Bismillahirrahmanirrahim,
Sebagian orang memahami karya tulis ilmiah berupa skripsi,
hanya berakhir di rak perpustakaan, atau menjadi koleksi penulisnya
yakni mahasiswa bersangkutan. Kalaupun digunakan, terbatas pada
referensi mahasiswa berikutnya yang mengerjakan skripsi.
Namun skripsi mahasiswa prodi Pendidikan Sosiologi ini
membuktikan, bahwa skripsi terus berlanjut menjadi sebuah karya
tulis yang dilakukan penyesuaian agar menjadi sebuah buku dan
yang terpenting adalah sebagai sebuah karya olah intelektual yang
membanggakan bagi penulis dan program studi.
Jika sebuah skripsi ketat dengan aturan dan petunjuk teknis
penulisan karya ilmiah, Ketika menjadi buku, aturan tersebut
disesuaikan agar menjadi lebih sederhana sebab buku ditujukan
untuk pembaca yang lebih luas. Oleh karena itu, kami dari Program
Studi Pendidikan Sosiologi FKIP ULM, menyampaikan ucapakan
terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada Drs. H.
Muhammad Yusuf Effendi selaku Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Propinsi Kalimantan Selatan yang memprakarsai
KEBUDAYAAN
Kata ”Kebudayaan” sendiri berasal dari kata sansekerta
buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti ”budi” atau
”akal”. Ke-budaya-an dapat diartikan : ”hal-hal yang bersangkutan
dengan akal”. Ada sarjana lain yang mengupas kata budaya sebagai
suatu perkembangan dari majemuk budi-daya, yang berarti ”daya
dari budi”. Karena itu mereka membedakan ”budaya” dari
TRADISI
Sedangkan Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, tradisi dide nisikan sebagai penilaian atau
anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang
paling baik dan benar (Muchtar, 2009:15).
Kemudian Kamus Sosiologi Dan Kependudukan
(Kartasapoetra, Hartini, 2007 : 358) mende nisikan tradisi atau dalam
bahasa inggris disebut tradition adalah suatu kebiasaan dalam adat-
istiadat yang dipelihara turun-temurun mengenai kepercayaan,
misalnya upacara keagamaan yang disebut ”ngaben” di Bali.
Tradisi secara umum dipahami sebagai pengetahuan, doktrin,
kebiasaan, praktek, dan lain-lain yang diwariskan turun-temurun
termasuk cara penyampaian pengetahuan, doktrin, dan praktek
tersebut. Tradisi merupakan adat kebiasaan yang dilakukan turun
temurun dan masih terus - menerus dilakukan di masyarakat, di
setiap tempat atau suku berbeda-beda.Tradisi menurut Esten
Maka sejak itulah desa ini diberi nama Desa Kuala Tambangan,
dan para pedagangnya menetap di desa tersebut berbaur dengan
penduduk setempat yang sampai sekarang menjadi sebuah desa di
daerah pesisir pantai. Dalam ruang lingkup Kecamatan Takisung, di
Wilayah Kabupaten Tanah Laut dengan Provinsi Kalimantan Selatan.
Tapi orang yang terlibat yang sangat penting itu orang yang
mau dimandikan dengan imam shalat hajadnya. Imam shalat hajad
ini tugasnya mengadzankan beliau juga. Dan yang menapung
tawari juga”. Menurut Bapak Yani pelaksanaan mandi badudus
orangnya tidak berubah.
2. Pakaian Ritual
3. Sesajen
Uang, isi dari uang ini ada uang recehan ada uang kertas,
rokok lalu mayang, mayang yang masih kuncup belum dibuka,
waktu mandi nantı baru dibuka setelah dipukul. Lalu satu paket
lagi telur ayam kampung sepuluh biji, kuenya sasunduk lawang,
lalu adı mendut ketan yang ada intinya, surabi dan yang terakhir
tepung tawar).
Setelah itu bila semua sudah siap baru kami bawa ke pantai
semua sesajennya. Apabila sudah selesai acara mandi
badudusnya baru kami makan sesajennya).”Bapak Anang
menjelaskan apabila selesai shalat hajad yang diadakan di rumah
beliau, sesajen diletakkan di ruang tamu sebelum nantinya
dibawa ke pantai Batu Lima.
C. Penutupan
Tahap terakhir pada kegiatan mandi badudus adalah
pembagian sesajen yang dibuat dalam mandi badudus tersebut. Dari
penjelasan informan, mayoritas dari isi sesajen adalah makanan tapi
tidak semua sesajen biasanya untuk dimakan. Ada beberapa sesajen
yang diminta oleh masyarakat untuk dijadikan papikat, seperti uang
receh dan uang kertas yang ada dalam sesajen.