Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 15 :

1. Gracia Indri Naibaho (19302059)


2. Nikita Wahani (1930220)
3. Vikaristi Emor (19302214)
4. Grisilinatya R. J. Silitonga (19302079)
5. Christie D. Marianja (18302061)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2021
Temukan Kasus-kasus masalah atau kerusakan lingkungan

1. Banjir

Fenomena ini sudah sering terjadi di Indonesia, bahkan di kota-kota besar sendiri pun sudah
menjadi aktivitas rutin yang harus dihadapi. Bahkan tak hanya pada musim hujan, pada musim
kemarau sekalipun banjir bisa saja terjadi beberapa wilayah. Hal ini dikarenakan
perkembangan wilayah Indonesia yang menyebabkan sistem pembuangan air yang salah dan
tidak adanya penjagaan pada daerah aliran sungai. Untuk mengatasi ini, pentingnya peran
pemerintah yang mengelola pembuangan air agar tak menjadi masalah dikemudian harinya.
Selain itu, peran aktif dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan
sangat dibutuhkan.

Banjir besar di Jakarta awal 2020: penyebab dan saatnya mitigasi bencana secara radikal.
Curah hujan pada 1 Januari 2020 di sekitar Jakarta, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika (BMKG), termasuk yang paling ekstrem dan tertinggi sejak 154 tahun lalu.
Banjir yang dipicu hujan besar menenggelamkan sebagian ibukota negara dan kota-kota
penyangga sekitarnya.

Sampai hari ini, lebih dari 50 orang tewas dan lebih dari 170 ribu orang menjadi pengungsi
dadakan karena rumah mereka tersapu air bah.

Sudah banyak penelitian dan kajian untuk menanggulangi banjir Jabodetabek. Baik pemerintah
pusat dan daerah telah memproduksi dokumen perencanaan, tata ruang, master plan dan
program.

Namun hanya sedikit dari rencana-rencana tersebut sedikit yang sudah benar-benar terlaksana.
Implementasi rencana penanggulangan banjir masih parsial, jangka pendek, dan belum
terintegrasi.

Dengan semakin bertambah parahnya cuaca ekstrem akibat efek perubahan iklim seluruh
tingkat pemerintahan perlu mengeluarkan kebijakan radikal bekerja sama dengan masyarakat,
swasta, LSM dan lembaga serta masyarakat internasional.

Kebijakan yang segera perlu dipercepat adalah realisasi pengelolaan sampah yang terintegrasi
dan modern. Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 3/2013 tentang Pengelolaan Sampah masih
menggunakan konsep lama. Misalnya mulai dari pemilahan dan pembuangan masih
konvensional. Untuk pembuangan, masih mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah di Bantar Gerbang. Padahal kapasitas TPA ini sudah tidak bisa diandalkan.

Kota sebesar dan sekaya DKI Jakarta mestinya sudah harus memiliki pengolahan sampah
sendiri seperti ITF (Intermediate Treatment Facilities). Meskipun ITF ini juga sudah dimulai,
tak kalah pentingnya mengubah cara berpikir masyarakat dengan membangun pengelolaan
sampah berbasis masyarakat yang menghasilkan kompos, re-use, dan produk lainnya. Begitu
juga dengan sistem pemilahan dan pengumpulan sampah dari rumah tangga ke tempat fasilitas
pengolahan.

Dengan terus turunnya permukaan tanah dan meningginya permukaan air laut salah satu
caranya adalah dengan membangun dam raksasa di sepanjang wilayah Jakarta Utara. Proyek
National Capital Integrated Coastal Development Masterplan (NCICD) yang sudah
direncanakan tahun 2011 dan sekarang redup karena efek isu reklamasi Jakarta perlu segera
dibahas lagi oleh pemerintah pusat dan daerah. Tentu saja pra-syarat proyek ini adalah
penyusunan rencana yang benar-benar komprehensif, terintegrasi dan objektif serta benar-
benar memperhitungkan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat.

Penyebab banjir yaitu :

Eksploitasi air tanah yang berlebihan di Jakarta menyebabkan ibu kota negara ini terus
tenggelam, dengan rata rata-rata laju penurunan tanah sekitar 3-18 cm per tahun . Kondisi ini
bertambah memburuk di Jakarta Utara yang berbatasan dengan laut. Tinggi permukaan tanah
di wilayah ini 1,5 meter lebih rendah dari permukaan air laut sebagai dampak perubahan iklim.
Akibatnya aliran air dari hulu (Bogor dan Depok) pun tidak dapat terbuang ke laut.

Selain penurunan permukaan tanah, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan banjir Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Saluran dan tangkapan air (waduk, sungai, kanal banjir, drainase dan ruang terbuka hijau) yang
ada kapasitasnya kurang untuk menampung volume air yang besar akibat curah hujan yang
ekstrem. Aliran dan sempadan sungai menyempit karena sebagian sungai di Jabodetabek
mengalami pendangkalan. Beberapa daerah resapan dan waduk juga kurang maksimal karena
berubah fungsi.

Selain itu saluran-saluran air yang ada tersumbat sampah akibat manajemen sampah yang
buruk. DKI Jakarta memproduksi sampah kurang lebih 7,500 ton per hari atau 2,7 juta ton per
tahun. Jumlah itu belum termasuk 300-400 ton sampah yang dibuang oleh penduduk ke sungai
terutama pada saat musim hujan.

Genangan air juga disebabkan oleh isu lama, yaitu tertutupnya permukaan tanah yang dilapis
beton atau material yang menahan air untuk meresap dalam tanah. Pertumbuhan penduduk dan
ekonomi, pembangunan infrastruktur yang massif serta urbanisasi menyebabkan okupasi lahan
semakin sempit.

Menurut data Badan Pusat Statisik penduduk Jakarta terus tumbuh, pada 2018 mencapai 10,46
juta jiwa. Hal ini menyebabkan lahan Jakarta terus berkurang. Pada 2014, sekitar 83% dari
674km2 wilayah Jakarta telah terpakai, menurut riset Mathias Garschagen dan koleganya
(2008) . Jadi wajar daya dukung kota terus menurun.

2. Kebakaran hutan

Kasus kebakaran hutan di Sumatera Selatan turun 36 persen

Selama musim kemarau 2020 kasus kebakaran hutan dan lahan di provinsi itu berkurang sekitar
36 persen. Berdasarkan data pengungkapan kasus kebakaran hutan dan lahan pada 2020 ini
terdapat 24 kasus sedangkan pada tahun sebelumnya 36 kasus.

Sesuai dengan kasus yang ditangani penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda
Sumsel itu, pada tahun ini terdapat 26 tersangka yang diproses sesuai dengan ketentuan hukum.
Ia tidak merinci apakah di antara mereka itu adalah tersangka perorangan dan perusahaan.

Sedangkan luas lahan dan hutan yang terbakar dampak pembakaran hutan dan lahan secara
sengaja itu mencapai 33,25 Hektare.

Melihat masih ada kasus pembakaran hutan dan lahan, polisi mengimbau masyarakat dan
perusahaan pemilik konsesi lahan di provinsi ini agar menghentikan pembakaran hutan dan
lahan untuk membersihkan dan membuka lahan baru setiap musim kemarau.

Pembakaran hutan dan lahan merupakan tindak pidana karena asap yang ditimbulkan dari lahan
yang terbakar bisa menimbulkan gangguan berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat.

Kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sejumlah kabupaten rawan kebakaran hutan
dan lahan, di antaranya Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten
Banyuasin, dan Kabupaten Musi Banyuasin.
Kebakaran hutan dan lahan tidak boleh dibiarkan karena dampaknya sangat merugikan karena
bisa menimbulkan bencana kabut asap dan kerusakahan lingkungan,

Penyebab kebakaran hutan yaitu :

1. Perambahan Hutan
2. Api unggun
3. Penebangan
4. Pembakaran
5. Pemburuan

Untuk mengatasi kerusakan hutan ini, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan antara lain yaitu

• Solusi untuk jangka pendeknya tentu saja adalah penegakan hukum yang harus dilakukan.
Hal ini sangat penting untuk mencegah kegiatan ilegal logging, dan hal hal lainnya.
• Kegiatan pembangunan yang dilakukan perlu memperhatikan lingkungan setempat.
• Penanaman kembali hutan hutan yang telah rusak.

Apakah Peran manusia dalam masalah atau kerusakan tersebut

Adapun peran masyarakat pada saat bencana antara lain:

1. Memberikan informasi kejadian bencana ke BPBD atau iInstansi terkait


2. Melakukan evakuasi mandiri
3. Melakukan kaji cepat dampak bencana
4. Berpartisipasi dalam respon tanggap darurat sesuai bidang keahliannya.

Sementara itu peran masyarakat pada saat pasca bencana yaitu :

1. Berpartisipasi dalam pembuatan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi


2. Berpartisipasi dalam upaya pemulihan dan pembangunan sarana dan prasarana umum.

Pencegahan dan penanganan banjir dapat dilakukan dengan cara:

1. Membuat saluran air.


2. Membuang sampah pada tempatnya.
3. Membersihkan saluran air.
4. Membuat bendungan.
5. Menanam pohon.
6. Melestarikan hutan.
7. Membuat lubang biopori.
8. Membuat sumur.
9. Mengeruk sungai.
10. Membuat paving tone.

Peranan manusia adalah membantu masyarakat yang sedang terkena bencana, baik bantuan
fisik, pangan, sandang dsb. mencari bala bantuan sebanyak mungkin agar masyarakat yang
terkena bencana bisa terbantu.

Solusi atau pemecahan masalah berlandaskan firman Tuhan dalam alkitab

Semua ciptaan adalah berharga, cerminan keagungan Allah (Mazmur 104).

Kebesaran Tuhan yang Maha Agung bagi karya ciptaan-Nya tampak dalam Mazmur 104.
Perikop ini menggambarkan ketakjuban pemazmur yang telah menyaksikan bagaimana Tuhan
yang tidak hanya mencipta, tapi juga menumbuh kembangkannya dan terus memelihara
ciptaan-Nya. Ayat 13, 16, 18, dan 17 misalnya, menggambarkan pohon-pohon diberi makan
oleh Tuhan, semua ciptaan mengharapkan makanan dari Tuhan. Yang menarik adalah bukan
hanya manusia yang menanti kasih dan berkat Allah, tapi seluruh ciptaan (unsur lingkungan
hidup). Di samping itu, penonjolan posisi dan kekuasaan manusia atas ciptaan lainnya di sini
tidak tampak. Itu berarti bahwa baik manusia maupun ciptaan lainnya tunduk pada
kemahakuasaan Allah. Dalam ayat 30, secara khusus dikatakan: “Apabila Anda mengirim roh-
Mu, mereka tercipta, dan Anda membaharui muka bumi. ”

Kata “roh” sering kali membaca dengan unsur kehidupan, atau hidup itu sendiri. Ini berarti
seluruh makhluk ciptaan di alam semesta ini diberikan tidak termasuk kehidupan oleh Tuhan.
Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa bukan hanya manusia yang diberi kehidupan, tapi
juga ciptaan lainnya. Kolose 1:16 (TB) karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu,
yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik
singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan
oleh Dia dan untuk Dia.

Kolose 1:16 (TB) karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga
dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun
kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk
Dia.
Kejadian 1:28 (TB) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah
atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi."

Secara singkat dapat dikatakan bahwa sebagai Pencipta, Allah sesuai dengan rencana-Nya yang
agung telah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan maksud dan fungsi masing-masing
hubungan yang terintegrasi dan saling memengaruhi. Jadi, sikap eksploitatif terhadap alam
merupakan bentuk penodaan dan perusakan terhadap karya Allah yang agung itu

Oleh karena itu, kita harus merawat alam/lingkungan dengan membuang sampah pada
tempatnya, memperhatikan selokan. Agar alam/lingkungan dapat terjaga dengan baik, karena
lingkungan/alam merupakan ciptaan Tuhan yang harus di jaga sesuai dengan firman-Nya
dalam Alkitab.

Betapa berharganya seluruh ciptaan di hadapan Tuhan. Roh Allah terus berkarya dan
memberikan kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai