Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Dampak
Penggunaan Gawai pada Anak Usia di Bawah Umur".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Koto bangun 20,februari,2023

Rio febrian

Penulis
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL …………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………… iii

BAB I Isi ………………………………………… 1

 Upacara turun mandi …………………………………………..


 Balimau ...........................………………………………………..
 Makan bajamba ................ ……………………………………..
 Batagak panghulu………………………………………………………
 Batagak kudo kudo…………………………………………………….

 Tabuik………………………………..........................................
 Pacu jawi.............................................. ………………..….
 Pacu itiak........................................................ ……..……
 Bakajang.......................................................................…
 Salaju sampan............................................................…

BAB II PENUTUP …………………………………………

 . Kesimpulan …………………………………………………
 . Saran ………………………………………………………
BAB I ISI

1. Upacara Turun Mandi

Upacara turun mandi (infosumbar)

Upacara Turun Mandi adalah salah satu upacara tradisional masyarakat Minangkabau yang
dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas lahirnya seorang anak ke dunia, sekaligus
memperkanlkan sang bayi kepada masyarakat. Upacara Turun Mandi ini digelar di sungai
(batang aia), dengan prosesi arak-arakan. Upacara ini sendiri hanya bisa dilaksanakan di Batang
Aia atau Sungai.

2. Balimau

catatan9empat

Balimau adalah tradisi mandi membersihkan diri menjelang bulan ramadhan. Kegiatan ini
biasanya dilaksanakan oleh masyarakat Minangkabau di lubuak atau sungai. Selain itu Balimau
juga memiliki makna lainnya yaitu mensucikan bathin dengan bermaaf-maafan satu sama lain
sebelum menyambut bulan suci ramadhan.

3. Makan Bajamba

inilahtrip.com
Makan bajamba sering juga disebut Makan Barapak, tradisi ini sampai sekarang masih jamak
dilakukan oleh masyarakat Minangkabau. Makan Bajamba adalah tradisi makan dengan cara
makan bersama di sebuah tempat, biasanya dilakukan pada hari besar islam, upacara adat atau
acara-acara penting lainnya.

4. Batagak Pangulu

Sumbaminang.blogspot

Masyarakat etnis Minangkabau hidup dalam budaya bersuku dan berkaum. Setiap suku
biasanya memiliki seorang penghulu suku atau Datuak. Ketika sebuah suku atau kaum
mengangkat pimpinan kaumnya yang baru maka diadakanlah upacara Batagak Pangulu.

5. Batagak Kudo-kudo

Postpintar.blogspot

Upacara Batagak Kudo-Kudo merupkan salah satu rangkaian panjang dari Tradisi masyarakat
Minangkabau dalam membangun rumah. Upacara Batagak Kudo-Kudo sendiri dilakukan saat
sebuah rumah baru akan baru dipasan kuda-kuda. Biasanya upacara ini mirip dengan ‘baralek’
dengan mengundang orang kampung dan sanak famili. Kado yang biasanya dibawakan oleh
tamu undangan adalah seng atau atap untuk rumah.
6. Tabuik

postcardandtag.com

Salah satu tradisi unik yang ada di Sumatera Barat adalah Pesta Tabuik. Perayaan Tabuik
merupakan tradisi masyarakat Pariaman, Sumatera Barat untuk memperingati meninggalnya
cucu Nabi Muhammad, Hasan dan Husein. Prosesi ini biasanya berlangsung selama satu
minggu dengan perayaan puncak yang dinamakan “Hoyak Tabuik” yang dilaksanakan pada
tanggal 10 Muharram setiap tahunnya. Salah satu kalimat tentang Pariaman dan Tabuik adalah
sebuah Pantun yang berbunyi: “Pariaman tadanga langang, batabuik mangkonyo rami.”

7. Pacu Jawi

Pacu Jawi (FOTO Antara)

Salah satu tradisi unik yang menjadi favorit dari Sumatera Barat adalah Pacu Jawi. Pacu Jawi
merupakan tradisi unik yang dilakukan masyarakat Tanah Datar khususnya masyarakat di
kecamatan Sungai Tarab, Rambatan, Limo kaum, dan Pariangan. Selain itu Pacu Jawi juga
dilaksanakan di wilayah Kabupaten Limapuluh Kota dan Payakumbuh.

8.Pacu Itiak
4.bp.blogspot.com

Pacu Itiak (Balapan Itik) adalah salah satu tradisi unik dari Sumatera Barat khususnya di daerah
Payakumbuh dan Limapuluh Kota. Event Pacu Itiak biasanya dilaksanakan di 11 tempat berbeda
di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota.

9.Bakajang

Bakajang merupakan tradisi turun temurun dengan menghias perahu yang dilakukan lima jorong di
nagari itu selepas Idulfitri, dalam rangka meningkatkan silaturahmi antara anak nagari, ninik mamak,
alim ulama dan pemerintah, dengan tujuan mempererat persatuan, melestarikan adat budaya.

10.Selaju Sampan
Selaju Sampan ini jika dikembangkan akan menjadi destinasi wisata dan potensi unggulan yang
di miliki oleh Nagari Muaro Paiti. Selain lokasinya yang elok dan bagus, ini setiap tahun selalu
meriah dirasakan oleh masyarakat. Apalagi sekarang ini ditambah disana ada Lubuak Ikan
Larangan Sekaligus.
BAB II PENUTUP

Kesimpulan

Kearifan lokal adat Minangkabau merupakan warisan budaya yang ada di masyarakat, yang
mana pelaksanannya dilakukan secara turun-menurun oleh masyarakat yang
bersangkutan. Sumbernya adalah kebudayaan matrilineal yang dianut masyarakat
Minangkabau dan tertuang dalam beragam aturan adat

Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan


tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

Anda mungkin juga menyukai