Namaku Fathi,seorang siswa kelas 11 di sekolahku. Pada tanggal 4 Februari kemarin siswa/i kelas
11 maupun fase E yang mengikuti organisasi wajib mengikuti diklat organisasi. Diklat itu berlangsung 2
hari 1 malam di lingkungan MAN 1(model) Lubuklinggau. Seluruh siswa/i yang mengikuti diklat harus
datang pada jam 14.00 di hari sabtu. Pada diklat itu aku mengikuti diklat dari organisasi Jurnalistik.
Sebenarnya aku malas mengikuti kegiatan tersebut, namun karena kegiatan ini terjadi cuman 1 tahun
sekali terpaksa aku ikut. Hampir mendekati jam 14.00 di hari sabtu. Aku menjemput teman Jurnalistikku,
namanya taufiq dipanggil Topek.
“Assalamualaikum, pek”. Ucapku di depan rumah Taufiq.
Sehabis sholat magrib ada kultum dari Pak Fikri, salah satu guru di MAN 1(model) Lubuklinggau.
Ditengah-tengah kultum, Pak Fikri mengajukan quiz. “Siapa nama paman nabi Muhammad SAW. Yang
terbunuh saat perang uhud?”
“Oi, tau dak jawabannya?” Ucapku ke Taufiq dan Irjak.
“Dak tau aku”, Ucap Taufiq.
“Sepertinya Hamzah bin Abdul Muthalib” Sahut Irjak.
“Maju Jak” Balas ku ke Irjak.
“Dem keduluan Thi” Jawab Irjak.
“oalah”
Dan Kultum pun lanjut sampai adzan isya. Setelah Shalat isya seluruh siswa/i dikumpulkan di tengah
lapangan.
“Kira-kira ada apa ya?” Tanya Taufiq.
“Kurang tau pek” Jawab aku dan Irjak.
Ternyata tujuan kami dikumpulkan adalah untuk mendengarkan pidato dari pak Taslim selaku Kepala
Sekolah MAN 1(model) Lubuklinggau. Pak Taslim menyampaikan ucapan terima kasih kepada siswa/i
yang telah menyempatkan diri, karena diklat gabungan seluruh organisasi terkahir dilaksanakan pada
tahun 2018. Kemudian dapat dilaksanakan kembali pada tahun ini karena wabah COVID-19 sudah
berakhir.
Ditengah-tengah pidato, Pak Taslim membuat quiz dimana orang yang benar menjawab akan
mendapat uang 50 ribu. Banyak siswa/i yang antusias untuk menjawab quiz tersebut, kami pun juga ikut
antusias karena hadiah nya yang menggoda. Pada akhirnya kami bertiga tidak berhasil menjawab
pertanyaan dari Pak Taslim dengan benar.
“Nt lah” Ucapku kepada mereka berdua.
“Iya thi, lagian kesempatan nya kecil” Sahut taufiq. Irjak pun mengiyakan perkataan taufiq.
“Kira-kira habis ini ada acara apa yah?” Tanya irjak.
“Ada konser dari eskul IAC(improve art community) Jak” Balas Taufiq.
“Oalah” Saut aku dan Irjak.
Akhirnya pidato dari pak taslim selesai dan dilanjutkan dengan acara dari Organisasi IAC. Namun,
ada beberapa Organisasi yang tidak bisa menonton konser. Karena ada jadwal diklat malam, seperti PMR
dan PRAMUKA.
“Suara dari penyayi nya bagus” Ucap irjak.
“Iya bagus” Jawab aku dan taufiq.
Di tengah-tengah konser IAC aku merasa tidak menyesal telah ikut diklat organisasi, selain
meningkatkan hubungan antar teman kegiatan ini juga meningkatkan kemampuan komunikasi ku.
Aku melamun cukup lama untuk memikirkan hal tersebut. Tak sadar konser dari IAC sudah selesai.
Pukul menunjukkan jam 00.10, seluruh siswa/i pun disuruh kembali ke kelas masing-masing untuk
istirahat.
“Oi thi ayo ke kelas. Aku ngantuk” Ucap Taufiq.
“Oh iya, ayo ke kelas” Balas ku ke Taufiq.
Sesampainya di kelas kami bertiga langsung tidur kelelahan. Tak terasa jam sudah menujuk kearah
angka 5.00, seluruh siswa/i dibangunkan untuk menunaikan sholat subuh di masjid Baitul Kholiq.
“Pek, jak, bangun! Disuruh ke masjid”
“Bentar lagi thi, masih ngantuk” Sahut Taufiq.
Berbeda dengan Taufiq yang harus dibangunkan dulu, Irjak sudah bangun dari tadi. Topek pun
terbangun setelah 5 menit sesudahnya.
“Susah sekali bangunin kau tidur pek” Ucap kami berdua.
“ohh…maaf, aku kalo bangun tidur itu agak susah walaupun sudah dibangunin. Maaf yah” Jawab Taufiq
“Okelah, cepat bersiap sana. Bentar lagi mau adzan” Ucapku ke Taufiq.
Selesai menunggu Taufiq bersiap, kami langsung menuju masjid. Tiba di masjid masih ada siswa/i
yang masih ngantuk. Hal itu siswa/i yang tidak terbiasa tidur lewat jam 00.00.
Setelah shalat subuh, seluruh siswa/i kembali lagi ke sekolah untuk bersiap melakukan senam. Ketika
kami sedang bersiap-siap, eskul PASKIBRA dan PMR melakukan pemanasan pagi.
“Wah, pagi-pagi dah keringat aja” Ucap Irjak.
“Iya, itu sudah menjadi kegiatan sehari-hari nya anak PASKIBRA dan PMR” Saut Taufiq.
Selesai bersiap-siap. Seluruh siswa/i dikumpulkan di lapangan dan memulai senam pagi. Sehabis
senam, seluruh siswa/i melakukan sarapan dengan para anggota eskulnya. Kemudian setelah sarapan ada
acara dari polisi yaitu tes kepribadian, dimana tesnya dilakukan di kertas yang sudah disediakan.
Sambil mengisi kertas tes kepribadian, Pak Iwan sebagai pemateri dari kepolisian Lubuklinggau
menyampaikan tentang “bayangkan ketika kalian pulang kerumah ada bendera hijau/kuning di depan
rumah kalian" hal itu membuat sebagian besar siswa/i menangis.
“Ini lagi….ini lagi,” Ujar Taufiq.
“hahaha, pagi-pagi sudah nangis” Ucap Irjak.
“Hei, ga boleh gitu. Ini menyangkut orang tua, Gimana kalo orangtua kalian sudah tiada?” Tegur ku
kepada mereka berdua.
“Maaf thi” Ucap mereka berbarengan.
“Iya, asal kalian tidak mengulanginya lagi”
“okeee”
Selesai dari acara pak Iwan, dilanjutkan dengan game dari OSIS. Dimana para siswa/i harus
mengikuti gerakan yang sesuai ucapan, seluruh eskul pun ikut. Sayangnya anggota jurnalis baik
perempuan maupun laki laki tidak ada yang menang.
Setelah game dari osis selesai, waktunya foto bersama antar anggota organisasis. Kemudian
dilanjutkan dengan membersihkan sampah sisa diklat organisasi. Dan seluruh siswa/i pun pulang ke
rumah masing-masing.
Dari diklat organisasi kemarin, banyak hal yang sudah saya dapatkan. Contohnya : Diklat itu
sendiri merupakan kegiatan untuk meningktakan skill dan pengetahuan organisasinya masing-masing, dan
dapat meningkatkan hubungan antar teman 1 organisasi, serta bisa mendapatkan teman baru
KARTU BIMBINGAN
PARAF PARAF
NO PERTEMUAN KE TANGGAL HASIL
PEMBIMBING SISWA
3
4
DISUSUN OLEH :
KELAS : XI IPS 1
KEMENTERIAN AGAMA KOTA LUBUKLINGGAU
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan segala puji syukur ke hadira Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya berupa kesehatan. Sehingga pada kesempatan yang baik ini
saya dapat menyusun Cerpen ini dengan baik dan lancar.
Cerpen pribadi ini berisi pengalaman-pengalaman yang pernah dialami penulis,serta dikemas
dalam bentuk cerpen pribadi. Tujuan menulis c e r p e n ini agar para pembaca bisa mengambil
pesan-pesan positif dari cerpen ini.
Semoga Allah SWT, memberikan pahala atas kebaikan semua pihak yang telah memberikan
bantuan kepada penulis.Dalam penyusunan Cerpen ini masih jauh dari sempurna, maka saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi sempurnanya biografi ini.
Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, saya sebagai penulis meminta maaf yang sebesar-
besarnya. Terimakasih atas perhatiannya dan semoga cerpen ini dapat berguna bagi pembaca.
Selamat membaca.
LUBUKLINGGAU, 10 Maret 2023
PENULIS