Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI LIDI AKBAR UNTUK MENGATASI KRISIS AIR DAN SANITASI

Pendahuluan

Pada tanah yang sama kita berdiri

Pada air yang sama kita berjanji

Karena darah yang sama jangan bertengkar

Karena tulang yang sama

Usah berpencar

(Di Bawah Tiang Bendera, Iwan Fals)

Lebih dari sekedar media pembersih, air merupakan salah satu sumber daya vital dalam
kehidupan masyarakat. Kotornya air, menggegerkan. Kelangkaannya, menimbulkan
kekhawatiran. Seperti yang disampaikan oleh Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat
(2023), dari semua air yang tersedia di bumi, kurang dari 1% yang tersedia untuk dikonsumsi
oleh tanaman, manusia, dan hewan. Maka tak heran bila Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
gencar memperingatkan perihal ancaman krisis air global sejak tahun 2021 kepada dunia,
mengingat adanya ketidaksiapan sejumlah besar negara di dunia dalam menghadapi krisis air.
Selain itu, World Meteorological Organization (WMO) melaporkan bahwa, pada tahun 2050
perkiraan jumlah orang yang kesulitan dalam mengakses air bersih telah meningkat menjadi
lebih dari 5 miliar. Hal ini disebabkan adanya ancaman kekeringan dan kelangkaan pasokan air
bersih yang turut berdampak buruk pada ketahanan pangan global.

Sementara itu, sebuah negara yang beriklim tropis yaitu Indonesia juga terancam
mengalami krisis air bersih bila tidak ada penanganan serius terhadap perubahan iklim yang
sedang terjadi. Adanya iklim yang ekstrim, kenaikan suhu, kenaikan muka air, dan perubahan
pola curah hujan, menjadi penyebab utama dari ancaman tersebut. Hal ini membuat Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan yang serius.

Kepala BMKG Dwikorita (2022) dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan bahwa,


krisis air bersih yang dialami Indonesia diakibatkan oleh kebutuhan air baku yang meningkat di
kawasan padat penduduk dan perkotaan. Sementara itu, kurangnya ketersediaan air bersih untuk
sanitasi dan air minum dipengaruhi oleh adanya pencemaran air, sedangkan kekeringan yang
terjadi diakibatkan oleh perubahan iklim yang ekstrim. Selain itu, dampak perubahan iklim dan
kelangkaan air bersih juga dapat mengakibatkan kerugian ekonomi hingga mencapai Rp. 544
triliun pada tahun 2020-2024 bila pemerintah tidak melakukan intervensi kebijakan. Hal ini
diungkap berdasarkan hasil kajian dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas).

Berdasarkan fakta-fakta yang ada, kini krisis air bukan hanya menjadi masalah
lingkungan semata namun juga mempengaruhi sektor keuangan sebuah negara. Karena selain
dapat menghambat aktivitas masyarakat, menjadi sumber penyakit dan kesengsaraan, krisis air
juga dapat menghambat aktivitas industri. Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat (2023)
menginformasikan bahwa, sekitar 1,5 miliar orang di dunia bekerja di sektor yang berhubungan
dengan air. Hal ini membuktikan bahwa krisis air bersih dapat menimbulkan efek domino
terhadap seluruh aspek individu maupun lingkungan masyarakat, dan mempengaruhi kondisi
negara-negara global. Atas merebaknya dampak krisis air tersebut, maka upaya dari setiap
elemen negara sangatlah diperlukan, terlebih krisis air merupakan tantangan global nomor satu
yang harus dihadapi dalam satu dekade ke depan (Global Economic Forum).

Salah satu upaya pemerintah adalah pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk
mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs), yang mana didalamnya
mencakup perubahan iklim dan krisis air. Selain itu, langkah konkrit yang diambil oleh
pemerintah Indonesia adalah keikutsertaan negara Indonesia dalam mendukung pengesahan
resolusi pengelolaan danau berkelanjutan di Majelis Lingkungan Hidup PBB, bahkan Indonesia
terpilih menjadi penyelenggara acara World Water Forum (WWF) ke-10 pada tahun 2024
mendatang. Langkah-langkah tersebut telah mencerminkan bagaimana Indonesia turut berupaya
mengatasi krisis air bukan hanya untuk bangsanya sendiri namun juga berkontribusi dalam
pemecahan masalah krisis air global. Tak hanya itu, pemerintah Indonesia juga berupaya untuk
menggaet sektor swasta agar memberikan kontribusi dalam mengembangkan teknologi yang
efisien dan ramah lingkungan.

Untuk mendukung upaya-upaya pemerintah, seyogyanya masyarakat turut andil dalam


memelihara kelestarian air dan lingkungannya, terlebih bagi mereka generasi muda yang
merupakan tonggak perubahan bangsa. Pasalnya, sebaik apapun program atau rencana
pemerintah untuk mengatasi krisis air dan sanitasi, tidak akan berjalan mulus bila kesadaran
masyarakat terhadap kebersihan lingkungannya masih rendah. Bila seluruh pihak dapat bekerja
sama dan mengambil peran dalam menghadapi tantangan global terkhusus krisis air ini, maka
bukan tidak mungkin bila krisis air dan sanitasi dapat segera terselesaikan sehingga Sustainable
Development Goals (SDGs) yang dicita-citakan bersama akan segera tercapai.

Generasi Muda Sebagai Tonggak Perubahan: Sudahkah Aktif Berperan?

“... Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncangkan dunia.” (Ir. Soekarno – Proklamator
Indonesia)

Sudah bukan menjadi rahasia bahwa kaula muda adalah generasi yang powerfull dalam
perihal perubahan dan pergerakan. Hal itu mudah dibuktikan dengan menilik kembali dampak
besar yang terjadi karena andil generasi muda di dalamnya seperti peristiwa Hari Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, peran generasi muda untuk mewujudkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia tahun 1945, peran mahasiswa dalam peristiwa reformasi tahun 1998,
dan peristiwa-peristiwa penting lainnya. Bukan hanya berpengaruh besar di lingkungan
domestik, generasi muda juga diakui sebagai pusat dari kemajuan suatu bangsa di mata dunia.
Bahkan hingga saat ini, generasi mudalah yang menentukan trend dalam kehidupan
bermasyarakat terutama melalui media sosial.

Badan Pusat Statistik (2022) menginformasikan bahwa, jumlah penduduk Indonesia yang
termasuk kategori muda sebanyak 24% dari total penduduk atau setara dengan 68,82 juta jiwa.
Artinya, hampir seperempat penduduk Indonesia merupakan elemen powerfull dalam
menciptakan perubahan melalui pergerakan-pergerakannya. Disamping itu, anak muda memiliki
gelora semangat yang dapat membantu dan melancarkan program pergerakan, termasuk dalam
strategi mengatasi krisis air dan sanitasi.

Menurut Pasal 1 UU Kepemudaan menyebutkan bahwa, pemuda adalah warga Negara


Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16
(enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Saat ini, orang dengan usia 16 sampai 30 tahun
merupakan generasi Y (milenial) dan generasi Z. Artinya, karakter dari generasi Y dan Z dapat
merepresentasikan karakter generasi muda saat ini.

Generasi Y dan Z telah bertumbuh dan berkembang bersama pesatnya kemajuan


teknologi. Dalam kesehariannya, generasi Y dan Z hampir tidak dapat lepas dari teknologi,
terutama pada teknologi informasi dan komunikasi. Terbiasa dimanjakan dengan kemudahan
berkomunikasi, membuat generasi Y dan Z menjadi terikat pada media sosial. Menurut survei
yang dilakukan Survei Literasi Digital yang dimuat pada laman online Tempo.co, kebanyakan
responden Gen Y dan Gen Z berselancar di internet dan media sosial selama 6 jam dalam sehari
(2022). Kebanyakan dari mereka menggunakan platform Instagram, Tiktok dan Twitter dalam
bermedia sosial.

Kebiasaan generasi Y dan Z yang menyukai dunia internet dan media sosial, membuat
dua generasi tersebut mendapatkan banyak kemudahan. Selain kemudahan mendapat hiburan,
pesatnya lalu-lalang informasi membuat generasi Y dan Z mendapatkan sumber informasi
bermanfaat yang menginspirasi dan memotivasi melalui trend positif yang di gaungkan oleh
pengguna-pengguna media sosial lainnya. Meskipun internet dan media sosial tak selalu
berdampak positif pada generasi muda, masih banyak ditemukan ajakan positif nan
menginspirasi, bahkan ruang diskusi menjadi lebih terbuka untuk generasi Y dan Z. Contoh
konten positif yang menebarkan manfaat tersebut adalah konten yang memuat tips mengenai
karir di BUMN oleh pengguna Tik Tok bernama Vina Mauliana (@vmuliana_), konten edukasi
dari akun pengguna ilmumakan, bagus.ya, dan pengguna tiktok yang disebut sebagai sosok
pahlawan lingkungan yaitu Pandawara Group.

Pandawara Group merupakan sekelompok 5 pemuda yang terkenal karena mengunggah


konten membersihkan sungai atau kali dan lingkungan sekitar. Berawal dari pengalaman menjadi
korban banjir di daerah Bandung Selatan, membuat hati 5 pemuda tersebut tergerak untuk
melakukan kegiatan bersih-bersih termasuk sungai dan kali. Melalui kanal YouTube CURHAT
BANG Denny Sumargo (2023), salah satu anggota Pandawara Group mengungkapkan bahwa
kegiatan membersihkan sampah tersebut sudah menjadi kegiatan rutin sebelum konten yang
mereka unggah menjadi viral. Meskipun pembersihan sungai atau kali sudah rutin dilakukan,
sayangnya hal itu tak membuat banjir tak datang kembali.

“Sebanyak apapun sampah yang kami bersihkan, mungkin dalam waktu dekat enggak
akan pernah beres kalau kesadaran dari masyarakatnya masih minim,” lanjutnya.

Kendati tak dapat menyelesaikan masalah secara instan, apa yang dilakukan oleh
Pandawara Group yang telah membersihkan 80 titik dalam setahun ini, berhasil menginspirasi
pemuda lain untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Akun Tiktok @bocilkebersihan,
@gold.beng, @under30th, @plr1221, @juventud.d.pniel, merupakan beberapa pengguna Tik
Tok yang mengikuti jejak langkah Pandawara Group. Berawal dari kebiasaan mengunjungi
media sosial di setiap harinya, scrolling social media, mendapatkan inspirasi dari literasi digital,
akhirnya mereka melakukan aksi yang sama seperti Pandawara Group. Hal ini menunjukan
betapa kuatnya pengaruh media sosial. Maka alangkah baiknya bila aksi-aksi yang dilakukan
Pandawara Group dan pemuda lainnya dapat terus disebar luaskan melalui media sosial supaya
lebih banyak lagi generasi muda yang terinspirasi sehingga dapat menimbulkan dampak baik
yang lebih luas, terutama pada perbaikan krisis air dan sanitasi baik itu di kalangan masyarakat
Indonesia, maupun di kancah internasional.

Strategi LIDI AKBAR

“..., sebatang lidi tidak akan berarti apa-apa. Tetapi dalam ikatan, sapu akan menyapu
segala-galanya” (Raden Soedirman - Jenderal Besar TNI).

Seperti lidi yang tak dapat menyapu halaman rumah dengan bersih, Pandawara Group
pun tidak akan bisa mencegah banjir datang kembali bila hanya melakukan aksi sendiri. Banjir
merupakan salah satu penyebab terjadinya krisis air bersih dan sanitasi. Meski melimpah, air
banjir tak layak digunakan karena mengandung banyak bakteri dan kuman. Alih-alih memberi
banyak manfaat, air banjir malah memberi mudharat dengan penyakit yang dapat menjangkiti
banyak umat.
Pandawara Group telah menunjukan bagaimana menjadi sosok pemuda yang berdampak
dan peduli terhadap lingkungan. Bukan sekedar aksi sederhana, melainkan menebar inspirasi
kepada sesama. Sudah saatnya generasi muda turut serta dalam memecah masalah krisis air dan
sanitasi karena generasi muda adalah tonggak perubahan yang diharapkan dapat membawa
perubahan positif dalam berbagai masalah, termasuk krisis air dan sanitasi. Berkaca pada sepak
terjang Pandawara Group, hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi krisis air dan sanitasi adalah
dengan melakukan strategi LIDI AKBAR.

LIDI AKBAR merupakan akronim dari Literasi Digital, Aksi dan Sebar. Adanya fakta
bahwa generasi muda berselancar di internet dan media sosial selama enam jam dalam sehari,
seharusnya menjadi jalan untuk tercapainya perbaikan sanitasi dan krisis air. Melalui internet
dan media sosial, strategi LIDI AKBAR bisa dimulai.

Strategi yang pertama adalah literasi digital. Seperti adanya fenomena munculnya
akun-akun Tiktok yang turut serta melakukan pembersihan lingkungan setelah viralnya
Pandawara Group, maka harapan untuk menggugah hati masyarakat melalui literasi digital
tampak besar. Melalui internet dan media sosial, literasi digital dapat dilakukan dengan
pengemasan yang sesuai pada sasaran penikmat konten. Bila sasaran literasi digital adalah
generasi Y dan Z, maka literasi digital mengenai pentingnya memelihara sanitasi dan
pemeliharaan lingkungan demi mengatasi krisis air dapat dilakukan dengan menggaet influencer
dan content creator yang sedang menjadi pusat perhatian di internet dan media sosial. Influencer
dan content creator dapat mengkampanyekan gerakan mencegah dan mengatasi krisis air serta
mengedukasi bagaimana memelihara sanitasi dengan benar. Selain influencer dan content
creator, pihak swasta atau perusahaan yang berhubungan dengan air misalkan perusahaan air
mineral, dapa turut andil untuk mengkampanyekan hal yang serupa. Contoh lain yang dapat
dilihat mengenai literasi digital adalah konten yang disuguhkan oleh Dinas Sumber Daya Air
Provinsi Jawa Barat di laman Instagramnya. Jika semuanya dapat bersinergi untuk terus
mengkampanyekan krisis air dan sanitasi melalui literasi digital, maka harapan untuk mendorong
kesadaran pada masyarakat terkhusus pada generasi muda untuk memelihara sanitasi dan
menjaga kebersihan lingkungan akan menemukan titik terang.
Strategi yang kedua adalah aksi. Pemilik akun Tiktok @under30th yang telah
mendapatkan literasi digital dan inspirasi dari Pandawara Group, tidak merasa cukup ketika
menerima inspirasi dan motivasi saja lalu berdiam diri dan berpangku tangan, melainkan pemilik
akun Tiktok tersebut turut mengambil peran, melakukan aksi, dan mencoba berdampak untuk
lingkungannya. Literasi digital yang berhasil diserap, akan mendorong aksi-aksi di lingkungan
masyarakat sebagai wujud kepedulian atas masalah yang sedang terjadi. Air merupakan
kebutuhan dasar, dan sanitasi adalah jalannya. Maka hal yang sangat mengherankan apabila
masyarakat sudah diupayakan untuk menyadari tentang pentingnya sanitasi melalui literasi
digital namun masih tak berubah perilaku tak bertanggung jawabnya terhadap lingkungan. Untuk
itu, perlu juga aksi penegasan atau kejelasan sanksi kepada masyarakat yang nakal tangannya
hingga tak bisa menahan diri untuk membuang sampah ke sungai, ke jalanan, ke selokan, dan
tempat-tempat lain yang tak seharusnya. Aksi lain yang wajib dilakukan oleh tiap-tiap individu
juga harus dilakukan, seperti aksi sanitasi air yang tentunya akan berdampak panjang bagi
kehidupan nantinya, dan tentu saja aksi sanitasi sampah dengan melakukan pengelolaan sampah
atau disebut juga west management. Aksi nyata dari penerapan sanitasi lainnya yang dapat
dilakukan setiap individu diantaranya adalah membuat kemudian menjaga saluran air tetap
bersih, memilah dan memisahkan limbah dan sampah rumah tangga, dan melakukan
penyemprotan nyamuk demam berdarah secara rutin. Jika aksi ini dilakukan bersama dan
menyeluruh, maka akan mendorong terciptanya lingkungan hidup yang lebih sehat sehingga
krisis air dapat teratasi, kemudian kehidupan masyarakat akan berubah menjadi lebih baik karena
masyarakat tersebut pula yang sudah merubah perilakunya menjadi lebih baik terhadap
lingkungan yang ditempati.

“... tidak akan berubah suatu kaum kecuali mereka sendiri yang mengubahnya.” (Q.S
Ar-ra’d : 11)

Strategi yang ketiga adalah sebar. Sesuatu yang disebar-luaskan, entah itu dari mulut ke
mulut, dari pintu ke pintu, atau di era ini melalui internet dan media sosial, pasti akan meraih
atensi dari masyarakat. Tentu saja di era digital ini, informasi sangat mudah disebarluaskan.
Hanya dengan mengunggahnya, siapa saja dapat melihat apa yang orang tersebut bagikan.
Ketika seorang individu atau sekelompok masyarakat telah mendapatkan literasi
mengenai krisis air dan sanitasi di media digital, lalu ia terinspirasi dan terpengaruh dari konten
tersebut dan meneruskannya menjadi aksi, maka selayaknya aksi tersebut dapat dijadikan konten,
diunggah, kemudian disebarluaskan kembali. Seperti yang dilakukan oleh Pandawara Group
yang mulai menyebarluaskan aksinya di media sosial seperti Tiktok, hal ini dapat ditiru oleh
pelaku-pelaku lain. Dengan menyebarluaskan konten aksi-aksi sanitasi, maka akan banyak orang
yang terinspirasi kembali sehingga strategi dari LIDI AKBAR akan menjadi sistem yang terus
berjalan: mendapatkan literasi dan terinspirasi, beraksi, dan menyebar-luaskan kembali.

Seperti kumpulan lidi yang terikat menjadi sapu, begitu pula kumpulan strategi LIDI
AKBAR dapat membawa perubahan pada lingkungan. Melalui Literasi digital, diteruskan
dengan aksi dan penyebarannya, diharapkan bukan hanya masyarakat yang akan tergugah,
namun pihak pemerintah pun harus ikut serta mendorong berjalannya strategi tersebut. Bukan
hanya unjuk diri memainkan peran di kancah internasional dengan menjadi tuan rumah acara
World Water Forum (WWF) ke-10 pada tahun 2024, sebaiknya pemerintah ikut menyelam ke
dasar, dimana masyarakat telah menunjukan progres yang signifikan dalam menjaga
lingkungannya.

Bentuk dukungan pemerintah terhadap masyarakat yang menjalankan strategi LIDI


AKBAR, dapat dilakukan dengan cara mendampingi dan mengapresiasi masyarakat yang telah
menjalankan strategi tersebut. Pihak pemerintah dapat membuka ruang diskusi seluas-luasnya
dan menawarkan konsultasi lingkungan, serta membuka pengaduan masyarakat supaya strategi
LIDI AKBAR dapat dilakukan dengan baik dan tertib. Seperti Pandawara Group yang mendapat
penghargaan dari Indonesia Green Award 2023 sebagai Best Green Communication 2023,
sebaiknya pemerintah juga dapat mengapresiasi dan tentunya memfasilitasi Pandawara Group –
Pandawara Group lain yang akan muncul nantinya. Adanya fasilitas, pendampingan, dan
apresiasi yang baik dari pemerintah tentu akan berdampak pada semangat dan motivasi pada
masyarakat.

Saat-saat dimana pemerintah dan masyarakatnya bersinergi, menyadari bahwa krisis air
dapat membawa petaka bagi kehidupan, mulai melakukan aksi-aksi penanggulangan, maka saat
itulah harapan akan terbukanya akses air bersih bagi masyarakat akan semakin luas. Ketika saat
ini, di berbagai belahan dunia, air menjadi barang mahal maka strategi LIDI AKBAR itu sendiri
yang harus disebar-luaskan dan menjadi pemecah permasalahan krisis air bersih. Bahkan, strategi
LIDI AKBAR ini dapat diimplementasikan pada permasalahan-permasalahan lain bila memang
diperlukan.

Peningkatan kualitas air dan sanitasi, ternyata bisa dimulai dengan melakukan hal yang
dianggap sepele, yaitu scrolling sosial media. Siapa sangka, hal yang dianggap sepele tersebut
dapat membangkitkan motivasi dan semangat seseorang untuk berbuat mulia bak seorang
pahlawan lingkungan. Lelah berpeluh dan bau busuk yang dirasakan para pemuda saat
menjalankan aksi heroiknya terhadap lingkungan, mendapat penghiburan berupa apresiasi dari
masyarakat dan pemerintah, serta engagement yang banyak diimpikan oleh generasi muda saat
ini. Dari hal yang dianggap sepele tersebut, lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan nyaman,
krisis air dan sanitasi akan teratasi secara signifikan, serta generasi muda yang berperan dalam
menjalankan aksi LIDI AKBAR dapat menjalani masa mudanya dengan lebih terhormat. Sekali
lagi, ketika lidi terikat menjadi sapu maka ia akan menyapu segalanya. Maka ketika segala
elemen negara dapat mengambil peran serius terhadap krisis air dan sanitasi, kemudahan akses
air dan sanitasi yang nyaman bukan tidak mungkin akan dapat dirasakan oleh seluruh penjuru
negeri.

Wisnubroto, K. Kerja Bersama Mengatasi Ancaman Krisis Air. Diakses 10 Maret 2023, dari
https://indonesia.go.id/kategori/editorial/6918/kerja-bersama-mengatasi-ancaman-krisis-air?lang
=1

Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat. (2023, March 10). Fakta Air yang Harus
Kita Tahu![Instagram post].
https://www.instagram.com/p/Cpl4WrBhVOn/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

CNN Indonesia. Kelangkaan Air di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Diprediksi Naik. Diakses
1 Maret 2023, dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220223133008-20-762939/kelangkaan-air-di-jawa-ba
li-dan-nusa-tenggara-diprediksi-naik

Muhdany, Y. Dihadapkan Krisis Air dan Perubahan Iklim, Apa Upaya Pemerintah?. Diakses 5
Maret, dari
https://www.kompas.com/properti/read/2022/04/26/131413421/dihadapkan-krisis-air-dan-peruba
han-iklim-apa-upaya-pemerintah?page=all
Martha, E. Indonesia Dorong Seluruh Negara Atasi Krisis Air Akibat Perubahan Iklim.
Diakses 7 Maret, dari
https://swa.co.id/swa/trends/indonesia-dorong-seluruh-negara-atasi-krisis-air-akibat-perubahan-i
klim

Bps.go.id. Statistik Pemuda Indonesia 2022. Diakses 4 Maret 2023, dari


https://www.bps.go.id/publication/2022/12/27/6791d20b0b4cadae9de70a4d/statistik-pemuda-ind
onesia-2022.html

Anda mungkin juga menyukai