OZ)
Percakapan
dr. Ryan : Masih di DR. OZ Indonesia. Kita akan bicara mengenai mabuk.
Tya : Ha? Mabuk?
dr. Ryan : Mabuk perjalanan.
Percakapan
Penyiar : Pak Jamal, sebagai pakar psikologi, bagaimana Pak Jamal menyikapi permasalahan
kenakalan remaja yang tergabung dalam geng motor yang meresahkan itu?
Narasumber : Masa remaja memang masa pencarian jati diri. Setiap remaja merasa ingin diakui
di lingkungan pergaulannya. Jika lingkungan itu baik maka remaja akan ikut menjadi baik. Jika
lingkungan itu buruk maka remaja pun akan menjadi buruk. Geng motor adalah salah satu
lingkungan buruk yang telah menjadikan remaja berterima di kalangan mereka.
Narasumber : Faktor pendidikan keluarga yang tidak mendukung. Orang tua tidak memberikan
perhatian yang lebih kepada anak-anak. Orang tua hanya memberi tetapi tidak mendidik dengan
baik.
Narasumber : Faktor sekolah yang tidak partisipatif terhadap pengembangan kualitas diri siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, seharusnya menjadi wahana apresiasi dan kreativitas siswa
sehingga siswa tidak sempat bermain di geng yang tidak benar.
Penyiar : Adakah yang lebih penting daripada peran orang tua dan sekolah dalam menyikapi hal
ini?
Narasumber : Kedua sisi ini, baik orang tua dan sekolah sama pentingnya. Orang tua seharusnya
menanamkan akhlak dan keimanan yang kokoh di rumah. Kemudian semua itu dipoles dengan
kreativitas pihak sekolah dengan beragam kegiatan untuk siswa yang bermanfaat.
DIALOG INTERAKTIF DI STASIUN TV METRO
Pembukaan
Monolog
Habibie, jelas pribadi istemewa nan langka, tidak semua orang bisa menjadi presiden indonesia,
Habibie adalah suami dan kekasih yang tiada henti nya merindu.
Simak kisah habibie jatuh bangun di masa muda selama menempuh pendidikan di Jerman.
N : Najwa :
H : Habibie
Berikut beberapa cuplikan pembicaraan yang cukup berkesan dari dialog interaktif ini
N : Pak Habibie, tanggal 25 Juni ini, bapak genap berusia 80 tahun, apakah pak Habibie merasa
sudah seusia itu?
H : Hati saya masih muda, tetap 17 tahun.
N : Pak Habibie apa pesan dari ayahanda yang selalu anda kenang?
H : Ayah saya selalu berpesan, apabila kita hidup, kita harus hidup seperti mata air, maksudnya
adalah siapapun yang berada di dekat kita akan merasakan manfaat kita, mereka akan makmur
karena keberadaan kita. Itu yang terjadi dengan saya, yang senantiasa membantu adik adik saya
dan orang di sekitar.
N : Pak Habibie yang saya dengar waktu anda masih muda, anda benci dengan pesawat?
H : Iya saya benci dengan pesawat, karena pertama kali melihat pesawat, adalah pesawat tempur
yang melepaskan banyak bom ke pare pare.
N : Pak Habibie, dulu sewatku awal menjadi siswa di Bandung di panggil bule ireng, maksudnya
gimana itu pak?
H : Saya dulu tidak fasih bahasa Indonesia, saya bisa bahasa perancis, inggris, dan jerman. Jadi
kadang orang memanggil saya bule hitam karena bahasa Indonesia saya yang terbatas.
N : Pak Habibie sewaktu di awal studi di jerman, bagaimana kondisi nya pak?
H : Saya waktu itu hidup sangat sederhana karena tidak ada kiriman uang, jadi saya mengatasi
dengan hidup hemat cara habibie. Saya tinggal di luar wilayah kota yang lebih murah. Mandi di
pemandian umum. Kemudian kadang berlama lama di perpustakaan karena kadang kita dapat air
putih dan apel.
N : Pak Habibie waktu tinggal di jerman saya dengan punya kekasih yang bernama Ilona
Ianowska ya? Bagaimana itu ceritanya pak?
H : Iya beliau adalah kekasih saya sewaktu itu, kita sering diskusi akan interest kita di bidang
pembangunan teknologi.
Kesimpulan
Di Indonesia sebenarnya masih sangat banyak Habibie Habibie muda, namun tidak semua
mendapatkan kesempatan menempuh pendidikah hingga tingkat lanjut. Kita sesama warga
Indonesia yang peduli akan masa depan bangsa harus memberikan bantuan dan akomodasi untuk
siswa unggul yang tidak mampu. Agar ke depan muncul banyak habibie habibie muda yang
dapat membangun bangsa.
DIALOG INTERAKTIF STASIUN TV
Dialog :
VD : "Kalau melihat responnya semua harus cepat ditindaklanjuti karena cukup dirasakan
membuat masyarakat menjadi resah dan berbahaya, nah sebenarnya dari komisi 9 dengan adanya
himbauan untuk segera melakukan tindak lanjut terhadap badan POM apa yang harus dilakukan
kedepan?
OA : "Terkait dengan badan POM kami melihat memang badan POM tidak memiliki gigi dalam
melakukan kinerjanya. Misalnya kita sering melihat bagaimana badan pom berhasil menemukan
produk2 makanan dan obat2 illegal, tetapi sejauh itu badan pom tidak bisa memberikan sanksi
karena tidak memiliki wewenang, karenanya apabila temuan2 tersebut ditemukan oleh badan pom
maka diberikannya kepada kejaksaan atau kepolisian, dilain sisi kepolisian atau kejaksaan sudah
mempunyai isu2 yang menurut mereka itu lebih berat sehingga kadang-kadang masalah temuan
badan pom ini di P21 kan itu yang pertama, artinya badan pom disini tidak ada giginya. Untuk
vaksin palsu ini kami melihat bahwa kinerja badan POM ini masih seperti pemadam kebakaran,
mana kala ada masalah baru kemudian mereka melakukan tindakan, dan untuk ini juga kemenkes
pun kecolongan karena ketika kita berbicara tentang peredaran obat itu harusnya ada CPOB (Cara
Pembuatan Obat yang Baik dan Benar) dan CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik dan Benar).
Untuk bisa melakukan atau memproduksi obat atau vaksin maka harus ada izin yang dikeluarkan
oleh kemenkes, baru setelah itu didistribusikan lalu dites oleh badan POM. Vaksin palsu inikan
ternyata sudah diproduksi sejak 2003, artinya kemana pemerintah selama ini.
VD : "Selama ini dari DPR tidak pernah mendengar kasus seperti ini?"
OA : "Tidak pernah, yang sering kami dengar beberapa balita setelah diberikan vaksin
meninggal, itu yang kami soroti dan penjelasan dari menteri kesehatan mengatakan bahwa
biasanya hal itu terjadi kalau balita yang bersangkutan ini panas tinggi atau sedang tidak sehat
kemudian divaksin, tapi menurut saya benar juga, hanya memang kami tidak menelisik lebih
jauh kematian bayi setelah vaksinasi ini.
VD : "Kalau sekarang sudah terjadi vaksin palsu, respon dari menkes mengatakan sebaiknya
masyarakat dihimbau tenang, menurut Anda gimana?"
OA : "Rasanya kok empatik ya, maaf kalau saya katakan rasanya tidak memiliki empati,
bagaimana mungkin masyarakat diminta untuk tidak khawatir. Beliau mengatakan baru 1%
daripada penyebaran vaksin palsu, kalau kita menyimak beliau mengatakan ini baru beliau merasa
itu bukan masalah yang besar. Menurut saya pemerintah seharusnya memberikan penguatan
bahwa pemerintah akan melakukan pengawalan kemudian evaluasi dan juga pengetatan terhadap
produksi2 vaksin dan ibu2 tetap semangat memberikan vaksin untuk anaknya. Jadi dengan
komunikasi yang seperti itu akan lebih baik menurut saya."
VD : "Ada juga langkah dari pemerintah bahwa kalau masyarakat tidak yakin bisa dilakukan
vaksin ulang, cukup tidak dengan seperti itu?"
OA : "Saya rasa tidak mudah untuk vaksin ulang, karena punya nggak mappingnya, anggota atau
bayi mana yang mendapatkan vaksin palsu kan tidak tahu. Menurut saya bukan begitu caranya
terkait dengan vaksin ulang ini bahwa harus ada cara yang lebih intensif lagi."
OA : "Iya"
Kesimpulan :
Jadi, dari dialog antara Varelina Daniel (pewawancara) dan Okky Asokawati (narasumber) dapat
diambil kesimpulan bahwa mengenai masalah vaksin palsu ini pemerintah dirasa kurang efektif
kinerjanya dalam memantau peredaran obat-obatan dan vaksin yang masuk di Indonesia. Selain
itu, respon pemerintah melalui menteri Kesehatan yang cenderung terlalu menganggap enteng
masalah ini membuat masyarakat semakin risau mengenai nasib anak-anak mereka. Jadi menurut
Okky Asokawati, tindakan yang diambil oleh pemerintah kedepannya harus lebih di intensifkan
lagi supaya masyarakat dapat sedikit tenang dalam menyelesaikan permasalahan ini.
Dialog Interaktif
Dialog :
Wahyu : Selamat pagi pemirsa bersama saya Wahyu Wihoho pada acara Bedah Editorial
Media Indonesia pada tanggal 27 Juli 2013. Bersama saya telah hadir anggota
dewan redaksi media grup yang akan menjadi narasumber kita pada kesempatakan
kali ini. Selamat pagi pak Usman.
Usman : Selamat pagi pak Wahyu.
Wahyu : Kita langsung saja menuju topik pembahasan kita pak. Menurut bapak sendiri,
bagaimana interpelasi DPR pada saat ini ?
Usman : Interpelasi DPR di negara ini kandas di tengah jalan. Contohnya DPR pada tahun
2004-2009 terjadi banyak interpelasi di DPR. Tetapi mereka hanya mencari sensasi
kepada rakyat.
Wahyu : Jadi DPR tidak peduli dengan rakyat, mereka hanya mengambil muka saja.
Usman : Benar sekali
Wahyu : Contohnya bisa disebutkan pak ?
Usman : Sebut saja seperti program Kartu Jakarta Sehat (KJS). Orang mengatakan
bahwa Kartu Jakarta Sehat itu bertentangan dengan Perda. Ada awalnya 16 Rumah
Sakit yang menentang Kartu Jakarta Sehat tersebut. Tetapi mereka tidak sanggup
meng-cover tersebut. Awal dananya sebesar 1,7 triliun dalam 7 bulan. Tetapi
kenyataannya damal waktu 2 bulan dana yang digunakan sudah mencapai 2 triliun.
Mestinya DPR bessama yang lainnya mencari solusi terhadap masalah ini. Bukan
hanya bersenang-senang dan mengambil hati rakyat saja.
Wahyu : Bagaimana seharusnya pak ?
Usman : Ya seharusnya, DPR bersama pemerintah pusat lebih memperhatikan kepentingan
rakyat. Misalnya menambah subsidi untuk kesehatan rakyat. Bukan untuk Bahan
Bakar Minyak. Jauh lebih penting kesehatan rakyat daripada untuk Bahan Bakar
Minyak.
Wahyu : Berarti program Kartu Jakarta Sehat yang dibagikan pak Jokowi kepada
masyarakat Jakarta itu sangat berguna pak ?
Usman : Ya, betul sekali. Warga senang mendapat kartu tersebut. Ini adalah suatu
program yang merakyat. Jadi, pak Jokowi dan Ahok adalah salahsatu pemimpin yang
menepati janji-janjinya kepada rakyat saat mereka kampanye.
Wahyu : Rakyat pun senang bahwa pemimpinnya peduli terhadap terhadap
rakyatnya. Apalagi setelah mendapat Kartu Jakarta Sehat yang dibagikan oleh pak
Jokowi.
Usman : Benar
Wahyu : Sudah ada penelepon dari bapak Rusmin, Bangka Belitung. Selamat pagi pak
Rusmin.
Rusmin : Selamat pagi pak Usman, pak Wahyu
Usman : Pagi pak.
Wahyu : Bagaimana pendapat bapak tetang sensasi interpelasi DPR ke pak Jokowi ?
Rusmin : Saya sangat setuju bahwa DPR hanya mencari sensasi kepada pak Jokowi. Tidak
seperti pak Jokowi yang peduli terhadap rakyatnya, DPR hanya mementingkan perut
mereka, perut anak-anak mereka, memtingkan diri mereka. Mereka mengikut pak
Jokowi hanya untuk meningkatkan citra mereka sebagai DPR. Mereka sama sekali
tidak perpihak kepada rakyat. Mereka pun pada akhirnya akan mendapat
perrlawanan dari rakyat.
Usman : Intinya, DPR hanya menyenangkan diri mereka sendiri. Mereka tidak peduli
terhadap rakyatnya.
Rusmin : Menurut bapak Usman sendiri, apakah DPR itu harus belajar dari pak Jokowi cara
menepati janji-janjinya ?
Usman :Benar. Mereka harus belajar tatacara bagaimana menjadi pemimpin yang baik dan
disenangi oleh rakyat.
Wahyu : terima kasih pak Rusmin dari Bangka Belitung. Dengan berakhirnya penelepon
tadi, maka sekian Editorial Media Indonesia kali ini. Terima kasih kepada pak Usman
yang telah manjadi Narasumber yang menemani kita membahas topik yang sangat
menarik ini.
Usman : sama-sama , pak.
Wahyu : kami akan kembali lagi besok pada jam yang sama hanya di Metro TV. Selamat
menikmati hari anda, dan sampai jumpa.
Kesimpulan :
DPR tidak pernah memikirkan rakyat. Mereka sama sekali tidak perpihak
terhadap rakyat, mereka justru memikirkan kepentingan mereka sendiri. DPR hanya
menjadi sensasi kepada pak Jokowi untuk meningkatkan cintra mereka. Sebaliknya,
pak Jokowi melayani rakyat dengan cara membagikan Kartu Jakarta Sehat yang
sangat beguna bagi warga. Pak Jokowi dianggap sebagai pemimpin yang menepati
janjinya disaat kampanye dulu.