangan bahwa


manusia tidak dapat hidup sendiri sendiri. Kerja sama atau gotong royong akan
membuat kehidupan dalam bermasyarakat menjadi lebih baik.
2.12.

Sosialisme mencita-citakan sebuah masyarakat yang didalamnya semua orang

hidup dan dapat bekerja sama dalam kebebasan dan solidaritas dengan hak-hak, yang
sama. Tujuannya ialah mengorganisir buruh dan menjamin pembagian merata hasil-hasil
yang dicapai, memberikan ketenteraman dan kesempatan bagi semua orang.
2.13.
2.14.
2.15.

Berikut beberapa perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi lain dalam

beberapa aspek, yaitu:


2.16.
Politik Hukum
2.17.
Pancasila > Demokrasi Pancasila, Hukum untuk menjunjung tinggi keadilan
dan keberadaan individu dan masyarakat.
2.18.
2.19.
Sosialisme > Demokrasi untuk kolektivitas, Diutamakan kebersamaan,
Masyarakat sama dengan negara.
2.20.
2.21.
Komunisme > Demokrasi rakyat, Berkuasa mutlak satu parpol, Hukum untuk
melanggengkan komunis.
2.22.
2.23.
Liberalisme > Demokrasi liberal, Hukum untuk melindungi individu, Dalam
politik mementingkan individu.
2.24.

Ekonomi
2.25.
Pancasila > Peran negara ada untuk tidak terjadi monopoli dll yang merugikan
rakyat.
2.26.
2.27.
Sosialisme > Peran negara kecil, Kapitalisme, Monopolisme.
2.28.
2.29.
Komunisme > Peran negara dominan, Demi kolektivitas berarti demi Negara,
Monopoli Negara.
2.30.
2.31.
Liberalisme > Peran negara kecil, Swasta mendominasi, Kapitalisme,
Monopolisme, Persaingan bebas.
2.32.
Agama
2.33.
Pancasila > Bebas memilih agama, Agama harus menjiwai dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2.34.
2.35.
Sosialisme > Agama harus mendorong berkembangnya kebersamaan,
Diutamakan kebersamaan.
2.36.
2.37.
Komunisme > Agama harus dijauhkan dari masyarakat, Atheis.
2.38.
2.39.
Liberalisme > Agama urusan pribadi, Bebas beragama (memilih
agama/atheis).
2.40.
Pandangan Terhadap Individu Dan Masyarakat
2.41.
Pancasila > Individu diakui keberadaannya, Hubungan individu dan
masyarakat dilandasi 3S (selaras, serasi, dan seimbang).
2.42.
2.43.
Sosialisme > Masyarakat lebih penting daripada individu.
2.44.
2.45.
Komunisme > Individu tidak penting Masyrakat tidak penting, Kolektivitas
yang dibentuk negara lebih penting.
2.46.
2.47.
Liberalisme > Individu lebih penting daripada masyarakat, Masyarakat
diabdikan bagi individu.
2.48.
Ciri Khas
2.49.
Pancasila > Demokrasi Pancasila, Bebas memilih agama.
2.50.
2.51.
Sosialisme > Kebersamaan, Akomodasi.
2.52.
2.53.
Komunisme > Atheisme, Dogmatis, Otoriter, Ingkar HAM.
2.54.
2.55.
Liberalisme > Penghargaan atas HAM, Demokrasi, Negara hokum, Menolak
dogmatis.
2.56.
2.57.
2.58. PANCASILA DAN AGAMA

2.59.

Dalam hubungan antara agama Islam dan Pancasila, keduanya dapat

berjalan saling menunjang dan saling mengokohkan. Keduanya tidak bertentangan


dan tidak boleh dipertentangkan. Juga tidak harus dipilih salah satu dengan sekaligus
membuang dan menanggalkan yang lain. Selanjutnya Kiai Achamd Siddiq menyatakan
bahwa salah satu hambatan utama bagi proporsionalisasi ini berwujud hambatan
psikologis, yaitu kecurigaan dan kekhawatiran yang datang dari dua arah (Zada dan
Sjadzili (ed), 2010: 79). hubungan negara dengan agama menurut NKRI yang
berdasarkan Pancasila adalah sebagai berikut (Kaelan, 2012: 215-216):
2.60.
a. Negara adalah berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
2.61.

b. Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang berKetuhanan yang

Maha Esa.

Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk dan

menjalankan ibadah sesuai dengan agama masingmasing.


2.62.

c.Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularisme karena hakikatnya manusia

berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan.


2.63.
d.Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan
inter pemeluk agama serta antar pemeluk agama.
2.64.
e.Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketakwaan itu bukan
hasil peksaan bagi siapapun juga.
2.65.
f. Memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama
dalam negara.
2.66.
g. Segala aspek dalam melaksanakan dan menyelenggatakan negara harus
sesuai dengan nilainilai Ketuhanan yang Maha Esa terutama norma-norma Hukum
positif maupun norma moral baik moral agama maupun moral para penyelenggara negara.
2.67.
h. Negara pda hakikatnya adalah merupakan berkat rahmat Allah yang
Maha Esa.
2.68.
Berdasarkan kesimpulan Kongres Pancasila (Wahyudi (ed.), 2009: 58),
dijelaskan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Religiusitas bangsa
Indonesia ini, secara filosofis merupakan nilai fundamental yang meneguhkan
eksistensi negara Indonesia sebagai negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ketuhanan Yang Maha Esa

merupakan

dasar

kerohanian

bangsa

dan

menjadi

penopang utama bagi persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka menjamin
keutuhan NKRI. Karena itu, agar terjalin hubungan selaras dan harmonis antara agama
dan negara, maka negara sesuai dengan Dasar Negara Pancasila wajib memberikan
perlindungan kepada agama-agama di Indonesia.
2.69.
2.70.
2.71.

2.72.
2.73.
2.74.
2.75.
2.76.
2.77.
2.78.
2.79.
2.80.
2.81.
2.82.
2.83.
2.84.
2.85.
2.86.
2.87.
2.88.
2.89.
2.90.
2.91.
2.92.
2.93.
2.94.

BAB III
PENUTUP

2.95.
2.96.
3.1. Kesimpulan
2.97. Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan negara Indonesia itu sangat
penting.Karena Ideologi

merupakan alat yang paling ampuh untuk menciptakan negara

Indonesia yang kokoh, bermartabat dan berbudaya tinggi.


2.98.
Tanpa Ideologi bangsa akan rapuh dan hilang jati dirinya. Pancasila sebagai
sumber nilai menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai
kemanusiaan yang luhur, hal ini menandakan bahwa denganPancasila bangsa
Indonesia menolak segala bentuk penindasan, penjajahan dari satu bangsa
terhadap bangsa yang lain. Ideologi bangsa Indonesia itu adalah Pancasila.
2.99. Pancasila sebagai ideologi bangsa menunjukan adanya keseimbangan ide dan
gagasan serta tidak bersifat absolute dalam memandang manusia da kehidupan bernegara,
sedangkan liberalisme , komunisme lebih bersifat mutlak dan totaliter keduanya juga
cenderung menutup akan adanya dampak individualisme dan persaingan, selain itu jika di
bandingkan pancasila, sosialisme sering dikatakan sebagai antitesa kapitalisme yang
tingkah laku ekonomi dikuasai oleh kepentingan untuk memperoleh keuntungan maksimal
lewat persaingan bebas sistem pasar dan harga.

2.100. Sebagai negara yang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras dan
bahasa Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk diterapkan di negara
Indonesia. Sehingga jika ideologi Pancasila diganti oleh ideologi yang berlatar
belakang agama, akan terjadi ketidaknyamanan bagi rakyat yang memeluk agama di luar
agama yang dijadikan ideologi negara tersebut.Dengan tetap menjunjung tinggi ideologi
Pancasila sebagai dasar negara, maka perwujudan untuk menuju negara yang aman
dan sejahtera pasti akan tercapai.
2.101.
3.2.
Kritik dan Saran
2.102. Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
2.103.

Apabila ada saran dan kritik alangkah baiknya untuk segera di sampaikan pada

kami,
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan atau pun isi yang kurang kami mohon maaf
dan mohon untuk di maklumi karena kami dalam proses belajar juga dan karena kami
adalah hamba Allah yang tak luput dari salah dan lupa.
2.104.
2.105. DAFTAR PUSTAKA
2.106.
2.107.

Rukiyati, dkk. 2013. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.


Yogyakarta: UNY Press

2.108. http://abizh92.blogspot.co.id/2015/06/contoh-makalah-pancasila-sebagai.html
2.109.

http://www.langkahpembelajaran.com/2014/11/makalah-pancasilasebagai-ideologi.html

2.110.

http://www.negeripesona.com/2015/04/fungsi-pancasila-sebagaiideologi.html

2.111.

http://suraya-atika.blogspot.co.id/2014/11/pancasila-danagama.html

2.112.

Anda mungkin juga menyukai