Anda di halaman 1dari 15

Citraan dalam Puisi

A.Gambaran Pengindraan (citraan) dalam puisi


Citraan /imaji (imagery) dalam puisi dapat diartikan
sebagai suatu penggambaran pengalaman yang
berhubungan deengan benda,peristiwa dan keadaan
yang dialami penyair dengan menggunakan kata-kata
yang khas agar dapat memberikan gambaran secara
lebih nyata,baik hal yang yang bersifat
kejiwaan ,kebendaan maupun metaforik.
• Jenis Citraan
1.Citraan penglihatan (Visual Imagery)
• Citraan penglihatan ditimbulkan oleh indra
penglihatan(mata)Citraan ini merupakan jenis yang paling
sering digunakan penyair.Citraan ini mampu memberikan
rangsangan kepada indra penglihatan sehingga hal-hal
yang tidak terlihat menjadi seolah-olah terlihat.
Contoh:
Perahu Kertas
Waktu masih kanak-kanak kau membuat Perahu kertas,dan
kau
Layarkan di tepi kali alirnya sangat tenang.
Sapardi Joko Darmono
2.Citraan Pendengaran(auditory imagery)
• Citraan pendengaran berhubugan dengan kesan dan
gambaran yang diperoleh melalui indra
pendengaran.Citraan ini dihasilkan dengan
menyebutkan atau menguraikan bunyi suara,misalnya
dengan munculnya diksi tembang,dendang,suara
mengiang,berdentum-dentum,dll.
Contoh:
Penerbangan Terakhir
Maka menangislah keras-keras ruh bayi itu
Kedua tangannya yang alit itu seperti kejang-kejang
Kakinya menerjang-nerjang
Suaranya melengking lalu menghiba-hiba
Taufik Ismail
3.Citraan Perabaan (Tactual)
• Citraan perabaan adalah citraan yang dapat dirasakan
oleh indra peraba (kulit).Pada saat kita membaca puisi
kita dapat menemukan diksi yng menyebabkan kita
merasakan rasa nyeri,dingin,panas,perubahan suhu
udara.

Contoh:
Blues untuk Bonie
Sembari jari-jari galak di gitarnya
Mencakar dan mencakar
Menggaruki rasa gatal di sukmanya
W.S Rendra
4.Citraan Penciuman (alvaktory)
• Citraan Penciuman adalah citraan yang dapat
dirasakan oleh indra penciuman (hidung).Dengan
membaca kata-kata tertentu dalam puisi kita seperti
mencium bau sesuatu.

Contoh:
Pemanadangan Senjakala
Senja yang basah meredakan hutan terbakar
Kelelawar raksasa datang dari langit kelabu tua
Bau mesiu di udara,bau mayat,dan kotoran kuda
W.S Rendra
5.Citraan Pencecapan/Pencicipan(gustatory)
• Citraan Pencecapan/Pencicipan yaitu citraan yang
muncul dari puisi sehingga kita seakan-akan mencicipi
suatu benda yang menimbulkan rasa
pahit,manis,asam,pedas dll.

Contoh:
Pembicaraan
Hari mekar dan bercahaya
yang ada hanya sorga.Neraka
adalah rasa pahit di mulut
waktu bangun pagi
Subagio Sastrowardoyo
6.Citraan Gerak(kineistetik)
• Citraan Gerak adalah citraan yang ditimbulkan oleh
gerak tubuh /otot yang menyebabkan kita merasakan
atau melihat gerakan tersebut.

Contoh:
Mimpi Pulang
Dingin mulai menggigit telingaku
Kuperpanjang langkah kakiku
Menyusuri trotoar yang tak berujung
B.Maksud dan Makna Puisi
Salju
Wing kardjo
Kemanakah kita pergi mencari matahari
Ketika salju turun pohon kehilangan daun
Kemanakah jalan mencari lindungan
Ketika tubuh kuyup dan pintu tertutup
Kemanakah lari mencari api
Ketika bara hati padam tak berarti
Kemanakah pergi
selain mencuci diri
Langkah-langkah menganalisis makna puisi
1.Mencari gambaran makna:
untuk memahami arti kata salju sebagai judul puisi kita
harus berusaha mendapatkan gambaran tentang ciri-ciri
dan berbagai kemungkinan makna yang dikandungnya.
Misalnya :
• Suatu musim atau keadaan ketika bumi hanya ditebari
oleh serpihan es yang dingin.
• Akibatnya bumi mati,tumbuhan gundul,aktivitas
terhenti,orang jarang keluar rumah sehingga bumi seakan
tidak berarti dan tidak menyenangkan.
• Dari tafsiran makna judul tersebut dapat disimpulkan
bahwa judul “Salju” dalam puisi tersebut bermakna
sesuatu yang tidak berarti.
2.Memahami kata yang bermakna simbolik/lambang
Jalan pertama yang kita tempuh adalah mengidentifikasi
kata-kata yang termasuk kategori lambang/simbolik.Dalam
bait pertama puisi tersebut kata yang termasuk kategori
simbolik adalah:
matahari = kehidupan,
salju turun = sesuatu yang tidak berarti
pohon = manusia
kehilangan daun = tidak berarti”

jadi makna bait pertama puisi tersebut dapat ditafsirkan


sebagai berikut:
“kemanakah kita pergi mencari kehidupan ketika
hidup kita sepi tak berarti,ketika diri kita hampa tak
bermakna”
Bait kedua,kata yang termasuk kategori simbolik adalah:
tubuh kuyup= menderita
pintu tertutup=tak seorangpun yang mau
menerima
api=petunjuk/kekutan hidup
bara hati=semangat hidup

jadi makna bait kedua puisi tersebut dapat ditafsirkan


sebagai berikut:
“kemanakah harus berjalan mencari perlindungan
ketika diri kita menderita dan tak seorangpun mau
menerima.kemanakah harus berlari mencari
petunjuk dan kekuatan hidup ketika semangat
hidup kita menjadi padam tak berarti”
Bait ke tiga,kata yang termasuk kategori simbolik adalah:
mencuci diri=bersujud pada Tuhan untuk menemukan
kesucian
jadi makna bait ke tiga puisi tersebut dapat ditafsirkan
sebagai berikut:
”Tidak ada jalan lain selain bersujud pada Tuhan
untuk mensucikan diri”.
3.Menyimpulkan pokok pikiran makna puisi
Dalam puisi Salju di atas terdapat 4 pokok pkiran
a.Kemana kita harus pergi di saat diri kita hampa tak
berarti.
b.Kepada siapa kita meminta perlindungan disaat diri
kita menderita dan tidak seorangpun yang mau
menerima kita.
c.Kemana kita harus pergi mencari petunjuk dan
semangat kehidupan saat semangat hidup kita padam
tak berarti.
d.Dalam situasi yang demikian tidak ada jalan lain selain
bersujud pada Tuhan untuk menyucikan diri
4.Merumuskan tema,
dari keseluruhan totalitas makna yang terdapat dalam
puisi yang berjudul salju dapat dirumuskan tema
sbb:”Hanya dengan menyucikan diri manusia dapat
menikmati kehidupan yang berarti.

Anda mungkin juga menyukai