Anda di halaman 1dari 6

Faizi Daffayori

2210512210012
Agroekoteknologi

Peran Gaya Kohesi dan Adhesi terhadap Agregasi dan Struktur Tanah
Gaya kohesi dan adhesi berpengaruh penting dalam proses agregasi tanah dan
struktur tanah. Adhesi adalah gaya tarik menarik antar spesies molekul yang berbeda,
sedangkan kohesi adalah gaya tarik menarik antara molekul yang sejenis. Lalu yang
dimaksud dengan agregasi tanah yaitu kumpulan partikel-partikel tanah yang diikat
bersama oleh bahan organik. Akumulasi C-organik di tanah memberikan kontribusi
dalam proses pembentukan struktur tanah secara mikrobiologi dan fisikokimia. Ruang
pori diantara agregat tanah akan menurunkan jumlah air dan udara kemudian mampu
berpindah secara bebas melalui tanah (Rhomadona, 2008).
Dari pengertian agregasi tanah tersebut dapat dikatakan bahwa gaya kohesi dan
adhesi diperlukan dalam proses agregasi dan struktur tanah. Gaya kohesi pada partikel
tanah berperan penting dalam membentuk agregat tanah. Partikel-partikel yang saling
berdekatan dan akan saling berinteraksi tarik menarik melalui gaya kohesi. Jika gaya
kohesi antarpartikel cukup kuat, maka partikel-partikel tersebut akan terikat satu sama
lain dan membentuk agregat tanah. Dengan agregat yang terbentuk dari melekatnya
partikel-partikel tanah oleh gaya kohesi akan mengurangi terjadinya erosi pada tanah,
karena akan lebih sulit partikel tersebut untuk dipisahkan oleh air.
Sedangkan gaya adhesi berperan penting dalam pembentukan struktur tanah.
Ketika partikel-partikel tanah terkena air, gaya adhesi antara air dan partikel tanah akan
menarik air ke permukaan partikel. Hal ini dapat membantu memperbaiki tekstur tanah,
mengurangi tingkat erosi, dan meningkatkan kapasitas air tanah. Dari peran kohesi dan
adhesi tersebut dipengaruhi juga oleh faktor lain, seperti salah satunya yaitu kandungan
air tanah. Jika suatu tanah kering, gaya adhesi partikel tanah dan air akan lebih kecil,
hal tersebut akan menyebabkan tanah menjadi longgar dan rapuh. Namun, jika terlalu
banyak air akan dapat merusak agregasi tanah, Ketika kondisi tanah tergenang air akan
menyebabkan hilangnya gaya kohesi antarpartikel dan membuat agregat tanah akan
hancur. Hal tersebut akan mengakibatkan penghambatan pertumbuhan pada tanaman.
Jadi gaya kohesi dan adhesi berpengaruh terhadap proses agregasi dan struktur
pembentukkan tanah. Karena dalam proses tersebut diperlukan suatu gaya
antarmolekul yang sejenis (kohesi) maupun yang tidak sejenis (adhesi) dalam
membentuk suatu ikatan yang kuat pada tanah. Selain itu, gaya kohesi dan adhesi juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor luar yang menyebabkan gaya tarik menarik lebih kuat
ataupun lebih lemah. Hal ini perlu diperhatikan untuk memperkuat gaya yang mengikat
antarmolekul sehingga tanah sesuai dengan yang dibutuhkan.
Hubungan antara Gaya Kohesi dan Adhesi dengan Sifat-Sifat Fisik Tanah
seperti Kepadatan, Porositas, dan Permeabilitas
Gaya kohesi dan adhesi merupakan dua gaya yang berperan penting dalam
pembentukkan sifat-sifat fisik tanah seperti kepadatan, porositas, dan permeabilitas.
Gaya kohesi merupakan gaya tarik menarik antarmolekul yang sejenis sedangkan gaya
adhesi merupakan gaya tarik menarik antarmolekul yang berbeda jenis. Dalam
pembentukkan tanah kedua konsep kohesi dan adhesi dapat mempengaruhi interaksi
partikel-partikel tanah dan menyebabkan perubahan berbagai macam sifat-sifat fisik
tanah.
Kepadatan tanah merupakan sebuah proses naiknya kerapatan tanah dengan
memperkecil jarak antar partikel sehingga terjadi reduksi volume udara. Gaya kohesi
antar partikel tanah dapat membentuk agregat tanah yang padat. Namun, jika partikel-
partikel tanah terlalu rapat dan tidak terdapat pori-pori untuk sirkulasi udara dan air
yang akan menyebabkan penghambatan akar tanaman dalam menembus tanah dan
melakukan pertumbuhan. Kepadatan tanah yang baik ialah dapat meningkatkan
kemampuan tanah untuk menyimpan air dan nutrisi, sehingga pada faktor kohesi
diperlukan gaya yang cukup untuk membentuk kepadatan tanah yang cukup dan pori-
pori yang besar sehingga sirkulasi udara dan air dalam tanah berjalan dengan baik.
Porositas tanah merupakan presentase total pori dalam tanah yang ditempati
oleh air dan udara, dibandingkan dengan volume total tanah. Pori tanah pada umumnya
ditempati udara untuk pori kasar, sementara pori kecil akan ditempati oleh air. (Kusuma
et al., 2018). Gaya kohesi dan adhesi berpengaruh dalam kerapatan pori-pori pada
partikel tanah. Jika partikel-partikel tanah terlalu erat satu sama lain oleh gaya kohesi,
maka pori-pori antar partikel akan lebih kecil dan sedikit. Sebaliknya jika gaya adhesi
antara air dan partikel-partikel tanah cukup kuat, air dapat masuk ke dalam pori-pori
yang lebih besar. Porositas yang baik adalah yang memungkinkan sirkulasi udara dan
air di dalam tanah.
Permeabilitas tanah merupakan kecepatan air dalam merembes ke dalam tanah
secara horizontal dan vertikal melalui pori-pori tanah. Permeabilitas tanah juga biasa
diartikan sebagai kecepatan tanah dalam meresapkan air dalam kondisi jenuh. Gaya
adhesi antara air dan partikel-partikel tanah juga mempengaruhi permeabilitas tanah,
yaitu kemampuan air untuk meresap ke dalam tanah. Jika gaya adhesi antara air dan
partikel-partikel tanah kuat, air akan terserap oleh tanah dengan mudah dan membuat
tanah lebih permeabel. Namun, jika tanah terlalu padat dan pori-porinya kecil, air tidak
dapat meresap ke dalam tanah dengan baik dan menyebabkan masalah seperti
genangan air dan erosi.
Bagaimana Gaya Adhesi antara Molekul Air dan Partikel-Partikel Tanah
Mempengaruhi Retensi Air Tanah dan Ketersediaan Air bagi Tanaman
Gaya adhesi antara molekul air dan partikel-partikel tanah mempengaruhi
retensi air tanah dan ketersediaan air bagi tanaman melalui beberapa hal. Adhesi
menyebabkan air menempel pada permukaan tanah karena gaya tarik menarik yang
berbeda jenis, sehingga mengurangi aliran air yang bebas dalam tanah dan
meningkatkan retensi air. Retensi air tanah adalah kemampuan tanah untuk menyimpan
air. EPS yang dihasilkan mikroba dapat meningkatkan adhesi partikel tanah ke akar
tanaman dan stabilitas mekanik tanah rhizosfer, selain meningkatkan tingkat retensi air
dalam lingkungan (Chenu dan Roberson 1996; Amellal et al. 1998). Partikel tanah
dengan permukaan yang kasar dapat meningkatkan adhesi dan mempertahankan lebih
banyak air.
Kemudian adhesi mempengaruhi kapasitas lapang tanah, yaitu jumlah air yang
dapat disimpan oleh tanah di atas titik layu permanen. Kapasitas lapang tanah
meningkat ketika adhesi yang kuat terjadi antara molekul air dan partikel-partikel
tanah, yang memungkinkan tanah menahan lebih banyak air yang tersedia bagi
tanaman. Dan juga adhesi mempengaruhi gerakan air dalam tanah dan ketersediaannya
bagi tanaman. Ketika adhesi kuat terjadi antara molekul air dan partikel-partikel tanah,
air lebih mungkin tersimpan di dalam tanah dan tersedia bagi tanaman. Namun, ketika
adhesi lemah terjadi, air dapat dengan mudah melewati tanah, sehingga kurang tersedia
bagi tanaman.
Penting untuk mempertahanan konisi tanah yang baik untuk dapat
memaksimalkan ketersediaan air bagi tanaman. Hal ini dapat dicapai dengan
memperhatikan hal-hal kecil seperti pengaruh gaya kohesi dan adhesi ini yang
berpengaruh terhadap retensi air tanah dan ketersediaan air bagi tanaman. Adhesi yang
kuat dapat meningkatkan kapasitas lapang tanah dan ketersediaan air bagi tanaman,
sementara adhesi yang lemah dapat mengurangi kemampuan tanah untuk menahan air
dan membuat air kurang tersedia bagi tanaman. Selain itu banyak hal lain seperti
penggunaan kompos yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bagi tanaman dan
meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan air.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Tanah untuk Menyimpan dan
Mempertahankan Air
Kemampuan tanah dalam mempertahankan dan menyimpan air tanah
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu :
1. Tekstur tanah, tekstur tanah mempengaruhi ukuran pori-pori tanah dan
kemampuan tanah untuk menahan air. Tanah berpasir memiliki pori-pori
yang besar, sehingga memiliki kapasitas air yang rendah, sedangkan tanah
berlempung memiliki pori-pori yang kecil sehingga dapat menahan lebih
banyak air. Tekstur tanah akan mempengaruhi kemampuan tanah dalam
menyimpan dan menyediakan unsur hara bagi tanaman (Islami dan
Utomo, 2009)

2. Struktur tanah, struktur tanah mempengaruhi porositas tanah dan


kemampuan air untuk masuk ke dalam tanah. Tanah yang memiliki
struktur yang baik dapat menahan air lebih lama dan menyediakan ruang
yang cukup untuk akar tanaman tumbuh dan mengambil air.

3. Kandungan bahan organik, bahan organik dalam tanah meningkatkan


kemampuan tanah untuk menahan air karena dapat meningkatkan
kapasitas lapang tanah dan memperbaiki struktur tanah. Bahan organik
juga meningkatkan aktivitas biologis dalam tanah, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air.

4. Curah hujan, curah hujan mempengaruhi ketersediaan air tanah. Curah


hujan yang tinggi dapat mengisi kembali air di tanah, sementara curah
hujan yang rendah dapat membuat tanah kering.

5. Kemiringan tanah, kemiringan tanah mempengaruhi laju aliran air dan


kemampuan tanah untuk menahan air. Tanah yang miring akan
memungkinkan air mengalir dengan cepat dan mengurangi kemampuan
tanah untuk menahan air.

6. Kedalaman tanah, kedalaman tanah mempengaruhi kemampuan tanah


untuk menahan air. Tanah yang dalam dapat menahan lebih banyak air,
sedangkan tanah yang dangkal cenderung cepat kering.

7. Suhu, suhu mempengaruhi laju penguapan air dari tanah. Suhu yang tinggi
dapat menyebabkan penguapan yang cepat, sehingga tanah menjadi
kering.

Kondisi tanah yang optimal untuk menanam tanaman akan memiliki tekstur tanah yang
baik, struktur yang baik, kandungan bahan organik yang cukup, curah hujan yang
cukup, kemiringan yang tepat, kedalaman yang cukup, dan suhu yang moderat.
Bagaimana Peningkatan Gaya Kohesi dan Adhesi dapat Meningkatkan Kualitas
Tanah dan Produktivitas Pertanian
Produktivitas sangat penting dalam dunia pertanian. Faktor-faktor yang
mempengaruhi naik turunnya produktivitas sangat banyak, salah satunya yaitu gaya
kohesi dan adhesi. Produktivitas merupakan hasil persatuan atau satu lahan yang panen
dari seluruh luas lahan yang dipanen (Mangoli, 2017). Peningkatan gaya kohesi dan
adhesi dapat meningkatkan kualitas tanah dan produktivitas melalui banyak cara.
Meningkatkan kapasitas lapang tanah. Gaya adhesi yang kuat antara partikel-
partikel tanah dan air dapat meningkatkan kapasitas lapang tanah, yaitu jumlah air yang
dapat disimpan oleh tanah di atas titik layu permanen. Hal ini berarti tanah dapat
menyimpan lebih banyak air yang tersedia bagi tanaman.
Meningkatkan infiltrasi air. Gaya kohesi antara molekul air dapat membantu
menahan air di permukaan tanah dan mencegah aliran permukaan, sehingga air dapat
meresap ke dalam tanah dan tersedia bagi tanaman. Hal ini dapat meningkatkan
infiltrasi air dan ketersediaan air bagi tanaman.
Meningkatkan struktur tanah. Gaya adhesi yang kuat antara partikel-partikel
tanah dan air dapat membantu meningkatkan struktur tanah. Dengan demikian, tanah
menjadi lebih stabil dan tidak mudah tererosi oleh air atau angin. Tanah yang
berstruktur baik memungkinkan akar tanaman untuk menembus tanah dengan mudah
dan memperoleh nutrisi dan air yang cukup untuk pertumbuhan yang optimal.
Dalam keseluruhan, peningkatan gaya kohesi dan adhesi antara partikel-
partikel tanah dan air dapat meningkatkan kualitas tanah dan produktivitas pertanian
secara signifikan. Hal ini dapat dicapai dengan praktik pertanian yang berkelanjutan,
seperti pengelolaan tanah yang baik dan penggunaan pupuk organik yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Amellal N., G. Burtin., F. Bartoli, T. Heulin. (1998). Colonization of wheat roots by an
exopolysacharide producing Pantoea agglomerans strain and its effect on
rhizosphere soil aggregation. Appl. Environ. Microbiol., 64:3740- 3747.
Chenu, C. dan E.B.Roberson. (1996). Diffusion of glucose in microbial extracellular
polysaccharide as affected by water potential. Soil Biol. Biochem. 28:887-884.
Islami, T. dan Utomo, W.H. (1995). Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP
Semarang Press, Semarang.
Kusuma, Maritha Nilam, and Yulfiah Yulfiah. (2018). "Hubungan Porositas Dengan
Sifat Fisik Tanah Pada Infiltration Gallery." Prosiding Seminar Nasional Sains
dan Teknologi Terapan.
Mangoli, Searty Ningsih. (2017). Perbedaan Cara Menghitung Produksi dan
Produktivitas dalam Pertanian. Dinas Pertanian. Kabupaten Minahasa Utara.
https://www.sampulpertanian.com/2017/03p.
Rhomadona, Herlis Oktaviano. (2008). Agregasi Tanah pada berbagai Penggunaan
Lahan di Sumberbrantas. Diss. Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai