MENCIPTAKAN PUISI
MENGANALISIS UNSUR PUISI
TUGAS
Oleh :
1
PRAKATA
Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa atas segala bantuan dan
pertolongan-Nya sehingga tugas menganalisis puisi ini dapat tersusun dengan
baik. Dan semua itu tidaklah luput dari Bapak Imanudin Hari Setyoko S.Pd
yang telah banyak membantu.
Tugas ini disusun sebagai pertanggung jawaban kami atas tugas
menganalisis puisi. Tugas ini juga merupakan cerminan dari kerja keras dan
kerja sama anggota kelompok. Besar harapan kami agar tugas ini bermanfaat
bagi kami dan pembaca. Kami menyadari bahwa tugas ini belumlah sempurna
dan masih terdapat berbagai kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun akan menjadi
prioritas dalam menutupi segala kekurangan kami. Akhir kata kami ucapkan
banyak terima kasih atas segala pihak yang telah berpartisipasi dan membantu
tersusunnya tugas ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Contents
PRAKATA..................................................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................
BAB 1.........................................................................................................................................................
BAB 2.........................................................................................................................................................
BAB 3.........................................................................................................................................................
BAB 4.........................................................................................................................................................
BAB 5.........................................................................................................................................................
BAB 6.......................................................................................................................................................
KESIMPULAN.........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................
3
PEMBAHASAN
I. Puisi
Menurut (Herman J. Waluyo, 1987, hlm. 25) arti dari sebuah puisi adalah
bentuk karya sastra yang mengutarakan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur
batinnya. Berbeda dengan pendapat Putu Arya Tirtawiijaya, menurut Putu
Arya Tirtawirya (Sastrawan Indonesia) puisi ialah suatu ungkapan secara
implisit dan samar, maknanya yang tersirat, dan kata-katanya condong pada
makna konotatif. Sedangkan menurut Herbert Spencer puisi adalah suatu
bentuk pengucapan gagasan yang sifatnya emosional dengan
mempertimbangkan suatu keindahan.
Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa puisi adalah
bentuk karya sastra yang mengutarakan pikiran, perasaan secara imajinatif
serta ungkapan yang mempertimbangkan suatu keindahan.
1. Diksi
Diksi adalah suatu pemilihan kata yang tepat dan selaras dengan
penggunaan dalam menyampaikan sebuah gagasan atau cerita yang meliputi
gaya bahasa, ungkapan, pilihan kata, dll, sehingga menimbulkan efek sesuai
dengan yang diinginkan.
4
2. Pengimajian
Pengimajian diartikan sebagai kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran,
dan perasaan. Baris atau bait puisi itu seolah mengandung gema suara (imaji
auditif), benda yang nampak (imaji visual), atau sesuatu yang dapat kita
rasakan, raba atau sentuh (imaji taktil) (Waluyo,1987:78). Sedangkan
menurut Gustian (2018:81), pengimajian adalah kata atau susunan kata
yang dapat memperjelas makna yang dinyakatakan oleh penyair.
A. Citraan Penglihatan
Citraan (imaji) penglihatan terdapat pada puisi karya Lis Sumiati yang
berjudul "Gerimis Manis".
Jalanan gerimis
Di hari Kamis
Tampak miris
Namun, manis
5
B. Citraan Pendengaran
C. Citraan Perabaan
D. Citraan Penciuman
6
III. Pengertian majas
Menurut Aminudin (1995), majas merupakan salah satu gaya bahasa
yang digunakan sebagai teknik dalam merangkai sebuah kalimat. Berbeda
dengan pendapat Keraf, menurut Keraf (1988) majas yaitu usaha dari
seseorang yang mewakilkan pikirannya dengan menggunakan bahasa yang
khas. Dimana bahasa tersebut dapat menunjukkan kepribadian orang
tersebut.
A. Majas Simile
Majas simile merupakan majas yang memiliki arti bagaikan atau
seperti. Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit
yaitu langsung menyatakan sesuatu yang memiliki makna sama dengan
hal yang lain, agar lawan bicara dapat langsung menangkap maksud
yang diucapkan tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Ciri dari majas
simile biasanya terdapat kata: bagaikan, bak, ibarat umpama, serta
laksana. Majas simile tidak membandingkan dua objek yang berbeda,
tetapi menyandingkan suatu kegiatan untuk mengungkapkan suatu hal.
Contoh majas simile terdapat pada puisi berjudul “Waktu” karya W.S.
Rendra.
B. Majas Metafora
Majas metafora adalah majas yang membandingkan dua obyek
berbeda tetapi obyek tersebut memiliki kemiripan. Contoh majas
Metafora terdapat pada puisi berjudul “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi
Djoko Darmono.
7
C. Majas Metonimia
Majas metonimia adalah majas yang berupa pemakaian nama ciri
atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang, atau hal sebagai
penggantinya. Dengan kata lain, majas metonimia adalah majas untuk
menyatakan suatu hal dengan memakai kata lain (biasanya label merek)
yang punya ciri, atribut, atau keterkaitan lainnya. Contohnya adalah
"Sepasang Sepatu Tua" karya Sapardi Djoko Damono, "Mata Pisau" Balai
Pustaka: Jakarta, 2000, Cet. ke-6.
D. Majas Sinekdoke
Majas sinekdoke terbagi menjadi 2 yaitu majas sinekdoke pars pro
toto dan majas sinekdoke totum pro parte. Majas sinekdoke totum pro parte
adalah majas yang menyebutkan bagian besar atau keseluruhan dari
sesuatu untuk mewakili sebagian, sedangkan gayabbahasa yang
meneybutkan sebagian unsur benda atau situasi untuk menjelaskan
keseluruhan benda tersebut.
Dalam hal ini kata 'batang hidung' merujuk pada individu secara
keseluruhan.
Sedangkan contoh majas sinekdoke totum pro parte yaitu sebagai berikut:
Dalam hal ini kata 'Indonesia' merujuk pada tim bulu tangkis saja sebagai
perwakilan, bukan berarti seluruh masyarakat Indonesia.
8
E. Majas Personifikasi
Majas Personifikasi adalah gaya bahasa yang digunakan dalam puisi. Dimana
gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa yang menerapkan sifat - sifat
manusia pada benda tak bernyawa pada benda abstrak. Contoh majas
personifikasi terdapat pada puisi berjudul “Dirimu Yang Satu”(Gabrlia Dwi
Agustina)
Hati ini..
Saat ku melihat dirimu Hati ini bagaikan mentari yang selalu tersenyum
F. Majas Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang digunakan untuk menggambarkan
suatu ide atau konsep dengan cara yang berlebihan atau melampau. Contoh
majas hiperbola terdapat pada puisi berjudul “Dalam Diriku” (Sapardi
Djoko Damono)
Dalam diriku mengalir sungai panjang
Darah namanya;
Dalam diriku menggenang telaga darah
Sukma namanya;
Penulis menggambarkan darah dalam tubuh sebagai sungai panjang
yang mengalir.
9
G. Majas Ironi
Kami orang nggak punya Emang kami orang nggak kaya Kami
punya hati Juga harga diri Orang kaya banyak tingkahnya
Orangkaya banyak mau nya Kata orang, negeri kita negeri
hukum Yang besar salah pura-pura nggak tau Yang kecil salah
cepat-cepat di hukum Sakitnya minta ampun Rezki rakyat kau
ambil Kamu suap orang-orang sipil Kami ambilkan upil Lewat
mulut supaya kamu mikir Hey pejabat dasar keparat Rizki
rakyat Kau simpan rapat-rapat
a. Rima sempurna
Rima sempurna memiliki sifat berupa, suku kata terakhir pada akhir
barisnya sama.
Pada rima tak sempurna, bagian yang identik, pada umumnya hanya
di setengah bagian akhir.
Contoh: pu, lang dan pa, gi atau tu, kang dan ha, ri.
10
c. Rima mutlak
Contoh:
d. Rima terbuka
Contoh:
Buka – luka
Peti – budi
Padu – madu
e. Rima tertutup
Contoh:
11
Tutup – hidup
Putih – bersih
Hilang – malang
f. Rima aliterasi
g. Rima asonansi
12
h. Rima disonansi
Contoh:
a. Rima Awal
Rima awal yaitu persamaan bunyi yang ada pada awal baris, baik
berupa huruf saja atau berupa kata. Berikut adalah contoh rima awal:
b. Rima Tengah
Rima tengah merupakan rima yang akan terjadi jika ada kata-kata
yang berima pada tengah baris puisi. Berikut adalah contoh dari rima
tengah:
13
c. Rima Akhir
Rima akhir adalah persamaan bunyi yang ada pada akhir baris atau
kalimat. Berikut contoh dari rima akhir.
d. Rima Tegak
Pohon di kebun
Burung-burung pun
Terbang di langit
Bunga di taman
14
Harum mewangi
e. Rima Datar
Rima datar merupakan persamaan bunyi kata yang diletakkan secara
berderet atau datar. Contoh rima datar yaitu sebagai berikut
f. Rima Sejajar
Rima sejajar adalah rima yang terdapat persamaan bunyi kata yang
digunakan secara berulang-ulang dalam kalimat secara beruntun.
Berikut contoh dari rima sejajar.
g. Rima Berpeluk
Rima peluk yaitu rima yang memiliki persamaan bunyi kata atau
suku katanya saling berpelukan atau saling diapit oleh satu maupun
dua suku kata yang memiliki bunyi sama berbunyi ( a-b-b-a). Contoh
rima berpeluk terdapat pada puisi J.E. Tatengkeng berikut :
15
Cahaya bulan di ombak menitik
h. Rima silang
i. Rima Rangkai
16
Rima rangkai adalah persamaan bunyi kata yang memiliki rima
beruntun pada setiap kalimat dan barisnya. Jenis rima rangkai ini
dapat dikatakan sebagai rima dengan rumus a-a-a-a atau b-b-b-b.
Berikut contohnya.
j. Rima Kembar
Rima kembar adalah rima yang beruntun dua-dua, dengan rima yang
sama. Contohnya dengan abjad a-a-b-b atau c-c-d-d-e e dan begitu
seterusnya. Berikut contoh dari rima kembar.
k. Rima Patah
Rima patah ditemukan pada pusi dengan larik yang memiliki bunyi
akhiran yang membentuk pola [a-a-a-b/a-b-a-a/a-a-b-a]. Rima patah
adalah rima yang seperti patah di bagian tengah. Contoh rima patah
terdapat pada puisi karya Sitor Situmorang berikut.
17
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-puisi/
https://www.gramedia.com/literasi/unsur-fisik-dan-unsur-batin-dalam-puisi/
http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/1070/3/BAB%20II.pdf
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6920880/pengertian-majas-macam-
macamnya-beserta-contoh-lengkapnya/amp
https://www.gramedia.com/literasi/rima-puisi/
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5888027/rima-puisi-dan-bentuknya/amp
18