Anda di halaman 1dari 3

Dampak virus corona terhadap pendidikan

Setelah COVID-19 ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) sebagai wabah penyakit
global (pandemic), masyarakat dunia secara langsung dipaksa untuk memberhentikan semua
rutinitasnya. Tentu saja saya memiliki pandangan bahwa hal itu sulit dilakukan, karena selama
ini manusia hidup terbiasa dalam situasi yang selalu melakukan rutinitasnya. Wabah ini juga
menjadikan semua aspek di dunia berubah menjadi tantangan besar, baik dari aspek ekonomi,
aspek pendidikan, dan berbagai aspek lainnya.

Pandemi ini juga menjadikan Indonesia memiliki tantangan besar dalam semua aspek.
Konsentrasi saya sebagai mahasiswa adalah pada aspek pendidikan, karena pendidikan itu
essential untuk dibahas. Tentu kita perlu untuk mengetahui beberapa hal mengenai dampak yang
dihasilkan dari pandemi ini terhadap aspek pendidikan.

Pada awal tahun 2020 ini dunia dikejutkan dengan wabah virus corona (Covid-19) yang
menginfeksi hampir seluruh negara di dunia. WHO Semenjak Januari 2020 telah menyatakan
dunia masuk kedalam darurat global terkait virus ini2 . Ini merupakan fenomena luar biasa
yang terjadi di bumi pada abad ke 21, yang skalanya mungkin dapat disamakan dengan
Perang Dunia II, karena event-event skala besar (pertandingan-pertandingan olahraga
internasional contohnya) hampir seluruhnya ditunda bahkan dibatalkan. Kondisi ini pernah
terjadi hanya pada saat terjadi perang dunia saja, tidak pernah ada situasi lainnya yang dapat
membatalkan acara-acara tersebut. Terhitung mulai tanggal 19 Maret 2020 sebanyak 214.894
orang terinfeksi virus corona, 8.732 orang meninggal dunia dan pasien yang telah sembuh
sebanyak 83.313 orang.

Khusus di Indonesia sendiri Pemerintah telah mengeluarkan status darurat bencana


terhitung mulai tanggal 29 Februari 2020 hingga 29 Mei 2020 terkait pandemi virus ini
dengan jumlah waktu 91 hari4 . Langkah-langkah telah dilakukan oleh pemerintah untuk
dapat menyelesaikan kasus luar biasa ini, salah satunya adalah dengan mensosialisasikan
gerakan Social Distancing. Konsep ini menjelaskan bahwa untuk dapat mengurangi bahkan
memutus mata rantai infeksi Covid-19 seseorang harus menjaga jarak aman dengan manusia
lainnya minimal 2 meter, dan tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain,
menghindari pertemuan massal5 . Tetapi banyak masyarakat yang tidak menyikapi hal ini
dengan baik, seperti contohnya pemerintah sudah meliburkan para siswa dan mahasiswa
untuk tidak berkuliah atau bersekolah ataupun memberlakukan bekerja didalam rumah,
namun kondisi ini malahan dimanfaatkan oleh banyak masyarakat untuk berlibur6 . Selain itu,
walaupun Indonesia sudah dalam keadaan darurat masih saja akan dilaksanakan tabliqh akbar,
dimana akan berkumpul ribuan orang di satu tempat, yang jelas dapat menjadi mediator
terbaik bagi penyebaran virus corona dalam skala yang jauh lebih besar 7 . Selain itu masih
banyak juga masyarakat Indonesia yang menganggap enteng virus ini, dengan tidak
mengindahkan himbauan-himbauan pemerintah.

Tujuan dari pada pendidikan adalah adanya proses perubahan pada aspek kognitif,afektif dan
psikomotorik seseorang atau Penguasaan prinsip kejiwaanpeserta didik dalam hal belajar dapat
menolong dan merangsang semangat peserta didik untuk belajar dengan lebihefisien dan lebih
produktifitas lagi Produktivitas dan efisiensi pembelajaran dapat dinilai berdasarkan kepada
keseluruhan proses perencanaan,penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk merealisasikan
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam proses perencanaan seorang guru ataupun
dosen harus bisa menciptakan suasana yang gairah dalam proses pembelajaran sesuai dengan
psikis peserta didik.penutupan sekolah akibat covid 19 ini mempengaruhi akses pendidikan
sehingga banyak mahasiswa atau siswa harus belajar dari rumah atau daring melalui sosmed mau
tidak mau siswa dan mahasiswa harus menjalani untuk memutuskan rantai wabah covid 19. Dan
perlu kita ketahui bahwa dengan adanya wabah covid 19 ini pembelajaran yang tadi bisa kerja
kelompok, aktif bersosialisasi dengan guru ataupun dosen secara bertatap muka langsung, dan
mengerjain tugas yang di berikan oleh guru maupun dosen di ruang pembelajaran tersebut
namun hal ini siswa dan mahasiwa harus belajar dengan online, tetapi itu semua akan sangat
berpengaruh kepada siswa maupun mahasiwa karena tidak semua orang tua itu sanggup
membiayai keperluan untuk membeli kartu paket

Dan belum lagi mahasiwa yang rumahnya jauh dari kota sehinga dapat mempengaruhi jaringan
sinyal untuk proses pembelajaran. Perubahan seperti inilah yang akan membuat siswa maupun
mahasiswa akan jenuh dalam belajar Menurut Al-Qawiy bahwa kejenuhan adalah tekanan
sangat mendalam yang sudah sampai titik jenuh. Kejenuhan belajar adalah suatu kondisi mental
seseorang saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat sehingga mengakibatkan
timbulnya rasa lesu tidak bersemangat atau hidup tidak bergairah untuk melakukan aktivitas
belajar. bahkan sebagian siswa ataupun mahasiswa itu acuh tak acuh dalam peroses
pembelajaran.
Jadi di masa pembelajaran daring ini guru dan dosen harus mempunyai starategi untuk
bagaimana siswa dan mahasiswa tidak jenuh dalam belajar dan memberikan motivasi untuk
semangat belajar di masa pandemic ini dan bagaimana cara dosen ataupun guru untuk mengatasi
mahasiwa ataupun siswa yang tidak mampu membeli kartu paket dan bagaimana juga dosen dan
guru dalam mengadapi mahasiswa yang jauh dari kota sehingga terkadang jaringan sinyal itu
bermasalah. Itu menjadi tantangan bagi para guru dan dosen di masa pandemik.

Semoga allah swt mengangkat penyakit wabah ini dari negeri kita dan pendidikan bisa di buka
kembali dan siswa maupun mahasiswa dapat beraktifitas kembali seperti dulu. Aamiin

Anda mungkin juga menyukai