BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Menulis
Morsey (Tarigan 2007: 122) menyatakan bahwa menulis sebagai suatu
prestasi dan bagian dari kesatuan ekspresi bahasa. Kesatuan ekspresi bahasa yang
meliputi pengungkapan gagasan atau perasaan melalui suatu bahasa. Hal tersebut
merupakan perbedaan utama antara lukisan dan tulisan, antara melukis dan
menulis. Melukis gambar bukanlah menulis, dengan kata lain menggambar hurufhuruf bukanlah menulis.
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, menulis
adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan dan informasi pada media
dengan menggunakan huruf. Media yang digunkan adalah kertas, dengan alat tulis
pensil atau pulpen digunakan untuk menulis huruf, sehingga menjadi rangkaian
kalimat sesuai dengan kehendak dan keinginan penulis. Akan tetapi, seorang
penulis harus mengetahui maksud dan tujuan yang hendak dicapai sebelum
menulis. Jika penulis dapat merumuskan maksud dan tujuan menulis dari segi
responsi pembaca, tulisan penulis pasti akan lebih sesuai dan serasi dengan
harapan pembaca. Mengacu pada pemikiran tersebut, menulis bukan hanya
sekedar menuliskan apa yang diucapkan, tetapi menulis juga suatu kegiatan yang
terorganisir sedemikian rupa, sehingga terjadi suatu tindakan komunikasi antara
penulis dan pembaca. Apabila yang dimaksudkan penulis sama dengan pembaca,
maka penulis dapat dikatakan terampil menulis.
10
11
12
13
(Arifandi Lubis)
parafrase:
Ketika pagi datang mentari bersinar dengan cerah, ramai susana ibukota
tempatku bekerja. Aku bersiap-siap untuk kembali bekerja. Bekerja membenting
tulang untuk memperoleh hasil untuk memenuhi kebutuhan hidup. aku berharap
suatu saat nanti akan merubah nasib keluargaku menjadi lebih baik dan
membahagiakan anak-istriku yang menunggu di kampung halaman.
2.5 Pengertian Puisi
Pengertian puisi menurut Tarigan, (2007:4) adalah kata Poet berasal dari
kata Yunani yang berarti membuat, mencipta melalui imajinasinya. Puisi adalah
karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingat, dan diberi irama dengan
bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata majas (imajinatif). Kata betul-betul
terpilih agar memiliki kekuatan pengucapan. Walaupun singkat atau padat, namun
berkekuatan. Oleh karena itu, salah satu usaha penyair adalah memilih kata-kata
yang memiliki persamaan bunyi (rima). Kata-kata itu mewakili makna yang lebih
luas. Karena itu, kata-kata dicarikan konotasi atau makna tambahannya dibuat
bergaya dengan bahasa figuratif (Waluyo, 2002:1).
Puisi terkadang hanya berisi satu kata atau suku kata yang terus diulangulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak
dimengerti. Tetapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala keanehan yang
diciptakannya. Tidak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan
sebuah puisi. Puisi dapat dikatakan sebuah karya sastra yang paling menarik,
tetapi juga yang paling rumit. A.Teeuw (dalam Sulistianingsih, 2010:209)
14
berpendapat bahwa puisi dikatakan menarik karena puisi juga menggugah kita
lebih dalam, puisi mengguncang imajinasi, puisi mendorong pikiran kita,
menggerakan hati kita, dan pada akhirnya menimbulkan kesenangan serta hiburan
kepada kita. Membaca puisi berarti bergulat terus-menerus untuk merebut makna
sajak yang disajikan oleh penyairnya
Puisi sebagai karya seni itu puitis. Kata puitis sudah mengandung nilai
keindahan yang khusus untuk puisi. Hanya saja sesuatu itu (khususnya dalam
karya sastra) disebut puitis apabila hal itu membangkitkan perasaan, menarik
perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas secara umum, serta menimbulkan
keharuan. Hal yang menimbulkan keharuan itu bermacam-macam sekali, maka
kepuitisan pun bermacam-macam.
Kepuitisan itu dapat dicapai dengan bermacam-macam cara, misalnya
dengan bentuk visual: tipografi, susuan bait, bunyi: persajakan, asonansi, aliterasi,
kiasan bunyi lambang rasa; dengan pemilihan kata (diksi), bahasa kiasan, sarana
retorika, unsur-unsur ketatabahasaan, dan gaya bahasa. (Altenbernd, dalam
Pradopo, 2005:13) dalam mencapai kepuitisan itu penyair mempergunakan
banyak cara sekaligus secara bersamaan untuk medapatkan jaringan efek puitis
yang sebanyak-banyaknya yang lebih besar daripada pengaruh beberapa
komponen secara terpisah penggunaannya. Antara unsur pernyataan (ekspresi)
sarana kepuitisan, yang satu dengan yang lain.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan ekspresi dari
pengalaman imajinatif manusia yang bentuknya terikat oleh rima, irama, dan kata
puitis, maka pertama kali yang diperoleh adalah pengalaman. Semakin banyak
15
16
17
duduk
5. Prosa memberi kesan kepada pembacanya terus-menerus, tanpa terputusputus, sampai kalimat terakhir
6. Prosa seharusnya mengarah untuk membuat efek yang tunggal dan
unik.Sebuah Prosa yang baik mempunyai ketunggalan pikiran dan action
yang bisa dikembangakan lewat garis yang langsung dari awal hingga
akhir
7. Prosa harus ketat dan padat.Prosa harus berusaha memadatkan setiap
gambaran pada ruangan sekecil mungkin. Maksudnya agar pembaca
mendapatkan kesan tunggal dari keseluruhan cerita
8. Prosa harus tampak sungguhan.Seperti sungguhan adalah dasar dari semua
seni mengisahkan cerita. Semua tokoh ceritanya dibuat sungguhan,
berbicara dan berlaku seperti manusia yang betul-betul hidup
9. Prosa harus memberi kesan yang tuntas.Selesai membaca Prosa, pembaca
harus merasa bahwa cerita itu betul-betul selesai. Jika ujung cerita masih
terkatung-katung, pembaca akan merasa kecewa.
Sedangkan menurut Tarigan (2011) Prosa memiliki ciri-ciri khas sebagai berikut:
1. Ciri-ciri utama Prosa adalah singkat, padu dan intensif (brevity unity,
intensity).
2. Unsur-unsur Prosa adalah: adegan, tokoh dan gerak (scene, character,
action).
18