Anda di halaman 1dari 59

PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA 3 : WAWANCARA

KEKERASAN DALAM PACARAN YANG DIALAMI OLEH MAHASISWA

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
LABORATORIUM DASAR PSIKOLOGI

Disusun Oleh :
3PA13
Kelompok 2
No. NAMA MAHASISWA NPM TANDA TANGAN
1 Bella Inez Aprianti 11519321
2 Desi Laila Amri 11519668
3 Diva Ayla Anjani 11519896
4 Hilda Khofifatur Rohmah 12519825
5 Iqlima Andin Fasha 13519321
6 Naurah Putri Hanifah 14519737
7 Saul Christopher 17519332

DEPOK
DESEMBER 2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
I. WAWANCARA AWAL ..................................................................... 1
II. RUMUSAN MASALAH ................................................................... 12
III. LANDASAN TEORI......................................................................... 13
A. Kekerasan dalam Pacaran .......................................................... 13
1. Definisi Kekerasan dalam Pacaran ............................................ 13
2. Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Pacaran ................................ 14
3. Faktor-faktor Penyebab Kekerasan Dalam Pacaran .................. 17
B. Mahasiswa..................................................................................... 20
1. Definisi Mahasiswa.................................................................... 20
2. Hak dan Kewajiban .................................................................... 20
IV. PEDOMAN WAWANCARA ........................................................... 22
V. PELAKSANAAN WAWANCARA ................................................. 25
A. Setting Fisik.................................................................................... 25
B. Setting Psikis .................................................................................. 26
C. Tahap Pelaksanaan ......................................................................... 26
VI. HASIL WAWANCARA ................................................................... 29
VII. REDUKSI DATA .............................................................................. 37
VIII. CODING ............................................................................................. 45
IX. PEMBAHASAN…………………………………………………….53
X. KESIMPULAN……………………………………………………..56
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..57

ii
I. WAWANCARA AWAL
A. Verbatim
Interviewer 1 : “Mba, namanya siapa ?”
Interviewee : “Halo, nama aku C” (sedang berada di jalan)
Interviewer 1 : “C doang namanya?”
Interviewee : “CR, ee.. jangan di spasi, di satuin”
Interviewer 1 : “Ohh, umurnya berapa ?”
Interviewee : “Haa.. ohh 20”
Interviewer 1 : “Oke sekarang, tinggal dimana?”
Interviewee : “Di Bogor”
Interviewer 1 : “Sekarang kesibukannya apa ?”
Interviewee : “Kuliah”
Interviewer 1 : “Kuliahnya sekarang semester berapa?”
Interviewee : “Satu”
Interviewer 1 : “Oke, baru semester 1. Sekarang interviewer
selanjutnya..”
Interviewee : “Ee.. ini punya kamu.. (sedang berada di
jalan, mengobrol dengan orang lain
Interviewer 2 : “Hallo C!”
Interviewee : “Hai..”
Interviewer 2 : “Aku mau nanya, tadi kamu kuliah yaa, itu
jurusan apa ?”
Interviewee : “Iya, Pendidikan Luar Biasa”
Interviewer 2 : “Kenapa ambil jurusan itu?”
Interviewee : “Ee.. karena aku pengen jadi guru, cuman
kalau lulusan PGSD TK tuh terlalu banyak
gitu”
Interviewer 2 : “Ohh gitu, terus kalau boleh tau juga hobinya
apa nih?”
Interviewee : “Aku hobinya makan”
Interviewer 2 : “(Ketawa) Sama dong, C ikut organisasi ga ?”

1
2

Interviewee : “Ee.. ikut di luar si, kayak relawan-relawan


gitu, belum di kampus soalnyakan baru
masuk”
Interviewer 2 : “Ee.., C biasa kalau lagi senggang atau lagi
gabut itu biasa C ngapain?”
Interviewee : “Pacaran”
Interviewer 2 : “Ee.., Halo C kedengeran ga?”
Interviewee : “Ya Halo, tolong diulang kak”
Interviewer 2 : “C biasanya kalau lagi jalan-jalan lebih suka
sendiri atau di temenin biasanya?”
Interviewee : “Temenin”
Interviewer 2 : “C sekarang masih punya pacar ga?”
Interviewee : “Punya, tapi udah putus”
Interviewer 2 : “Oke deh, silahkan dilanjut..”
Interviewer 3 : “Hallo C!”
Interviewee : “Hallo.. ”
Interviewer 3 : “C sekarang udah..jomblo?”
Interviewee : “Udah”
Interviewer 3 : “Terus hubungan sama mantannya yang
kemarin tuh gimana?
Interviewee : “Ee..Toxic”
Interviewer 3 : “Toxic banget ?”
Interviewee : “Ya”
Interviewer 3 : “Kalau menurut C, C itu bahagia, ee.. lebih
bahagia sebelum punya pacar atau setelah
punya pacar?”
Interviewee : “Sebelum punya pacar”
Interviewer 3 : “Sebelum punya pacar yaa, kayak ngerasa
lebih bebas aja ga si?”
Interviewee : “Ya, ga ada tekanan juga..”
Interviewer 3 : “Nah, Iya betul. Terus C merasa bahagia ga
3

sih hari ini?”


Interviewee : “Bahagia”
Interviewer 3 : “Bahagia yaa ee.. ada ga sih hal terindah yang
menurut C lakuin selama C pacaran sama
mantan C?”
Interviewee : “Ada.. banyak”
Interviewer 3 : “Oke, ee.. terakhir C ngerasain kebahagiaan
itu kapan?”
Interviewee : “Pas… kemarin jalan si, sebelum berangkat
ke Bandung”
Interviewer 3 : “Oh.. Kemarin masih jalan?
Interviewee : “Ya.. Lusa kemarin”
Interviewer 3 : “Oh.. Oke thank you C”
Interviewee : “Ya”
Interviewer 4 : “Oke C, sekarang aku yang nanya ya. Ee.. ada
ga si hal terburuk yang pernah C rasain
selama punya hubungan sama mantan C yang
kemarin itu?”
Interviewee : “Hal terburuk?”
Interviewer 4 : “Ya..”
Interviewee : “Ee.. banyak si lebih banyak dari pada
seneng”
Interviewer 4 : (Tersenyum) “Apa tuh contohnya hal
terburuknya?”
Interviewee : “Contohnya aku ga boleh main, aku boleh
ikut organisasi kalau ada cowonya, terus
kalau misalnya aku ketahuan ada cowonya,
ee.. aku ditampar, dipukul terus misalnya
udah selesai marahnya, ntar dia playing victim
kayak nangis-nangis terus bilang yaa
pokoknya playing victim ajaa.. gituu terus di
4

selingkuhin beberapa kali”


Interviewer 4 : “Oh oke, tapi menurut C pasangan C tuh baik
ga sih?”
Interviewee : “Baik.. Cuman lebih banyak jahatnya”
Interviewer 4 : “Ooh gitu.. Coba deh coba digambarkan
kebaikan apa aja yang C tau dari pasangan
C?”
Interviewee : “Loyal, terus ga perhitungan. Terus.. kalau
misalnya lagi baik itu lembut, gitu kalau
misalnya marah emang serem, cuman kalau
lagi ga marah itu bener-bener baik si asal
kitanya nurut banget sama dia, cuman aku
orangnya ga nurutan”
Interviewer 4 : “Kalau keburukan pasangan C, yang C tau tuh
apa aja?”
Interviewee : “Apa..”
Interviewer 4 : “Kalau keburukannya yang C tau apa aja?”
Interviewee : “Yah.. tukang selingkuh, terus kalau misalnya
marah ga ke kontrol dari omongannya dari
perilakunya, tukang gaslighting, playing
victim terus.. ee.. gampang marah, gampang
marah banget, gundungan, ribet, drama. ”
Interviewer 4 : “Jujur dari hati C terdalam ya.. menurut C
ehh.. selama pacaran ini lebih sering
bahagianya apa lebih sering sedih?”
Interviewee : “Sedihnya si, soalnya lebih sering
marahannya dan lebih sering lagi dia
ngeluarin kata-kata kasar.. gitu”
Interviewer 4 : “Ada ga hal buruk ni, yang dia pernah lakuin
gitu ke C, yang sampai saat ini tuh masih C
ee... ingat dan ga bisa C lupain gitu yang
5

pernah dia lakuin?”


Interviewee : “Pas sebelum, maksudnya pas sebelum
pertama kali mukul, dia bilang gini kalau
misalnya bukan cewek udah gua pukul tapi
emang selanjutnya beneran di pukul. ”
Interviewer 4 : “Oh oke.. Thank you C”
Interviewer 5 : “Hallo C“
Interviewee : “Hallo..”
Interviewer 5 : “Pengen nanya yaa, aku D. Kamu selama
berhubungan sama pacar kamu itu selalu
nurutin apa maunya dia atau ga?”
Interviewee : “Ee.. Kadang-kadang si, tapi emang lebih
banyak ga nurutnya. Makanya dia sering
marah, kayak misalnya aku pengen ikut
organisasi ni, tapi ada cowoknya tapi aku
sembunyi-sembunyi tapi akhirnya ketahuan
gitu..”
Interviewer 5 : “Nah.. kalau misalnya ketahuan tuh kan kamu
ketahuan ikut organisasi tanpa sepengetahuan
dia, terus kamu kan ga nurutin apa maunya
dia dong, itu dia bakal ngelakuin apa ke kamu
kalau ga nurutin apa maunya dia?”
Interviewee : “Marah, ngeluarin kata-kata kasar terus yaah
di tampar sih”
Interviewer 5 : “Ee.. Terus kalau misalnya dia udah sering
kayak gitu, kamu bakal maafin dia atau
gimana?”
Interviewee : “Awalnya ga mau maafin, tapi karna dia
nangis-nangis terus dia bilang janji ga
ngulangi lagi makanya aku luluh, akhirnya
balikan lagi”
6

Interviewer 5 : “Alasan terbesar kamu maafin dia tuh apa


si?”
Interviewee : “Karena aku sayang, karena aku takut putus,
aku takut dapat yang lebih jelek dari pada dia
terus takut dia dapatin yang lebih baik dari
pada aku, itu si”
Interviewer 5 : “Terus pernah ga kalau misalnya dia mau
sesuatu, kamu udah nurutin tapi tetep marah,
pernah ga si kayak gitu?”
Interviewee : “Ga si..”
Interviewer 5 : “Oke, lanjut sama temen aku ya..”
Interviewer 6 : “Halloo.. hallo C..”
Interviewee : “Iya, Hallo.. ”
Interviewer 6 : “Ee.. rasanya tiap di posesifin tuhh gimana
sih?”
Interviewee : “Ga enak si, orang-orang bilangnya kalau di
posesifin itu tanda sayang, tapi akunya ga
nyaman”
Interviewer 6 : “Tapi masi, ee.. kalau di ajak balikan gitu
masi mau ga?”
Interviewee : “Masih, karena itu alasannya aku ga mau
putus.”
Interviewer 6 : “Terus dalam kehidupan C tuh merasa
terganggu banget ga si sama apa yang dia
lakuin ke C?”
Interviewee : “Ngerasa, karena dia bener-bener ngatur
banget, kayak misalnya aku ga boleh pulang
dari jam 6 gitu..”
Interviewer 6 : “Pengaruh terbesar dalam kehidupan C tuh
semenjak di posesifin gitu apa aja si?”
Interviewee : “Jadi… trauma si..”
7

Interviewer 6 : “Iya si, pasti. Terus.. kalau misalnya lagi


berantem gitu sama pacar kamunya ngapain,
diem doang atau kayak berusaha buat ehh..
bela diri atau gimana?”
Interviewee : “Aku berusaha nelpon, datengin rumahnya,
paling sering datengin rumahnya langsung
si.”
Interviewer 6 : “Kamunya yang minta maaf?”
Interviewee : “Iya..”
Interviewer 6 : “Oke.. Oke, selanjutnya bisa ditanyain sama
temen aku yang lain yaa..”
Interviewer 7 : “Hallo C.. ”
Interviewee : “Hallo H.. ”
Interviewer 7 : “Dilanjut yaa.. ee.. ini.. selama ada problem
atau selama kamu jadi pacar kamu, kamu tuh
suka cerita gitu ga sama temen-temen sekitar
kamu?”
Interviewee : “Jarang, karena gimana yaa.. ee aku malu si
jujur, soalnya pasti pertama curhat, kedua
curhat ee.. pasti disaraninnya langsung
disuruh putus aku.. cuman aku iyaa, iyaa, tapi
balik lagi. Jadi yaa kayak ee paling ceritanya
untuk pertama kali dan kedua kali aja
seterusnya gaa, yaa karena malu aja gitu..
ujung-ujungnya balikan lagi”
Interviewer 7 : “Ohh.. berarti respon dari temen-temen kamu
itu kalau cerita jadi disuruh putus gitu ya?”
Interviewee : “Iya.. karena mereka ngerasa udah toxic
banget.”
Interviewer 7 : “Pernah ga kepikiran buat bener-bener udahin
hubungan sama pacar kamu, bener udahan ga
8

balikan lagi gitu?”


Interviewee : “Sering, setiap marahan kan itu kasar yaa. Itu
bener-bener aku pengen putus banget, cuman
karena dia minta maaf sambil, ee pokoknya
sambil ngomong seakan-akan gabisa hidup
tanpa aku. Jadi aku luluh lagi.. gitu”
Interviewer 7 : “Kamu merasa ga si ada dihubungan terjebak
di hubungan yang kayak sekarang gitu?”
Interviewee : “Tersiksa banget”
Interviewer 7 : “Pernah kepikiran ga, buat datang ke
profesional kayak misalnya psikolog atau
psikiater gitu buat kayak saking capeknya ni,
ada di suatu hubungan yang kayak gini, jadi
pengen dateng ke psikolog gitu. Pernah ga
kepikiran kayak gitu?”
Interviewee : “Pernah”
Interviewer 7 : “Itu sering, atau sekali aja buat ke psikolog?”
Interviewee : “Sekali dua kali sii, karena aku mikirnya,
ahh.. ngapain cerita gituu.. maupun ke
professional, yang pasti jelas ga bakal
menghakimi kita ya.. aku males aja”
Interviewer 7 : “Males kenapa tuh?”
Interviewee : “Males soalnya gimana ya, mau ee.. susah aja
buat ungkapin perasaan aku. Soalnya gimana
yaa. Aku ngerasa dia toxic, tapi ngerasa dia
sayang juga gituu. Jadi masih susah buat
cerita itu gituu..”
Interviewer 7 : “Berarti kamu masih suka luluh gitu yaa. ee
kalau misalnya dia lagi baik gitu yaa..”
Interviewee : “Hooh.. paling aku ngerasa butuh ke
professional tuh kalau misalnya dia lagi
9

marah aja gitu..”


Interviewer 7 : “Ee.. berarti terlintasnya pas lagi berantem
gitu yaa..”
Interviewee : “Iya”
Interviewer 7 : “Oke, C Makasi yaa..”

Keterangan
Interviewer 1 : Saul Christopher
Interviewer 2 : Naurah Putri Hanifah
Interviewer 3 : Bella Inez Aprianti
Interviewer 4 : Iqlima Andin Fasha
Interviewer 5 : Diva Ayla Anjani
Interviewer 6 : Desi Laila Amri
Interviewer 7 : Hilda Khofifatur Rohmah
10

B. Kesimpulan Wawancara Awal

Interviewer melakukan wawancara pada hari Minggu tanggal 17


Oktober 2021, interviewer saling berhubungan via WhatsApp pada group
chat yang dibuat untuk melakukan diskusi sebelum dilaksanakannya
wawancara, lalu disepakati bahwa wawancara akan dilaksanakan pukul
13.30 WIB melalui aplikasi Google Meet.
Setelah memberikan salam perkenalan diawal wawancara, interviewer
memulai wawancara dengan menyapa interviewee terlebih dahulu dan
menanyakan kabar lalu interviewer meminta interviewee untuk
memperkenalkan diri terlebih dahulu sebelum wawancara dimulai.
Interviewer mencoba untuk membuat interviewee merasa nyaman selama
melakukan wawancara.
Interviewee adalah perempuan berumur 20 tahun yang sekarang
tinggal di Bogor, Jawa Barat. Saat ini merupakan seorang mahasiswa
semester 1 (satu) jurusan S1 Pendidikan Luar Biasa. Wawancara awal
dimulai dengan perkenalan seluruh interviewer, setelah semua interviewer
melakukan perkenalan, salah satu interviewer mengucapkan terima kasih
kepada interviewee karena bersedia dimintai waktunya untuk wawancara
dan selanjutnya mempersilahkan interviewer 1 melakukan wawancara
perkenalan terhadap interviewee.
Wawancara dimulai dengan Interviewer menanyakan apa saja
kegiatan interviewee akhir-akhir ini, interviewee menjawab bahwa selain
kegiatan kuliah di semester awalnya, ia juga mengikuti organisasi luar
kampus dan melakukan aktivitas pribadinya seperti berhubungan dengan
lawan jenis atau pacaran.
Saat wawancara dilakukan, didapatkan keterangan bahwa interviewee
sedang mengalami masalah terhadap hubungannya yang terbilang toxic
relationship. Masalah yang terlihat dari hubungannya yaitu kekerasan
verbal dan fisik, membuat interviewee merasa tertekan atas perbuatan dari
pasangannya. Batasan dalam berhubungan social seperti larangan dalam
11

mengikuti organisasi yang terdapat banyak laki-laki di dalamnya, ini


merupakan salah satu permasalahan yang sering di alaminya. Interviewee
terlihat ingin menjauh dari kekasihnya, namun terkadang ia masih sering
mengingat perilaku baik yang diberikan, mencoba untuk tidak ingin
kembali lagi tapi rasa sayang interviewee oleh kekasihnya lebih besar
daripada kebencian atas apa yang diberikan.
II. RUMUSAN MASALAH

Untuk mengkaji gambaran kekerasan dalam pacarana yang dialami


mahasiswa, serta melihat apa bentuk-bentuk, faktor penyebab, dampak dan
bagaimana cara mahasiswa yang menjadi korban dapat menyikapi
permasalahan tersebut.

12
III. LANDASAN TEORI
A. Kekerasan dalam Pacaran

1. Definisi Kekerasan dalam Pacaran

Sebelum membahas tentang pengertian kekerasan dalam pacaran, peneliti


akan memberikan definisi pacaran. Hurlock (1992) menyebutkan, pacaran
sudah terjadi ketika usia remaja. Hal tersebut sesuai dengan tugas
perkembangan remaja yang berhubungan dengan seks yang harus dikuasai,
yaitu pembentukan hubungan baru dan lebih matang dengan lawan jenis.
Ketika mereka secara seksual sudah matang, laki-laki dan perempuan mulai
mengembangkan sikap yang baru terhadap lawan jenis. Minat yang begitu
kuat terhadap lawan jenis ini bersifat romantis dan disertai keinginan yang
kuat untuk memperoleh dukungan terhadap lawan jenis. Dukungan ini
diperoleh dari lawan jenis yang sifatnya seseorang dan menetap. Semakin
matang usia seseorang, maka jalinan pacaran semakin serius menuju jenjang
pernikahan.

Menurut Murray (2006) kekerasan dalam pacaran adalah penggunaan


dengan sengaja taktik kekerasan dan tekanan fisik untuk mendapatkan serta
memepertahankan kekuasaan atau kontrol terhadap pasangannya. Tindakan
kekerasan dalam pacaran lebih ditekankan adanya kontrol terhadap
pasangannya. Cara yang digunakan dengan taktik kekerasan (rayuan d an
ancaman) dan bahkan menggunakan tekanan fisik (memukul atau menampar).

Menurut Set (2009) kekerasan dalam pacaran adalah “Pola kekerasan


dalam hubungan cinta yang dilakukan seseorang untuk mengendalikan dan
mengatur pasanganya agar menuruti semua keinginannya”.

Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kekerasan dalam


pacaran adalah kekerasan yang dilakukan oleh seseorang dalam masa pacaran
yang berakibat penderitaan bagi si korban baik segi fisik maupun non-fisik.

13
2. Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Pacaran

Menurut Murray (2007) bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran terdiri atas tiga
bentuk, yaitu kekerasan verbal dan emosional, kekerasan seksual dan kekerasan
fisik.
a. Kekerasan Verbal dan Emosional (Psikologis)
Kekerasan verbal dan emosional adalah ancaman yang dilakukan pasangan
terhadap pacarnya dengan perkataan maupun mimik wajah. Menurut Murray
(2007) kekerasan verbal dan emosional terdiri dari :

1) Name Calling
Seperti mengatakan pacarnya gendut, jelek, malas, bodoh, tidak seorangpun
yang menginginkan pacarnya, mau muntah melihat pacarnya.

2) Intimidating Looks
Pasangannya akan menunjukkan wajah yang kecewa tanpa mengatakan
alasan mengapa ia marah atau kecewa dengan pacarnya. Jadi, pihak laki-laki
atau perempuannya mengetahui apakah pacarnya marah atau tidak dari
ekspresi wajahnya.

3) Use of pagers and cell phones


Seseorang pacar ada yang memberikan ponsel kepada pacarnya, supaya
dapat mengingatkan atau supaya tetap bisa menghubungi pacarnya. Alat
komunikasi ini memampukan pacarnya untuk memeriksa keadaan pacarnya
sesering mereka mau. Ada juga dari mereka yang tidak memberikan ponsel
kepada pacarnya, namun baik yang memberikan ponsel maupun yang tidak
memberikan ponsel tersebut akan marah ketika orang lain menghubungi
pacarnya, meskipun orangtua dari pacarnya, karena itu mengganggu
kebersamaan mereka. Individu ini harus mengetahui siapa yang
menghubungi pacarnya dan mengapa orang tersebut menghubungi pacarnya.

4) Making a boy / girl wait by phone


Seorang pacar berjanji akan menelepon pacarnya pada jam tertentu, akan
tetapi sang pacar tidak menelepon juga. Pacar yang dijanjikan akan
14
ditelepon, terus menerus menunggu telepon dari pasangannya, membawa
teleponnya kemana saja di dalam rumah, misalnya pada saat makan bersama
keluarga. Hal ini terjadi berulang kali sehingga membuat si pacar tidak
menerima telepon dari temannya, tidak berinteraksi dengan keluarganya
karena menunggu telepon dari pacarnya.

5) Monopolizing a girl’s / boy’s time


Korban kekerasan dalam pacaran cenderung menghabiskan waktu untuk
melakukan aktivitas dengan teman atau untuk mengurus keperluannya,
karena mereka selalu menghabiskan waktu bersama dengan pacarnya.

6) Making a girl’s / boy’s feel insecure


Seringkali orang yang melakukan kekerasan dalam pacaran memanggil
pacarnya dengan mengkritik, dan mereka mengatakan bahwa semua hal itu
dilakukan karena mereka sayang pada pacarnya dan menginginkan yang
terbaik untuk pacarnya. Padahal mereka membuat pacar mereka merasa
tidak nyaman. Ketika pacar mereka terus menerus dikritik, mereka merasa
bahwa semua yang ada pada diri mereka buruk, tidak ada peluang atau
kesempatan untuk meninggalkan pasangannya.

7) Blamming
Semua kesalahan yang terjadi adalah perbuatan pasangannya, bahkan
mereka sering mencurigai pacar mereka atas perbuatan yang belum tentu
disaksikannya, seperti menuduhnya melakukan perselingkuhan.

8) Manipulation / making himself look pathetic


Hal ini sering dilakukan oleh pria. Perempuan sering dibohongi oleh pria,
pria biasanya mengatakan sesuatu hal yang konyol tentang kehidupan,
misalnya pacarnyalah orang yang satu-satunya mengerti dirinya atau
mengatakan kepada pacarnya bahwa dia akan bunuh diri jika tidak bersama
pacarnya lagi.

9) Making threats
Biasanya mereka mengatakan „jika kamu melakukan ini, maka saya akan
15
melakukan sesuatu padamu‟. Ancaman mereka bukan hanya berdampak
pada pacar mereka, tetapi kepada orang tua, dan teman mereka.

10) Interrogating
Pasangan yang pencemburu, posesif, suka mengatur, cenderung
menginterogasi pacarnya, dimana pacarnya berada sekarang, siapa yang
bersama mereka, berapa orang laki-laki atau perempuan yang bersama
mereka, atau mengapa mereka tidak membalas pesan mereka.

11) Humiliating her / him in public


Mengatakan sesuatu mengenai organ tubuh pribadi pacarnya kepada
pacarnya di depan teman-temannya. Atau mempermalukan pacarnya di
depan teman-temannya.

12) Breaking treasured items


Tidak memperdulikan perasaan atau barang-barang milik pacar mereka, jika
pasangan mereka menangis, mereka menganggap hal itu sebuah kebodohan.
b. Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual adalah pemaksaan untuk melakukan kegiatan atau kontak
seksual sedangkan pacar mereka tidak menghendakinya. Menurut Murray
(2007), kekerasan seksual terdiri dari :
1) Perkosaan
Melakukan hubungan seks tanpa ijin pasangannya atau dengan kata lain
disebut dengan pemerkosaan. Biasanya pasangan mereka tidak mengetahui
apa yang akan dilakukan pasangannya pada saat itu.
2) Sentuhan yang tidak diinginkan
Sentuhan yang dilakukan tanpa persetujuan pasangannya, sentuhan ini kerap
kali terjadi di bagian dada, bokong, dan lainnya.
3) Ciuman yang tidak diinginkan
Mencium pasangannya tanpa persetujuan pasangannya, hal ini terjadi di
area publik atau tempat yang tersembunyi.
c. Kekerasan Fisik

16
Kekerasan fisik adalah perilaku yang mengakibatkan pacar terluka secara fisik,
seperti memukul, menampar, menendangdan sebagainya. Kekerasan fisik terdiri
dari (Murray,2007) :
1) Memukul, mendorong dan membenturkan
Ini merupakan tipe abuse, yang dapat dilihat dan diidentifikasi, perilaku ini
diantaranya adalah memukul, manmpar, menggigit, mendorong ke dinding
dan mencakar baik dengan menggunakan tangan maupun dengan
menggunakan alat. Hal ini menghasilkan memar, patah kaki, dan lain
sebagainya. Hal ini dilakukan sebagai hukuman kepada pasangannya.
2) Mengendalikan dan menahan
Perilaku ini dilakukan pada saat menahan pasangan mereka tidak pergi
meninggalkan mereka, misalnya menggenggam tangan atau lengannya
terlalu kuat.
3) Permainan kasar
Menjadikan pukulan sebagai permainan dalam hubungan, padahal
sebenarnya pihak tersebut menjadikan pukulan-pukulan ini sebagai taktik
untuk menahan pasangannya pergi darinya. Ini menandakan dominasi dari
pihak yang melayangkan pukulan tersebut.
3. Faktor-faktor Penyebab Kekerasan Dalam Pacaran
Menurut Annisa (2008), faktor–faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam
pacaran terdiri dari :
a. Ideologi Gender dan Budaya Patriarki
Gender adalah pemberian sifat dan peran kepada laki – laki dan perempuan
dimana bahwa laki–laki mempunyai sifat maskulin dan perempuan feminin.
Laki – laki itu pasti kuat, tegas, berani, cerdas, dsb. Sedangkan perempuan mesti
lemah lembut, pemalu, kurang cerdas, dsb. Karena persifatan ini membuat
seakan–akan sifat laki-laki lebih unggul dari perempuan. Peran ini yang
memberikan adalah masyarakat berdasar pada kesepakatan dan adat yang
mereka buat. Ideologi gender telah menempatkan perempuan pada posisi-posisi
tertentu yang menyebabkan ia lemah. Sedangkan budaya patriarkhi selalu

17
mengunggulkan kaum laki-laki.
b. Pengertian yang salah tentang makna pacaran
Pacaran sering dianggap sebagai bentuk pemilikan atau penguasaan atas diri
pasangannya. Sehingga ketika telah menjadi pacar seseorang, maka dianggap
milik seseorang itu.
c. Adanya upaya untuk mengendalikan perempuan
Perempuan dibatasi hak dan wewenangnya untuk mengembangkan diri. Ada
anggapan bahwa perempuan harus dikendalikan sebab jika tidak maka akan
“nglunjak” terhadap laki-laki.
d. Adanya mitos – mitos yang berkembang seputar pacaran
Mitos adalah keyakinan yang salah mengenai sesuatu hal yang disebabkan
kurangnya informasi ataupun kesalahan pengertian, misalnya laki-laki punya
dorongan seks yang lebih besar daripada perempuan, sehingga bisa dimaklumi
jika laki-laki bersifat agresif. Selanjutnya perasaan cinta harus dibuktikan
dengan berhubungan seksual, tidak mau berhubungan seksual berarti akan
kehilangan pacar, laki-laki yang mengajak hubungan seksual pasti akan
menikahi.
Dari uraian di atas, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kekerasan
dalam pacaran. Untuk mempermudah dalam memahaminya, maka penulis
mengkategorikan faktor-faktor tersebut menjadi dua macam, yaitu faktor individu
dan faktor lingkungan.
a. Faktor Individual
Faktor individu sebagai pemicu tindak kekerasan dalam pacaran adalah
kontrol diri pelaku yang lemah terhadap suatu masalah, menjadikan ia
mudah sekali melakukan tindak kekerasan dalam menghadapi suatu masalah.
Faktor individu ini juga didapat dari pengalaman pola asuh dalam keluarga, masa
lalunya, si pelaku pernah menjadi korban kekerasan atau terbiasa dengan tindak
kekerasan di masa kecilnya.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan adalah faktor di luar dari si pelaku kekerasan. Seperti
pengaruh teman sebaya, mengkonsumsi NAZA sehingga dapat mengganggu
18
mental dan perilaku seseorang, pengaruh budaya seperti kedudukan laki-laki
lebih tinggi dibandingkan perempuan, yang membuat beberapa orang
beranggapan bahwa segala aturan dan tindakan sepenuhnya diberikan oleh
laki-laki.

19
20

B. Mahasiswa
1. Definisi Mahasiswa
Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Perguruan Tinggi,
sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswa sendiri
adalah peserta didik yang belajar di perguruan tinggi (Wulan dan Abdullah,
2014).
Mahasiswa adalah individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat
perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta atapun lembaga
yang setingkat dengan perguruan inggi. Mahasiswa sendiri dipandang
memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan
perencanaan dalam bertindak (Papilaya dan Huliselan, 2016).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
mahasiswa adalah orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah
universitas atau perguruan tinggi.

2. Hak dan Kewajiban

a. Hak Mahasiswa
Peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi
Bab X pasal 109, menyatakan bahwa hak mahasiswa adalah sebagai
berikut:

1) Mahasiswa berhak menggunakan kebebasan akademik secara


bertanggung jawab untuk menuntut ilmu sesuai dengan norma dan
susila yang berlaku dalam lingkungan akademik.

2) Mahasiswa berhak memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan


layanan bidang akademik sesuai dengan minat, bakat, kegemaran,
dan kemampuan mahasiswa yang bersangkutan.

3) Mahasiswa berhak menggunakan fasilitas perguruan tinggi dalam


rangka kelancaran proses belajar.

4) Mahasiswa berhak memperoleh bimbingan dosen yang bertanggung


21

jawab atas program studi yang diikutinya dalam penyelesaian


studinya.

5) Mahasiswa berhak memperoleh layanan informasi yang berkaitan


IV. PEDOMAN WAWANCARA
B. Subjek
1. Identitas Subjek
a. Nama (Inisial) :
b. Jenis Kelamin :
c. Usia :
d. Pendidikan :

2. Latar Belakang Subjek


a. Apa yang membuat Anda berpikir bahwa Anda sedang mengalami
kekerasan?
b. Siapa yang melakukan kekerasan terhadap Anda?
c. Mengapa kekerasan itu dapat terjadi?
d. Dimana kekerasan itu terjadi?
e. Sejak kapan kekerasan itu terjadi?
f. Bagaimana bentuk kekerasan yang Anda alami? (fisik, emosional,
psikologis, atau seksual)
g. Bagaimana Anda mulai sadar kalau Anda sedang mengalami
kekerasan dalam pacaran?
h. Tanda-tanda seperti apa yang Anda sadari?
i. Berapa lama hingga Anda sadar kalau Anda sedang mengalami
kekerasan dalam pacaran?
j. Apa yang Anda lakukan setelah sadar kalau Anda sedang
mengalami kekerasan dalam pacaran?
k. Bagaimana respon pelaku terhadap tindakan Anda?

3. Daftar Pertanyaan

a. Kekerasan Verbal
1) Pernah tidak pasangan Anda menghina Anda lewat
perkataannya? Seperti apa?

22
23

2) Apakah pasangan Anda pernah menunjukan wajah marah


atau kecewa secara tiba-tiba tanpa memberi alasannya?
3) Apakah pasangan Anda seorang yang mengendalikan atau
membatasi Anda dalam penggunaan ponsel? Seperti apa?
4) Pernah atau tidak pasangan Anda tidak menepati janji untuk
mengabari Anda, hingga Anda menunggu kabar nya?
5) Pasangan Anda lebih sering menghabiskan waktu bersama
Anda atau teman-teman nya?
6) Seberapa sering pasangan Anda mengkritik kekurangan atau
kelemahan Anda hingga membuat Anda Insecure? Dalam hal
apa?
7) Apakah pasangan Anda pernah menuduh Anda atas dasar hal
yang tidak Anda lakukan?
8) Apakah pasangan Anda termasuk seseorang yang
manipulatif?
9) Pernahkah pasangan Anda memberikan ancaman hingga
membuat Anda dan orang sekitar tidak nyaman?
10) Apakah pasangan Anda seorang yang cemburu, posesif, suka
mengatur dan cenderung mengintrogasi?
11) Pernahkah pasangan Anda mempermalukan Anda didepan
publik? Seperti apa?
b. Kekerasan Sexual
1) Apakah pasangan Anda selalu meremehkan sesuatu yang
Anda anggap penting?
2) Pernahkah pasangan Anda memaksa untuk melakukan
hubungan seks?
3) Apakah pasangan Anda sering melakukan sentuhan yang
dilakukan tanpa persetujuan pada bagian bagian sensitif?
4) Apakah pasangan Anda pernah mencium Anda tanpa
persetujuan?
24

c. Kekerasan Fisik
1) Pernahkah pasangan Anda melakukan kekerasan fisik?
Hingga menyebabkan memar atau luka?
2) Pernahkah pasangan Anda menahan Anda dengan cara
menggenggam tangan atau lengan terlalu kuat?
3) Pernahkah pasangan Anda melayangkan pukulan saat sedang
bercanda?
V. PELAKSANAAN WAWANCARA

A. Setting Fisik

Interviewee adalah seorang perempuan berumur 20 tahun yang tinggal di


Kota Bogor. Saat ini interviewee merupakan seorang mahasiswi semester 1
yang mengambil jurusan Pendidikan Luar Biasa di salah satu universitas
swasta di Bogor. Wawancara awal dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2021
pada pukul 13.30 WIB melalui Google Meet. Interviewee menggunakan
handphone sebagai alat dalam proses wawancara. Saat wawancara terlihat
interviewee sedang berada diluar ruangan duduk menghadap ke layar kamera
disebuah kendaraan sehingga tubuh interviewee yang terlihat di kamera saat
melakukan wawancara tidak full hanya dari kepala sampai dada, interviewee
terlihat menggunakan kedua tangannya untuk memegang handphone saat
wawancara berlangsung. Interviewee menggunakan kerudung berwarna abu-
abu, masker hitam dan helm hitam. Interviewee juga terlihat menggunakan
sedikit make-up dengan alis yang tebal dan bulu mata yang lentik.
Interviewee tidak terlihat menggunakan aksesoris pada tangannya. Saat
wawancara pun interviewee beberapa kali mengarahkan kameranya ke jalan.
Pelaksanaan wawancara pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 29
November 2021 pada pukul 09.00 WIB melalui Google Meet. Alat yang
digunakan interviewee saat wawancara adalah handphone. Saat wawancara
interviewee berada dalam sebuah ruangan dengan latar atau tembok berwarna
merah muda, juga terdapat cermin dengan pinggiran kayu berwarna coklat
yang menempel pada tembok. Interviewee terlihat duduk menghadap ke layar
kamera sambil menggunakan satu tangannya untuk memegang handphone
yang digunakannya untuk wawancara. bagian tubuh interviewee yang terlihat
pada kamera hanya sampai pada bagian dada. Interviewee dengan hidung
mancung tersebut terlihat menggunakan kerudung berwarna biru tua dengan
baju lengan panjang berwarna hijau. Interviewee juga tidak terlihat
menggunakan make-up sama sekali saat proses wawancara berjalan.

25
26

B. Setting Psikis
Wawancara awal dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2021 pukul 13.30 -
14.15 WIB melalui Google Meet. Selama wawancara berlangsung,
interviewee menggunaan masker wajah sehingga menutupi bagian hidung
hingga mulut, yang terlihat hanyalah mata dan alis interviewee yang beberapa
kali sedang berpikir dan mengingat kembali kejadian yang pernah dialami
olehnya dengan sesekali mengalihkan matanya dari kamera melihat-lihat
sekitar sambil berpikir, dan mengerutkan alis.
Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 27 November 2021 pukul
13.00-14.00 WIB melalui Google Meet. Selama wawancara berlangsung
yang terlihat hanya bagian wajah hingga bagian dada dari interviewee.
Sesekali interviewee terlihat menunjukan ekspresi wajah yang sedih degan
mengerutkan alisnya dan mulutnya, beberapa kali interviewee terlihat sedang
berpikir dengan memutar-mutar bola matanya seperti sedang mengingat masa
lalu yang di alaminya.

C. Tahap Pelaksanaan
1. Tahap Pemeriksaan Wawancara Awal
a. Tahap pertama
1) Hari/tanggal : Sabtu, 16 Oktober 2021
Tempat/Media : Rumah masing-masing dan grup
2)
Whatsapp
Waktu : 13:15-13.40 WIB
3)
a. Pukul 13.15 WIB : Interviewer membuat sebuah perjanjian
via whatsapp untuk meakukan
wawancara.
b. Pukul 13.40 WIB : Interviewer mendapatkan balasan atas
persetujuan dari interviewee dalam
melakukan wawancara
27

b. Tahap Kedua
1) Hari/tanggal : Minggu, 17 Oktober 2021
2) Tempat/Media : Rumah masing-masing dan grup
whatsapp
3) Waktu : 13:00 -14.00 WIB
a. Pukul 13.00 WIB : Interviewer mulai berdiskusi untuk
membuat room google meet
b. Pukul 13.15 WIB : Interviewer memasuki room google meet
untuk mengecek audio dan recording
c. Pukul 13.35 WIB : Interviewee memasuki room google meet
d. Pukul 13.40 WIB : Interviewer mulai mengajukan
pertanyaan terhadap interviewee
e. Pukul 14.00 WIB : Wawancara selesai dilakukan.
2. Tahap Pemeriksaan Wawancara Kedua
a. Tahap Pertama
1) Hari/tanggal : Sabtu, 27 November 2021
2) Tempat/Media : Rumah masing-masing dan grup
Whatsapp
3) Waktu : 09.00-10.15 WIB
a. Pukul 09.00 WIB : Interviewer membuat sebuah perjanjian
via whatsapp untuk meakukan
wawancara.
b. Pukul 10.15 WIB : Interviewer mendapatkan balasan atas
persetujuan dari interviewee dalam
melakukan wawancara

b. Tahap Kedua
1) Hari/tanggal : Minggu, 28 November 2021
2) Tempat/Media : Rumah masing-masing dan grup
whatsapp
28

3) Waktu : 13:30 -14.15 WIB


a. Pukul 13.30 WIB : Interviewer mulai berdiskusi untuk
membuat room google meet
b. Pukul 13.35 WIB : Interviewer memasuki room google meet
untuk mengecek audio dan recording
c. Pukul 13.40 WIB : Interviewee memasuki room google meet
d. Pukul 13.43 WIB : Interviewer mulai mengajukan
pertanyaan terhadap interviewee
e. Pukul 14.15 WIB : Wawancara selesai dilakukan.
VI. HASIL WAWANCARA
1. Subjek
A. Identitas Subjek
1. Nama (Inisial) : C
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Usia : 20 tahun
4. Status : Mahasiswa
5. Asal : Bogor, Jawa Barat

B. Verbatim
Interviewer 1 : “Apa yang membuat ada berfikir bahwa anda
sedang mengalami kekerasan?”
Interviewee : “Ketika aku punya hubungan sama pacar aku,
nah pacar aku suka ngelakuin kekerasan sama
aku ketika keinginannya ga terpenuhi”
Interviewer 1 : “Iya, yang berikutnya siapa yang melakukan
kekerasan terhadap anda?”
Interviewee : “Pacar saya sendiri”
Interviewer 1 : “Terus berikutnya, mengapa kekerasan itu
bisa terjadi?”
Interviewee : “Ketika saya melakukan hal yang ee.. tidak di
tidak disuka oleh pacar saya atau ketika ee...
saya melakukan ketika pacar saya mulai ee..
mencurigai saya tiba-tiba disitu dia mulai
melakukan kekerasan kepada saya”
Interviewer 1 : “Berikutnya, dimana kekerasan itu terjadi?”
Interviewee : “Bisa dirumah saya ketika gaada siapa-siapa,
dirumah dia ketika gaada siapa-siapa ee..
biasanya di tempat parkir mall. Kalau
misalnya dia lagi marah sama saya dia
langsung ajak saya ke tempat parkir”

29
30

Interviewer 1 : “Dan selanjutnya, sejak kapan kekerasan itu


terjadi?”
Interviewee : “Sejak ee.. memasuki bulan ke-3 pacaran”
Interviewer 1 : “Ohh.. oke berikutnya nanti teman saya yang
melanjuti ya pertanyaannya”
Interviewer 2 : “Halo C, dilanjut sama aku ya”
Interviewee : “Iya”
Interviewer 2 : “Ee.. Bagaimana bentuk kekerasan yang
pernah kamu alami, baik itu secara fisik,
emosional, psikologis, atau seksual?”
Interviewee : “Kekerasan fisik pernah, kekerasan
emosional pernah, kekerasan dalam.. ee..
kekerasan sek.. kekerasan seksual juga
pernah. Kekerasan fisik itu ee.. saya
ditendang, saya di.. ee.. kepala saya
dibenturkan ke tembok, saya ditampar. Kalo..
ee.. kekerasan emosional ee.. saya di maki-
maki oleh pacar saya, dan ketika dan dan
kekerasan seksual itu ketika ee.. waktu itu di
bioskop pernah ee.. dia tiba-tiba nyium saya
tanpa confirm dari saya, dia tau saya gasuka
tidak suka di cium seperti itu tapi tetap
memaksakan eh.. karna dia tau kalau saya
tidak suka tapi dia tetap minta dan saya takut,
karna ditempat rame pun dia bisa seperti itu
gimana di tempat sepi”
Interviewer 2 : “Baik, selanjutnya bagaimana kamu mulai
sadar kalau kamu itu sedang mengalami
kekerasan dalam pacaran?”
Interviewer 2 : “Maaf C, boleh diulang ga? Putus-putus”
Interviewee : “Ketika saya cerita ke teman saya, dan teman
31

saya memberitahukan kalo itu sudah masuk


dalam kekerasan dalam pacaran”
Interviewer 2 : “Baik, selanjutnya ee.. tanda-tanda apa yang
kamu sadari?”
Interviewee : “Ketika ee.. hal kecilpun dia besar-besar kan
dan langsung ee.. tanpa pikir panjang
langsung nampar saya atau nendang saya”
Interviewer 2 : “Baik, ee.. terus berapa lama hingga kamu
sadar kalau kamu sedang mengalami
kekerasan dalam pacaran?
Interviewee : “Ee.. tolong ulang pertanyaannya”
Interviewer 2 : “Berapa lama hingga kamu sadar kalau kamu
sedang mengalami kekerasan dalam
pacaran?”
Interviewee : “Lima sampe enam bulan, dia mulai
melakukan kekerasan pada saat tiga sampe
empat bulan ee.. saya diberitahu teman saya
bulan ke empat pacaran dan saya baru sadar
ee.. antara bulan ke lima sampe bulan ke
enam”
Interviewer 2 : “Oke baik, bisa dilanjut”
Interviewer 3 : “Halo C.. aku lanjutin yah. Ee.. apa yang C
lakuin setelah sadar kalo C itu mengalami
kekerasan?”
Interviewee : “Apa yang aku, apa tadi?”
Interviewer 3 : “Apa yang C lakuin setelah sadar kalo C itu
mengalami sebuah kekerasan?
Interviewee : “Tetep bertahan sih waktu itu karena ngerasa
karena ee.. ngerasa dia begitu karena aku
yang salah”
Interviewer 3 : “Ee.. terus ee.. gimana sih respon pacar C
32

terhadap tindakan C itu??


Interviewee : “Ee.. tetep melanjutkan kebiasaan dia, tetep
kalo salah tetep dipukul ditampar”
Interviewer 3 : “Pernah ga pasangan C menghina C lewat
perkataannya? Dan kalo pernah tuh seperti
apa?”
Interviewee : “Pernah, kayak ee ngebanding-bandingin aku
sama ee.. mantan dia dulu ee.. mantan dia
emang kebetulan cantik banget, dapet aku
yang sekarang kayak sering dibanding-
bandingin kayak dari bentuk muka yang aku
aku tuh kan mukanya ee.. bulet ya nah kalo
misalnya mantan pacarnya tuh oval, terus aku
tuh pendek, mantannya tinggi gitu”
Interviewer 3 : “Ee.. pernah ga sih pasangan C itu
menunjukkan wajah marah atau kecewa
secara tiba-tiba tanpa memberi alasan?
Interviewee : “Pernah dan itu sering banget kayak tiba-tiba
bete sendiri padahal sebelumnya tuh ga
pernah ee belum ada masalah gitu”
Interviewer 3 : “Oke dilanjut sama temenku ya C..”
Interviewee : “Iya..”
Interviewer 4 : “Halo C dilanjut sama aku ya”
Interviewee : “Iya..”
Interviewer 4 : “Aku mau nanya pernah ga sih pasangan
kamu itu termasuk orang yang mengendalikan
atau membatasi kamu dalam penggunaan
ponsel ga? kalo iya, seperti apa?
Interviewee : “Enggak pernah sih.”
Interviewer 4 : “Ga pernah ya kalo pembatasan?”
Interviewee : “Iya..”
33

Interviewer 4 : “Terus pernah atau ngga pasangan kamu ga


nepatin janji atau ngabarin kamu ee.. ga
ngabarin kamu gitu sampe kamu nunggu?
Interviewee : “Nggak”
Interviewer 4 : “Berarti dia selalu ngabarin ya?”
Interviewee : “Iya..”
Interviewer 4 : “Terus pasangan kamu itu lebih sering
ngabisin waktu sama kamu atau sama temen-
temennya?”
Interviewee : “Sama aku”
Interviewer 4 : “Terus seberapa sering pasangan kamu
mengkritik kekurangan atau kelemahan kamu
hingga kamu membuat ee.. hingga membuat
kamu jadi insecure? dalam hal apa kalo ada?”
Interviewee : “Dalam hal fisik sih kak, dia sering
ngebanding-bandingin ee.. aku sama pacarnya
sebelum aku. ngebanding-bandingin
kelemahan dan kekurangan aku sama ee
pacarnya dia eh mantannya dia.”
Interviewer 4 : “Udah itu aja?”
Interviewee : “Iya..”
Interviewer 4 : “Oke, dilanjut sama temen aku ya.. makasih ”
Interviewer 5 : “Oke C pertanyaan dari aku, kalo dituduh gitu
atas dasar hal yang gapernah kamu lakuin,
apa dia pernah?“
Interviewee : “Pernah dan itu sering. kayak kalau ee..
misalnya ee.. lagi chat-an atau lagi chat-an
akunya ketiduran dan itu kan langsung
ngilang dia tuh langsung kayak ee.. mikir aku
tuh, aku jalan sama cowo lain atau aku ee..
chatan sama cowo lain ee.. di ee.. media
34

sosial yang berbeda”


Interviewer 5 : “Ee.. tapi pasangan kamu ini seseorang yang
manipulatif ga?”
Interviewee : “Sangat”
Interviewer 5 : “Gimana contoh manipulatifnya tuh yang
kaya gimana?
Interviewee : “Kayak misalnya ee.. pas aku ee.. pas aku ga
sengaja pesenin makan dia yang apa, ga
sengaja ee.. pesen makanan yang dia gasuka.
itu aku beneran pyur lupa tapi dia kayak
marah banget nyeret aku ke parkiran
restaurant nya terus dia tuh kayak langsung
nampar aku gitu, terus ee.. bentuk manipulatif
nya tuh kayak „kamu tau aku gasuka tapi
kenapa kamu pesenin‟ terus „ya makanya
kamu aku tampar kayak gini karna kamu
salah‟, gitu”
Interviewer 5 : “Lebih ke kayak gaslighting lah ya”
Interviewee : “Iya (sambil menganggukan kepala)”
Interviewer 5 : “Ee terus kayak ee.. pasangan kamu ini
pernah ga ngasih kamu ancaman, suatu
ancaman sampe buat kamu atau orang orang
sekitar kamu kayak contoh temen temen
kamu atau keluarga kamu itu merasa ikut
terancam juga jadi ga nyaman karna ancaman
dia?”
Interviewee : “Ga pernah (sambil menggelengkan kepala)”
Interviewer 5 : “Oke terakhir dari aku, ee.. kalo pasangan
kamu posesif atau suka ngatur gitu?”
Interviewee : “Sering, sering (sambil menganggukan
kepala)”
35

Interviewer 5 : “Sering, contoh aturannya tuh kayak gimana


yang dibuat sama dia? yang dia gasuka”
Interviewee : “Kayak aku ga boleh berinteraksi sama cowo
sama sekali. baik itu ee organisasi atau ee
tempat manapun. contoh misal organisasi,
aku gaboleh ikut organisasi kalo ada
cowonya gitu”
Interviewer 5 : “Berarti ee.. cenderung introgasi kamu terus
lah ya? kalo misalnya kamu main gitu kamu
selalu ditanya tanya „mau kemana? sama
siapa?‟ gitu?
Interviewee : “Iya, dan ga boleh ada cowonya”
Interviewer 5 : “Oke, makasih C”
Interviewer 6 : “Halo C, kedengeran kan ya suara saya?”
Interviewee : “Iya..”
Interviewer 6 : “Selanjutnya ee.. aku pengen nanya nih
pernah ga si C ngerasa kayak di permalukan
gitu depan publik? Kalau ada seperti apa?”
Interviewee : “Pernah, ee.. di bentak depan banyak orang
si”
Interviewer 6 : “Ee.. selanjutnya pernah ga si pasangan C
meremehkan sesuatu hal yang C anggap
penting gitu?”
Interviewee : “Ee.. Iya ketika ini si, ee.. ketika aku masuk
ke organisasi yang menurut aku susah
ee..masuknya tuh dia malah ga ikut seneng
gitu atas pencapaian aku, malah kayak „ah
gitu doang‟ gitu”
Interviewer 6 : “Ohh gitu ya, selanjutnya tadi kan C sempet
bilang ya kalau misalnya C itu pernah
ngalamin yang namanya kekerasan seksual ya
36

yang bioskop itu, itu tuh ee.. sering ga si


pasangan C ngelakuin itu ke C?”
Interviewee : “Sekali itu aja Kak”
Interviewer 6 : “Sekali itu aja ya?”
Interviewee : “Iya.. ”
Interviewer 6 : “Ohh oke, itu aja dari aku. Selanjutnya
diterusin sama yang lain ya.. ”
Interviewer 7 : “Oke lanjut ke pertanyaan selanjutnya ee..,
apakah pasangan kamu pernah mencium
tanpa persetujuan?”
Interviewee : “Pernah itu yang di bioskop”
Interviewer 7 : “Oh iya ee.. terus pasangan kamu tuh pernah
gak melakukan kekerasan sampai ee..
menyebabkan memar atau luka gitu?”
Interviewee : “Sering itu kalo misalnya aku ditendang tuh
kaya bener-bener ee.. seluruh tenaga dia tuh
bisa dikeluarin pernah sampe pincang gitu
jalannya”
Interviewer 7 : “Terus kalo misal kamu marah nih pernah
gak sih marahan kamu dengan cara
menggenggam tangan atau lengan kamu
dengan kuat sampe kamu gak bisa pergi?”
Interviewee : “Pernah”
Interviewer 7 : “Pernah gak pasangan kamu melayangkan
pukulan ee.. saat sedang bercanda ini konteks
nya bercanda ya tapi dia sampe pukul kamu?”
Interviewee : “Ga sih ga pernah”
Interviewer 7 : “Ohh ga, oke makasih ya C”
VII. REDUKSI DATA

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
1. Inter 1 Apa yang membuat ada berfikir bahwa anda sedang
2. mengalami kekerasan?
3. Intee Ketika aku punya hubungan sama pacar aku, nah pacar aku
4. suka ngelakuin kekerasan sama aku ketika keinginannya ga
5. terpenuhi.
6. Inter 1 Iya, yang berikutnya siapa yang melakukan kekerasan
7. terhadap anda?
8. Intee Pacar saya sendiri.
9. Inter 1 Terus berikutnya, mengapa kekerasan itu bisa terjadi?

10. Intee Ketika saya melakukan hal yang ee.. tidak di tidak disuka
11. oleh pacar saya atau ketika ee... saya melakukan ketika pacar
12. saya mulai ee.. mencurigai saya tiba-tiba disitu dia mulai
13. melakukan kekerasan kepada saya.
14. Inter 1 Berikutnya, dimana kekerasan itu terjadi?
15. Intee Bisa dirumah saya ketika gaada siapa-siapa, dirumah dia
16. ketika gaada siapa-siapa ee.. biasanya di tempat parkir mall.
17. Kalau misalnya dia lagi marah sama saya dia langsung ajak
18. saya ke tempat parkir.
19. Inter 1 Dan selanjutnya, sejak kapan kekerasan itu terjadi?

20. Intee Sejak ee.. memasuki bulan ke-3 pacaran.


21. Inter 1 Ohh.. oke berikutnya nanti teman saya yang melanjuti ya
22. pertanyaannya
23. Inter 2 Halo C, dilanjut sama aku ya.
24. Intee Iya.
25. Inter 2 Ee.. Bagaimana bentuk kekerasan yang pernah kamu alami,
26. baik itu secara fisik, emosional, psikologis, atau seksual?

37
38

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
27. Intee Kekerasan fisik pernah, kekerasan emosional pernah,
28. kekerasan dalam.. ee.. kekerasan sek.. kekerasan seksual juga
29. pernah. Kekerasan fisik itu ee.. saya ditendang, saya di.. ee..
30. kepala saya dibenturkan ke tembok, saya ditampar. Kalo.. ee..
31. kekerasan emosional ee.. saya di maki-maki oleh pacar saya,
32. dan ketika dan dan kekerasan seksual itu ketika ee.. waktu itu
33. di bioskop pernah ee.. dia tiba-tiba nyium saya tanpa confirm
34. dari saya, dia tau saya gasuka tidak suka di cium seperti itu
35. tapi tetap memaksakan eh.. karna dia tau kalau saya tidak
36. suka tapi dia tetap minta dan saya takut, karna ditempat rame
37. pun dia bisa seperti itu gimana di tempat sepi.
38. Inter 2 Baik, selanjutnya bagaimana kamu mulai sadar kalau kamu
39. itu sedang mengalami kekerasan dalam pacaran?
40. Inter 2 Maaf C, boleh diulang ga? Putus-putus.
41. Intee Ketika saya cerita ke teman saya, dan teman saya
42. memberitahukan kalo itu sudah masuk dalam kekerasan
43. dalam pacaran.
44. Inter 2 Baik, selanjutnya ee.. tanda-tanda apa yang kamu sadari?
45. Intee Ketika ee.. hal kecilpun dia besar-besar kan dan langsung ee..
46. tanpa pikir Panjang langsung nampar saya atau nendang saya
47. Inter 2 Baik, ee.. terus berapa lama hingga kamu sadar kalau kamu
48. sedang mengalami kekerasan dalam pacaran?
49. Intee Ee.. tolong ulang pertanyaannya.
50. Inter 2 Berapa lama hingga kamu sadar kalau kamu sedang
51. mengalami kekerasan dalam pacaran?
52. Intee Lima sampe enam bulan, dia mulai melakukan kekerasan
53. pada saat tiga sampe empat bulan ee.. saya diberitahu teman
54. saya bulan ke empat pacaran dan saya baru sadar ee.. antara
39

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
55. bulan ke lima sampe bulan ke enam.
56. Inter 2 Oke baik, bisa dilanjut
57. Inter 3 Halo C.. aku lanjutin yah. Ee.. apa yang C lakuin setelah
58. sadar kalo C itu mengalami kekerasan?
59. Intee Apa yang aku, apa tadi?
60. Inter 3 Apa yang C lakuin setelah sadar kalo C itu mengalami sebuah
61. kekerasan?
62. Intee Tetep bertahan sih waktu itu karena ngerasa karena ee..
63. ngerasa dia begitu karena aku yang salah.
64. Inter 3 Ee terus ee.. gimana sih respon pacar C terhadap tindakan C
65. itu?
66. Intee Ee.. tetep melanjutkan kebiasaan dia, tetep kalo salah tetep
67. dipukul ditampar.
68. Inter 3 Pernah ga pasangan C menghina C lewat perkataannya? Dan
69. kalo pernah tuh seperti apa?
70. Intee Pernah, kayak ee.. ngebanding-bandingin aku sama ee..
71. mantan dia dulu ee.. mantan dia emang kebetulan cantik
72. banget, dapet aku yang sekarang kayak sering dibanding-
73. bandingin kayak dari bentuk muka yang aku aku tuh kan
74. mukanya ee.. bulet ya nah kalo misalnya mantan pacarnya
75. tuh oval, terus aku tuh pendek, mantannya tinggi gitu.
76. Inter 3 Ee.. pernah ga sih pasangan C itu menunjukkan wajah marah
77. atau kecewa secara tiba-tiba tanpa memberi alasan?
78. Intee Pernah dan itu sering banget kayak tiba-tiba bete sendiri
79. padahal sebelumnya tuh ga pernah ee.. belum ada masalah
80. gitu
81. Inter 3 Oke dilanjut sama temenku ya C..
82. Intee Iya.
40

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
83. Inter 4 Halo C dilanjut sama aku ya.
84. Intee Iya..
85. Inter 4 Aku mau nanya pernah ga sih pasangan kamu itu termasuk
86. orang yang mengendalikan atau membatasi kamu dalam
87. penggunaan ponsel ga? Kalo iya, seperti apa?
88. Intee Enggak pernah sih.
89. Inter 4 Ga pernah ya kalo pembatasan?
90. Intee Iya..
91. Inter 4 Terus pernah atau ngga pasangan kamu ga nepatin janji atau
92. ngabarin kamu ee.. ga ngabarin kamu gitu sampe kamu
93 nunggu?
94. Intee Nggak.
95. Inter 4 Berarti dia selalu ngabarin ya?
96. Intee Iya..
97. Inter 4 Terus pasangan kamu itu lebih sering ngabisin waktu sama
98. kamu atau sama temen-temennya?
99. Intee Sama aku.
100. Inter 4 Terus seberapa sering pasangan kamu mengkritik kekurangan
101. atau kelemahan kamu hingga kamu membuat ee.. hingga
102. membuat kamu jadi insecure? Dalam hal apa kalo ada?
103. Intee Dalam hal fisik sih kak, dia sering ngebanding-bandingin ee..
104. aku sama pacarnya sebelum aku. ngebanding-bandingin
105. kelemahan dan kekurangan aku sama ee.. pacarnya dia eh
106. mantannya dia.
107. Inter 4 Udah itu aja?
108. Intee Iya..
109. Inter 4 Oke dilanjut sama temen aku ya.. makasih
41

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
110. Inter 5 Oke C pertanyaan dari aku, kalo dituduh gitu atas dasar hal
111. yang gapernah kamu lakuin, apa dia pernah?
112. Intee Pernah dan itu sering. kayak kalau ee.. misalnya ee.. lagi
113. chat-an atau lagi chat-an akunya ketiduran dan itu kan
114. langsung ngilang dia tuh langsung kayak ee.. mikir aku tuh,
115. aku jalan sama cowo lain atau aku ee.. chatan sama cowo lain
116. ee di ee media sosial yang berbeda.
117. Inter 5 Ee.. tapi pasangan kamu ini seseorang yang manipulatif ga?
118. Intee Sangat.
119. Inter 5 Gimana contoh manipulatifnya tuh yang kaya gimana?
120. Intee Kayak misalnya ee.. pas aku ee.. pas aku ga sengaja pesenin
121. makan dia yang apa, ga sengaja ee.. pesen makanan yang dia
122. gasuka. Itu aku beneran pure lupa tapi dia kayak marah
123. banget nyeret aku ke parkiran restaurant nya terus dia tuh
124. kayak langsung nampar aku gitu, terus ee.. bentuk
125. manipulatif nya tuh kayak „kamu tau aku gasuka tapi kenapa
126. kamu pesenin‟ terus „ya makanya kamu aku tampar kayak
127. gini karna kamu salah‟, gitu.
128. Inter 5 Lebih ke kayak gaslighting lah ya.
129. Inter 5 Ee terus kayak ee.. pasangan kamu ini pernah ga ngasih kamu
130. ancaman, suatu ancaman sampe buat kamu atau orang orang
131. sekitar kamu kayak contoh temen temen kamu atau keluarga
132. kamu itu merasa ikut terancam juga jadi ga nyaman karna
133. ancaman dia?
134. Intee Ga pernah. (sambil menggelengkan kepala)
135. Inter 5 Oke terakhir dari aku, ee.. kalo pasangan kamu posesif atau
136. suka ngatur gitu?
137. Intee Sering, sering (sambil menganggukan kepala)
42

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
138. Inter 5 Sering, contoh aturannya tuh kayak gimana yang dibuat sama
139. dia? yang dia gasuka
140. Intee Kayak aku ga boleh berinteraksi sama cowo sama sekali.
141. Baik itu ee.. organisasi atau ee.. tempat manapun. contoh
142. misal organisasi, aku gaboleh ikut organisasi kalo ada
143. cowonya gitu
144. Inter 5 Berarti ee.. cenderung introgasi kamu terus lah ya? kalo
145. misalnya kamu main gitu kamu selalu ditanya-tanya „mau
146. kemana? sama siapa?‟ gitu?
147. Intee Iya, dan ga boleh ada cowonya.
148. Inter 5 Oke, makasih C
149. Inter 6 Halo C, kedengeran kan ya suara saya?
150. Intee Iya..
151. Inter 6 Selanjutnya ee.. aku pengen nanya nih pernah ga si C ngerasa
152. kayak di permalukan gitu depan publik? Kalau ada seperti
153. apa?
154. Intee Pernah, ee.. di bentak depan banyak orang si.
155. Inter 6 Ee.. selanjutnya pernah ga si pasangan C meremehkan
156. sesuatu hal yang C anggap penting gitu?
157. Intee Ee.. Iya ketika ini si, ee.. ketika aku masuk ke organisasi yang
158. menurut aku susah ee.. masuknya tuh dia malah ga ikut
159. seneng gitu atas pencapaian aku, malah kayak „ah gitu doang‟
160. gitu.
161. Inter 6 Ohh gitu ya, selanjutnya tadi kan C sempet bilang ya kalau
162. misalnya C itu pernah ngalamin yang namanya kekerasan
163. seksual ya yang bioskop itu, itu tuh ee.. sering ga si pasangan
164. C ngelakuin itu ke C?
165. Intee Sekali itu aja Kak.
43

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
166. Inter 6 Sekali itu aja ya?
167. Intee Iya..
168. Inter 6 Ohh oke, itu aja dari aku. Selanjutnya diterusin sama yang
169. lain ya..
170. Inter 7 Oke lanjut ke pertanyaan selanjutnya ee.., apakah pasangan
171. kamu pernah mencium tanpa persetujuan?
172. Intee Pernah itu yang di bioskop.
173. Inter 7 Oh iya ee.. terus pasangan kamu tuh pernah gak melakukan
174. kekerasan sampai ee.. menyebabkan memar atau luka gitu?
175. Intee Sering itu kalo misalnya aku ditendang tuh kaya bener-bener
176. ee.. seluruh tenaga dia tuh bisa dikeluarin pernah sampe
177. pincang gitu jalannya.
178. Inter 7 Terus kalo misal kamu marah nih pernah gak sih marahan
179. kamu dengan cara menggenggam tangan atau lengan kamu
180. dengan kuat sampe kamu gak bisa pergi?
181. Intee Pernah.
182. Inter 7 Pernah gak pasangan kamu melayangkan pukulan ee.. saat
183. sedang bercanda ini konteks nya bercanda ya tapi dia sampe
184. pukul kamu?
185. Intee Ga sih ga pernah.
186. Inter 7 Ohh ga, oke makasih ya C.
VIII. CODING

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK TEMA
BARIS
1. Inter 1 Apa yang membuat anda berfikir Subjek merasa
2. bahwa anda sedang mengalami pelaku melakukan
3. kekerasan? kekerasan ketika
4. keinginannya tidak
5. terpenuhi.
6. Intee Ketika aku punya hubungan sama
7. pacar aku, pacar aku suka ngelakuin
8. kekerasan sama aku ketika
9. keinginannya ga terpenuhi.
10. Inter 1 Siapa yang melakukan kekerasan Pelaku kekerasan
11. terhadap anda? adalah pacar subjek
12. sendiri.
13. Intee Pacar saya sendiri.
14.
15. Inter 1 Mengapa kekerasan itu bisa terjadi? Kekerasan terjadi
16. pada saat subjek
17. melakukan kegiatan
18. yang tidak disukai
19. oleh pacarnya.
20. Intee Ketika saya melakukan hal yang
21. tidak disuka oleh pacar saya atau
22. ketika pacar saya mulai mencurigai
23. saya tiba-tiba disitu dia mulai
24. melakukan kekerasan kepada saya.
25. Inter 1 Dimana kekerasan itu biasanya Kekerasan tersebut
26. terjadi? terjadi pada saat
27. subjek dan pelaku

44
45

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK TEMA
BARIS
28. berdua saja, tanpa
29. adanya orang lain
30. terkadang di tempat
31. parkir mall .
32. Intee Bisa dirumah saya ketika gaada
33. siapa-siapa, di rumah dia ketika
34. gaada siapa-siapa, biasanya di
35. tempat parkir mall. Kalau misalnya
36. dia lagi marah sama saya dia
37. langsung ajak saya ke tempat parkir.
38. Inter 1 Sejak kapan kekerasan itu terjadi? Kekerasan pada
39. subjek terjadi pada
40. bulan ke-3 pacaran.
41. Intee Sejak memasuki bulan ke-3 pacaran.
42.
43. Inter 2 Bagaimana bentuk kekerasan yang Kekerasan yang di
44. pernah kamu alami, baik itu secara alami subjek adalah
45. fisik, emosional, psikologis, atau kekerasan fisik,
46. seksual? kekerasan seksual
47. dan kekerasan
48. emosional.
49. Intee Kekerasan fisik pernah, kekerasan
50. emosional pernah, kekerasan seksual
51. juga pernah. Kekerasan fisik itu saya
52. ditendang, kepala saya dibenturkan
53. ke tembok, saya ditampar. Kalo
54. kekerasan emosional saya di maki-
55. maki oleh pacar saya dan kekerasan
46

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK TEMA
BARIS
56. seksual itu ketika waktu di bioskop
57. pernah dia tiba-tiba nyium saya
58. tanpa confirm dari saya, dia tau saya
59. tidak suka dicium seperti itu tapi
60. tetap memaksakan karna dia tau
61. kalau saya tidak suka tapi dia tetap
62. minta dan saya takut, karna ditempat
63. rame pun dia bisa seperti itu gimana
64. di tempat sepi.
65. Inter 2 Bagaimana kamu mulai sadar kalau Subjek mulai sadar
66. kamu sedang mengalami kekerasan mengalami kekerasan
67. dalam pacaran? ketika teman subjek
68. memberi tahu bahwa
69. tindakan dari pelaku
70. termasuk kekerasan
71. dalam pacaran.
72. Intee Ketika saya cerita ke teman saya,
73. dan teman saya memberitahukan
74. kalo itu sudah masuk dalam
75. kekerasan dalam pacaran.
76. Inter 2 Tanda-tanda apa yang kamu sadari? Tanda-tanda yang
77. disadari adalah ketika
78. hal keci di besar-
79. besarkan dan tanpa
80. pikir panjang
81. langsung melakukan
82. kekerasan fisik
83. Intee Ketika hal kecil pun dia besar-
47

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK TEMA
BARIS
84. besarkan dan langsung tanpa pikir
85. panjang langsung nampar atau
86. nendang saya.
87. Inter 2 Berapa lama hingga kamu sadar
88. kalau kamu sedang mengalami
89. kekerasan dalam pacaran?
90. Intee Lima sampe enam bulan, dia mulai
91. melakukan kekerasan pada saat tiga
92. sampe empat bulan. Saya diberitahu
93. teman saya bulan ke empat pacaran
94. dan saya baru sadar antara bulan ke
95. lima sampe bulan ke enam.
96. Inter 3 Apa yang C lakuin setelah sadar kalo Tindakan subjek
97. C itu mengalami sebuah kekerasan? tetap bertahan ketika
98. mengalami
99. kekerasan.
100. Intee Tetep bertahan waktu itu karena
101. ngerasa dia begitu karena aku yang
102. salah.
103. Inter 3 Gimana respon pacar C terhadap Pelaku tetap
104. tindakan C itu? memberikan tindakan
105. kekerasan kepada
106. subjek, walau subjek
107. diam.
108. Intee Tetep melanjutkan kebiasaan dia,
109. tetep kalo salah tetep dipukul
110. ditampar.
111. Inter 3 Pernah ga pasangan C menghina C Subjek mengalami
48

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK TEMA
BARIS
112. lewat perkataannya? Dan kalo kekerasan verbal
113. pernah tuh seperti apa? dengan cara
114. membandingkan
115. dengan mantan
116. pelaku
117. Intee Pernah, kayak ngebanding-bandingin
118. aku sama mantan dia dulu, mantan
119. dia emang kebetulan cantik banget,
120. dapet aku yang sekarang kayak
121. sering dibanding-bandingin dari
122. bentuk muka yang aku kan mukanya
123. bulet ya kalo mantan pacarnya oval,
124. terus aku pendek, mantannya tinggi.
125. Inter 3 Pernah ga pasangan C itu Pelaku sering
126. menunjukkan wajah marah atau menunjukan wajah
127. kecewa secara tiba-tiba tanpa marah tanpa alasan
128. memberi alasan?
129. Intee Pernah dan sering banget kayak tiba-
130. tiba bete sendiri padahal sebelumnya
131. ga pernah ada masalah.
132. Inter 4 Pasangan kamu termasuk orang yang Subjek tidak pernah
133. mengendalikan atau membatasi di batasi dalam
134. kamu dalam penggunaan ponsel ga? penggunaan ponsel.
135. Kalo iya, seperti apa?
136. Intee Enggak pernah.
137. Inter 4 Pernah atau ngga pasangan kamu ga
138. nepatin janji atau ngabarin kamu, ga
139. ngabarin kamu gitu sampe kamu
49

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK TEMA
BARIS
140. nunggu?
141. Intee Nggak.
142. Inter 4 Pasangan kamu itu lebih sering Subjek sering
143. ngabisin waktu sama kamu atau menghabiskan waktu
144. sama temen-temennya? berdua
145. Intee Sama aku.
146. Inter 4 Seberapa sering pasangan kamu Subjek sering merasa
147. mengkritik kekurangan atau insecure
148. kelemahan kamu hingga membuat
149. kamu insecure? Dalam hal apa?
150. Intee Dalam hal fisik, dia sering
151. ngebanding-bandingin kelemahan
152. dan kekurangan aku sama
153. mantannya dia.
154. Inter 5 Dituduh atas dasar hal yang Subjek sering
155. gapernah kamu lakuin, apa dia dituduh
156. pernah? berselingkuh.
157.
158. Intee Pernah dan itu sering. Kayak kalau
159. lagi chat-an aku ketiduran dan
160. langsung ngilang dia mikir, aku jalan
161. sama cowo lain atau chatan sama
162. cowo lain di media sosial yang
163. berbeda.
164. Inter 5 Tapi pasangan kamu ini seseorang
165. yang manipulatif ga?
166. Intee Sangat.
167. Inter 5 Contoh manipulatifnya yang kaya Subjek sering
50

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK TEMA
BARIS
168. gimana? mendapatkan sikap
169. manipulatif dari
170. pelaku
171. Intee Kayak misalnya pas aku ga sengaja
172. pesenin makanan yang dia gasuka.
173. Itu aku beneran pure lupa tapi dia
174. marah banget nyeret aku ke parkiran
175. restaurant terus langsung nampar
176. aku, terus bentuk manipulatifnya
177. „kamu tau aku ga suka tapi kenapa
178. kamu pesenin‟ terus „ya makanya
179. aku tampar kayak gini karna kamu
180. salah‟
181. Inter 5 Lebih ke gaslighting ya. Pasangan
182. kamu pernah ga ngasih kamu suatu
183. ancaman sampe buat kamu atau
184. orang-orang sekitar kamu merasa
185. ikut terancam juga jadi ga nyaman
186. karena ancaman dia?
187. Intee Ga pernah. (sambil menggelengkan
188. kepala)
189. Inter 5 Pasangan kamu posesif atau suka
190. ngatur gitu?
191. Intee Sering, sering (sambil
192. menganggukan kepala)
193. Inter 5 Contoh aturannya kayak gimana Pelaku membatasi
194. yang dibuat sama dia? Yang dia ga interasi atau kegiatan
195. suka. subjek dengan orang
51

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK TEMA
BARIS
196. lain khususnya laki-
197. laki.
198. Intee Kayak aku ga boleh berinteraksi
199. sama cowo sama sekali. Baik itu
200. organisasi atau tempat manapun.
201. Contoh misal organisasi, aku ga
202. boleh ikut organisasi kalo ada
203. cowonya.
204. Inter 5 Berarti cenderung introgasi kamu
205. terus ya? Kalo misalnya kamu main
206. selalu ditanya-tanya „mau kemana?
207. Sama siapa?‟ gitu?
208. Intee Iya dan ga boleh ada cowonya.
209. Inter 6 Pernah ga C ngerasa kayak Subjek pernah
210. dipermalukan gitu depan public? dipermalukan depan
211. Kalau ada seperti apa? public dengan cara di
212. bentak depan banyak
213. orang.
214. Intee Pernah dibentak depan banyak
215. orang.
216. Inter 6 Selanjutnya pernah ga pasangan C Subjek sering merasa
217. meremehkan sesuatu hal yang C di remehkan dengan
218. anggap penting gitu? pelaku.
219. Intee Iya ketika aku masuk ke organisasi
220. yang menurut aku susah masuknya
221. dia malah ga ikut seneng atas
222. pencapaian aku, malah „ah kayak
223. gitu doang‟.
52

NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK TEMA
BARIS
234. Inter 6 C sempet bilang kalau C pernah
225. ngalamin kekerasan seksual ya yang
226. bioskop, sering ga pasangan C
227. ngelakuin itu ke C?
228. Intee Sekali aja kak.
229. Inter 7 Apakah pasangan kamu pernah
230. mencium tanpa persetujuan?
231. Intee Pernah itu yang di bioskop.
232. Inter 7 Pasangan kamu pernah gak Subjek pernah
233. melakukan kekerasan sampai mengalai kekerasan
234. menyebabkan memar atau luka gitu? sampai tubuhnya
235. terluka
236. Intee Sering kalo misalnya aku ditendang
237. bener-bener seluruh tenaga dia bisa
238. dikeluarin pernah sampe pincang
239. jalannya.
240. Inter 7 Misal kamu marah pernah gak Pelaku pernah
241. marahan kamu dengan cara memberikan reaksi
242. mengenggam tangan atau lengan kemarahan
243 kamu dengan kuat sampe kamu gak
244 bisa pergi?
245. Intee Pernah.
246. Pernah
Inter gak
7 pasangan kamu melayangkan pukulan Subjek tidak pernah
247. saat sedang bercanda tapi dia sampe pukul kamu? mengalami kekerasan
248. fisik ketika sedang
249. bercanda
250. Intee Ga sih ga pernah.
V. PEMBAHASAN

1. Bentuk-bentuk Kekerasan dalam Pacaran


Fenomena yang dapat dilihat di kalangan mahasiswa bahwa
kekerasan dalam pacaran masih terjadi. Adanya anggapan bahwa pelaku
kekerasan sebagian besar dilakukan oleh laki-laki belum tentu mereka
melakukan demikian. Perempuan pun bisa menjadi pelaku kekerasan
meski jarang terjadi. Hal ini disebabkan karena adanya dominasi dari salah
satu pasangan sehingga menyebabkan terjadinya kekerasan dalam pacaran.
a. Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik adalah perilaku yang mengakibatkan pacar
terluka secara fisik, seperti memukul, menampar, menendang dan
sebagainya. Menurut (Murray,2007) kekerasan fisik terdiri dari
meumukul, mendorong, membenturkan, mengendalikan, menahan dan
permainan kasar.
Berdasarkan hasil penelitian, pelaku melakukan kekerasan fisik
kepada subjek yaitu pacarnya sendiri dengan cara menampar, memukul,
menendang bahkan sesekali membenturkan kepala subjek ke tembok.

b. Kekerasan Psikologis
Kekerasan psikologis merupakan kekerasan yang paling umum
dan banyak terjadi dalam hubungan pacaran. Bahkan kekerasan ini
sering tidak disadari dan dianggap sebagai hal yang wajar dalam
hubungan pacaran. Kekerasan ini meliputi sikap posesif (rasa memiliki
yang tinggi terhadap pasangan dan cemburu berlebihan), membatasi,
mengontrol, memarahi, membentak, menghina, merendahkan,
mempermalukan di depan umum, mengancam, tindakan yang
menyebabkan rasa takut pada orang lain, membuat tuduhan,
memanggil dengan sebutan yang buruk, dan menyalahkan pasangan
(Murray,2007).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pelaku
melakukan kekerasan psikologis terhadap subjek. Pelaku sering

53
memarahi, membentak bahkan menghina subjek ketika subjek tidak
menuruti keingininannya, serta pelaku mengekang subjek untuk
berhubungan dengan banyak orang terutama kepada laki-laki sesekali
menuduh subjek selingkuh ketika berhubungan dengan teman kampus
laki-laki dan membandingkan secra fisik subjek dengan mantan pacar
pelaku.
c. Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual adalah pemaksaan untuk melakukan kegiatan
atau kontak seksual sedangkan pacar mereka tidak menghendakinnya.
Kekerasan seksual ini terdiri dari perkosaan, sentuhan yang tidak
diinginkan dan ciuman yang tidak diinginkan (Murray,2007).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pelaku melakukan
kekerasan seksual terhadap subjek dengan memaksa melakukan
kegiatan yang tidak diinginkan subjek seperti berciuman, dilakukan
oleh pelaku satu kali ketika berada di dalam bioskop.
2. Faktor Penyebab Kekerasan dalam Pacaran
a. Faktor Individu

Faktor individu sebagai pemicu tindak kekerasan dalam pacaran


adalah kontrol diri pelaku yang lemah terhadap suatu masalah,
menjadikan pelaku mudah sekali melakukan tindak kekerasan dalam
menghadapi suatu masalah. Faktor individu ini juga didapat dari
pengalaman pola asuh dalam keluarga, masa lalunya, si pelaku pernah
menjadi korban kekerasan atau terbiasa dengan tindak kekerasan di masa
kecilnya. Selain itu, faktor individu lain adalah pengertian yang salah
tentang makna pacaran sehingga pacaran sering dianggap sebagai bentuk
pemilikkan atau penguasaan atas diri pasangannya (Annisa,2008).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, faktor pelaku
melakukan kekerasan bukan dari faktor individu, melainkan adanya
faktor lain yang menyebabkan kekerasan tersebut terjadi.
b. Faktor Lingkungan

54
Faktor lingkungan adalah faktor di luar dari si pelaku
kekerasan. Seperti pengaruh teman sebaya, mengkonsumsi NAZA
sehingga dapat mengganggu mental dan perilaku seseorang, pengaruh
budaya seperti kedudukan hirarki laki-laki lebih tinggi dibandingkan
perempuan, yang membuat beberapa orang beranggapan bahwa
segala aturan dan tindakan sepenuhnya diberikan oleh laki-laki.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, fakor penyebab


kekerasan dalam pacaran yang di alami subjek yaitu adanya faktor
lingkungan sekitar dimana pengaruh dari teman sebaya yang
membuat pelaku sering beranggapan bahwa subjek melakukan
kesalahan seperti berselingkuh dengan laki-laki lain. Lalu, pelaku
selalu beranggapan bahwa dia adalah laki-laki yang harus di ikuti apa
maunya dan subjek harus menuruti semua peraturan yang diberikan.

55
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada subjek yang menjadi
korban kekerasan dalam pacaran dapat diketahui beberapa kesimpulan dalam
uraian sebagai berikut:

1. Bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran yang di lakukan oleh pelaku


terhadap subjek
a. Kekerasan fisik yang dilakukan pelaku dengan memukul, menampar,
menendang dan membenturkan kepala subjek di tembok. Pelaku
melakukannya dengan tangan kosong.
b. Kekerasan psikis yang dilakukan pelaku dengan memarahi, membentak,
memaki, menuduh subjek berselingkuh dan membandingkan secara fisik
subjek dengan mantan pacar pelaku.
c. Kekerasan seksual yang dilakukan pelaku dengan melakukan ciuman
secara tiba-tiba tanpa persetujuan subjek yang membuat subjek tidak
nyaman atas perbuatan pelaku tersebut.
2. Faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam pacaran
a. Faktor individu yang berasal dari keluarga tidak terlihat dari pelaku
menunjukan tindakan kekerasan dikarenakan faktor individu keluarga
pelaku.
b. Faktor linkungan terlihat jelas kekerasan yang dilakukan pelaku
dikarenakan lingkungan sekitar, pengaruh dari teman sebaya yang
membuat pelaku sering beranggapan bahwa subjek melakukan
kesalahan seperti berselingkuh dengan laki-laki lain. Lalu, pelaku
selalu beranggapan bahwa dia adalah laki-laki yang harus di ikuti apa
maunya dan subjek harus menuruti semua peraturan yang diberikan.

56
DAFTAR PUSTAKA

Achi, S. (2000). Pemahaman bentuk-bentuk tindak kekerasan terhadap


perempuan dan alternatif pemecahanya. Jakarta: Alumni.

Annis, R. (2008). Kekerasan dibalik cinta. Yogyakarta: Rifka Annisa Women‟s


Crisis Center. http://repository.upy.ac.id/1626/

Hurlock, E, B. (1992). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang


rentang kehidupan. Jakarta: PT Erlangga.

Masykur, A. M & Subandi. (2018). Perjalanan menuju puncak agresi: studi


fenomenologi forensik pada remaja pelaku pembunuhan. E-Journal Undip.
Diunduh dari
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/17223

Murray, J. (2006). But i love him: Mencegah kekerasan dan domina pasangan
dalam berpacaran. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Santrock, J. W. (2011). Life-span development: Perkembangan masa hidup. Jilid


1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Set, S. (2009). Teen Dating Violence. Yogyakarta: Kanisius

Suwono. 1978. Definisi Mahasiswa menurut kamus besar bahasa indonesia.


Diakses pada: http://www.pengertianku.net/2014/11/kenali-pengertian-
mahasiswa-dan-menurut-para-ahli.html

57

Anda mungkin juga menyukai