Anda di halaman 1dari 7

Lembar Kerja Penilaian Puisi

A. Penilaian tes
Menyusun soal-soal tes, baik lisan maupun tertulis sesuai dengan materi dan indikator yang telah
disusun.

B. Penilaian karya puisi


Indikator yang dinilai dalam karya puisi para santri, antara lain:
1. Diksi : ………..
2. Ungkapan : ………..
3. Kepaduan : ………..
4. Kemenarikan : ………..
5. Orisinalitas ide dan gagasan : ………..
Skor maksimal 100 untuk semua indikator penilaian.

C. Penilaian kreasi-performa
Indikator penilaian yang dapat digunakan untuk menilai performa para santri dalam
melakukan pembacaan puisi:
1. Intonasi suara : ………..
2. Gerak : ………..
3. Ekspresi : ………..
4. Komunikasi : ………..
5. Kemenarikan dan keunikan : ………..
Skor maksimal 100 untuk semua indikator penilaian.

D. Penilaian sikap
Indikator sikap yang bisa digunakan adalah:
1. Sikap para santri terhadap materi pelajaran : ………..
2. Sikap para santri terhadap guru : ………..
3. Sikap para santri terhadap teman : ………..
4. Sikap para santri dalam aktivitas belajar : ………..
5. Sikap para santri terhadap lingkungan belajar : ………..
Skor maksimal 100 untuk semua indikator penilaian.
Secara umum puisi dapat didefinisikan sebagai sebuah karya sastra yang berbentuk rangkaian
kata yang indah. Masih bingung? Yuk, kita simak beberapa pendapat para ahli mengenai puisi.

Pengertian menulis Puisi menurut para ahli

Waluyo (2005: 1) menyatakan bahwa puisi adalah karya sastra yang dipadatkan, disingkat, dan
diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
Schmitt dan Viala (1982: 116) menyatakan bahwa masyarakat Yunani puisi sebagai seni
menciptakan bahasa yang berbeda dari pemakaian bahasa sehari-hari.
Pradopo (2007: 314) menyatakan bahwa puisi adalah ucapan atau ekspresi tidak langsung. Puisi
juga merupakan ucapan ke inti masalah, peristiwa, atau narasi (cerita, penceritaan).
Dresden (dalam Sayuti, 1998: 237) menyatakan bahwa puisi adalah sebuah dunia dalam kata. Isi
yang terkandung di dalamnya merupakan cerminan pengalaman, pengetahuan, dan perasaan
penyair yang membentuk sebuah dunia bernama puisi.
Lescelles Abercrombie (dalam Situmorang, 1980) menyatakan bahwa puisi merupakan ekspresi
dari pengalaman imajinatif yang hanya bernilai serta berlaku dalam pernyataan yang bersifat
kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa yang menggunakan setiap rencana yang matang
dan bermanfaat.
Sebenarnya masih banyak pendapat para ahli yang lain. Tapi, kita sampai di sini saja, ya? Yang
penting kita dapat menyimpulkannya. Oke, dari beberapa pendapat di atas dapat kita simpulkan
bahwa puisi adalah karya sastra yang menyajikan ekspresi yang disampaikan dalam bentuk
bahasa yang tidak dipakai dalam percakapan sehari-hari, yaitu menggunakan bahasa kiasan yang
berirama indah. Sobat ingin tidak puas dan ingin menyimpulkan sendiri? Dengan senang hati
saya menyilakan.

Aturan Menulis Puisi


Dalam puisi modern, hampir tidak ada aturan baku dalam penulisan puisi. Tidak seperti puisi-
puisi lama. Pantun misahnya. Setiap bait terdiri dari empat baris, bersajak AB AB atau AA AA,
baris pertama kedua sampiran dan baris ketiga keempat isi. Puisi modern merupakan puisi yang
bebas. Tidak terikat oleh aturan. Hanya saja, sejalan dengan pengertian yang kita bahas tadi,
kalimat atau kata-kata dalam puisi harus dipadatkan dan disingkat. Ya, kalau panjang nanti bisa
Manfaat Menulis Puisi

Sebenarnya banyak sekali manfaat menulis puisi. Di sini akan kita bahas beberapa poin saja.

Sarana mengungkapkan diri. Puisi adalah sarana bagi kita untuk mengekspresikan diri atau
mencurahkan isi hati dengan bahasa kiasan atau bahasa yang indah. Bukan dengan bahasa yang
vulgar dan apa adanya. Bukan pula dengan bahasa ilmiah.
Melibatkan diri aktif dalam kegiatan sastra. Sangat jelas, menulis puisi merupakan salah satu
jalan bagi kita untuk bersastra.
Meningkatkan kreatifitas diri. Kegiatan menulis, termasuk menulis puisi, merupakan kegiatan
kreatif. Karena di dalamnya menuntut kreativitas seseorang untuk menuangkan ide-idenya dalam
bentuk kata-kata yang berbeda atau kata-kata yang indah. Atau lebih tepatnya, kata-kata kiasan
yang dirangkai menjadi sebuah puisi.
Adapun manfaat lain seperti terkenal, berpenghasilan, dan beberapa manfaat lain yang sejalan
dengan kedua hal itu kita anggap sebagai efek dari menulis puisi. Karena hakikat dari menulis
puisi bukan untuk kedua hal itu. Lalu, bagaimana kalau karena kita menulis puisi lantas kita
menjadi terkenal dan kaya? Ya, tidak masalah. Anggap saja rezeki. Berarti orang menghargai
karya kita.

Tujuan Menulis Puisi

Hakikatnya tujuan utama menulis puisi adalah mengekspresikan atau menyampaikan isi hati
dalam bentuk tulisan dengan bahasa yang indah. Namun, mengenai tujuan yang lain tidak perlu
kita bahas. Karena setiap penulis memiliki tujuan masing-masing dan kita tidak bisa
menyalahkan atau meluruskan tujuan mereka. Setiap puisi yang ditujukan kepada siapa saja dan
untuk apa saja itu hak mutlak penulis. Tidak bisa diganggu gugat! Seperti keputusan juri dalam
perlombaan. Hehe.

Hanya saja, saya sedikit saran dengan kita semua. Pastikan niat kita baik atau lurus. Bukankah
kalau niat kita baik, maka akan dicatat sebagai kebaikan? Dan ketika kita melakukan kebaikan,
maka hakikatnya kita sedang melakukan kebaikan untuk diri kita sendiri. Betul ga?

Syarat Menulis Puisi

Tidak berbeda dengan karya sastra yang lain, menulis puisi pun ada syarat-syaratnya. Syaratnya
apa saja? Yuk, simak.

Menentukan tema. Sudah menjadi hal mutlak bahwa karya sastra harus memiliki tema. Tema
adalah pondasi dari sebuah tulisan, baik karya sastra maupun nonsastra. Dan puisi, yang
termasuk dalam deretan karya sastra, jelas-jelas mengharuskan hadirnya tema di dalamnya.
Pemilihan diksi. Ini yang sedikit membedakan dengan karya tulis yang lain. Dalam menulis puisi
kita harus sangat memerhatikan diksinya. Hal itu akan sangat berpengaruh terhadap pembaca.
Bila diksinya bagus, maka akan enak dibaca atau diperdengarkan. Namun, bila sebaliknya,
pembaca atau pendengar tidak akan nyaman.
Memaksimalkan majas. Penggunaan majas akan membuat kalimat dalam puisi sarat makna.
Dengan begitu pembaca tidak perlu terkekang dengan makna yang dikehendaki penulis, tetapi
bisa memaknai dengan makna yang lain.
Kita harus mampu mengimajinasikan yang seluruh indera kita rasakan menjadi kalimat-kalimat.
Teori Menulis Puisi

Langkah-langkah menulis puisi, mengubah puisi jadi prosaMenulis puisi adalah suatu
keterampilan berbahasa dalam menuangkan ide, gagasan, dan pikirannya dalam bentuk bahasa
tulis dengan memerhatikan keterikatan pada unsur-unsur puisi. Menulis puisi juga merupakan
kegiatan produktif yang menghasilkan karya sastra.

Metode Menulis Puisi

Seperti yang sudah kita bahas di atas, puisi merupakan karya sastra yang bebas. Tidak terikat
oleh aturan-aturan tertentu. Hal itu sudah jelas meniscayakan metode menulis puisi juga bebas.
Dalam artian, sangat banyak metode yang dapat digunakan dalam menulis puisi.

Ada salah satu metode yang menarik dalam menulis puisi, yaitu metode akrostik. Kelanjutan dari
metode ini adalah lahirnya puisi akrostik. Puisi akrostik adalah puisi yang menggunakan huruf
dalam sebuah kata untuk memulai setiap baris dalam puisi. Semua baris dalam puisi
menceritakan atau mendeskripsikan topik kata yang penting. Puisi akrostik berbeda dengan puisi
yang lain, karena huruf-huruf pertama setiap baris mengeja sebuah kata atau kalimat secara
vertikal.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh puisi berikut.

Terang Bulan

Tersingkap seuntai cahaya

Entah hendak disampaikan ke siapa

Riak-riak ombak bumi menebas gundukan pasir

Anggun terbangun istana berakhir getir

Nanar mata menatap seberkas syair


Gundah gulana berteman kilat dan petir

Bah! Setan-setan kau pelihara

Ungkapkan bait-bait terkesima

Lantunkan dosa tak lagi terjamah

Arak-arakan menggiring manusia

Neraka Jahannam telah lama menyala

Perhatikan setiap awal kalimatnya dan bacalah dari atas ke bawah. Terbaca bukan? Itu hanya
contoh. Boleh dicoba.

Tata Cara Menulis Puisi

Sudah paham teori-teori tentang puisi? Kita lanjutkan ke tata cara menulis puisi.cara menulis
puisi, aturan menulis puisi

Ide merupakan ruh dalam dunia kepenulisan, termasuk puisi. Kita harus peka dan menggali
informasi sebanyak-banyaknya dari mana saja untuk mendapatkan ide.
Kita menyaring segenap informasi atau ide yang kita dapatkan lalu mulai kita menentukan ide
yang mana yang layak atau mampu kita tuliskan.
Langkah yang sangat penting dalam menulis puisi yaitu melakukan. Tulis saja puisi sesukanya.
Setelah usai menulis, alangkah bijak bila kita mengoreksi atau merevisi tulisan kita. Di sinilah
kita mulai mengganti diksi-diksi yang kurang baik dengan diksi-diksi yang baik dan tepat,
sehingga lebih memperindah puisi kita.
Langkah-langkah Menulis Puisi
Menentukan ide. Seperti sudah kita bahas, ide merupakan ruh dalam dunia kepenulisan,
termasuk menulis puisi. Maka hal pertama yang harus dilakukan dalam menulis puisi adalah
mencari ide.
Memasukkan imajinasi. Imajinasi yang baik akan menghasilkan puisi yang baik pula. Imajinasi
identik dengan pencitraan alat indera kita.
Tema yang tepat. Laksana ide, tema juga merupakan ruh dalam menulis puisi. Maka,
menentukan tema yang tepat sebelum menulis puisi adalah hal yang mutlak.
Buat judul yang menarik. Tidak bisa dipungkiri bila judul sangat memengaruhi minat baca.
Semakin menarik judul, maka minat pembaca untuk membaca karya (puisi) kita semakin besar.
Menggunakan kata-kata indah. Hakikatnya puisi adalah rangkaian kata-kata yang indah. Maka,
menulis puisi harus menggunakan kata-kata yang indah. Caranya? Perbanyak membaca,
perbanyak kosakata. Dan yang paling penting, perbanyak berlatih.
Buat lirik yang menarik. Bila sekilas memandang, puisi hampir mirip dengan syair. Lirik yang
menarik akan menghasilkan suasana puisi yang menenangkan hati.
Perwajahan atau topografi. Perwajahan dalam puisi tidak berbentuk paragraf, seperti prosa.
Perwajahan dalam puisi berbentuk bait. Yang mana bait-bait itu mengandung makna dari
penulisnya sendiri.
Gunakan majas. Sangat penting bagi kita untuk pandai-pandai menggunakan majas dalam
menulis puisi. Penggunaan majas akan lebih memperindah puisi kita.
Yang Harus Diperhatikan dalam Menulis Puisi

Ada lima hal yang harus diperhatikan dalam menulis puisi.

Persamaan konsonan.
Persamaan vokal.
Persamaan bunyi pada awal larik.
Persamaan bunyi pada tengah larik.
Persamaan bunyi pada akhir larik.
Mengubah Puisi menjadi Prosa

Mengubah puisi menjadi prosa? Bisakah? Bisa. Dan ini sudah terjadi. Dalam dunia sastra
perubahan puisi menjadi prosa atau bentuk sastra lain dinamakan parafrase. Atau lebih mudah
dengan sebutan memprosakan puisi.

Ada dua metode parafrase puisi, yaitu:

Parafrase terikat, yaitu mengubah puisi menjadi prosa dengan cara menambahkan sejumlah kata
pada puisi sehingga kalimat-kalimat puisi mudah dipahami. Seluruh kata dalam puisi masih tetap
digunakan dalam parafrase tersebut.
Parafrase bebas, yaitu mengubah puisi menjadi prosa dengan kata-kata sendiri. Kata-kata yang
terdapat dalam puisi dapat digunakan, dapat pula tidak digunakan. Setelah kita membaca puisi
tersebut kita menafsirkan secara keseluruhan, kemudian menceritakan kembali dengan kata-kata
sendiri.
Tips Menulis Puisi

Berikut kita sajikan tips menulis puisi.

Memilih tema yang diminati. Sebelum menulis, pilihlah tema yang paling diminati. Karena
dengan meminati tema itu, kita akan lebih menikmati menulis puisi.
Memilih diksi yang tepat. Puisi adalah rangkaian kalimat yang indah, maka harus dipilih kata-
kata yang indah.
Membangun suasana. Maksudnya, kita membuat suasana yang akan kita tuangkan dalam bentuk
puisi. Semakin baik suasana yang kita bangun, maka semakin baik pula puisi yang dilahirkan.
Baper (bawa perasaan). Puisi hakikatnya adalah ungkapan perasaan. Maka, salah satu hal penting
dalam menulis puisi adalah membawa perasaan dalam menulisnya.
Demikian sekilas pandang tentang puisi. Langkah yang bijak untuk dilakukan selanjutnya adalah
mengaplikasikannya. Siap???

Anda mungkin juga menyukai