Anda di halaman 1dari 11

FORM ATTENDING BEHAVIOR

VIDEO A

Tema : Attending Behavior 1


Time : 9.54 menit
Nama (NPM) : Ade Rusli (17518647)
Aldi Bprijansyah (10518444)
Fajar Sidik Manulang (12518441)
Sanggani Ronauli M. (16518519)
Wayan Agus Budiyanto (17518838)
Widya Adnaning Tiyas (17518320)
Kelas : 3PA10

A. Setting Fisik
1. Interviewer

Interviewer adalah seorang psikolog bernama Liza M Djaprie,


M.Psi, CH . Interviewer memiliki rambut yang lurus dan pendek.
Rambut interviewer berwarna ash grey dan tampak ada sedikit highlight
hijaunya di beberapa bagian. Posisi duduk interviewer tampak
menyerongkan badan ke arah interviewee dengan kedua lutut menyatu
dan posisi tangan di atas lutut dengan menggenggam kedua tangannya.
Interviewer memakai dress sebatas lutut berwarna pink. Interviewer
memakai anting dan kalung berwarna biru bercorak seperti batik. Pada
bagian tangan sebelah kanan, interviewer memakai gelang berwarna
kuning, satu buah cincin di jari manisnya dan jam tangan berwarna biru
senada dengan warna kalung yang dipakainya. Pada bagian tangan
sebelah kiri, interviewer memakai dua buah gelang berwarna silver dan
cokelat, serta memakai satu buah cincin pada bagian jari telunjuknya.
Interviewer pun mewarnai kukunya dengan kutek berwarna ungu. Lalu
pada bagian kaki kanan interviewer, tampak terlihat ada tato tepat
dibagian betis luarnya, dan terlihat bahwa gambar dari tato tersebut
cukup besar.

2. Interviewee

Interviewee adalah seorang ayah dari Almh Nadia yang


bernama Dinar Ariefianto. Interviewee memiliki potongan rambut
yang cukup pendek dengan model rambut caesar fade dibagian
samping kanan dan kiri kepalanya. Rambut interviewee berwarna
hitam natural. Interviewee memiliki janggut yang cukup panjang dan
lebat, namun terlihat ada beberapa uban yang ada di janggutnya.
Posisi duduk interviewee menyerong ke arah interviewer dengan
kaki menyilang dan tangan kanan yang sesekali berada di atas
pahanya atau tidak jarang ia memegang bagian betis kaki kirinya
yang setengah terangkat ke atas sofa, serta tangan kirinya berada di
atas sofa sebagai guna menopang badannya agar lebih nyaman saat
duduk. Interviewee mengenakan kemeja berwarna biru muda dan
celana bahan panjang berwarna hitam. Interviewee pun terlihat
memakai kacamata dengan frame agak kotak berwarna hitam. Pada
tangan bagian sebelah kanan, interviewee terlihat menggunakan
beberapa gelang berwarna cokelat tua dan hitam. Lalu pada tangan
bagian sebelah kiri, interviewee hanya menggunakan jam tangan
yang berwarna hitam. Interviewee pun terlihat memakai sepatu
sneakers berwarna senada dengan celana yang dikenakannya.

B. Verbatim

Interviewer : “Selamat pagi mam, Assalammualaikum wr.wb. Eee..


kembali diyutub Orami buka-bukaan tapi kali ini kita
dengan sesi yang berbeda, yang datang pada pagi hari ini
bersama saya adalah bapak Dinar Ariefianto ayahanda dari
eee.. almarhummah Nadia yang seperti kita ketahui eee..
januari eee.. tanggal 16 ya meninggal dunia karena
melakukan eee.. apa, usaha bunuh diri di SMP 147 Ciracas.
Terimakasih dinar sudah mau datang pada hari ini.”

Interviewee : “Makasih.”

Interviewer : “Eee.. kami dari Orami berterimakasih sekali karena

kesediaannya untuk berbagi dengan kami hari ini. Karena


eee.. saya mewakili Orami dan keluarga besar eee.. Orami
tentunya menyatakan turut berdukacita atas kejadian yang
menimpa pada Nadia dan keluarga.”

Interviewee : “Iya, makasih!.”

Interviewer : “Kita berbincang sedikit mengenai itu boleh ya ?.”

Interviewee : “Boleh.”

Interviewer : “Oke. Eee.. boleh cerita sedikit mungkin atau ada yang
mau, sebelum kita bener-bener mulai dari dinarnya sendiri
mungkin ada yang mau disampaikan berkaitan dengan
kejadian tersebut, nar?.”

Interviewee : “Oke. Eee...sebetulnya emang kejadian ini udah eee...


sebulan yang lalu kurang lebih. Eee.. ya, eee.. kehilangan
merasa kehilangan eee.. jujur kita masih merasa kehilangan
tentu saja. Apalagi pada saat kita lagi ngobrol bareng, lagi
jalan bareng, eee.. aku, istri kemudian eee.. anak-anak
berempat eee.. ngerasa yang ini kaya lebih lengkap ya, kalo
masih ada Nadia gitu. Eee.. tapi ya kita eee.. kita semua
sadar bahwa apapaun yang kita rasain sekarang engga akan,
engga akan merubah keadaan. Ini Qadar Allah, ini adalah
kehendak Allah, yang mau gam au harus kita jalanin, kita
ikhlas eee.. kita ikhlas dan kita menerima. Ya, kita berdoa
untuk eee.. gimana kita tetap jalan kedepan . eee. Aku
paling ngga sebagai eee.. orang tua, ayah dan babanya anak-
anak, harus ya, harus ngasih motivasi ke mereka untuk,
untuk kita tetap jalan kedepan hadapin smuanya dan eee...
Mungkin ini salah satu eee.. caranya Allah untuk kita semua
jadi bareng lagi, dan ya jalanin the life must go on.”

Interviewer : “Maksudnya bareng lagi, nar?. Kalo boleh tau cerita karena
eee.. kalo, kalo yang eee.. saya ketahui gitu ya ini kan
keluarga unik ya gitu, keluarga campur gitu ya. Ini eee..
bagaimana sih kondisinya pada saat itu?.”

Interviewee : “Eee.. Iya. Eee.. Anakku yang pertama Bunga, Nanda,


Nadia. Sebenarnya masih ada adenya nanda sebetulnya,
cinta.”

Interviewer : “Oh, oke.”

Interviewee : “Eee.. jadi eee.. aku dengan eee.. bundanya anak-anak,


almarhum bundanya anak-anak eee.. itu kita kebetulan eee..
berpisah, diforce 14 tahun yang lalu”

Interviewer : “14 tahun yang lalu.”

Interviewee : “Kurang lebih eee.. usia Nadia 4 bulan setelah eee.. setelah
kelahiran Nadia saya dan bundanya eee.. anak-anak
berpisah.”

Interviewer : “Pada saat usia Nadia 4 bulan, eee.. kamu sama eee..
almarhummah bundanya berpisah?”

Interviewee : “Ya.”

Interviewer : “Semenjak itu kontek dengan Nadia, dengan anak-anak?.”


Interviewee : “Ya karna, karna memang eee.. hak asuh eee.. anak itu
diputuskan oleh pengadilan eee.. itu sepenuhnya oleh
bundanya, memang kita eee.. saya dan anak-anak
komunikasi paling sangat jarang, gitu ya ketemu.”

Interviewer : “Mengapa?.”

Interviewee : “Eee.. background perpisahan sih yang kayanya eee.. ngga


bagus yah. Jadi kita juga jarang komunikasi akhirnya.”

Interviewer : “Ngga, maksudnya kan eee.. yang beredar diluar adalah


betapa ayahnya ngga mencar-cari anak 3 ini selama ini?”

Interviewee : “Ngga”

Interviewer : “Ada ga yang mungkin mau …”

Interviewee : “Ngga ngga ..”

Interviewer : “Eee.. dinar ?”

Interviewee : “Eee.. gini. Eee.. komunikasi paling yaa, aku tau anak-anak
kita ada dimana, anak-anak juga tau aku dimana cuman
emang, eee.. problemnya ada, bukan problem eee.. kita tetep
jalanin hidup aja gitu. Kita tetep jalanin hidup, anak-anak
tetep komunikasi sama aku terbatas eee.. intens sekali
sekitar 2, 2 sampai 3 tahun sebelum almarhum meninggal
almarhum bundanya tuh meninggal bulan April 2019. Eee..
itu eee.. 2 3 tahun sebelumnya intens lah, anak-anak sering
kerumah, main eee.. ketemu adik-adiknya. Eee.. jadi cukup,
cukup intens berlima, eee..nginep dirumah dan segala
macem. Lebih intens, cuman memang eee.. aku dengan
anak-anak intens 2 3 tahun terakhir sebelum bundanya
meninggal, tapi aku dengan bundanya ngga terlalu eee.. ya
paling komunikasi hanya lebih ke anak-anak ngga lebih dari
itu.”

Interviewer : “Ketika kemudian aaa.. bunda meninggal sakit ya waktu itu


ya?”

Interviewee : “Ya, aa almarhum ratih aaa bundanya anak-anak itu


meninggal aaa fenomenia”

Interviewer : “Emmm, ok. Setelah bunda meninggal pun anak-anak


enggak ikut dengan dinar?”

Interviewee : “Aaa jadi di aaa hari ke-tujuh, setelah bundanya meninggal


memang aaa.. kita sempat diskusi begitu ya dan aku sempet
nanya ke anak-anak Bunga, Manda, dan Nadia (menarik
nafas) apakah ikut, mau ikut dengan ayah di Depok dan aku
discuss dengan Bubu, istriku sekarang. Mereka welcome,
maksudku aaa aku dan istriku welcome, anak-anakku
apalagi mereka seneng banget apalagi Nadra yang dapet
kakak perempuan semua gitu ya, jadi apalagi Nadra dan
Nadia sangat dekat, mempunyai eee.. hobi dan aaa kesukaan
yang sama gitu ya, aaa tapi aku nanya ke mereka apakah
mau dengan eee.. ayah, tinggal sama ayah di Depok
jawaban mereka aaa.. nanti dulu. Kenapa? Aaa
pertimbangan mereka adalah ada dua, satu ingin menemani
neneknya karena di rumah itu eee.. sebelum (tangan
interviewee sambil menyentuh hidung) bundanya
meninggal ya otomatis cuma neneknya dengan eee..
bundanya dan anak-anak, jadi mereka enggak mau
meninggalkan neneknya karena kasian. Terus yang kedua,
aaa pertimbangan karena jauh ya, dari sekolah dan eee..
kalo Nadia malah bilang, ‘ya aku udah kelas tiga eee..
tanggung setahun lagi SMAnya aku bisa di Depok deh si
Nadia juga demikian gitu, yaudah nungguin Nadia dulu
setaun karena harusnya april besok Nadia eee.. ujian akhir,
jadi eee.. yaudah pas SMA-nya Nadia di Depok, aku baru
pindah gitu. Jadi kita mau kayak gitu, kalau Bunga memang
eee punya prinsip aaa karna kebetulan eee bunga
alhamdullilah ketrima di eee.. salah satu kampus di eee..
cikarang, jadi karna harus di dorm, jadi eee.. dia tinggal di
dorm gitu, tapi intinya mereka enggak mau ninggalin
neneknya karena kasian sama neneknya.”

Interviewer : “Heemm dan ayah oke dengan itu?”

Interviewee : “Eee, ya aku selama, selama, selama, anak-anak


(interviewee menyentuh telinga), anak-anak happy anak-
anak seneng ya gak masalah, cuman tapi abis itu anak-anak
on-off gitu, maksudnya kadang, kadang tinggal ama aku
dulu tiga hari, kadang-kadang balik lagi Cibubur, jadi ya
begitu gituloh. Enggak gak gak kemudian abis itu enggak
komunikasi, itu malah komunikasi terus.”

Interviewer : “Ada lah beredar kabar bahwa Bubu ee istri dari dinar yang
sekarang tidak menerima itu sebenarnya kondisinya tidak
demikian ya? (dengan nada menurun).”

Interviewee : “Eee hari Selasa tanggal 14 Januari 2020, orang yang sangat
terpukul setelah aku, itu adalah Bubu. Dia yang nungguin
setiap hari Nadia dia yang selalu eee dihari terakhirnya
Nadia bareng-bareng sama kita di hari Kamis Bubu enggak
lepas dari sebelah tempat tidurnya di ICU untuk
membimbing nadia untuk eee untuk tenang gitu karena
Nadia memang waktu di ICU eee dia sempet koma ya, dia
koma tu, dia sempet kejang kalo Bubunya membacakan eee
beberapa ayat Al-Qur’an dia lebih tenang gitu loh. Jadi,
Bubu sangat yang, orang yang bisa dibilang sangat
terpukul.”

C. Dimensi Attending Behavior


1. Visual Eye Contact

Interviewer memberikan kontak mata dengan menatap ke arah


mata interviewee saat sedang melontarkan pertanyaan yang
disampaikaannya pada menit ke 0:42, 3:57, dan 4:02. Lalu pada menit
ke 4:24, 5:10, dan 5:56 saat interviewee sedang menjawab pertanyaan,
interviewer pun memberikan kontak mata seolah mengekspresikan rasa
penasaran dan merespon cerita dengan tampak sangat tertarik dari
interviewee.

Pada menit ke 0:38 sampai 0:56, interviewee tampak sesekali


terlihat memberikan pemutusan atau penghindaran kontak mata
terhadap interviewer saat sedang membuka wawancara. Pada menit ke
2:25, 3:20, dan 6:01, interviewee terlihat lumayan sering memberikan
pemutusan atau penghindaran kontak mata saat ia sedang menjawab
dan menjelaskan jawaban yang ditanyakan oleh interviewer. Di menit
ke 1:01, interviewer pun tampak terlihat memberikan penghindaran
kontak mata terhadap interviewee saat sedang menanyakan pertanyaan
yang di rasa canggung untuk ditanyakan kepada interviewee.

2. Vocal Qualities

Terdapat pada menit ke 5:58, interviewer tampak agak


merendahkan intonasinya saat sedang bertanya kepada interviewee, ini
dilakukannya karena pertanyaan yang interviewer tanyakan tampak
agak terasa sensitif untuk ditanyakan. Pada menit ke 8:23 pun,
interviewer tampak menurunkan intonasinya lagi namun lebih
mempertegas intonasinya saat menanyakan pertanyaan yang dirasa
kurang meyakinkan untuk keadaan interviewee saat itu.

Pada menit ke 9:05, kecepatan bicara dari interviewer seketika


melambat dan terdengar sedikit lebih berat saat ia berbicara mengenai
istrinya yang sekarang (ibu tiri anak interviewee) yang setia menemani
anak interviewee di saat-saat masa kritisnya.

Pada menit ke 2:53, interviewer mengulang perkataan


interviewee tentang “maksudnya bareng lagi, Nar?” yang menanyakan
kembali dengan sedikit penekanan pada saat bertanya pada interviewee
dengan maksud ingin mengetahui kebenaran dari apa yang diucap oleh
interviewee. Lalu pada menit 4:22, saat interviewer bertanya “mengapa”
pada interviewee dengan sedikit penekanan yang bahwasanya
menanyakan pernyataan interviewee tentang komunikasi interviewee
dengan anaknya.

Pada menit ke 2:54 , interviewer melakukan perubahan nada


dan kecepatan bicara pada saat menanyakan soal pernyataan dari
interviewee sambil membenarkan posisi duduknya. Pada menit 4:37,
interviewer melakukan perubahan nada dari rendah hingga sedikit
tinggi pada saat menanyakan suatu hal pada interviewee yang tidak
sesuai dengan yang telah diberitakan oleh media.

3. Verbal Tracking and Selective Attention

Terdapat pada menit ke 1:11, 2:09, dan 3:08, interviewee


cukup terlihat merasa leluasa saat menceritakan kejadian yang telah
dialami dirinya dan keluarganya beberapa waktu lalu kepada
interviewer. Interviewee terlihat terbuka atas apa yang telah ia lalami
kepada interviewer.
Pada menit ke 2:52, interviewer terlihat dapat
mempertahankan topik mengenai apa yang telah diceritakan oleh
interviewee. Interviewer bertanya sesuai dengan yang sudah diceritakan
sebelumnya oleh interviewee dan tidak menanyakan topik diluar
pembahasan yang telah diceritakan.

Tidak ada lompatan topik yang dilakukan oleh interviewee


saat interviewer memberikan berbagai macam pertanyaan kepadanya.
Terlihat pada menit ke 1:16, 3:07, dan 4:04, interviewee menjawab
dengan langsung tanpa ada jeda atau tanpa melakukan lompatan topik
dan pertanyaan yang diberikan oleh interviewer.

Pada menit ke 1:08, interviewer menanyakan apa saja yang


ingin disampaikan oleh interviewee berkaitan dengan kejadian tersebut.
Pada menit 2:52, interviewer menanyakan bagaimana kondisi yang
terjadi pada saat itu. Pada menit ke 4:03, interviewer bertanya tentang
komunikasi yang terjalin antara anak interviewee dengan anggota
keluarga lainnya. Di menit ke 4:35, interviewer bertanya tentang kabar
miring interviewee yang dikabarkan di media. Dan yang terakhir, pada
menit ke 8:51 interviewer menanyakan tentang kabar yang beredar
bahwa istri interviewee yang sekarang tidak menerima kepergian anak
dari interviewee tersebut.

4. Attentive Body Language

Pada menit 0:39, posisi tubuh interviewer terlihat tegap


dengan posisi duduk mengarah kepada interviewee. Pada menit 0:54,
posisi tubuh dari interviewer terlihat menunjukkan rasa tertarik dan
penasaran dengan cerita yang akan diberikan oleh interviewee dengan
cara membusungkan badan ke depan beberapa saat dan mundur
kembali pada posisi semula yaitu posisi tegap pada saat mengakhiri
obrolan dengan kata “oke”.
Lalu dimenit ke 3:35, interviewer sesekali memundurkan
tubuhnya ke belakang dengan seraya memperhatikan interviewee
menjelaskan tentang keluarganya. Di menit 4:39, interviewer tampak
agak sedikit menegakkan badannya sambil sesekali melontarkan
pertanyaan pada interviewee. Interviewee pun tidak terlalu banyak
menunjukkan perubahan pada gestur tubuhnya, namun pada menit
4:53, terlihat ia menggerakkan tangannya saat bicara seolah-olah
sedang menggambarkan sesuatu.

Interviewer tampak memberikan ekspresi wajahnya dengan


sedikit memejamkan mata dan mengepalkan kedua tangannya pada
menit ke 0:40 saat ia mengucapkan rasa terima kasih kepada
interviewee karena telah bersedia untuk membagikan ceritanya pada
wawancara ini. Lalu pada menit ke 5:56, interviewer pun tampak turut
memberikan ekspresi wajah sedih ketika interviewee selesai
menceritakan bagaimana kisahnya, seolah interviewer seperti terbawa
oleh kisah yang diceritakan oleh interviewee.

Pada menit 2:55, interviewer tampak merubah posisi


duduknya dan bahasa tubuhnya dari duduk yang santai menjadi duduk
tegap sambil melontarkan pertanyaan dengan cukup tegas kepada
interviewee. Pada menit ke 3:36, interviewer pun melakukan
perubahan gaya bahasa tubuhnya dari yang sebelumnya duduk santai
menjadi duduk tegap sambil memangku kepalan kedua tangannya
tepat dibagian lututnya saat interviewer memperjelas jawaban dari
interviewee mengenai seberapa lamanya interviewee dan mantan
istrinya berpisah, seolah seperti interviewer merasa terkejut.

Anda mungkin juga menyukai