Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3 BAHASA INDONESIA

NAMA : LUCKY JEFNITER

NIM : 042840485

PRODI : SISTEM INFORMASI

JAWABAN 1 :

HIKMAH DI BALIK BENCANA

Oleh : itsdil | 7.036| Source : ITS ONLINE

Hingga Bulan Februari, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, ada sekitar 652
bencana telah terjadi di Indonesia. Diantaranya 255 kejadian banjir, 202 puting beliung, 133 tanah
longsor, 58 kebakaran hutan dan lahan, 1 gempa bumi, 1 kekeringan, dan 1 gelombang pasang.

Di awal dekade, tepatnya Rabu (1/1), kegiatan di Daerah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya lumpuh
akibat bencana banjir. Dilansir dari laman Kompas.com, hingga Kamis (2/1), tercatat 31.323
warga yang berasal dari 158 kelurahan di daerah Jakarta harus mengungsi akibat rumahnya
terendam banjir. Banjir tidak hanya merendam pemukiman warga, tetapi juga sejumlah jalan
protokol di Jakarta.

Tak berhenti di situ, memasuki awal Maret, masyarakat dikejutkan dengan pengumuman kasus
Covid-19 yang sudah masuk ke Indonesia. Pasien 1 dan 2 diumumkan positif Covid-19 pada Senin
(2/3) lalu. Hari berganti hari, kasus Covid-19 pun kian bertambah. Tercatat hingga Senin (13/4),
4241 orang positif Covid-19 dengan korban meninggal dunia 373 orang dan sembuh 359 orang. Hal
tersebut membuat pemerintah Indonesia semakin ketat dalam menegakkan peraturan physical
distancing.

Ada pula letusan Gunung Anak Krakatau akhir pekan lalu yang juga sempat membuat geger.
Pasalnya, letusan ini kerap dikaitkan dengan suara dentuman misterius yang terdengar dari wilayah
Jakarta hingga Provinsi Lampung. Namun, Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan)
memastikan bahwa dentuman tersebut bukan berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau.

Menarik Pelajaran

Banyaknya musibah di atas tak membuat masyarakat berleha-leha, malah berbondongbondong


melakukan kebaikan. Dari banjir di bulan Januari, para korban semakin peduli terhadap
lingkungan. Banyak di antara mereka yang mulai sadar akan pentingnya membuang sampah di
tempat yang semestinya. Mereka tidak ingin bencana tersebut hadir untuk ke sekian kalinya.

Dampak yang luar biasa juga dapat dirasakan akibat pandemi Covid-19. Adanya program bekerja
dari rumah (work from home) dan physical distancing sayangnya membuat banyak orang kehilangan
penghasilan, bosan, berbagai acara penting terpaksa ditunda, stress, dan masih banyak lagi. Namun
sisi positifnya, jalanan yang biasanya dipenuhi polusi udara, kini benar-benar berkurang. Mengutip
data IQAIR.com, di Jakarta sendiri, sejak 10 Maret lalu sampai hari ini nilai udaranya antara 60-90.
Berbeda dari sebelum merebaknya Covid-19 yang berada di angka 101-150 dan masuk dalam
kategori tak sehat. Untuk kepentingan pribadi, kini kita bisa menghabiskan lebih banyak
waktu bersama keluarga.

Selanjutnya, 2020 mengajarkan kita sebagai makhluk sosial untuk saling tolong menolong dengan
sesama. Banyak dari kita yang memberikan bantuan berupa baju bekas, makanan, dan bahkan
tempat tinggal sementara saat banjir di Jakarta. Tidak hanya itu, banyak masyarakat yang turut
membantu para korban Covid-19 bahkan petugas medis. Contohnya seperti menggalang donasi,
membuat Alat Perlindungan Diri (APD), melakukan penyemprotan disinfektan ke rumah-rumah, dan
masih banyak lagi. Tidak sedikit dari kita yang lebih peduli dengan sekitar akibat adanya bencana
ini. Halhal seperti ini mungkin tidak akan dilakukan jika bencana ini tidak terjadi. 2020 juga
menuntut kita untuk bisa memilah dan memilih informasi yang benar dan salah. Kita tidak boleh
mudah termakan berita-berita palsu dari sumber yang tidak valid. Karena hal tersebut akan
membuat kita semakin cemas, panik, dan khawatir.

Mari Saling Menguatkan

Kita memang tidak tahu apa yang sedang direncanakan Tuhan dengan tahun ini. Yang pasti, tidak
perlu menyalahkan keadaan, apalagi Tuhan. Mari bahu-membahu untuk merefleksi diri dan saling
menasihati tanpa menggurui. Mari bergerak dengan kapasitas masing-masing. Perlu diingat juga
bahwa dunia beserta isinya ini adalah milik-Nya dan tidak ada yang melebihi kekuasaan-Nya. 2020
memang tahun yang begitu berat. Tapi kita harus yakin dengan ikhlas, sabar, peduli, bersatu,
berpikir positif, dan banyak berdoa agar kita bersama dapat melewati ini semua dengan baik.
Petiklah hal-hal positif yang dapat dipetik dari ini semua, karena Tuhan selalu punya rencana baik di
balik cobaan yang hadir, dan Tuhan tidak akan memberi cobaan di luar kemampuan umatnya. Tetap
semangat dan jangan lupa berdoa. Kita bersatu untuk saling menguatkan.

Tuhan selalu memberi pelangi di setiap hujan, ketenangan di setiap badai, tawa di setiap tetes air
mata, jawaban di setiap doa, dan berkat di setiap pencobaan.

JAWABAN 2 :

Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk
menguasai suatu kompetensi guna untuk menyelesaikan suatu masalah. hal tersebut
dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki.

Seseorang yang sedang menjalankan kegiatan belajar mandiri lebih ditandai dan ditentukan
oleh yang mendorongnya belajar. Bukan oleh kemampuan fisiknya. Pembelajar mandiri dapat
belajar sendiri/individual, atau berkelompok. Apabila motivasi belajar seseorang untuk
menguasai suatu kompetensi yang diinginkan maka orang tersebut sedang menjalankan belajar
mandiri. Belajar mandiri jenis ini disebut Self-motivated Learning.

JAWABAN 3 :

Dampak Internet bagi Remaja

Latar Belakang Masalah

Pada era digital saat ini Internet rasanya sudah sangat mudah dijangkau dan melekat di
dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi para kalangan remaja.

Pada dasarnya internet mampu membantu banyak menyelesaikan kegiatan manusia


seperti pekerjaan, pelajaran dan komunikasi.
Namun pada jejaring internet yang disebut sosial media dan dunia maya pun tidak terlepas
dari berbagai hal yang sangat bernilai negatif dan dapat menimbulkan dampak yang sangat
buruk terhadap penggunanya.

Saat usia menginjak remaja tentu sangat masih labil dalam hal apapun baik untuk mengambil
keputusan dan melakukan apapun, tentu sangat dibutuhkan bimbingan orang tua untuk
melakukan banyak hal.

Anda mungkin juga menyukai