Anda di halaman 1dari 14

VERBATIM WAWANCARA

Narasumber 1
Peneliti/Narasumbe Percakapan
r
P Selamat pagi, Pak. Saya Dita mahasiswi Ilmu Komunikasi
Universitas Brawijaya yang kemarin memohon izin untuk
melakukan wawancara terkait penelitian skripsi saya yang
berjudul “Strategi Komunikasi Pemasaran Yayasan Pondok
Pesantren Tebu Ireng Jombang Dalam Merekrut Santri Di
Masa Pandemi Covid-19”
N Iya, silahkan mbak.
P Sebelumnya, apakah ada perbedaan pak antara jumlah santri
sebelum dan sesudah covid-19 ini di Ponpes Tebu Ireng?
N Kayaknya nggak ada, Mbak.
Jadi, tren disini selama 10 tahun terakhir ini naik terus, dan
juga melakukan pembenahan pembangunan terus menerus,
seperti asrama. Bahkan pembangunan dilakukan bukan hanya
di pondok pusat, tapi juga di pondok cabang-cabang.
P Oh begitu ya Pak. Untuk cabang dari Ponpes Tebu Ireng ini
dimana saja ya, Pak?
N Kalau cabangnya ada banyak, tapi yang secara langsung di
monitori oleh sini itu Tebu Ireng 1 dan Tebu Ireng yang ada di
Kecamatan Ngoro.
P Disana juga ada pondok putra-putri, Pak?
N Iya, ada. Disana juga pondok putra-putri. Namanya pesantren
Sayu, itu langsung di manage oleh sini, sedangkan 17 cabang
yang lain itu sifatnya kerjasama, jadi untuk manajerialnya
bukan dari sini. Bisa disebut Lembaga alumni tapi bekerjasama
dengan pondok Tebu Ireng. Tenaga pendidiknya dari sini, tapi
pengelolaan keuangan dan lain-lain sudah mandiri.

P Baik, paham pak..


N Kalau yang asli di manage dari sini untuk keuangan dan
pendaftarannya, itu Tebu Ireng 1 & 2, begitu.
P Jadi yang memanage itu alumni-alumni yang dulu ada disini
begitu, Pak?
N Iya, betul. Jadi ada alumni, ada relasi, kadang juga bukan
alumni tapi bersifat fanatik dengan KH. Hasyim Asy’ari jadi
dating kesini minta mendirikan Tebu Ireng cabang. Kemudian
di ACC, gurunya sistemnya dari sini.
P Untuk Nama pondoknya pak?
N Kalau nama pondoknya macem-macem, karena mereka
sifatnya mandiri tetapi nama depannya pasti selalu ada nama
Tebu Ireng. Contoh misalkan pesantren Tebu Ireng 3 indragiri
hilir, kemudian yang di Banten itu Namanya Pesantren Tebu
Ireng Banten, jadi selalu ada kata Tebu Ireng didepannya.
P Oh iya pak. Mohon maaf Pak, dulu saat masa awal covid-19,
apa ada santri disini yang juga terpapar, Pak?
N Kalau positif kami belum tahu ya, tapi kalua yang begejala gitu
ada, kemudian langsung ambil Tindakan karantina. Tapi kalua
jumlahnya kurang paham, tapi jika data dari tim gugusnya,
kurang lebih ada 20an yang bergejala saat itu. Tapi jenis
gejalanya juga yang ringan, hanya anosmia dan beberapa hari
kemudian sudah normal, jadi dilakukan karantina sampai 14
hari begitu.
P Untuk karantinanya apakah disediakan tempat khusus pak?
N Karantinanya kami di Gedung, Namanya Unhasy, itu
Universitas Hayhim ashari kan belum masuk, jadi Gedung itu
dipakai untuk karantina.
P Berarti adanya Covid ini tidak memberikan pengaruh di
jumlah pendaftar ya pak?
N Tidak mbak, bahkan bertambah. Karena untuk pondok
pesantren Tebu Ireng dapat dikatakan tanpa sosialisasi pun
masyarakat sudah banyak yang tahu. Artinya, kami hanya
menangani system pendaftarannya saja. Mengenai sosialisasi
atau pemasaran, kami tidak pernah melakukan.
P Tapi untuk proses rekrutnya, apakah lebih diperketat begitu
pak?
N Untuk proses pendaftarannya itu kami menggunakan system
Online semuanya. Jadi kami sama sekali tidak menerima tamu
dari luar. Jika ada masyarakat yang ingin tahu tentang Ponpes
Tebu Ireng, tinggal kami berikan link websitenya saja, dan
juga brosur onlinenya, kemudian jika orang tersebut tertarik,
langsung mengisi formulirnya.
P Untuk Podok Pesantren sebesar ini tentunya ada website ya
pak. Seperti halnya pengelolaan sosial media lengkap. Nah
apakah dari seluruh cabangnya itu jadi satu atau beda pak?
N Beda mbak. Jadi untuk website ini hanya dikelola oleh Tebu
Ireng induk. Nah Tebu Ireng induk ini ya 1 dan 2. Sebenarnya
Tebu Ireng yang san aitu ingin dijadikan Induk, tapi karena
lokasinya yang jauh, maka kita jadikan Tebu Ireng 2.
Sedangkan disini, karena tempatnya cukup terbatas dan
dikelilingi rumah-rumah warga. Nah Tebu Ireng itu punya
tanah yang cukup luas di daerah Ngoro, akhirnya sebagai
sempalan dari sini, dibuat disana, begitu.
P Hmm.. begitu, tapi inginnya tetap satu begitu ya pak?
N Iya, inginnya tetap satu, tapi karena lahannya yang tidak ada,
dan punya lahan kosong 20 hektar disana, akhirnya dibangun
disana. Namanya Tebu Ireng 2 tapi manajemennya dari Tebu
Ireng induk.
P Untuk system pendaftarannya tentu kan ada seleksinya ya pak,
nah untuk kualifikasi calon santri di Tebu Ireng ini seperti apa
ya pak?
N Sebenarnya begini, kami tidak pernah membeda-bedakan
santri, jadi dilakukan tes itu bukan untuk mencari bibit unggul,
tapi karena disini jumlah pendaftar itu selalu 2x lipat dari
jumlah kuota, misalkan ditahun ini kuotanya ada 1400 santri,
nah yang daftar ada 3200 lebih. Kalua kita menggunakan
system siapa cepat dia dapat, maka kurang adil karena yang
luar Jawa tidak akan kebagian. Karena luar Jaw aitu biasanye
telat informasi. Akhirnya ada kebijakan dilakukan tes, tesnya
pun itu tes biasa, bukan tes seperti baca kitab. Tesnya berupa
tes dasar seperti tes berhitung cepat, tes IQ, untuk memastikan
bahwa anak tersebut mampu untuk mondok. Sedangkan untuk
wilayah luar Jawa, apabila dia telat daftar, maka kita tetap
terima. Karena dulu pernah pakai system siapa cepat dia dapat,
contoh kuotanya ada 1000, jika sudah penuh maka ditutup.
Akhirnya yang luar Jaw aini tidak kebagian, karena yang
wilayah Jawa Timur ini sudah daftar duluan. Sehingga dengan
adanya tes, maka tujuannya adalah seperti itu tadi.
P Baik pak. Selanutnya untuk calon santri yang mendaftar dan
dinyatakan lolos, alur selanjutnya itu seperti apa? Apakah
langsung masuk atau bagaimana pak?
N Kalua rekrutmen covid itu kan bulan Maret, sedangkan kita tes
itu bulan oktober di tahun sebelumnya, seperti saat ini kami
kan sedang melakukan tes gelombang 2. Untuk tes gelombang
1 kemarin itu desember. Untuk tahun ajaran 2021 bulan juli
ini.
P Oh untuk bulan Juli ya pak.
N Iya, jadi kita kalua hari bias aitu, alurnya masuk, kemudian 3
bulan selanjutnya kita sudah buka gelombang untuk tahun
ajaran yang berikutnya. Jadi untuk realisasinya dari
pelaksanaan tes sampai santri masuk itu ada 6 bulan waktunya.
Makanya adanya covid itu tidak berpengaruh, karena covid
datangnya bulan maret sedangkan anak-anak tesnya bulan
desember. Jadi setelah tes disini, baru ada Covid, makanya
tidak ada pengaruh dengan jumlah pendaftar. Nah untuk yang
tahun ajaran depan, untuk tesnya dilakukan sekarang, itu yang
sedikit berpengaruh tetapi tidak pada jumlah hanya sistemnya
saja yang terdampak.
P Hmm.. berarti sistemnya saja yang terdampak ya pak?
N Iya, jadi kalua dulu mereka dating kesini untuk mengerjakan
soal, kalua sekarang tesnya secara Online.
P Baik. Kalua untuk pendaftaran yang ada gelombang itu, apa
juga berlaku untuk SMA pak?
N Iya, itu berlaku untuk semuanya. Jadi disini ada 9 unit
Pendidikan, selain SD ya. Ada SLTP Salafiyah, kemudian
MTS Sains, SMP Wachid Hasyim, SMP Sains, untuk tingkat
SLTA ada Madrasah Aliyah, kemudian SMA Wachid Hasyim,
SMA Tren Sains, sama SMK , nah yang satu lagi itu
merupakan Lembaga non formal, tetapi sudah diakui yaitu
Mualimin. Madrasah mualimin itu Lembaga non formal, akan
tetapi Ketika lulus ijazahnya diakui seperti Gontor. Gontor itu
kan Lembaga yang tidak ikut pemerintah, akan tetapi ijazahnya
diakui, nah untuk disini Namanya adalah Mualimin. Wajib
selama 6 tahun. Kalua di Gontor khusus Bahasa, kalua di
Mualimin khusus kitab kuning.
P Jadi untuk disini, bagi siswa SMP itu wajib 3 tahun ya pak?
N Minimal 3 tahun
P Berarti jika ada yang ingin mondok hanya 1 tahun itu tidak ada
ya pak?
N Iya, tidak bisa. Minimal 3 tahun. Bahkan pindahan pun kita
tidak menerima. Kalua pindahan harus mengulang dari kelas 1.
Sekalipun dia berasal dari pondok modern misalkan, Ketika
disini tetap harus mengulang dari kelas 1, karena saya yakin
setiap pondok punya ciri khas sendiri-sendiri. Sama-sama
bagusnya, tapi untuk ciri khasnya pasti berbeda.
P Jika boleh tahu, untuk konten didalam websitenya sendiri itu
seperti apay a pak?
N Wah kalua untuk detailnya saya kurang tahu. Karena disini itu
ada divisi media sendiri, Namanya divisi Media Grup. nah
kantornya itu ada disana. Saya kurang paham untuk detailnya.
P Oh iya baik, tidak apa-apa pak. Kemudian untuk tesnya itu
waktunya setiap apa?
N Biasanya, pendaftaran dibuka bulan Oktober-November, dan
tesnya Desember. Itu untuk gelombang 1, kemudian
gelombang 2, tesnya itu pada bulan April, dan dibukanya
pendaftaran itu 2 bulan sebelum tes itu, sekitar Februari-Maret.
P Berarti untuk selama covid ini menyesuaikan tesnya?
N Iyaa.. untuk saat ini sedang tes untuk gelombang 2.
P Kalua tes gelombang 2 sekarang, masuknya itu kapan pak?
N Untuk masuknya masih bulan juni besok, begitu. Untuk
gelombang 1 juga sama. Jadi masuknya itu masih satu tahun
setelahnya. Kenapa menggunakan 2 gelombang? Karena kami
pernah menggunakan 1 gelombang akan tetapi ternyata tidak
muat.
P Akan tetapi untuk kuotanya berarti tetap ya pak dengan adanya
2 gelombang tersebut?
N Nah, jadi misalkan kuotanya 1200 dan sudah tertutup di
gelombang 1, maka sudah tidak dilakukan tes gelombang 2.
P Berarti hanya jika belum terpenuhi, maka dibuka gelombang
2? Begitu ya pak?
N Iyaaa… Sebenarnya gelombang 1 saja yang daftar sudah
ribuan, tapi karena sudah ada standar minimum itu.. contoh
jika di gelombang 1 itu kuotanya ada 1000 dan yang mendaftar
2000, akan tetapi yang lolos tes 800, maka sisanya akan kita
berikan kesempatan untuk tes di gelombang 2 tanpa bayar, tapi
juga memberi kesempatan kepada yang lain yang belum
pernah daftar. Biasanya anak yang serius Ketika tidak lulus di
gelombang 1 maka akan ikut lagi di gelombang 2 dan lulus.
P Baik pak, jadi pada bulan juni kemarin menerima anak baru,
itu mereka yang lulus tes pada bulan desember ya?
N Itu kita sempat tutup selama 8 bulan.. jadi pondoknya tutup,
akan tetapi pembelajarannya dilakukan secara daring.
P Berarti untuk santri yang berasal dari luar Jawa pulang ya Pak?
N Iya pulang semua, Cuma ada pengurus pondok mungkin 50
orang , termasuk saya juga sering kesini. Berbeda dengan
sebelum covid, libur bulan ramdahan pun banyak yang tidak
pulang, yang rumahnya luar Jawa, apalagi yang santri
Mualimin itu, mereka meskipun kelas 5 atau 6 rumahnya di
Jawa Timur tidak pulang, karena mereka sudah tirakat untuk
tidak pulang selama 2 tahun.
P Itu bulan apa sampai bulan apay a pak?
N Dari Maret, sampai mendatangkan murid itu bulan Agustus,
itupun prosesnya dilakukan secara bertahap semuanya.
Dilakukan uji coba selama 2 minggu dan ternyata aman, maka
dipanggil lagi untuk santri yang lain.
P Berarti untuk sekarang ini apakah sudah full pak?
N Sudah full, sudah 100% kalua sekarang
P Kemudian untuk kegiatan pembelajarannya, system protocol
kesehatannya bagaimana pak?
N Karena kami berbasis asrama dan bertemunya juga dengan itu-
itu saja, jadi kami kalua sama santri itu agak longgar, jadi tidak
ada interaksi dengan luar. Nah sedangkan untuk guru harus
jaga jarak karena guru pulang kerumah. Pakai face shield dan
masker, sedangkan anak-anak pakai masker saja.
P Berarti terkait tempat tidur santri juga sama pak? Antara
sebelum dan sesudah covid ini?
N Iyaa sama, karena tidak ada interaksi dengan orang luar,
bahkan untuk tamu luar tutup termasuk peziarah ini juga sudah
12 bulan tutup. Jadi anak-anak benar-benar seperti isolasi.
P Pertama kali masuk bulan Agustus itu mereka apakah
diwajibkan untuk swab atau rapid tidak ya Pak?
N Tidak. Ketika bulan Agustus bulan kedatangan santri
dilakukan karantina. Kemudian pada bulan Desember ada
swab PCR untuk seluruhnya. Karena kita juga Kerjasama
dengan rumah sakit di Surabaya, makanya juga dapat subsidi
bantuan.. dulu sempat haganya 2.000.000, sekarang kan sudah
jadi 600.000.
P Untuk jumlahnya sendiri berapa pak yang diundang itu
pergelombangnya?
N Ada banyak mbak, sekitar 1200 anak setiap gelombangnya.
Jadi untuk santri yang mondok disini itu sekitar 5000, itu kan
ada 3 gelombang, pergelombang itu 1 tingkatan kelas dimulai
dari kelas 3 dulu, kemudian kelas 1 baru kelas 2 yang terakhir
itu. Pertimbangannya kenapa kelas 3 dulu karena merka punya
waktu yang lebih pendek, kalau kelas 1 karena sudah pingin
mondok dari dulu, dan kelas 2 ditaruh akhir karena mereka
sudah tau bagaimana mondok.
P 5000 ya pak?
N 5000 yang bermukim di pondok, karena kami juga menerima
santri dari kampung, selama pandemic ini untuk anak-anak
kampung tidak boleh berangkat ke sekolah. Jadi untuk anak-
anak kampung itu sampai saat ini masih daring, jumlahnya
sekitar 500an. Takutnya nanti mereka ada yang membawa
virus dan berinteraksi dengan santri disini.
P Untuk kurikulum disini bagaimana ya Pak?
N Ada tim sendiri.. Untuk kurikulum sekolah dulu kami
bekerjasama dengan Unesa, sedangkan untuk kurikulum
pondok, kita ada yang Namanya dewan masayiq, itu isinya
adalah kumpulan kyai-kyai yang sepuh. Tapi itu termasuk
masih baru, masih beberapa bulan. Kalau dulu Ketika Tebu
Ireng masih ada 1 yang mengurusi kegiatan pengajian itu
Namanya majelis Ilmi, Ketika sudah ada cabang-cabang setiap
pondok sudah memiliki majelis Ilmi sendiri-sendiri. Majelis
ilmi 1, 2. Dari beberapa majelis Ilmi itu akhirnya merumuskan
kurikulum untuk pondok.
P Jadi untuk program kegiatan itu juga dari majelis Ilmi ya Pak?
N Iya kalau pengajian.. kalau sekolah ada Namanya penjamin
mutu yang di monitori oleh mutu Pendidikan. Seluruh sekolah
di Tebu Ireng diawasi oleh Lembaga tersebut.
P Berarti untuk pondok sendiri belum pernah melakukan
promosi begitu ya Pak?
N Iya belum pernah. Bahkan untuk tahun ini kami tidak perlu
menyetak brosur. Karena masyarakat sudah banyak tahu
tentang Tebu Ireng ini.
P Berarti tinggal lihat di website ya Pak?
N Iyaa.. setiap tahun ada dalam bentuk di website juga, dan juga
tata cara pendaftaran saja begitu. Kalau dulu banget pernah,
setiap Lembaga punya brosur sendiri, seperti SMP, SMA,
keunggulannya apa, kurikulumnya bagaimana.
P Itu sekitar tahun berapa pak?
N Perkiraan sekitar 3 tahun lalu. Karena kebanyakan orang yang
kesini sudah ingin mondok dan daftar. Dulu kita juga ad akelas
internasional, tapi sekarang sudah tidak ada.
P Kalau untuk beasiswa untuk santri apakah ada pak?
N Biasanya untuk santri yang kurang mampu, dan dicover oleh
Lembaga Sosial Tebu Ireng. Kalau beasiswa prestasi itu belum
ada.
P Untuk santri berarti berasal dari seluruh Indonesia ya pak?
N Ada yang dari Malaysia juga, biasanya mereka melanjutkan ke
SMA Trens Sains yang pengantarnya Bahasa inggris.
P Berapa jumlah yang dari luar Indonesia pak?
N Sekitar 10, dari Malaysia dan Brunei. Pernah ada juga dari
Jerman tapi Cuma 1 tahun, dia ikut Pendidikan Trend Sains,
dan juga mualaf ingin mondok di Tebu Ireng
P Biasanya para orang tua begitu mengetahui informasinya dari
mana ya Pak?
N Kalau orang tua kurang tahu ya, tapi kalau anak-anak
mayoritas ingin sendiri kemudian orang tua mengiyakan, tapi
untuk di Jawa Timur sendiri Tebu Ireng ini termasuk mahal,
tapi untuk luar jawa termasuk murah. Sehingga kadang ada
orang tua yang berfikir ulang karena merasa biayanya mahal.
Tapi kami juga ada alternatif untuk masuk Mualimin bagi yang
kurang mampu karena nanti gratis total, akan tetapi bukan
sekolah, hanya belajar kitab dan juga cukup padat. Hafalan
kitab kuning dll. Tidak ada mata pelajaran matematika Bahasa
inggris, tetapi bisa kuliah
P Untuk jurusan keagamaan ya pak?
N Iya, seperti di UIN, bahkan ke luar negeri juga bisa. Nama
ijazahnya itu Muadalah yang mengeluarkan kurikulum sini
akan tetapi sudah diakui oleh KEMENAG.
P Kalau terkait usia untuk yang ingin masuk Mualimin itu
rentang berapa ya Pak?
N Dulu tidak ada Batasan usia, tapi sekarang Ketika daftar
maksimal 22 tahun. Minimalnya lulus SD. Dulu Ketika belum
ada Batasan, banyak bapak-bapak juga, ada 1 keluarga mualaf
kemudian mondok. Masuknya Mualimin, wajibnya 6 tahun.
Jika ada yang tidak sampai 6 tahun, maka tidak dapat ijazah
hanya dapat ilmunya saja
P Untuk tebu Ireng ini berarti pondok tertua di Indonesia ya Pak?
N Kalau tertua sih tidak, mungkin pondok tua yang masih tetap
eksis. Karena banyak pondok-pondok lain yang lebih tua tetapi
kurang terekspos. Kalau di Indonesia yang paling tua itu ada
pondok di Magetan
P Baik pak terimakasih banyak atas informasi yang sudah bapak
sampaikan, ini sangat bermanfaat dalam proses penelitian saya
N Sama-sama mbak, semoga lancar ya
Narasumber 2
Peneliti/Narasumber Percakapan

P Selamat pagi, Pak. Saya Dita mahasiswi Ilmu Komunikasi


Universitas Brawijaya ingin melakukan wawancara terkait
penelitian skripsi saya yang berjudul “Strategi Komunikasi
Pemasaran Yayasan Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang
Dalam Merekrut Santri Di Masa Pandemi Covid-19” dalam
kaitannya dengan Media di Pondok Tebu Ireng.
N Iya selamat pagi mbak, jadi disini untuk informasi khusus
media online Tebu Ireng, majalah tebu ireng, Pustaka tebu
ireng, ada lagi yang terbaru itu Maksi, khusus dunia perfilman.
Kalau tebu ireng online itu pegangnya website, Instagram,
facebook, twitter, dan juga radio. Tapi kantornya bukan disini.
P Kalau untuk website itu apakah menggunakan tenaga
pengembang pak? Atau seluruh tenaganya dari sini?
N Untuk seluruhnya dihandle dari sini semua mbak
P Kalau untuk majalah apa ada versi onlinenya pak?
N Iya, ada bisa dilihat di google play book
P Kalau untuk kontennya sendiri itu seperti apa saja ya pak?
N Kalau website itu ada seperti berita, news, ada juga tulisan-
tulisan yang menjawab dari pertanyaan-pertanyaan dari
masyarakat yang dikirim di email
P Berarti itu jadi satu dengan LSSPT ya pak?
N Kalau untuk websitenya tidak.
P Oh iya karena kemarin sempat say abaca informasinya sangat
lengkap terkait kegiatan di tebu ireng. Kalau untuk sosial
medianya sendiri berarti valuenya itu juga dari news itu tadi ya
pak kontennya?
N Iya betul seperti
P Ada konten tentang promosi pak? Yang untuk umum?
N Iya ada, biasanya seperti kegiatan pengajian umum, biasanya di
umumkan lewat sosial media
P Kalau majalah untuk mengenal tebu ireng ada pak?
N Ada tapi bukan di majalah, tapi di buku profil tebu ireng
P Tapi untuk di sosial media juga ada pak?
N Iya ada, di website, di youtub. Kalau di youtube biasanya ada
kultum biasanya dari ustadz, ngaji dan lain-lain
P Kalau untuk produksi film dipasarkannya lewat apa ya pak?
N Lewat layer tancap, jadi masyarakat bisa memesan pada maksi,
kemudian maksi yang melaksanakan
P Kalau film yang berperan Adipati Dolken itu juga dari sini
pak?
N Bukan, itu hanya mengangkat kisah tentang tebu ireng saja,
judulnya jejak Langkah 2 ulama’
P Baik terimakasih atas informasinya terkait media di Tebu ireng
ini ya pak
N Iya sama-sama mbak

Narasumber 3
Peneliti/Narasumber Percakapan

P Selamat pagi, Pak. Saya Dita mahasiswi Ilmu Komunikasi


Universitas Brawijaya ingin melakukan wawancara terkait
penelitian skripsi saya yang berjudul “Strategi Komunikasi
Pemasaran Yayasan Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang
Dalam Merekrut Santri Di Masa Pandemi Covid-19” dan
kaitannya dengan media yang digunakan di Tebu Ireng
N Iya, disini ada 4 media yang digunakan, sebenarnya 4 ini juga
yang ada disni, tapi untuk pembagiannya di tebu ireng online,
facebook, youtube, Instagram
P Berarti di setiap sosial media itu ada adminnya masing-masing
ya pak?

N Iya ada masing-masing

P Kalau untuk mengukur keberhasilan dari media itu sendiri


bagaimana ya pak?
N Karena kami ini media pesantren, maka lihat sasarannya dulu,
yakni tujuannya alumni tebu ireng, kedua untuk informasi wali
santri terkait agenda-agenda disini, ketiga untuk memberikan
faham-faham islam.
P Berarti targetnya ada 3 itu tadi ya pak?
N Iya betul. Karena konten-konten di kami tidak semuanya
membahas mengenai pesantren saja, tapi juga tanya jawab
aqidah, kemudian kewanitaan, opini dan lain-lain
P Tanya jawabnya untuk umum pak?
N Iya, biasanya ada timnya untuk menjawab
P Berarti bukan hanya santri ya pak yang boleh bertanya
N Iya untuk umum juga diperbolehkan untuk bertanya, justru
yang santri jarang tanya. Makanya media pesantren ini, urutan
ke3, yang pertama Gontor, kedua darun najab, ketiga ada tebu
ireng dan lain-lain. Karena kami melihat rating pembaca juga
P Kalau utuk kendalanya apa saja ya pak?
N Kendalanya sih tidak ada, akan tetapi karena kita disini
pesantren makanya dalam membuat konten sangat perlu
memperhatikan etika, jadi seperti politik dll, kecuali kalau kita
diserang
P Kalau seperti itu bentuk kontennya seperti apa pak?
N Bisa berupa tulisan, design gambar atau video, karena biasanya
yang ramai politik dan sara, sedangkan kita menjauhi itu
P Kalau disini apakah ada Kerjasama dalam percetakan?
N Kalau untuk Pustaka, kepenulisan dari sini, percetakannya itu
di Yogyakarta
P Kalau untuk konten sendiri apakah ada konten berupa
pemasaran tentang tebu ireng pak?
N Karena kami ini pesantren yang sudah lama, maka car akita
dalam promosi juga tidak semasive dan seaktif pesantren
lainnya. Kami ada Ketika pembukaan itu hanya memberikan
info jika ada penerimaan santri baru. Kalau pemasarannya kita
lebih banyak lewat alumni, jadi mereka yang mempromosikan
P Kalau selama pandemic ini sendiri apakah ada kendala pak
terkait media?
N Justru selama covid ini kami lebih aktif ya dalam pembuatan
konten, karena membuat kami lebih mendalam mengenai
pembelajaran konten-konten baru yang lebih kreatif, dan juga
termasuk pembelajaran selama santri pulang ini.
P Kalau untuk konten unggulannya apa saja ya pak?
N Pertama ada ketebuirengan, aswaja, kemudian, islam
rahmatallilalamin, ada doa dan amalan juga, tanya jawab,
biasanya juga ada konten puisi
P Kalau untuk masyarakat umum apakah bisa pak?
N Bisa, nanti akan melewati uji di editor apabila lolos maka bisa
menjadi konten
P Kalau kendala yang lain apakah ada lagi pak?
N Mungkin juga karena kekurangan tim IT, jadi pernah youtube
kami itu dihack, seperti video pengajian yang dicuri oleh
banyak oknum. Untuk Instagram juga, yang awalnya kami
memiliki pengikut sebanyak 78000 sekarang menjadi 24000.
Karena memang pengetahuan tentang IT masih secukupnya,
lebih focus ke kepenulisan
P Berarti untuk timnya sendiri itu dari santri saja? Atau ada
tambahan?
N Iya dari santri dan juga mahasiswa yang ada di UNHASY
P Kalau untuk solusinya dari pondok itu seperti apa pak?
N Untuk evaluasi kami rutin 1 bulan sekali, jadi ada
pembelajaran program baru,
P Baik terimakasih banyak atas penjelasan dari Bapak sangat
membantu saya dalam proses pengerjaan penelitian ini. Sekali
lagi terimakasih banyak pak
N Iya sama-sama mbak, senang bisa membantu

Anda mungkin juga menyukai