Anda di halaman 1dari 3

ibu hajar

apakah mappalili itu? Mappalili adalah adat turun sawah (appanaung “Turun”)

apakah kak pernah berpartisipasi saat di adakan mappalili? Sebagai penonton

apakah mappalili bagus untuk tanaman sawahnya dan bagaimana apabila mappalili itu
tidak di adakan setiap tahun? Masyarat dulu berpendapat mappalili ini bagus jadi sebagai
penerus, kami hanya mengadakan dan berniat spya tanaman sawah kami tumbuh subur, dan
berharap generasi-generasi nanti bisa meneruskannya karena semakin sekarang zaman semakin
moderent sedikit-sedikit menurun, dan tidak tau generasi berikutnya bagaimana. Jadi saya
kurang tau.

Bagaimana pendapat kak apakah tidak menyimpang dari agama? Kalau di bilang agama,
itu lah adat memang ada tolak belakang dari agama, ada yang menyimpan, dan masih ketat dari
daerah, dan ada juga yang bilang yang tinggi agamanya adat ini berdosa tidak ada dalam agama,
tergantung dari diri sebenarnya, tergatung dari kita mengikut dari nenek monyang atau kah dari
kepercayaan.

Apakah adat mappalili ini pernah di adakan bukan pada bulannya? Biasanya mappalili di
adakan di akhir bulan, kalau bukan November, Desember, pada saat musim hujan, karena selama
ini di adakan mappalili di adakan saat musim-musim hujan, dan saat ini musim sudah tidak
menentu, cuaca sekarang kadang hujan, kadang panas. Udah pada dasarnya mappalili di adakan
pada bulan november dan desember.

Bagaimana harapan kak tentang mappalili ini kedepannya? Harapanku semoga mappalili
ini tidak hilang karena mappalili ini adalah budaya kita di daerah labbakang, yang ada sebelu kita
lahir, dan semoga bisa ada kedepannya, seterusnya

BAPAK M.ANIS DAN IBU HAENI

Bagaimana pandangan bapak tentang mappalili? Mappalili artinya mensatukan (meliput)


Lili artinya Keliling, berarti mensatukan tradisi pada abad 18. Pada dahulu mappalili muncul
pada saat masyarakat pada saat itu masih berpendidikan rendah yang memiliki persaingan dan
pembunuhan, waktu itu yang memengang penting di kecamatan pada saat itu membuat cara dan
meneliti mengenai masalah ini, maka bersatulah orang-orang pintar pada saat itu untuk
membicarakan hal meniru budaya dari luar, seperti bone.

Nilai positf dari tradisi mappalili? Kesatuan dan kerja sama yang mengenai sosialisasi,
sosialnya masyarakat kepada acara tersebut, karena daerah tidak membiayai acara tersebut
makanya masyarakat yang berpotensi memberikan sumbangan dan masyarakat yang turun
tangan untuk mengadakan acara tersebut, seperti dulu masyarat penuh , sekarang udah
melibatkan guru-guru, anak SMA, SMP untuk menyumbang.

Apabila di lihat dari prospektif islam apakah dari tradisi ini dan nilai negatif? Islam,
kalau orang mengatakan cocok ya pasti cocok, kalau mengatakan tidak cocok yaa tidak cocok,
tapi ada suatu persamaan islam karena itu kenanya, waktu subuh atau sebelum subuh bunyi suara
gendang karena orang-orang akan turun kesawah, tengah malam akan bunyi, akan tetapi acara ini
hanya di adakan satu hari penuh dan besoknya akan selesai.

Bagaimana cara bapak mewariskan nilai-nilai tradisi saat ini? Saya ini sebenarnya dari
pensiunan dari pendidikan dan kebudayaan yang saat itu udah bubar, orang-orang sudah tidak
mau kesana, pada waktu itu saya mempunyai kepala kantor yang bernama pak Toto demira
kepala kantor saat itu, kita rapatkan hari itu dengan pengawas, guru-guru untuk membicarakan
nilai-nilai tradisi itu, pada saat itu saat memberikan isyarat dan masukan untuk mendapatkan
sumbangan dari kepala sekolah. Semua laki-laki dan perempuan dari pendidikan mengikuti acara
tersebut, semakin lama kita tarik guru-guru dan masyarakat untuk melaksanakan yang pada saat
itu tradisi ini udah hampir punah. Kemudian hubungannya dengan perkembangan pemerintah
perna saya bawa mappalili ini ke Ujungpanang (Makassar), saya juara 2 waktu itu, penggelaran
budaya dan kesenian Sesulawesi Selatan dan tenggara waktu itu. Kemudian waktu itu semua
daerah mempunyai rumah adat di Sumbaopu. Setiap tahun mengadakan pertunjukan kesenian,
sekarang udah tidak ada lagi, mungkin di sebabkan zaman sudah modernt, dulu mappalili sangat
ramai yang merupakan juga hiburan. Sepertinya mappalili merupaka rangkaian suatu acara besar.
Dulu sewaktu mappalili di tampilkan dari bone dan dari kami sekabupaten, kalau saya mappalili
dari Ujungpandang untuk membawa pengantin, yang seakan-akan menampakkan keadaan
manusia di dalam mappalili, jadi sebelum terbuka mappalili maka akan timbul gemuru dan petir,
hujan maka keluar orang untuk mappali, setelah itu akan ada acara mattapi sudah panen orang
sawah, maka perkawinan berlangsung.

Bagaimana harapan bapak untuk upaya pelestarian tradisi mappalili ini? Kalau ada
acara mappalili lagi kita di panggil, kita yag menyusul, dan menungkit udah tidak bisa lagi,
karena kita di gerumuni oleh peneliti, kalau salah maka kita yg di neliti.

Bagaimana generasi muda haruska terus melestarikan tradisi ini? Iya kalau generasi
muda harus, karena apabila generasi saya yang di depan maka generasi muda yang membawa
tombak, sekarang orang tua sudah berkurang.

Pengaruh ritual mappalili terhadap keberhasilan pangan masyarakat labbakang?


Kadang bagus, pada waktu kering tidak ada hujan saat waktunya hujan, maka saya panggil andi
yang tidak intikan di sana lebih baik lagi apabila raja sehari itu kita berikan untuk sirami air,
artinya kita secara langsung alirkan air kesawah-sawah. Apabia dha keluar mappalili seharusnya
pagi-pagi sekali udah muncul fajr udah keluar untuk memenuhi syarat

Perna kah ada kegagalan dari tradisi ini? Bisa di katakan ada kegagalan, waktu itu
mappalili ada bapak bupati, semua raja ada, dari raja bone, luwu, dari gowa, banyak yang datang.
Kegagalan waktu itu ada yang ingin menghalangi acara tersebut, karena ribut, untungnya ada
kepolisian yang ikut turun tangan, akan tetapi acaranya tetap terlaksana.

KAK FAJARSYAH

Bagaimana antusias masyarakat saat di adakannya mappalili? Berbicara soal antusias


tentu sangat berantusias karena seakan-akan hal ini menjadi hari besar daerah labbakang ketika
ingin menanam, maka di katakan mappalili agar padinya akan tumbuh subur dengan baik,
kemudian masalah antusias masyarat, banyak yang datang dari kampung-kampung dan luar
daerah juga. Tentu ada beberapa orang yang meliput masalah mappalili ini karena seakan-akan
menjadi suatu yang sakral bagi daerah labbakang, dan penduduk labakkang, karena setiap
tahunnya akan di peringati apabila akan di adakan turun sawah. Puncak sakral ini berada ketika
saat turun sawah, yaitu karaeng sealloa (raja satu hari)

Bagaimana prosesi adat tersebut?dari balla lompoa lalu jalan menuju sawah, kemudian
akan di lempari tanah oleh yang hadir saat itu, seakan menjadi salah satu kegembiraan bagi
mereka apabila telah melempar tanah tersebu, akan tetapi perlu di perhatikan jangan sampai, raja
satu hari itu belum turun di sawah lalu sudah ada yang lempari beliau, karena kebanyakan belum
raja turun sudah di lemparkan tanah liat, sakin antusiasnya masyarat akan kegembiraan adanya
mappalili yang di peringati tiap tahunnya, jadi begitu harapan bagi warga labbakang supaya
sawah ini tumbuh subur dan baik untuk kebutuhan menjadi pokok untuk warga labakkang.

Anda mungkin juga menyukai