Anda di halaman 1dari 18

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

MENCIPTAKAN PUISI
MENGANALISIS UNSUR PUISI

TUGAS

Disusun untuk memenuhi tugas sebagai persyaratan mencapai target belajar

Oleh :

1. Amabella Thrisna Putri Riyanto (01)

2. Aurelia Hasna Azahra (04)

3. Azka Nadhif Rewansyah (05)

4. Syakina Aquila Gayatri (30)

5. Thalita Nadine Fernanda (31)

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2


PURWOREJO
2023/2024

1
PRAKATA

Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa atas segala bantuan dan
pertolongan-Nya sehingga tugas menganalisis puisi ini dapat tersusun dengan
baik. Dan semua itu tidaklah luput dari Bapak Imanudin Hari Setyoko S.Pd
yang telah banyak membantu.
Tugas ini disusun sebagai pertanggung jawaban kami atas tugas
menganalisis puisi. Tugas ini juga merupakan cerminan dari kerja keras dan
kerja sama anggota kelompok. Besar harapan kami agar tugas ini bermanfaat
bagi kami dan pembaca. Kami menyadari bahwa tugas ini belumlah sempurna
dan masih terdapat berbagai kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun akan menjadi
prioritas dalam menutupi segala kekurangan kami. Akhir kata kami ucapkan
banyak terima kasih atas segala pihak yang telah berpartisipasi dan membantu
tersusunnya tugas ini.

Purworejo, 1 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

Contents
PRAKATA..................................................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................
BAB 1.........................................................................................................................................................
BAB 2.........................................................................................................................................................
BAB 3.........................................................................................................................................................
BAB 4.........................................................................................................................................................
BAB 5.........................................................................................................................................................
BAB 6.......................................................................................................................................................
KESIMPULAN.........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................

3
PEMBAHASAN

I. Puisi

Menurut (Herman J. Waluyo, 1987, hlm. 25) arti dari sebuah puisi adalah
bentuk karya sastra yang mengutarakan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur
batinnya. Berbeda dengan pendapat Putu Arya Tirtawiijaya, menurut Putu
Arya Tirtawirya (Sastrawan Indonesia) puisi ialah suatu ungkapan secara
implisit dan samar, maknanya yang tersirat, dan kata-katanya condong pada
makna konotatif. Sedangkan menurut Herbert Spencer puisi adalah suatu
bentuk pengucapan gagasan yang sifatnya emosional dengan
mempertimbangkan suatu keindahan.
Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa puisi adalah
bentuk karya sastra yang mengutarakan pikiran, perasaan secara imajinatif
serta ungkapan yang mempertimbangkan suatu keindahan.

II. Unsur – unsur puisi

Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan seorang penyair dalam


mengungkapkan puisinya. Pemilihan kata dalam puisi sangat berkaitan
dengan makna yang ingin disampaikan penyair.
Imaji adalah penyair menyiptakan imaji atau pencitraan dalam puisinya
berupa kata atau rangkaian kata untuk memperjelas apa yang ingin
disampaikan penyair karena menggugah imajinasi pembaca dan pendengar
puisi. Majas adalah salah satu alat retorika yang digunakan dalam bahasa
untuk memberikan daya tarik dan efek tertentu pada tulisan atau pidato.
Rima adalah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang
bertujuan untuk menimbulkan efek keindahan.

1. Diksi

Diksi adalah suatu pemilihan kata yang tepat dan selaras dengan
penggunaan dalam menyampaikan sebuah gagasan atau cerita yang meliputi
gaya bahasa, ungkapan, pilihan kata, dll, sehingga menimbulkan efek sesuai
dengan yang diinginkan.

4
2. Pengimajian
Pengimajian diartikan sebagai kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran,
dan perasaan. Baris atau bait puisi itu seolah mengandung gema suara (imaji
auditif), benda yang nampak (imaji visual), atau sesuatu yang dapat kita
rasakan, raba atau sentuh (imaji taktil) (Waluyo,1987:78). Sedangkan
menurut Gustian (2018:81), pengimajian adalah kata atau susunan kata
yang dapat memperjelas makna yang dinyakatakan oleh penyair.

A. Citraan Penglihatan

Citraan penglihatan ditimbulkan oleh indra penglihatan (mata). Citraan


ini merupakan jenis yang paling sering digunakan penyair. Citraan
penglihatan mampu memberi rangsangan kepada indra penglihatan
sehingga hal-hal yang tidak terlihat menjadi seolah-olah terlihat. Contoh
citraan penglihatan dapat dilihat dari kutipan puisi berikut.

Citraan (imaji) penglihatan terdapat pada puisi karya Lis Sumiati yang
berjudul "Gerimis Manis".

Menyembunyikan sang mentari di balik punggungnya

Jauh, tak terlihat sedikit pun

Menyisakan awan yang kian berarak

Kelabu mengepung segala penjuru

Menyergap menyeruak penuh semarak

Berkumpul di satu titik temu

Merangkai pertunjukan menyejukkan buana

Jalanan gerimis

Di hari Kamis

Tampak miris

Namun, manis

5
B. Citraan Pendengaran

Citraan pendengaran berhubungan dengan kesan dan gambaran yang


diperoleh melalui indra pendengaran (telinga). Citraan ini dapat
dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara, misalnya
dengan munculnya diksi sunyi, tembang, dendang, suara mengiang,
berdentum-dentum, dan sayup-sayup. Contoh citraan pendengaran dapat
dilihat dari puisi “Penerbangan Terakhir” karya Taufiq Ismail.

Kedua tangan yang alit itu seperti kejang-kejang

Kakinya pun menerjang-nerjang

Suaranya melengking lalu menghiba-hiba.

C. Citraan Perabaan

Citraan perabaan atau citraan tactual adalah citraan yang dapat


dirasakan oleh indra peraba (kulit). Pada saat membacakan atau
mendengarkan larik-larik puisi, kita dapat menemukan diksi yang
menyebabkan kita merasakan rasa nyeri, dingin, atau panas karena
perubahan suhu udara. Contoh citraan perabaan terdapat pada puisi
berjudul “Blues Untuk Bonie” karya W.S. Rendra.

Sembari jari-jari galak di gitarnya

Mencakar dan mencakar

Menggaruki rasa gatal di sukmanya

D. Citraan Penciuman

Citraan penciuman atau pembauan disebut juga citraan olfactory.


Dengan membaca atau mendengar kata-kata tertentu, kita seperti
mencium bau sesuatu. Citraan atau pengimajian melalui indra
penciuman ini akan memperkuat kesan dan makna sebuah puisi. Contoh
citraan penciuman terdapat pada puisi berjudul “Pemandangan
Senjakala” karya W.S. Rendra.

Senja yang basah meredakan hutan terbakar

Kelelawar-kelelawar raksasa datang dari langit kelabu tua

Bau mesiu di udara, Bau mayat. Bau kotoran kuda.

6
III. Pengertian majas
Menurut Aminudin (1995), majas merupakan salah satu gaya bahasa
yang digunakan sebagai teknik dalam merangkai sebuah kalimat. Berbeda
dengan pendapat Keraf, menurut Keraf (1988) majas yaitu usaha dari
seseorang yang mewakilkan pikirannya dengan menggunakan bahasa yang
khas. Dimana bahasa tersebut dapat menunjukkan kepribadian orang
tersebut.

A. Majas Simile
Majas simile merupakan majas yang memiliki arti bagaikan atau
seperti. Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit
yaitu langsung menyatakan sesuatu yang memiliki makna sama dengan
hal yang lain, agar lawan bicara dapat langsung menangkap maksud
yang diucapkan tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Ciri dari majas
simile biasanya terdapat kata: bagaikan, bak, ibarat umpama, serta
laksana. Majas simile tidak membandingkan dua objek yang berbeda,
tetapi menyandingkan suatu kegiatan untuk mengungkapkan suatu hal.
Contoh majas simile terdapat pada puisi berjudul “Waktu” karya W.S.
Rendra.

Waktu seperti burung tanpa hinggapan


melewati hari-hari rubuh tanpa ratapan
sayap-sayap mu'jizat terkebar dengan cekatan

B. Majas Metafora
Majas metafora adalah majas yang membandingkan dua obyek
berbeda tetapi obyek tersebut memiliki kemiripan. Contoh majas
Metafora terdapat pada puisi berjudul “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi
Djoko Darmono.

Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan Juni

Dirahasiakan nya rintik rindunya

Kepada pohon berbunga itu

7
C. Majas Metonimia
Majas metonimia adalah majas yang berupa pemakaian nama ciri
atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang, atau hal sebagai
penggantinya. Dengan kata lain, majas metonimia adalah majas untuk
menyatakan suatu hal dengan memakai kata lain (biasanya label merek)
yang punya ciri, atribut, atau keterkaitan lainnya. Contohnya adalah
"Sepasang Sepatu Tua" karya Sapardi Djoko Damono, "Mata Pisau" Balai
Pustaka: Jakarta, 2000, Cet. ke-6.

sepasang sepatu tua tergeletak di sudut sebuah gudang,


berdebu
yang kiri terkenang akan aspal meleleh, yang kanan teringat
jalan berlumpur sehabis hujan --- keduanya telah jatuh
cinta kepada sepasang telapak kaki itu.
.....

D. Majas Sinekdoke
Majas sinekdoke terbagi menjadi 2 yaitu majas sinekdoke pars pro
toto dan majas sinekdoke totum pro parte. Majas sinekdoke totum pro parte
adalah majas yang menyebutkan bagian besar atau keseluruhan dari
sesuatu untuk mewakili sebagian, sedangkan gayabbahasa yang
meneybutkan sebagian unsur benda atau situasi untuk menjelaskan
keseluruhan benda tersebut.

Contoh majas sinekdoke pars toto ( Widhia Arum Wibawana – detikNews)


ada dibawah ini

Batang hidungnya tidak muncul juga hingga hari ini.

Dalam hal ini kata 'batang hidung' merujuk pada individu secara
keseluruhan.

Sedangkan contoh majas sinekdoke totum pro parte yaitu sebagai berikut:

Indonesia mewakili asia tenggara dalam pertandingan bulu


tangkis internasional.

Dalam hal ini kata 'Indonesia' merujuk pada tim bulu tangkis saja sebagai
perwakilan, bukan berarti seluruh masyarakat Indonesia.

8
E. Majas Personifikasi

Majas Personifikasi adalah gaya bahasa yang digunakan dalam puisi. Dimana
gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa yang menerapkan sifat - sifat
manusia pada benda tak bernyawa pada benda abstrak. Contoh majas
personifikasi terdapat pada puisi berjudul “Dirimu Yang Satu”(Gabrlia Dwi
Agustina)

Andai kau tahu Apa isi hatiku ini?

Apa yang ku rasakan saat ini?

Hati ini..

Seperti hati yang sedang merenung di tepi

Jika kau bisa merasakan Ku mohon..

balas rasa ini!

Ku mohon ungkapkan rasa yang ada di hatimu!

Andai kau tahu..

Hanya dirimulah yang ada di hati..

Hanya nama mu yang terukir di jiwa..

Hanya wajah mu yang ada di bayangan ku..

Saat ku melihat dirimu Hati ini bagaikan mentari yang selalu tersenyum

Karena kau telah membawa warna-warni dalam hidup ini..

Hanya kaulah pujaan hati ini …

F. Majas Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang digunakan untuk menggambarkan
suatu ide atau konsep dengan cara yang berlebihan atau melampau. Contoh
majas hiperbola terdapat pada puisi berjudul “Dalam Diriku” (Sapardi
Djoko Damono)
Dalam diriku mengalir sungai panjang
Darah namanya;
Dalam diriku menggenang telaga darah
Sukma namanya;
Penulis menggambarkan darah dalam tubuh sebagai sungai panjang
yang mengalir.

9
G. Majas Ironi

Majas ironi adalah majas yang sering digunakan saat seseorang


sedang emosi atau marah, tetapi tidak ingin si lawan bicara menanggapi
makna yang ingin disampaikan dengan emosi berlebihan.
Berikut contoh puisi majas ironi yang berjudul “Suap Orang Sipil” karya
Dalang Wanataka.

Kami orang nggak punya Emang kami orang nggak kaya Kami
punya hati Juga harga diri Orang kaya banyak tingkahnya
Orangkaya banyak mau nya Kata orang, negeri kita negeri
hukum Yang besar salah pura-pura nggak tau Yang kecil salah
cepat-cepat di hukum Sakitnya minta ampun Rezki rakyat kau
ambil Kamu suap orang-orang sipil Kami ambilkan upil Lewat
mulut supaya kamu mikir Hey pejabat dasar keparat Rizki
rakyat Kau simpan rapat-rapat

IV. Pengertian Rima


Menurut Badudu (1984, hlm. 11), rima ialah perulangan bunyi yang
sama, sedangkan menurut Arifin (1991,hlm 105),rima merupakan
perulangan bunyi yang berselang-seling, baik yang terdapat di dalam puisi
maupun pada akhir yang berdekatan. Untuk menimbulkan keindahan rasa,
bunyi yang berirama itu hendaklah ditampilka oleh tekanan, nada tinggi
atau perpanjangan suara. Dengan kata lain, rima berarti persamaan bunyi
yang terdapat pada dua baris atau beberapa kata (Arifin, 1991, hlm. 111).

1. RIMA BERDASARKAN BUNYI

a. Rima sempurna
Rima sempurna memiliki sifat berupa, suku kata terakhir pada akhir
barisnya sama.

Contoh: ma, lang, ma ti atau pa, lang dan ha, ti.

b. Rima tak sempurna

Pada rima tak sempurna, bagian yang identik, pada umumnya hanya
di setengah bagian akhir.

Contoh: pu, lang dan pa, gi atau tu, kang dan ha, ri.

10
c. Rima mutlak

Menurut Rahma Fiska, rima mutlak berarti kata yang digunakan


mengadung suku kata yang sama. Sedangkan menurut Mabruri
Pudyas Salim, Rima mutlak adalah jenis rima yang terjadi ketika dua
kata berakhiran sama dan berima sempurna. Cara mengidentifikasi
rima mutlak adalah dengan memperhatikan akhiran dari setiap larik
dalam satu bait puisi.

Contoh:

Kabut beraroma romansa

Ketenangan yang ada di sebuah kota

Datang seperti romansa

Merindukan nafkah dan harta

d. Rima terbuka

Rima terbuka tidak mewajibkan kata untuk mengandung bunyi yang


sama, tetapi harus diakhiri dengan huruf vokal. Sedangkan menurut
Mabruri Pudyas Salim, Rima terbuka merupakan salah satu jenis rima
yang sering digunakan dalam puisi. Pada rima terbuka, kata-kata yang
berakhiran suku kata terbuka dan huruf mati yang diucapkan pada
baris pertama dan kedua saling berima.

Contoh:

Buka – luka

Peti – budi

Padu – madu

Grafi – ka, buntu – rugi

Merde – ka, pilu – cari

e. Rima tertutup

Kebalikan dari rima terbuka, yaitu diakhiri dengan huruf konsonan.

Contoh:

11
Tutup – hidup

Putih – bersih

Hilang – malang

Hilang susut lidah

Malang takut susah

f. Rima aliterasi

Rima aliterasi yaitu rima yang ditandai dengan pengulangan bunyi


dari awal kata, alih alih akhir kata. Contoh rima aliterasi terdapat pada
puisi karya Amir Hamzah dibawah ini :

Kaulah kandil kemerlap

Pelita jendela di malam gelap

Melambai pulang perlahan

Sabar, setia selalu ……

g. Rima asonansi

Rima asonansi yaitu rima yang ditandai dengan persamaan bunyi


vokal pada mata. Contoh rima asonansi terdapat di puisi karya Piek
Ardijanto Soeprijadi berikut :

Burung perkutut di ladang berumput

Neba berkawan menelani kerikil

Kami segan memasang pulut

Memikat burung begitu mungil

12
h. Rima disonansi

Rima disonansi adalah rima yang terdapat pertentangan bunyi vokal


di dalamnya.

Contoh:

Tindak – tanduk (i-a / a-u)

Mundar – mandir (u-a / a-i)

Bolak – Balik (o-a / a-i)

2. RIMA BERDASARKAN LETAK KATA DALAM BARIS:

a. Rima Awal

Rima awal yaitu persamaan bunyi yang ada pada awal baris, baik
berupa huruf saja atau berupa kata. Berikut adalah contoh rima awal:

Dari mana punai melayang

Dari sawah turunlah ke padi

Dari mana kasih sayang?

Dari mata lalu turun ke hati

b. Rima Tengah

Rima tengah merupakan rima yang akan terjadi jika ada kata-kata
yang berima pada tengah baris puisi. Berikut adalah contoh dari rima
tengah:

Maka tidak dijalankan

Tindih bertindih dari kaki dulang

Maka tidak terkatakan

Kakak pemilih kata orang

13
c. Rima Akhir

Rima akhir adalah persamaan bunyi yang ada pada akhir baris atau
kalimat. Berikut contoh dari rima akhir.

Sesaat sekejap mata aku berpesan


Kepadamu tuan wahai awan
Ke arah mana tuan akan berjalan
Di negeri manakah tuan berjalan

d. Rima Tegak

Rima tegak merupakan persamaan bunyi yang terjadi jika kata-kata


yang berima ada pada baris yang berlainan. Berikut contoh dari rima
tegak.

Rima tegak ada 2 yaitu:

i. Contoh rima berbeda (ABAB) dapat ditemukan dalam


puisi berikut:

Pohon di kebun

Berbuah dengan cantik

Burung-burung pun

Terbang di langit

ii. Contoh rima berlainan (ABBA) dapat ditemukan dalam


puisi seperti:

Bunga di taman

14
Harum mewangi

Pohon rindang menaungi

Membuat hati senang

e. Rima Datar
Rima datar merupakan persamaan bunyi kata yang diletakkan secara
berderet atau datar. Contoh rima datar yaitu sebagai berikut

Di langit kelam kala itu


Terayun awan putih merona
Menerangi senja yang redup
Menyatu dalam indahnya dunia

f. Rima Sejajar

Rima sejajar adalah rima yang terdapat persamaan bunyi kata yang
digunakan secara berulang-ulang dalam kalimat secara beruntun.
Berikut contoh dari rima sejajar.

Kangan lagi kau berceritA

Sudah tercacar semua di muka

Nanah meleleh dari lukA

Sambil beralan kau usap jugA

g. Rima Berpeluk

Rima peluk yaitu rima yang memiliki persamaan bunyi kata atau
suku katanya saling berpelukan atau saling diapit oleh satu maupun
dua suku kata yang memiliki bunyi sama berbunyi ( a-b-b-a). Contoh
rima berpeluk terdapat pada puisi J.E. Tatengkeng berikut :

Di lengkung cahaya berhias bintang

15
Cahaya bulan di ombak menitik

Embun berdikit turun merintik

Engkau menantikan ikan dating

h. Rima silang

Rima silang yaitu persamaan bunyi kata yang letaknya berselang-


selang. Contohnya pada baris pertama berima dengan baris ketiga,
kemudian baris kedua berima dengan baris keempat dan begitu
selanjutnya. Rima bersilang dapat pula dikatakan sebagai rima dengan
rumus (a-b-a-b). Contoh rima silang terdapat pada puisi karya Amir
Hamzah berikut ini.

Angin pulang menyejuk bumi

Menepuk teluk menghempas emas

ari ke gunung memuncak sunyi

terayun-ayun di atas alas

i. Rima Rangkai

16
Rima rangkai adalah persamaan bunyi kata yang memiliki rima
beruntun pada setiap kalimat dan barisnya. Jenis rima rangkai ini
dapat dikatakan sebagai rima dengan rumus a-a-a-a atau b-b-b-b.
Berikut contohnya.

Hatiku rindu bukan kepalang


Merasa dendam berahi yang berulang-ulang
Air mataku pun bercucuran selang menyelang
Mengenang adik kekasih abang

j. Rima Kembar

Rima kembar adalah rima yang beruntun dua-dua, dengan rima yang
sama. Contohnya dengan abjad a-a-b-b atau c-c-d-d-e e dan begitu
seterusnya. Berikut contoh dari rima kembar.

Sedikitpun matamu tidak berkerling


Memandang ibumu yang sakit berguling
Air matamu tidak bercucuran
Tinggalkan ibumu tidak penghiburan

k. Rima Patah
Rima patah ditemukan pada pusi dengan larik yang memiliki bunyi
akhiran yang membentuk pola [a-a-a-b/a-b-a-a/a-a-b-a]. Rima patah
adalah rima yang seperti patah di bagian tengah. Contoh rima patah
terdapat pada puisi karya Sitor Situmorang berikut.

Selalu kau teringat padaku?

Seperti aku tak pernah lupa padamu?

Tak sepatah keluar dari mulutmu

Tapi setitik air mata tercurah

17
KESIMPULAN

Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengutarakan pikiran, perasaan


secara imajinatif menggunakan kata – kata yang indah dan mempunyai makna
tersirat di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-puisi/

https://www.gramedia.com/literasi/unsur-fisik-dan-unsur-batin-dalam-puisi/

http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/1070/3/BAB%20II.pdf

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6920880/pengertian-majas-macam-
macamnya-beserta-contoh-lengkapnya/amp

https://www.gramedia.com/literasi/rima-puisi/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5888027/rima-puisi-dan-bentuknya/amp

18

Anda mungkin juga menyukai