FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Disusun Oleh:
3PA13
Kelompok 3
DEPOK
NOVEMBER 2021
DAFTAR ISI
ii
iii
X. KESIMPULAN ...................................................................................
Interviewer 1 : “T”
Interviewee : “Iya”
Interviewer 1 : “Boleh diceritakan gak, ada masalah apa aja kamu
akhir-akhir ini?”
Interviewee : “Kalau akhir-akhir ini sih yang lebih kepikiran ya itu
kuliah, karena kuliah aku itu ga sesuai jurusan ini juga
paksaan dari orang tua, tapi kalau itu kan mungkin
semua gitu namanya maba ya pasti ngalamin lah di
awal semester kan. Kalau yang masalah itu yang udah
pasti kekeluarga. Kalau untuk akhir-akhir ini ya orang
tua perang dingin bahkan aku juga perang dingin jadi
ga ada sama sekali yang namanya komunikasi antara
orang tua ke anak itu ga ada, sama sekali, untuk
nyuruh bangun aja itu udah ga ada, akhir-akhir ini itu
ga ada. Itu mulai sebenernya si mulainya itu dari awal
aku TK, masih jadi anak tu nggal tu udah mulai kayak
gitu tapi puncaknya atau mungkin kesadaran aku
waktu aku kelas 11 (Interviewee mengecilkan suara)
eee... itu aku posisi SMA itu ngerantau ka, aku
ngerantau di Sidoardjo sendiri.. ngga sih, aku tinggal
sama kakek tapi kedua orang tua ku sama adekku
disini. Itu tiba-tiba aku lagi main aku lagi main sama
temen-temen aku, aku lagi ketawa lepas, aku lagi
bercanda-canda, tiba-tiba aku pengen aja gitu buka HP
ternyata HPku itu ada notif dari ayahku, ayahku
ngomongnya udah kemana-mana udah ngomong yang
„Maafin ya kalau udah ga bisa bareng sama kakak lagi
maafin ya‟, pokoknya, intinya minta maaf disitu
1
2
Interviewee : “Engga.”
Interviewer 6 : “Oke, tadi kan kamu juga sempet cerita kalau kamu di
bully ya pas SMP dan engga ada satupun yang ngebela
kamu gitu. Selain di bully, ada hal lain ga yang bikin
kamu ngerasa tu kayak „Ih orang lain nih ngerendahin
gue‟, gitu ada ga?”
Interviewee : “Ya direndahin nya tu tergantung di bully gitu, itu
udah semuanya.”
Interviewer 6 : “Eee... bisa kasih contoh ga misalnya bully nya tuapa
aja gitu?”
Interviewee : “Eee... aku dulu tu aku ngerasa sih dulu tu aku tu
engga yang kayak sekarang, aku tu dulu item terus
segala macem lah pokoknya. Itu pasti yang di masa itu
item sama gigi, gigi aku kan ada keturunan kelainan.
Aku ada penyakit di gusi yang bikin gusi aku bengkak
jadinya ada penyakit agak kuning gitu giginya. Nah itu
tu pasti udah nyata banget sih, udah kulitnya item
terus abis itu giginya kuning tu udah nyata banget.
Sampe mereka tu bikin lagu antara kulit item sama
gigi kuning itu dibikin lagu sama mereka.”
Interviewer 4 : “Sejahat itu ya, maksudnya nge-bully nya bener-bener
yang sampe segitunya gitu.”
Interviewee : “Iya sampe ini kak, sampe jadi eee... dulu itu waktu
itu masih ada kakak kelas yang gabung gitu ke…ke
angkatan aku. Mereka tu kayak bikin mainan-mainan
musik gitu sambil dilagu-laguin itu tentang aku, aku
tau aku tau...”(percakapan terjeda)
Interviewer 4 : “Hmm.”
Interviewee : “Walaupun ga ada yang ngomong itu tentang aku tapi
aku tau itu tentang aku.”
Interviewer 4 : “Baik...”(percakapan tidak terdengar jelas)
15
Interviewer 6 : “Lanjut.”
Interviewer 7 : “Eee... T mau nanya dong.”
Interviewee : “Iya?”
Interviewer 7 : “Kalau eee... kan tadi bilangnya hubungan sama orang
tua sekarang lagi renggang gitu ya?”
Interviewee : “Iya.” (menganggukan kepala)
Interviewer 7 : “Tapi pernah ga sih sebelumnya gitu orang tua kayak
mendukung kamu dalam suatu hal? Atau mungkin
kayak memberi selamat gitu misal kamu juara atau
gimana gitu?”
Interviewee : “Mendukung, mendukung pernah.”
Interviewer 7 : “Itu mendukungnya kayak gimana? bisa diceritain?”
(percakapan terpotong)
Interviewee : “Itu aku seneng banget sih, karena mereka ngedukung
cita-cita aku. Itu waktu kelas 10 aku tu baru ngomong
aku pengen kuliah disini, gitu pokoknya aku udah
ngomong dan mereka dua-dua nya tu ngedukung
banget ngedukung parah lah pokoknya. Gimana sih
senengnya kalau udah cita-cita didukung gitu kan itu
pasti insyaallah gampang gitu kan. Tapi waktu itu tu
aku ikut ekskul yang berhubungan dengan jurnal sama
komputer. Jadi mereka itu ngomong (percakapan
terjeda) ngiranya tu udah lanjutin aja lah kayak gini-
gini nanti kerjanya disini kerjanya disini udah dikasih
bayangan kerjanya. Tapi kan itu aku mau melakukan
karena aku juga ga betah di Sidoarjo aku pengen bikin
waktu aku penuh aja sama kegiatan-kegiatan sekolah
jadi pulangnya malem atau misal nginep di sekolah
kayak gitu, terus ngasih eee... support buat aku ikut
Olimpiade ngumpulin sertifikat buat masuk ke
Universitas itu juga itu dikasih support kayak gitu-gitu
16
sih.”
Interviewer 7 : “Oh gitu terus…” (percakapan terpotong)
Interviewee : “Kalau untuk kata-kata selamat sampe sekarang ga
ada.”
Interviewer 7 : “Oh kayak itu ga ada?” (terkejut)
Interviewee : “Engga (percakapan terpotong) Masuk Universitas
terakhir ga ada sama sekali.”
Interviewer 4 : “‟Selamat masuk Universitas?‟”
Interviewee : “Ga ada, ngasih kata „Semangat ya nanti berjuang
disini lagi‟, ga ada sama sekali. Bahkan waktu aku
ketolak SBM mereka mukanya b aja ga ada apa-apa.”
Interviewer 4 : “Ga ada ekspresi? Kayak yaudah gitu?”
Interviewee : “Ngga, iya yaudah „Oh anak itu ketolak SBM‟, jadi
yaudah ga ada apa-apa.”
Interviewer 7 : “Hmm terus eee... kalau misal kan kamu udah usaha
nih ya sampe sekarang bisa jadi kayak gini.”
Interviewee : “Hmm.”
Interviewer 7 : “Itu menurut kamu udah maksimal belum? Atau
mungkin kayak kamu ngerasa ada kekurangan atau
gimana?”
Interviewee : “Hmm kalau maksimalnya maksimal banget sih belom
ya, karena kan aku, aku tu orang nya kekeuh kalau aku
udah pengen ya aku harus dapet gitu loh. Karena aku
belom dapetin cita-cita aku jadi aku ngerasa belom di-
belom ini belom tu ntas. Apa ya… iya belum
maksimal, belum sampe di titik yang aku pengen.”
Interviewer 4 : “Kayak belum rasanya belum puas kayak „Ah gua
belum nemu hal yang pas‟, belum puas.”
Interviewee : “Iya belom puas masih pengen nyoba lagi nyoba lagi
terus iya emang sih tak- eee... kalau emang ngasih nya
disini yaudah tapi kan kalau ga dicoba kita gatau ya
17
Keterangan:
Interviewer 1 : Kadarwati
Interviewer 2 : Sovia Nur Alifa Irawan
Interviewer 3 : Reyna Rahmah Nur Safitri
Interviewer 4 : Belva Syafarani W
Interviewer 5 : Joviona Nur Khalilah
Interviewer 6 : Fanny Widya
Interviewer 7 : Kintan Kayla Ayuningtyas
18
Untuk mengkaji gambaran resiliensi pada anak remaja, serta mencari tahu apa saja
aspek-aspek dan faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi pada anak remaja
yang mengalami broken home.
III. LANDASAN TEORI
A. Resiliensi
1. Definisi Resiliensi
Menurut Glantz dan Johnson (2020) dalam buku Who are you menjelaskan
bahwa resiliensi merupakan proses mengembangkan kapasitas untuk bertahan
dalam menghadapi tantangan fisik, sosial, dan emosional. Menurut Maddi
dan Khoshaba (2005) beberapa dari individu yang resilien tidak hanya
bertahan tetapi juga berkembang. Mereka akan mengembangkan cara untuk
mengubah keadaan yang penuh tekanan menjadi sebuah kesempatan untuk
pengembangan diri pribadi. Sehingga, pada akhirnya mereka akan menjadi
lebih baik dari yang sebelumnya.
2. Aspek-aspek Resiliensi
21
22
a. Psychological Resources
Dalam psychological resources terdapat locus of control, rasa
empati, rasa ingin tahu, cenderung mencari pesan tersembunyi di dalam
setiap pengalaman dan fleksibel dalam segala situasi.
b. Social support
Dalam social support mencangkup pengaruh budaya, dukungan
komunitas, serta dukungan keluarga.
c. Cognitive skills
Dalam keterampilan kognitif terdapat inteligensi, gaya coping.
kemampuan untuk menghindar dari menyalahkan diri sendiri ketika
sedang menghadapi masalah, control personal, dan spiritualitas.
4. Tipe-Tipe Resiliensi
B. Broken Home
1. Definisi Broken Home
Menurut Usman (2013) dalam buku Broken home, bahwa keluarga broken
home merupakan kondisi di mana keluarga mengalami perpecahan atau
adanya kesenjangan dalam rumah tangga bisa karena cekcok kedua orang tua,
perselingkuhan bahkan perkelahian yang berakibat putusnya tali yang
dirangkai keluarga atau perceraian. Sedangkan menurut Nasution dalam buku
Makna Perceraian, bahwa broken home merupakan kondisi hilangnya
perhatian keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua yang
disebabkan oleh beberapa hal. Bisa karena perceraian, sehingga anak hanya
tinggal bersama satu orang tua kandung.
25
Menurut Hurlock (1990), broken home bagi remaja juga dapat berakibat
kepada hal-hal berikut:
C. Remaja
1. Definisi Remaja
Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun sampai dengan 19 tahun
menurut klasifikasi World Health Organization (WHO).
2. Ciri-ciri Remaja
3. Fase-fase Remaja
1) Fase pertama yaitu remaja awal yang terjadi ketika seorang manusia dalam
rentang usia 12 hingga 15 tahun.
Di fase remaja awal seorang remaja mengalami perubahan jasmani
dan intelektual yang sangat cepat sehingga remaja memiliki rasa ingin tahu
yang besar terhadap dunia luar. Pada fase remaja awal seorang remaja
28
b. Jenis Kelamin :
c. Usia :
d. Jumlah saudara :
e. Agama :
f. Pendidikan :
29
30
10. Bagaimana perasaan Anda setiap kali melihat orang tua Anda
bertengkar?
11. Apakah ada dampak atau perubahan sikap terhadap diri Anda
semenjak keadaan di rumah tidak baik?
12. Apakah sekarang Anda merasa lebih tertutup setelah Anda tahu
bahwa orang tua Anda sering bertengkar?
13. Bagaimana cara Anda mengelola dan meluapkan emosi Anda
ketika orang tua bertengkar, apakah dengan dipendam atau
diluapkan?
14. Di antara ibu dan ayah Anda sikap siapa yang paling
mempengaruhi perilaku dan perasaan Anda?
15. Bagaimana cara Anda menyesuaikan diri ketika orang tua Anda
melakukan perang dingin kembali?
16. Bagaimana hubungan ibu dan ayah Anda sekarang? Dan
bagaimana hubungan kedua orang tua Anda terhadap Anda dan
adik Anda?
17. Bagaimana hubungan Anda dengan teman teman Anda dan dengan
lingkungan sekitar?
18. Bagaimana Anda memAndang diri Anda?
19. Apa tujuan Anda kedepannya nanti?
C. Daftar Pertanyaan
a. Kompetensi personal, standar tinggi dan keuletan
1. Apakah Anda mempunyai motivasi untuk mencapai cita-cita
yang diimpikan?
2. Apakah Anda merasa keberatan untuk menjalani jurusan ini?
3. Apakah yang Anda lakukan jika merasa tertekan dalam
menjalani perkuliahan?
b. Percaya diri, toleransi terhadap afeksi negative dan kuat dalam
menghadapi stress
31
32
33
2. Setting Psikis
3. Tahap Pelaksanaan
a. Tahap Pertama
1) Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Oktober 2021
b. Tahap Kedua
1) Hari/Tanggal : Minggu, 17 Oktober 2021
kedua
b. Tahap Kedua
1) Hari/Tanggal : Selasa, 23 November 2021
B. Verbatim
Interviewer 1 : “Hallo T.”
Interviewee : “Hallo.”
37
38
Interviewee : “Oke.”
Interviewee : “kondisi aku si eee... orang tua aku kan orang tua
aku tu mulai bertengkar mulai aku kecil kayak kalau
ga salah itu aku umur 4 tahunan kalau ga salah 3
sampe 4 tahunanlah antara itu, disitu kan aku eee...
belom sekolah, belom mulai sekolah yang, yang
gimana ya, yang setiap hari gitu kan belom masih
kayak PAUD gitu kan ga setiap hari, itu aku lebih
pastinya lebih banyak di rumah karena ya emang
masih anak tunggal juga disitu aku kayak ngerasa
gimana ya masih ada kasih sayang gitu kan. Kalau
sekarang kan udah beda gitu bahkan waktu untuk
anak aja udah kayaknya engga ada udah bener-bener
sibuk masing-masing udah pada sibuk nyari uang
sendiri, mama uang sendiri, ayah uang sendiri, aku
pribadi pun nyari uang sendiri jadi gimana ya
perbedaannya jauh gitu bahkan aku mungkin
ngerasain kasih sayang orang tua itu pas kelas 1 SD,
mungkin.” (Interviewee terlihat menundukan kepala)
Interviewer 1 : “Tadi kamu bilang kamu nyari uang sendiri itu kalau
boleh tau gimana?”
Interviewee : “Aku kerja si aku ngajar private gitu ka, guru private
sama ada Bahasa inggris kelas 3, 4, 5, 6, kelas 9.”
Interviewee : “Iya pasrah aja terserah mau mereka baikan, aku pun
jujur pribadi aku ya kak, kalau mau cerai, cerai gitu
loh, pribadiku kayak gitu, aku dalam hati ku selalu
ngomong „Kalau mau cerai cepetan‟, dari pada kayak
gini terus beneran aku aku kalau mereka mau cerai
silahkan aku udah cape, ngeliatnya itu aku udah
cape.”
Interviewer 1 : “Eee... apa aja, kuliah boleh kalau lagi ada masalah
dengan pikiran atau temen gitu juga boleh.”
Interviewee : “Lama kak, jadi kemarin baru tahun ini juga sih
kayaknya bulan Maret apa bulan apa gitu. Itu aku
kan diajak temenku makan keluar dari sore sampe
malem ngga lama aku jam 7 udah pulang tapi aku
nyampe sini tu aku main dulu kerumah temenku
sama temenku yang ngajak itu. Aku disitu ngobrol
sampe akhirnya aku pulang jam 9. Kan rumah aku
kan dipojokan nih kayak turunan gitu, nah rumah
temenku tudibawah, aku kan nanjak tuada jendela,
jendelanya tukebuka. Aku ngeliat, aku denger kok
ayah kayak teriak-teriak gitu ngobrol sama mama
juga teriak-teriak gitu, ini kenapa gitu kan aku pikir,
pikirku itu mereka lagi bercanda yang emang bener-
bener asik gitu loh kak. Jadi itu bikin akunya
penasaran juga, akhirnya aku lari ke gerbang aku
buka, aku salam kayak biasa tapi anehnya ga ada
yang ngejawab. Pikirku „Ah mereka terlalu asik nih
sampe ngga denger aku pulang‟, gitu kan. Pas aku
masuk ke dalem, mereka lagi berantem sampe aku di
depan mereka, paling kayaknya 30 CM di depan
mereka itu, mereka masih ngga sadar, akhirnya aku
teriak lagi, aku salam lagi, mereka langsung diem.
Disitu tungebahas eee... antara mama yang mau balik
ke kampung halaman, sedangkan ayah ga mau.
48
Interviewer 2 : “Baik, tadi kan kamu bilang alasan orang tua kamu
bertengkar itu karena perekonomian. Selain karena
perekonomian, hal apa lagi yang membuat orang tua
kamu bertengkar?”
Interviewee : “Kalau masalah itu sih yang antara mama mau balik
ke kampung halaman sama ayah yang engga. Terus
aku nya juga lebih pengen kuliah di sini dibanding
49
Interviewee : “Sedih sih pasti ya kak, sedih terus udah gitu kayak
ngerasa kecewa. Kenapa aku ngerasa kecewa karena
ngeliat mereka itu, harusnya kan orang tua itu jadi
contoh buat anaknya terutama anak perempuan nya
50
Interviewee : “Aku ngga tau sih ya kalau adek aku kayak gimana,
cuman yang aku pikirin waktu... waktu berantem
hebat itu kan aku masih SMA kan, dan aku posisinya
di Sidoarjo, di rumah cuman ada adek aku doang, itu
aku yakin dia sedih aku yakin ngga mungkin engga,
udah gituapalagi mama kalau lagi berantem sama
ayah malam-malam itu kan iya sih aku ngerti mama
cape karena kan mama buka bimbel sendiri ngga ada
guru lain itu sampe malem, tu paling malem jam 9,
udah gitu pasti kalau udah bersih nih rumahnya udah
diberes-beresin semuanya ayah ngomel-ngomel dan
yang aku ga suka dari mama kalau lagi berantem itu
pasti mama bawaannya ke kamar, dulu itu kan adek
51
Interviewer 2 : “Oke, pas eee... orang tua kamu berantem adek kamu
langsung diem gituatau nangis ngga?”
Interviewee : “Iya, aku mikir kayak gitu, aku juga tertutup itu kan
juga ga baik kan kak terlalu tertutup maksud ku itu
kan juga ga baik, buat eee... diri kita sendiri itu ga
53
Interviewee : “Iya.”
Interviewee : “Hmm.”
Interviewee : “Eee... kalau dulu itu aku luapin, itu ngeluapinnya itu
ngerugiin orang lain gitu loh kak. Aku kalau emosi
itukan, pasti yang namanya emosikan pasti
bawaannya marah dan dulu itu, aku tu ngeluapinnya
itu ngomel. Marah ke orang yang diagasalah apa-apa
itu kan ngerugiin orang banget. Itu aku kayak gitu tu
udah sebulan… kayaknya hampir tiga bulan deh aku
kayak gitu dan itu aku akhirnya sadar jadi semenjak
itu aku pendam. Tapi, waktu SMA kelas 2 kayak
dipendam sendiri tu sakit gitu, rasanya malah beban
pikiran tu nambah, beban pikiran makin
banyakgabakal ada abisnya terus juga itu
kangacuma… fikiran juga kan pasti ngaruh ke tu buh
kan, jadi aku tu sering sakit dulu sampe aku tu
diomongin sama guru SMA, „kok ni anak sering
sakit sih? Dia boongan apa beneran?‟, gitu kan. Itu
sampe diomongin, sampe diomongin sama satu
sekolah kayak gitu, akhirnya waktu tu aku sekolah
tapi aku selalu bawa headset semenjak itu. Jadi,
kalau aku merasa emosi atau gimana itu aku pasti
dengerin lagu ataugaaku ngegambar, kayak bikin
gambaran, entah itu gambar apa random itu pasti aku
gambar, itu tapi gambar itu tu eee... itu hasil emosi
aku, entah itu kata-kata apa itu pokoknya hasil yang
ada di dalam hati aku gitu loh.”
Interviewee : “Iya.”
Interviewee : “Oke.”
Interviewer 3 : “Eee...Di antara ibu dan ayah Anda sikap siapa yang
paling mempengaruhi perilaku dan perasaan Anda?”
aku ga deket.”
Interviewee : “Udah pasti sih itu, aku udah buat planning dari satu
tahun yang lalu yang aku bikin itu jangan introvert,
59
Interviewer 4 : “Oke lalu apa yang Anda biasa lakukan jika merasa
tertekan dalam menjalani perkuliahan?”
Interviewee : “Eee... yang aku bilang tadi kan aku ada kayak circle
gitu nah itu aku bersama mereka itu bersepuluh sama
aku. Jadi mereka itu tiap malem, ga tiap malem juga
sih kayak misalkan nih hari ini ada tugas
63
Interviewee : “Iya saling membantu kadang juga kita nih hari senin
tuagak ringan kak cuman matkulnya tu cuma ada di
pagi jam 8 sampai jam 9 abis itu dilanjut lagi tu eee...
siang jam 4 sampai jam 5 gitu. Jadi kadang tu hari
senin itu mereka itu main entah itu kita yang main
kerumah mereka atau mereka yang kerumahku gitu
itu pasti mereka ada di rumah yang sambil ngerjain
tugas juga pastinya jadi kita main ga cuman sekedar
main ngobrol ngobrol ga jelas maba gitu ngga kita
ada tugas.”
64
Interviewee : “Awalnya sih iya terus juga kan kemaren kan aku
cuman bener-bener ngambil SBMPTN gitu loh.
Temen-temen ku pada pada daftar SIMAK pada
daftar yang di UNNAIR pada daftar di
BRAWIJAYA itu kan aku ga ikutan, kenapa? karena
aku tu udah eee... terlalu optimis gitu loh sama hasil
SBMPTN nya jadi aku ga ikut SIMAKgaikut UTUL
malahan yang udah padahal aku diajak ada
barengannya kalau UTUL ke Jogja nya tu aku malah
ga ikut, aku udah terlalu pede sama SBMPTN sampe
aku tu ga ikut mandiri di mana-mana. Untuk
dibilangin itu aku sempet off aku sempet gamau
daftar mandiri lagi karena takut gagal lagi, tapi akhi-
entah disitu kenapa mama itu nyuruh aku bahkan
maksa aku buat daftar di UNJ. Akhirnya aku tu rutin
aja kan tapi gagal terus aku daftar lagi itu gagal terus
itu ngerasa kayak udah bener-bener cape kak.
Akhirnya PNJ ada gelombang dua aku coba lagi
udah pasrah banget sama PNJ gelombang dua tu tapi
66
Interviewee : “Iya.”
Interviewee : “Iya.”
Interviewee : “Iya.”
Interviewee : “Iya kak, kan kalau dikamar kan bosen gitu yang
dilihat tu mpukan buku lagi ini lagi.”
Interviewer 5 : “Hmm.”
Interviewer 5 : “hmm oke, lalu jika ada bagaimana cara Anda untuk
meringankan stress pada diri Anda sendiri? Itu tadi
ya jawabannya ya yang kamu keluar komplek jalan-
jalan itu?”
68
Interviewee : “Iya, ribet juga udah gitu kan juga aku pas kuliah ini
yaudah disini aja engga pindah-pindah, pandangan
depan mata juga tembok itu ngerasanya kayak
pemandangan apa sih ga enak dilihat gitu. Soalnya
kalau cafe deket rumahku itu kayak tingkat, aku
ambil yang diatas bisa liat jalan, mobil, yang jualan
itu ngerasanya enak banget lihatnya. Jadi itu ngaruh
banget sih.”
69
Interviewer 5 : “Terus?”
Interviewer 5 : “Oke, eee... ada lagi nih. Eee... apakah Anda pernah
menceritakan permasalahan dengan orang lain? Kek
kamu mungkin kamu curhat gitu pernah sama temen-
temen kamu?”
Interviewee : “Iya. Terus kan itu baru awal kan itu awal kuliah
banget gitu, kan. Tapi sekarang tu makin satu circle
tu makin tahu gitu kan keadaan rumah. Soalnya
minggu lalu tu kita main ke kerumah temen gitu,
terus aku tu kayak mereka tu eee... apa ya? Ngerasa
perubahanku gitu loh, yang biasanya mulai banyak
omong gitu loh kok tiba-tiba diem doang, engga
ngomong ada perlu doang dan akhirnya dia nanya.
Engga kayak mereka tu kayak yang engga mendesak
sih bagi aku, cuman kalau di lihat orang tu kek
mendesak gitu kek maksa gitu loh kalau cerita ke
mereka. Tapi bagi aku engga, itu mungkin itu bentuk
rasa perhatian mereka ke aku gitu, kan. Jadi akhirnya
aku cerita disana eee... terus diselingin bercanda
yang pinter ngelawak gitu. Jadi akhirnya disitu aku
percaya kalau mereka bisa jadi tempat aku pulang.”
Interviewee : “Hmm.”
Interviewee : “Eee... kadang kan temen kuliah kan, kuliah ini kan
da.. ber.. dari berbagai tempat kan kak?”
Interviewee : “Iya, itukan umur 3 tahun terus 4 tahun itu kan aku
masuk TK kak. Nah aku tu , tetangga ku tu depan
rumah tu cowok seumuran, aku tu kadang kalau ...
kalau anak TK kan pulangnya kan ga nyampe jam 1
gitu kan. Aku jam 10 udah pulang, terus aku boleh
main tu dulu tu sampe dibatesin sampe dzuhur,
pokoknya adzan pulang lah. Waktu itu lagi di rumah
temen ku, eh lagi di rumah aku deh, temen ku yang
ke rumah ku kayak mainan... ya main aja berdua gitu
75
Interviewee : “Engga.”
Interviewee : “Iya kan, di rumah ini kan masih ngontrak gitu kan,
karena gatau kenapa tiba-tiba tu … tadinya kan
78
Interviewee : “Iya tapi kan ayah ini ... ayah ga betah juga disana,
aku juga ga betah.”
Interviewee : “Iya, aku malah kalau ada masalah kayak gitu aku ga
bisa tidur, walaupun mata aku berat pengen merem,
tapi aku gabisa tidur nyenyak. Jadi lampiasan aku
tahajud, sholat malem kalau aku lagi ga halangan,
kalau lagi halangan ya... aku dzikir pake tasbih gitu
gitu doang, ga ada yang bisa aku lakuin lagi.”
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
1. Interviewer 1 “Hallo T.”
2. Interviewee “Hallo.”
11. Interviewee “Bener-bener bener pagi sampe baru selesai tadi jam
12. setengah tiga-an.”
16. Interviewee Selasa juga biasanya sampe malem tapi lagi kosong.”
82
83
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
21. Interviewee “Eee... belum lama ini aku keterima kayak UKM gitu
22. di kampus, aku ikut di Jurnalistik si, awalnya coba-
23. coba aku pikir kayak „Ah nyibukin diri dari pada
24. cuman kuliah doang ga ikut apa-apa kan kayak…‟,
25. kata kating juga „Jangan kayak gitu, jangan ga ikut
26. kegiatan‟, gitu kan akhirnya aku coba kesitu ya
27. lumayan agak ada kesibukan kayak ada hunting, aku
28. kan bagian photographer nih kak, photographer itu
29. kan ada yang hunting-hunting gitu ngeliat kayak
30. human interest itu, itu aku kemaren juga barusan
31. hunting, terus akhir-akhir ini juga tugas udah mulai
32. nampar kan ada kerja kelompok jadi aku ini semua si,
33. banyak keluar akhir-akhir ini dibandingin di rumah.”
34. Interviewer 1 “Tapi kamu bisa kan ya kayak atur waktu gitu?”
42. Interviewee “kondisi aku si eee... orang tua aku kan orang tua aku
43. tu mulai bertengkar mulai aku kecil kayak kalau ga
44. salah itu aku umur 4 tahunan kalau ga salah 3 sampe 4
45. tahunanlah antara itu, disitu kan aku eee.. belom
46. sekolah, belom mulai sekolah yang, yang gimana ya,
84
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
47. yang setiap hari gitu kan belom masih kayak PAUD
48. gitu kan ga setiap hari, itu aku lebih pastinya lebih
49. banyak di rumah karena ya emang masih anak tunggal
50. juga disitu aku kayak ngerasa gimana ya masih ada
51. kasih sayang gitu kan. Kalau sekarang kan udah beda
52. gitu bahkan waktu untuk anak aja udah kayaknya
53. engga ada udah bener-bener sibuk masing-masing
54. udah pada sibuk nyari uang sendiri, mama uang
55. sendiri, ayah uang sendiri, aku pribadi pun nyari uang
56. sendiri jadi gimana ya perbedaannya jauh gitu bahkan
57. aku mungkin ngerasain kasih sayang orang tua itu pas
58. kelas 1 SD, mungkin.” (Interviewee terlihat
59. menundukan kepala)
60. Interviewer 1 “Tadi kamu bilang kamu nyari uang sendiri itu kalau
61. boleh tau gimana?”
62. Interviewee “Aku kerja si aku ngajar private gitu kak, guru private
63. sama ada bahasa inggris kelas 3, 4, 5, 6, kelas 9.”
69. Interviewee “Eee... mungkin udah kebiasa kali ya karena kan kalau
70. dulu waktu awal-awal masa pertumbuhan gitu ngerasa
71. „Gua cape gua pengen ini pengen itu‟, itu kayak ga
85
NO,
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
72. bisa, selalu dikekang padahal di rumah juga
73. nyaksiinnya mereka berantem gitu kan ngerasa pengen
74. nyerah juga ada, terus sekarang itu udah mulai terbiasa
75. dibawa enjoy juga kadang dengerin music aja dikamar,
76. sebenernya orang tua tu kalau berantem tu ga liat
77. tempat si sebenernya, mau ada aku mau ga ada, mau
78. ada adek mau ga ada tu tetep aja mereka berantem di
79. mana pun, bahkan mau ada acara keluarga aja mereka
80. berantem, acara keluarga kayak, kan keluarga aku kan
81. ada semua agama jadi kalau hari besar itu kumpul
82. kayak kemaren tu pas natalan juga ada kumpul di
83. Bandung, itu mereka berantem tu disitu aku tu udah
84. kayak „Bisa liat tempat ga sih‟, dalam hati ku kayak
85. gitukan, terus sekarang juga aku ngeliat mereka tu
86. kayak udah biasa udah di apa ya, gausa dipikirinlah
87. toh ujung-ujungnya juga kayak gitu lagi nanti kalau
88. dibilang pengen mereka baikan pengen, pengen
89. banget, baikan yang bener-bener baikan gitu loh
90. gausah yang cuman baikan sehari dua hari abis itu
91. berantem lagikan percuma.” (Interviewee terlihat
92. membenarkan kerudung)
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
99. Interviewee “Iya ini, eee... waktu itu kapan ya kalau ga salah si
100. dapet kuliah 3 mingguan kuliah gitu kak, 3 minggu
101. kuliah kan belom ada ke kampus nih, itu aku udah
102. dapet temen dari kayak chat-an, chat-an gitu nah
103. ternyata mereka pengen kayak main gitu, mereka
104. pengen tau nih kampusnya gimana sih, pengen tau
105. gedungnya di mana. Nah karena rumah aku yang
106. paling deket dari kampus ya ga deket-deket banget lah
107. ya seengganya kan ada tempat buat main gitu kan
108. bukan mall gitu, akhirnya mereka kerumahku main di
109. situ eee... jumlahnya emang ga banyak si kayak cuman
110. 8 orang atau 9 orangan doang disitu tu yang aku bikin
111. risih itu mama selalu nimbrung, disitu tu aku masih
112. ber-positive thinking „Ah mungkin mama pengen kenal
113. dulu nih sama temen-temen yang baru‟, gitu kan terus
114. abis itu, disitu ga ada ayah cuman ada mama doang,
115. disitu tu mama tu anehnya, engga aneh si ini udah
116. biasa, terlalu ngebicarain kejelekan aku, aku begini,
117. aku begitu tu dibicarain padahal aku sama temenku itu
118. baru kenal itu belom sebulan kan, terus juga deket juga
119. engga, maksudnya apa ya, belum tentu deket banget
120. nantinya gitu kan, terus abis itu ada lagi tu mereka
121. dateng lagi ke sini, jadi kan aku kan offline-nya itu kan
122. cuman praktek doang seminggu dua kali dan itu pun
123. sesi-sesian gitu. Nah sesi 1 itu kan jam 9, tapi paginya
124. itu kita ada kelas, jadi temen-temenku itu pada ke
125. rumah lagi, mau ga mau mereka berangkat pagi ngejar
126. kelas yang jam 7 eee... jam 8 pagi. Nah disitu tu mama
87
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
155. gua kalau kuliah selalu keluar aja, selalu ke rumah
156. siapa gitu‟, cuman disisi lain rumah temenku jauh-
157. jauh, jadi mau ga mau aku harus di rumah.”
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
181. setiap saat di rumah mbah, ngga, ngga apa ya, ngga
182. sesering itu. Jadi masih denger gitu kan aku selalu
183. bilang ke adek aku „Gausa di dengerin, gausa di
184. dengerin‟ sampe dia aja masang earphone ga
185. kedengeran be- eee...… aku ngomong engga
186. kedengeran ke dia, bener-bener se-full itu. Mungkin
187. dia juga udah cape kali ya denger mama sama ayah
188. kayak gitu mulu apalagi sekarang lagi sering-seringnya
189. nih gatau ngapain gatau masalahnya apa aku juga
190. gatau tu aku sekarang lagi sering banget sikap aku
191. kayak, aku pengen misahin ga bisa, pengen nengahin
192. ga bisa, ya emang posisinya anak tu serba salah ga sih?
193. Kita mau ini ga bisa, mau ini takut durhaka mau ini
194. takut salah itu ga bisa ngapa-ngapain si aku.”
196. Interviewee “Iya pasrah aja terserah mau mereka baikan, aku pun
197. jujur pribadi aku ya ka, kalau mau cerai, cerai gitu loh,
198. pribadiku kayak gitu, aku dalam hati ku selalu
199. ngomong „Kalau mau cerai cepetan‟ dari pada kayak
200. gini terus beneran aku aku kalau mereka mau cerai
201. silahkan aku udah cape, ngeliatnya itu aku udah cape.”
204. Interviewee “Pernah. Kemaren yang Februari itu kan puncaknya tu,
205. puncak dari segala masalah itu aku sampe teriak
206. saking aku capenya „Kalau mau cerai silahkan, aku
90
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
207. ikut siapa liat nanti dipersidangan‟, aku udah ampe
208. ngomong kayak gitu.”
209. Interviewer 1 “Terus orang tua kamu gimana pas kamu ngomong
210. kayak gitu?”
211. Interviewee “Diem. Abis itu aku ga pulang kak selama seminggu,
212. aku di rumah saudara aku.”
213. Interviewer 1 “Itu akhirnya kamu mutusin untuk pulang itu karena
214. apa?”
215. Interviewee “Karena, karena urusan sekolah eee... kan kemaren kan
216. masih urusan kayak kelulusan gitu, urusan SNMPTN
217. gitu masih ada harus tanda tangan orang tua terus
218. persetujuan masuk sini, kan aku kemarin aku dapet
219. kuota jadi eee... mau, walaupun mereka kayak gitu kan
220. tapi tetep aja aku harus ngediskusiin masalah kuliah
221. nya pada mereka, itu akhirnya aku pulang, cuman
222. masalah itu aku pulang ga ada lagi.”
227. Interviewer 1 “Eee... apa aja, kuliah boleh kalau lagi ada masalah
228. dengan pikiran atau temen gitu juga boleh.”
229. Interviewee “Eee... kalau kuliah pernah, kalau yang lainnya engga.
230. Aku kalau kesah cuman bener-bener masalah pelajaran
231. si kalau lainnya engga. Kemaren juga baru, baru
91
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
232. masuk gitu kan namanya kaget dari SMA terus abis itu
233. masuk ke kuliahan di jurusan yang ga dipengenin itu
234. kan pasti kaget, aku ada sedikit ngeluh karena aku ga
235. ngerti ini kayak udah pengen nyerah, pengen SBM
236. lagi, aku udah ngomong kemaren terus kata mama
237. „Alah baru semester 1 udah kayak gini‟, emang iya itu
238. aku tau itu bener banget aku baru semester 1 itu udah
239. nyerah itu kayak gimana ya, kayak ga banget gitu loh
240. kalau di mata, di mata aku pribadi juga, di mata
241. keluarga aku juga tu kayak jangan nyerah di awal
242. karena kan belom dicobain sampe akhir, itu aku tu
243. ngeluh terus mama ampe ngomong „Kemaren aja
244. mohon-mohon sama Allah sampe kayak gitu pengen
245. kuliah, pengen kuliah, giliran udah kuliah pengen
246. keluar‟, ampe digitu-gituin jadi kena mental lagi
247. akunya dari situ aku udah ga pengen cerita apa-apa
248. lagi bener-bener ngobrol kalau dia ngajak, kalau engga
249. yauda.”
255. Interviewee “Kapannya itu kan antara aku umur 3 sampai 4 tahun,
256. nah kenapanya ini tu waktu dulu itu aku ngga tau,
257. cuman aku baru ngeh, baru ngeh nya itu pas aku kelas
258. 11 itu karena ekonomi.”
92
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
259. Interviewer 2 “Karena ekonomi. Tapi mereka berantem nya tu atau
260. bertengkar nya tu dalam kurun waktu yang sering atau
261. cuman jarang-jarang aja gitu?”
267. Interviewee “Lama kak, jadi kemarin baru tahun ini juga sih
268. kayaknya bulan maret apa bulan apa gitu. Itu aku kan
269. diajak temenku makan keluar dari sore sampe malem
270. ngga lama aku jam 7 udah pulang tapi aku nyampe sini
271. tu aku main dulu kerumah temenku sama temenku
272. yang ngajak itu. Aku disitu ngobrol sampe akhirnya
273. aku pulang jam 9. Kan rumah aku kan dipojokan nih
274. kayak turunan gitu, nah rumah temenku tu dibawah,
275. aku kan nanjak tu ada jendela, jendelanya tu kebuka.
276. Aku ngeliat, aku denger kok ayah kayak teriak-teriak
277. gitu ngobrol sama mama juga teriak-teriak gitu, ini
278. kenapa gitu kan aku pikir, pikirku itu mereka lagi
279. bercanda yang emang bener-bener asik gitu loh kak.
280. Jadi itu bikin aku nya penasaran juga, akhirnya aku lari
281. ke gerbang aku buka, aku salam kayak biasa tapi
282. anehnya ga ada yang ngejawab. Pikirku ‟Ah mereka
283. terlalu asik nih sampe ngga denger aku pulang‟. gitu
284. kan. Pas aku masuk ke dalem, mereka lagi berantem
285. sampe aku di depan mereka, paling kayaknya 30 CM
93
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
286. di depan mereka itu, mereka masih ngga sadar,
287. akhirnya aku teriak lagi, aku salam lagi, mereka
288. langsung diem. Disitu tu ngebahas eee... antara mama
289. yang mau balik ke kampung halaman, sedangkan ayah
290. ga mau. Kayak gitu bisa bikin berantem berhari-hari.”
291. Interviewer 2 “Oke, tapi mereka kalau lagi bertengkar kayak gitu
292. eee... tiba-tiba balik sendiri atau pada maaf-maafan
293. gitu ga di antara keduanya?”
311. Interviewer 2 “Baik, tadi kan kamu bilang alasan orang tua kamu
94
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
312. ] bertengkar itu karena perekonomian. Selain karena
313. ] perekonomian, hal apa lagi yang membuat orang tua
314. kamu bertengkar?”
315. Interviewee “Kalau masalah itu sih yang antara mama mau balik ke
316. kampung halaman sama ayah yang engga. Terus aku
317. nya juga lebih pengen kuliah di sini dibanding disana
318. di Jawa Timur.”
319. Interviewer 2 “Oke, baik eee... ketika orang tua Anda bertengkar
320. apakah mereka menyuruh Anda untuk masuk ke kamar
321. atau tetap bertengkar di depan Anda?”
322. Interviewee “Engga, sama sekali. Kayak yang tadi aku bilang di
323. awal mereka mau ada aku, mau engga, mau ada adek,
324. mau orang pun, mau ada temenku juga kayaknya
325. mereka tetep bertengkar di depan anaknya yang lebih
326. ini ya di depan keluarga aja mereka masih mau
327. berantem ngga ada yang nyuruh sana ke kamar dulu
328. atau keluar dulu itu ngga ada. Kalau aku pribadi ngga
329. inisiatif masuk ke kamar atau ngajak adek jalan itu
330. mungkin ga ada omongan apa-apa tetep dilanjut aja
331. mereka sibuk sama urusan mereka sendiri.”
332. Interviewer 2 “Tapi pernah ngga mereka sekali eee... ketika lagi
333. bertengkar terus mereka nyuruh kamu sama adek kamu
334. masuk ke kamar?”
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
337. Interviewee “Engga, bener-bener engga.”
340. Interviewee “Sedih sih pasti ya kak, sedih terus udah gitu kayak
341. ngerasa kecewa. Kenapa aku ngerasa kecewa karena
342. ngeliat mereka itu, harusnya kan orang tua itu jadi
343. contoh buat anaknya terutama anak perempuannya
344. yang akan nanti kalau nikah tu ketemu lelaki yang
345. kayak gimana kan kita gatau. Itu kan aku pas mama
346. ngomong kayak gitu tu aku nya aku tu ngeliatnya tu
347. ayah. Terus udah gitu, aku ngeliat ayah kayak gini aku
348. makin takut untuk berumah tangga, jujur aku takut
349. berumah tangga tu sejak umur 15 tahun, karena
350. kenapa? Ngeliat mama sama ayah aja udah kayak gitu
351. takutnya aku ngalamin, walaupun bukan aku yang apa
352. ya yang ditimpa masalah, yang bikin masalah tapi kan
353. takutnya dia main tangan atau gimana, itu bikin aku
354. takut berumah tangga itu dari situ. Jadi ngerasa kecewa
355. karena mereka ngga dewasa, apa ya ngga bisa jadi
356. contoh buat anaknya, apalagi dua-duanya perempuan,
357. itu aku ngerasa kecewa banget disitu.”
358. Interviewer 2 “Kalau perasaan adek kamu ketika melihat orang tua
359. kamu bertengkar gimana?”
360. Interviewee “Aku ngga tau sih ya kalau adek aku kayak gimana,
361. cuman yang aku pikirin waktu... waktu berantem hebat
362. itu kan aku masih SMA kan, dan aku posisinya di
96
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
363. Sidoarjo, di rumah cuman ada adek aku doang, itu aku
yakin dia sedih aku yakin ngga mungkin engga, udah
gitu apa lagi mama kalau lagi berantem sama ayah
malam-malam itu kan iya sih aku ngerti mama cape
karena kan mama buka bimbel sendiri ngga ada guru
lain itu sampe malem, tu paling malem jam 9, udah
gitu pasti kalau udah bersih nih rumahnya udah
diberes-beresin semuanya ayah ngomel-ngomel dan
yang aku ga suka dari mama kalau lagi berantem itu
pasti mama bawaannya ke kamar, dulu itu kan adek
ngga tidur sendiri maksudnya tidur sama mama, jadi
mungkin mereka bisa aja berantem di depan adek sih
aku juga ngga tau.”
364. Interviewer 2 “Oke, pas eee... orang tua kamu berantem adek kamu
365. langsung diem gitu atau nangis ngga?”
366. Interviewee “Kayaknya sih diem, diem bahkan aku baru deket
367. sama adek aku baru-baru ini karena aku satu setengah
368. tahun di Sidoarjo, kan SMP juga aku ngga terlalu
369. deket sama dia mungkin pas aku dateng kesini itu kan
370. langsung kelas 12 mungkin aku pikir kan dia udah
371. terbiasa kayak gua aku mikirnya kayak gitu kak
372. soalnya dia. Dia juga ngga ada terbuka apapun sama
373. sekali cerita tentang mama tu ngga sama sekali, aku
374. pancing pun dia ngomong nya gapapa-gapapa gitu jadi
375. aku merasa nya kayak nih anak kesakitan atau
376. disakitin apa gimana gitu, ga ada mau pengakuan
gitu.”
97
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
377. Interviewer 2 “Baik, apakah ada dampak atau perubahan sikap
378. terhadap diri Anda semenjak keadaan di rumah tidak
379. baik?”
380. Interviewee “Eee... introvert ku mungkin lebih naik kali ya, lebih
381. jarang ngobrol sama orang karena terlalu mikirin
382. masalah, itu kejadiannya pas aku masih kelas 7, eh
383. kelas 8 kalau ga salah eh iya kelas 8, itu aku bener-
384. bener kalau ngomong cuman seperlunya aja. Kayak
385. misalkan kayak ada yang nanya tentang PR itu baru
386. aku ngomong, pokoknya aku ngomong kalau aku
387. diajak doang, kalau aku ga diajak aku ga akan
388. ngomong, karena udah cape mikirin juga, ya gimana
389. ga mikirin ya kan kejadiannya juga di depan mata,
390. terus udah gitu kelas 8 juga nenek aku yang deket
391. sama aku udah engga ada itu makin mikir, mikir
392. „Nanti gua kemana?, gua mau pulang kemana kalau
393. mereka berantem?‟, tu aku mikir banget sih waktu itu.”
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
404. ] pernah ga sih pernah ga sih cerita ke dia gitu?‟ guru
405. ] BK ku ngomong „Engga bener-bener engga‟, selama 3
406. tahun aku SMP aku engga pernah cerita ke guru BK.”
413. Interviewee “Iya, aku mikir kayak gitu, aku juga tertutup itu kan
414. juga ga baik kan kak terlalu tertutup maksud ku itu kan
415. juga ga baik, buat eee... diri kita sendiri itu ga baik,
416. terus buat orang tua mungkin engga pasti orang tua tu
417. mikir, nanti anak ku gimana ya? terlalu tertutup gini,
418. nanti di dunia kerja dia gimana, takutnya dia ga bisa
419. bersosialisasi ga bisa eee... berbaur gitu kan pasti ada
420. ke khawatiran tentang itu cuman gimana ya? setiap
421. aku mau terbuka pasti dia malah ngebanding-
422. bandingin entah itu ngebandinginnya sama dia sendiri
423. yang waktu masih dulu, entah itu ngebandinginnya
424. sama anak temennya atau apa itu pasti yang bikin aku
425. buat mikir 7 kali lagi buat aku terbuka sama mereka,
426. jadi aku sekarang tu lebih terbuka sama saudara jauh
427. itu aku lebih terbuka sama tante jauh di banding sama
428. orang tua.”
429. Interviewer 2 “Tapi orang tua kamu khususnya ibu kamu pernah ga
430. nanya ke kamu kenapa kamu jadi tertutup atau kenapa
99
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
431. kamu ga pernah cerita sama mama gitu?”
435. Interviewer 3 “Oke, terima kasih S. Selanjutnya, aku mau nanya nih
436. sama T.”
443. Interviewee “Eee... kalau dulu itu aku luapin, itu ngeluapinnya itu
444. ngerugiin orang lain gitu loh kak. Aku kalau emosi itu
445. kan, pasti yang namanya emosikan pasti bawaannya
446. marah dan dulu itu, aku tu ngeluapinnya itu ngomel.
447. Marah ke orang yang dia ga salah apa-apa itu kan
448. ngerugiin orang banget. Itu aku kayak gitu tu udah
449. sebulan… kayaknya hampir tiga bulan deh aku kayak
450. gitu dan itu aku akhirnya sadar jadi semenjak itu aku
451. pendam. Tapi, waktu SMA kelas 2 kayak dipendam
452. sendiri tu sakit gitu, rasanya malah beban pikiran tu
453. nambah, beban pikiran makin banyak ga bakal ada
454. abisnya terus juga itu kan ga cuma…fikiran juga kan
455. pasti ngaruh ke tu buh kan, jadi aku tu sering sakit
100
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
456. ] dulu sampe aku tu diomongin sama guru SMA, kok ni
457. ] anak sering sakit sih, dia boongan apa beneran gitu
458. ] kan. Itu sampe diomongin, sampe diomongin sama
459. ] satu sekolah kayak gitu, akhirnya waktu itu aku
460. ] sekolah tapi aku selalu bawa headset semenjak itu.
461. ] Jadi, kalau aku merasa emosi atau gimana itu aku pasti
462. ] dengerin lagu atau ga aku ngegambar, kayak bikin
463. ] gambaran, entah itu gambar apa random itu pasti aku
464. ] gambar, itu tapi gambar itu tu eee... itu hasil emosi
465. ] aku, entah itu kata-kata apa itu pokoknya hasil yang
466. ada di dalam hati aku gitu loh.”
469. Interviewee “Iya. Terus juga kan aku sekarang mulai punya temen
470. buat ngobrol gitu kak. Dulu kan aku ga ada temen buat
471. ngobrol. Walaupun temenku itu belum aku jadiin
472. tempat pulang apa… apa ya… tempat curhat gitu
473. engga, belum aku jadiin kayak gitu, tapi aku punya
474. temen ngobrol gitu sekarang, dulu aku bener-bener
475. sendiri ga ada siapa-siapa.”
480. Interviewer 3 “Eee...Di antara ibu dan ayah Anda sikap siapa yang
101
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
481. paling mempengaruhi perilaku dan perasaan Anda?”
502. Interviewee “Ya aku ga bisa ngapa-ngapain sih, soalnya aku bener-
503. bener semenjak mereka berantem itu udah ga ada yang
504. bisa aku lakuin terus kalau mereka perang dingin, ya…
505. gimana ya, aku ikut kena imbasnya, ikut kena
506. pengaruhnya. Misalkan nih, ayah sama mama diem-
102
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
507. dieman, nanti aku ikut didiemin gitu, misalnya aku lagi
nanya, „Ma ini gimana sih?‟, kan aku juga sering
nanya pelajaran, matkul yang hitung-hitungan, terus
juga kadang aku izin mau kemana gitu, nanti di…
dibalesnya cuman seadanya, kadang juga aku kalau
lagi kek gitu kadang-kadang aku lebih susah untuk izin
keluar buat kerja kelompok atau lagi buat main itu aku
lebih susah sih. Jadi, aku bener-bener cuman di kamar
nonton film doang, kalau mereka udah perang dingin
tu aku udah siap-siap ga akan kemana-mana, karena
udah bawaannya males juga ngobrol sama mereka
cuman ditanggepinnya kayak gitu doang.”
508. Interviewer 3 “Baik, eee... lalu bagaimana hubungan kedua orang tua
509. dengan Anda dan adik Anda?”
510. Interviewee “Eee... Untuk sekarang sih mungkin bisa dibilang baik
511. ya, bagi aku baik karena udah ada ngobrolin panjang,
512. satu jam kita ngobrol tu udah waktu yang panjang bagi
513. aku, barusan tadi udah ngobrol kayak bercanda-
514. bercanda, kayak istilahnya bukan orang tua sama anak
515. atau adik sama kakak, itu udah bener-bener kek temen,
516. temen banget itu. Tapi tadi doang gatau nanti. Tapi
517. kalau kemaren-kemaren itu bener-bener renggang kak,
518. kayak yang tadi dibilang udah bener-bener perang
519. dingin, aku sama adek di kamar, ayah ngapain, mama
520. ngapain tu udah urusan mereka masing-masing, aku
521. udah gatau. cuman kalau hari ini tadi pagi, siang itu
522. masih baik, gatau nanti malem.”
103
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
523. Interviewer 3 “Baik, eee... lalu eee... bagaimana hubungan Anda
524. dengan teman-teman Anda dan juga dengan
525. lingkungan di sekitarnya?”
546. Interviewee “Aku mandang diri aku bener-bener beda sih, soalnya
547. aku eee... setiap 2 bulan sekali itu aku pasti mikir
548. perubahan apa sih yang udah aku bikin gitu, entah itu
549. aku makin introvert atau makin extrovert itu pasti aku
104
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
550. ] mikir. Terus setiap tahunnya, setiap aku ulang tahun
551. ] juga aku mikir, tahun lalu aku kek gini, tahun ini aku
552. ] ga boleh kayak gini lagi, itu pasti aku mikir, cuman
553. ] susah sih kak untuk ngehilangin tertutupnya tu aku
554. ] susah banget dan sampe sekarang aku ga bisa nemuin
555. ] yang aku masih tertutup, semenjak ada orang tua
556. ] sering berantem kayak gitu aku tertutup banget,
557. ] bahkan dulu sama temen deket aja aku gamau cerita
558. ] lagi karena udah… mungkin takut dia nya juga kayak
559. ] mikir, „Ah ni anak ceritanya ini-ini mulu sih kayak…‟,
560. ] takutnya aku dibilang anak yang paling tersakitin di
561. ] dunia gitu, kayak cuman lu doang gitu anak… anak
562. ] broken ga ada yang lain gitu loh, karena kan kalau
563. ] diliat dari yang lain kan tu kek pada cerai terus ada
564. ] yang orang tuanya double, kan aku engga, cuman
565. ] hampir aja, takutnya dia risih jadi aku mendem sendiri
566. ] sih, itu makannya aku makin tertutup, aku sadar.”
569. Interviewee “Udah pasti sih itu, aku udah buat planning dari satu
570. tahun yang lalu yang aku bikin itu jangan introvert, itu
571. satu-satunya aku bikin dan aku kasih target ke diri aku
572. itu 2 tahun. Pokoknya aku ga boleh jadi anak yang
573. introvert lagi, jangan, karena itu susah banget buat
574. sosialisasi jujur , aku udah… walaupun aku udah ikut
575. organisasi di rumah, udah ikut UKM di kampus, udah
576. punya temen tapi untuk sosialisasinya apa ya… untuk
105
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
577. berbaurnya kalau mereka lagi ngobrolin apa tu itu
susah banget, aku masih ngerasain itu, makannya aku
ni masih belajar untuk menjadi extrovert yang tidak
terlalu extrovert, ya di tengah-tengahlah antara
extrovert dan introvert itu aku masih belajar gitu kak.”
578. Interviewer 4 “Oke selanjutnya aku ya. Eee... apa ya tujuan Anda
579. kedepannya nanti?”
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
599. ] banget kak. Karena ap- itu emang udah apalagi kan
600. ] cita-cita yang ngumpul orang tua ke tanah suci tu udah
601. ] cita-cita dari lama banget. Udah pengen gitu
602. ] sekeluarga kesana walaupun orang tua ku begitu entah
603. ] mereka ntar disana mau gimana pun aku terserah yang
604. ] penting seengganya cita-cita salah satu cita-cita aku
605. ] tercapai walaupun aku disini masih banyak
606. ] kekurangan. Sekarang gatau besok.” (Interviewee
607. tertawa).
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
626. ] ketolak sama kampus ya jadi kata semangat tu udah
627. ] mudar gitu loh ga ada buat jadi motivasi lagi.
628. ] Motivasiku sekarang cuman dua kata itu doang
629. „Jangan males‟, ga ada lagi.”
630. Interviewer 4 “Lalu apa Anda sekarang itu merasa keberatan untuk
631. menjalani jurusan yang dipilih oleh orang tua?”
632. Interviewee “Iya, sebenernya ga pilihan orang tua banget sih aku
633. juga aku nya pribadi juga iseng pengen nyoba karena
634. kan jurusan ini tu jurusan aku kuliah ini kan asing
635. banget ini jurusannya apa, ngarahnya kemana,
636. perusahaan apa, bakal jadi apa, itu aku penasaran
637. banget sama ini. Makanya aku taro di pilihan ketiga
638. waktu aku daftar kemaren kan ternyata lolos, tadinya
639. juga lolos ini tu aku gamau ngambil karena itu aku
640. gamau bilang orang tua aku pengen bilangnya
641. „Yaudahlah‟, bilangnya ketolak aja terserah deh mau
642. gap year tahun depan mau gimana itu udah urusan
643. urusan nanti gitu, tapi disisi lain tu aku pengen kuliah
644. biar aku sibuk dan biar aku ga mikirin masalah ini.
645. Jadi aku bilang ke mama kalau aku keterima. Awalnya
646. sih aku cuman modal bismillah doang ya mau ngerti
647. mau ngga itu urusan belakangan yang penting aku
648. masuk terus juga urusan salah jurusan tu nanti deh
649. karena kan itu kan baru keterima gitu kan terus aku
650. nya juga masih nyoba buat menyesuaikan terus nyoba
651. buat Ikhlas sama jurusan cita-cita itu juga berat kan
652. rasanya. Pas aku jalanin masih awal minggu itu aku
108
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
653. ] ngerasa berat banget „Ini apaan sih? Materi kayak gini
654. ] ga pernah di dapet.‟ gitu „Ini matkul apaan?‟, cuman
655. ] satu yang aku yang aku familiar dan yang bener-bener
656. ] aku mungkin aku kuasain itu cuman matkul fisika
657. ] doang. Itu kemaren aku juga sempet ngeluh cuman dia
658. ] masih sempet ngebanding-bandingin akhirnya aku tu
659. ] kayak coba lagi belajar lagi, belajar lagi itu sampe aku
660. ] cape. Terus dosen aku bilang „Besok kita offline ya,
661. ] besok kita ke bengkel.‟, Disitu aku takut banget tu
662. ] cuman mama kayak udah seneng gitu „Wih main ini
663. ] main ini‟, gitu kan nah aku gamau nyia-nyiain
664. ] kesempatan itu ngeliat mama mau mau ngajak aku
665. ] ngomong, ayah juga kayak lagi bercanda-canda gitu
666. ] sama adek. jadi aku gamau nyia nyiain kayak gitu kan
667. ] aku akhirnya ikut bercanda „Iya dong main mesin nih
668. ] gua emang lu‟, gitu-gituin gitu kan, terus pas aku
669. ] sampe kampus terus aku udah offline sampai sekarang
670. ] aku ngerasa udah lebih enjoy daripada waktu aku awal
671. ] kuliah kemaren sih, udah lebih paham materinya
672. walaupun masih ada kekurangan yang aku ga paham.”
673. Interviewer 4 “Oke lalu apa yang Anda biasa lakukan jika merasa
674. tertekan dalam menjalani perkuliahan?”
675. Interviewee “Eee... yang aku bilang tadi kan aku ada kayak circle
676. gitu nah itu aku bersama mereka itu bersepuluh sama
677. aku. Jadi mereka itu tiap malem, ga tiap malem juga
678. sih kayak misalkan nih hari ini ada tugas
679. dikumpulinnya masih dua hari atau tiga hari lagi itu
109
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
680. kita tu malemnya pokoknya malem banget entah itu
681. jam 9 entah itu jam 11 itu pasti kita google meet kak,
682. kita google meet awalnya kita emang bercanda-canda
683. kayak ngobrol-ngobrol, cerita cerita, pada ikut UKM
684. apa, itu kita cerita-cerita random lah, obrolan random
685. gitu tapi entar kita ujung-ujungnya kita bahas tugas itu.
686. Yang tadinya menurut ku susah tu jadi gampang gitu
687. loh kak awalnya aku mikir „Ah gua mah bisa karena
688. gua nyontek dari mereka ngeliat dari mereka tinggal
689. dengerin doang‟, gitu tapi ternyata engga aku mindset
690. kayak gitu tu cuma eee... apa ya karena mungkin
691. insecure gitu „Kok mereka paham kok gua ngga‟, gitu
692. aku mikirnya kayak gitu tapi setelah aku jalanin kayak
693. ] gitu kurang lebih udah tiga bulan ternyata itu emang
694. ] gampang kalau emang dilaksanain bareng-bareng itu
695. lebih kayak kerasa ringan gitu.”
697. Interviewee “Iya saling membantu kadang juga kita nih hari senin
698. tu agak ringan kak cuman matkulnya tu cuma ada di
699. pagi jam 8 sampai jam 9 abis itu dilanjut lagi tu eee...
700. siang jam 4 sampai jam 5 gitu. Jadi kadang tu hari
701. senin itu mereka itu main entah itu kita yang main
702. kerumah mereka atau mereka yang kerumahku gitu itu
703. pasti mereka ada di rumah yang sambil ngerjain tugas
704. juga pastinya jadi kita main ga cuman sekedar main
705. ngobrol-ngobrol ga jelas maba gitu ngga kita ada
706. tugas.”
110
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
707. Interviewer 4 “Oke lalu eee... apakah yang Anda pernah mengalami
708. suatu kegagalan ketika akan melakukan sesuatu untuk
709. mencapai salah satu tujuan dalam hidup Anda?”
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
735. SNMPTN gagal aku makin semangat buat SBMPTN,
736. kenapa karena tujuan aku ngambilnya akan di
737. SBMPTN kan pas SBMPTN gagal tu ngerasa semua
738. nya berhenti takut ngomong sama orang tua, takut
739. pokoknya, takut ke semua nya deh bener-bener takut
740. buat nyoba. Akhirnya aku ga nyoba kedokteran lagi di
741. mana-mana aku lebih nyoba teknik malah. Itu
742. kegagalan aku salah satu buat nyapaiin cita-cita.”
745. Interviewee “Awalnya sih iya terus juga kan kemaren kan aku
746. cuman bener-bener ngambil SBMPTN gitu loh.
747. Temen-temen ku pada, pada daftar SIMAK pada daftar
748. yang di UNNAIR pada daftar di BRAWIJAYA itu kan
749. aku ga ikutan kenapa karena aku tu udah eee... terlalu
750. optimis gitu loh sama hasil SBMPTN nya jadi aku ga
751. ikut SIMAK ga ikut UTUL malahan yang udah
752. padahal aku diajak ada barengannya kalau UTUL ke
753. Jogja nya tu aku malah ga ikut, aku udah terlalu pede
754. sama SBMPTN sampe aku tu ga ikut mandiri di mana-
755. mana. Untuk dibilangin itu aku sempet off aku sempet
756. gamau daftar mandiri lagi karena takut gagal lagi, tapi
757. akhi- entah disitu kenapa mama itu nyuruh aku bahkan
758. maksa aku buat daftar di UNJ. Akhirnya aku turutin
759. aja kan tapi gagal terus aku daftar lagi itu gagal terus
760. itu ngerasa kayak udah bener-bener cape kak.
761. Akhirnya PNJ ada gelombang dua aku coba lagi udah
112
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
762. ] pasrah banget sama PNJ gelombang dua tu tapi aku
763. keterima. Udah pasrah banget itu.”
771. Interviewee “Kalau kepercayaan diri sih engga kak, dulu aku
772. anaknya walaupun aku introvert, walaupun aku
773. tertutup bukan terlalu yang ngga pede banget gitu loh.
774. Ada merasa aku pernah ngga pede waktu itu mau eee...
775. pidato itu di sekolah engga pede banget, tapi engga
776. sampe takut gitu loh sampe tremor gitu. Kek tremor
777. ringan gitu loh, ngga sampe yang bener-bener
778. keringetan gitu ngga. Aku emang dari dulu anaknya
779. udah terlalu pede ya, tapi masih ada introvert-
780. introvertnya gitu loh.”
781. Interviewer 5 “Berarti kek cemasnya yang cemas biasa engga sih?”
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
786. Interviewee “Iya.”
802. Interviewee “Iya kak, kan kalau dikamar kan bosen gitu yang
803. dilihat tumpukan buku lagi ini lagi.”
805. Interviewee “Tugas-tugas lagi jadi aku „Ah coba ah besok libur
806. nih‟, coba jalan sebentar setengah jam gitu kan keliling
807. komplek itu…”
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
811. gitu.”
812. Interviewer 5 “hmm oke, lalu jika ada bagaimana cara Anda untuk
meringankan stress pada diri Anda sendiri? Itu tadi ya
jawabannya ya yang kamu keluar komplek jalan-jalan
itu?”
813. Interviewee “Iya aku jalan-jalan, terus kadang juga kalau aku…
814. aku kan di deket rumahku kan kek ada cafe gitu, kan.
815. Itu kadang aku kuliah disitu. Disitu tempatnya lagi
816. sepi, engga rame aku kadang kuliah disitu kalau kelas
817. sore. Bener-bener tenang gitu loh di sana.”
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
834. Interviewee “Iya, ribet juga udah gitu kan juga aku pas kuliah ini
835. yaudah disini aja engga pindah-pindah, padangan
836. depan mata juga tembok itu ngerasanya kayak
837. pemandangan apa sih ga enak dilihat gitu. Soalnya
838. kalau cafe deket rumah ku itu kayak tingkat, aku ambil
839. yang diatas bisa liat jalan, mobil, yang jualan itu
840. ngerasanya enak banget lihatnya. Jadi itu ngaruh
841. banget sih.”
844. Interviewer 5 “Oke, eee... ada lagi nih. Eee... apakah Anda pernah
845. menceritakan permasalahan dengan oranglain? Kek
846. kamu mungkin kamu curhat gitu pernah sama temen-
847. temen kamu?”
848. Interviewee “Kalau yang semenjak aku sekolah itu mereka taunya
849. orangtu aku terlalu sibuk kerja gitu aja, engga tau asal
850. mulanya gimana gitu, terus orangtua pribadi aku
851. kepribadiannya gimana, awalnya gimana tu engga.
852. Tapi akhir-akhir ini semenjak aku dapet temen kuliah,
853. ada nih satu nih temenku itu engga punya ibu gitu loh
854. kak. Terus dia bilang ke aku kalau dia tu seneng kalau
855. aku deket sama ibunya dari kayak aku google meet kan
856. ya kadang mama tu nimbrung kalau lagi keadaanya
857. baik gitu kan. cuman waktu itu karena aku mungkin
858. udah capek terus mamanya juga ngomel-ngomel mulu
859. akhirnya aku cerita ke temenku yang engga punya ibu
116
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
860. ini, terus dianya dia yang nangis gitu ka. Aku ceritain
861. semuanya dari bener-bener aku kecil sampe dulu pisah
862. rumah, sampe hampir mau cerai, sampe aku udah
863. muak itu aku ceritain ke dia. Jadi ngerasa bebanku
864. agak ilang gitu loh, kepalaku agak enteng gitu, loh.
865. Kan ada yang ngomong kalau kepalanya berat potong
866. rambut gitu-gitu sama sekali engga ngaruh di aku gitu
867. sih, kalau aku lebih nyeritain ke satu orang yang aku
868. ] percaya terus aku ceritain sedetail-detailnya itu ngaruh
869. banget.”
874. Interviewee “Iya. Terus kan itu baru awal kan itu awal kuliah
875. banget gitu, kan. Tapi sekarang tu makin satu circle tu
876. makin tahu gitu kan keadaan rumah. Soalnya minggu
877. lalu tu kita main ke kerumah temen gitu, terus aku tu
878. kayak mereka tu eee... apa ya? Ngerasa perubahanku
879. gitu loh, yang biasanya mulai banyak omong gitu loh
880. kok tiba-tiba diem doang, engga ngomong ada perlu
881. doang dan akhirnya dia nanya. Engga kayak mereka tu
882. kayak yang engga mendesak sih bagi aku, cuman kalau
883. dilihat orang tu kek mendesak gitu kek maksa gitu loh
884. kalau cerita ke mereka. Tapi bagi aku engga, itu
885. mungkin itu bentuk rasa perhatian mereka ke aku gitu,
117
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
886. ] kan. Jadi akhirnya aku cerita disana eee..., terus
887. ] diselingin bercanda yang pinter ngelawak gitu. Jadi
888. ] akhirnya disitu aku percaya kalau mereka bisa jadi
889. tempat aku pulang.”
897. Interviewer 6 “ Terima kasih B, selanjutnya aku mau nanya nih tadi..
898. apakah teman atau kerabat Anda memberikan
899. dukungan terhadap Anda selama Anda mengalami
900. masa sulit yang bisa dibilang pertengkaran orang tua?”
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
911. eee... motivasi gitu jangan terlalu dipikirin walaupun
912. ga yakin, ga dipikirin juga gitu. Kalau untuk saudara
913. gitu, aku waktu itu sempet ceri.. mau cerita tapi
914. saudara aku itu deket sama ayahku gitu. Jadi aku
915. gamau cerita ke keluarga sih, aku lebih milih cerita ke
916. temen deket aja dibandingkan ke keluarga. Takutnya
917. kalau cerita ke keluarga tu mereka nya malah aku yang
918. disalahin, belom pernah nyoba sih cuman aku udah
919. mikir kayak gitu.”
925. Interviewer 6 “ Nah bagaimana sih respon dari orang terdekat itu?,
926. apakah dia memberikan kamu hadiah atau memberikan
927. kamu kata-kata semangat?”
928. Interviewee “ Eee... kadang kan temen kuliah kan, kuliah ini kan
929. da.. ber.. dari berbagai tempat kan kak?”
931. Interviewee “ Apalagi di Jakarta itu kan luas gitu ga kayak sekolah
932. nih, kalau sekolah kan yang rumah nya di wilayah-
933. wilayah situaja. Nah temen ku tu jauh-jauh kak, ada
934. yang dari Bekasi, dari Bintaro, dari Kalimalang. Dan
935. waktu itu aku pernah cerita, malem nya lagi google
936. meet kayak juga, aku cerita kalau aku lagi di rumah tu
119
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
937. keadaan nya ga baik. Besok jam 8 pagi mereka udah di
938. depan rumah ku, kayak bener-bener ngajak healing
939. bareng, naik motor bareng-bareng gitu loh kak. Ngajak
940. jalan-jalan ke tempat yang mereka tau yang… kayak
941. alam gitu sih, mereka ga ngajak ke tempat yang
942. keramaian. Mungkin karena kau nya juga sumpet...
943. sumpek pastinya sama keramaian, apalagi kan abis
944. pertengkaran orang tua gitu. Jadi mereka ngajak
945. healing bareng ke tempat alam gitu, ke curug sih
946. waktu itu. Jadi itu ngeasa kayak mereka... kayak
947. mereka tu perhatian gitu, bener-bener ngasih
948. dukungan. Dukung... ngas... mereka ngasih dukungan
949. nya beda. Kayak istilahnya sekarang satu orang yang
950. sakit semua nya healing.”
951. Interviewer 6 “ Baik, bagaimana sih cara Anda mengontrol diri Anda
952. agar tetap sabar untuk mengalami semua masa sulit
953. Anda?”
954. Interviewee “ Aku kalau udah kayak gitu, aku lampiasan nya
955. kamar. Kadang nunggu adek aku tidur, atau kadang
956. aku nya lagi suka di kamar sendiri, atau sambil nugas
957. sambil dengerin lagu pake hes- headset. Itu kalau aku
958. nya udah bener-bener mendamnya itu udah terlalu
959. dalam, udah terlalu sakit tu aku bisa nangis sendiri. Itu
960. sebabnya ya karena aku selama ini terlalu nahan
961. emosi, ter... ga pernah dilupain kemana-mana lagi
962. selain gambar-gambar sama dengerin musik kan. Jadi
963. aku ngeluapin nya tu eee... kalau aku udah capek
120
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
964. ] nangis, kadang juga mau tidur gitu kalau lampu udah
965. ] dimatiin, kamar udah gelap tu kadang aku nangis
966. sendiri.”
967. Interviewer 6 “Oke baik, ketika perasaan kamu lagi ga baik nih..
968. ketika perasaan Anda lagi tidak baik, bagaimana sikap
969. Anda terhadap orang lain?”
970. Interviewee “Kalau dulu itu aku sempet kayak lebih ngomelin kan
971. kayak aku tadi bilang di awal, tapi kalau sekarang mah
972. aku udah engga. Aku udah belajar ngontrol nya, udah
973. tau nih „Ah dia kan ga salah, ga ada hubungan nya
974. apa-apa di sama masalah keluarga‟. Jadi aku harus
975. nyikapin nya harus tetep baik, walaupun agak dibilang
976. judes, agak dibilang beda. Tapi seengganya aku ga
977. ngebentak dia gitu, ga ngomelin dia, ga marah-marahin
978. dia karena tanpa sebab gitu. Yang penting aku udah
979. berusaha ngontrol di depan orang tapi kalau orang nya
980. terlalu ngeganggu, terlalu ngusik kayak apa ya.. kayak
981. dia ngerjain aku gitu aku bisa emosi sih di situ. Karena
982. udah mood aku ancur terus dibikin dia lebih ancur lagi
983. gitu.”
986. Interviewee “Pernah, dan aku sadar aku salah. Aku sadar banget.”
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
990. ] kan kamu bilang kalau eee... awal mula
991. ] pertengkarannya itu pas kamu umur 3 tahun, umur
992. segitu kamu udah inget pertengkaran orang tua kamu?”
996. Interviewee “Iya, itukan umur 3 tahun terus 4 tahun itu kan aku
997. masuk TK ka. Nah aku tu , tetangga ku tu depan rumah
998. tu cowok seumuran, aku tu kadang kalau ... kalau anak
999. TK kan pulangnya kan ga nyampe jam 1 gitu kan. Aku
1000. jam 10 udah pulang, terus aku boleh main tu dulu tu
1001. sampe dibatesin sampe dzuhur, pokoknya adzan
1002. pulang lah. Waktu itu lagi di rumah temen ku, eh lagi
1003. di rumah aku deh, temen ku yang ke rumah ku kayak
1004. mainan... ya main aja berdua gitu kan. Terus tiba-tiba
1005. mama berantem, disitu aku inget banget aku nangis
1006. disitu, di depan temenku itu aku nangis, padahal aku
1007. gatau masalahnya apa, permasalahan mereka gitu tu
1008. aku gatau, tapi temen ku tu , kayaknya temen ku tu
1009. lebih sadar gitu kalau di bandingin aku, kalau mereka
1010. itu lebih sering berantem gitu kan, terus temen ku tu
1011. malah nanya kalau aku tu kalau pulang gimana,
1012. bahkan aku dari dulu pulang sekolah aja waktu umur
1013. segitu udah ga dijemput sama orang tua, udah di titipin
1014. ke orang lah istilahnya. Terus temenku nanya eee...
1015. „Udah makan?‟, gitu-gitu lah pokoknya, terus abis itu
1016. kan dzuhur temen ku juga udah pulang, aku nya masih
122
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
1017. di teras karena belom kelar, terus ayah aku keluar
1018. duduk di teras bareng, mama itu gendong adek aku,
1019. aku udah punya adek. Mama gendong adek aku bawa
1020. tas kayak totebag kayak yang gede itu, aku gatau
1021. isinya apa mungkin... dulu kan mama juga ngajar
1022. fikirku ah mama mau ngajar gitu kan bawa bukunya
1023. banyak. Terus mama nawarin aku ikut, „Mau ikut ga?‟,
1024. aku kan ga jawab ya karena aku juga disitu jujur aja
1025. gamau ikut, karena mungkin pikirku „Ah dia kan mau
1026. nge les, mau ngajar‟, gitu kan. Tapi ampe malem ga
1027. pulang-pulang gitu, akhirnya aku minta ayah ku
1028. telepon, walaupun muka ayahku tu disitu aku inget
1029. banget muka ayah ga enak banget mau nelepon mama.
1030. Aku telepon mama, tapi mama lagi di bus, terus aku
1031. bilang mau kemana mana, katanya mau ke Surabaya.
1032. Tapi akhirnya pulang juga sih malem itu.”
1033. interviewer 7 “Terus juga kan sebelumnya kamu bilang kalau mama
1034. kamu tu suka ngelampiasin amarahnya ke kamu, itu tu
1035. cuman ke kamu aja atau ke adek kamu juga?”
1036. Interviewee “Ke aku doang, karena aku juga bingung kenapa harus
1037. aku. Karena aku eee... gamau ngebandingin sama adek
1038. juga kan, karena adek kan kalau abis sholat subuh nih
1039. udah nih tidur lagi, kadang bangunnya tu kalau ada
1040. tugas. Pokoknya dia tu keluar kamar kalau gurunya tu
1041. udah ngasi tugas gitu, kalau dia ga ngasi tugas adek
1042. aku gabakal mau bangun, ga bakal mau melek,
1043. pokoknya ga bakal mau kegiatan gitu lah. Terus juga
123
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
1044. dia kayak... kan mama sekarang ini kan ngajar kayak
1045. ke sekolaan gitu dan di rumah itu kalau aku juga ga
1046. ngajar aku cuman berdua doang sama adek aku. Nah
1047. biasanya kalau ada mama tu tugas masak nasi itu dia,
1048. bahkan tadi aja aku ngomong „Eh ntar masak nasi ya‟,
1049. terus kata dia „Loh ko gua sih, lu aja‟, gitu, aku kan
1050. udah mau kuliah gitu maksud ku iya aku bakal kayak
1051. gitu tapi ga sesering itu kan aku nya ada jadwal, terus
1052. dianya lagi longgar gitu loh kak. Jadi kadang malahan
1053. aku yang ngelampiasin, jadi mama ngelampiasin ke
1054. aku, aku terkadang juga ngelampiasin ke adek aku
1055. terlalu kesel gitu, terlalu di manja.”
1056. interviewer 7 “Jadi bisa dibilang adek kamu itu kesayangan mama
1057. kamu ya?”
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
1070. di respon sama sekali.”
1073. Interviewee “Aku cuman ngomong ada masalah sama mama sama
1074. ayah udah gitu doang. Soalnya saudara aku juga
1075. cowok kan terus juga dia cuek gitu, terus juga
1076. semenjak mau dewasa udah kenal cewek, jadi dia
1077. focus ke ceweknya. Ga cuman aku cuman ngomong
1078. „Ga aku cuman cape aja ama sekolah‟.”
1082. interviewer 7 “Pas mama kamu mau pulang ke kampung itu, cuman
1083. mama kamu aja atau ajak keluarga sama papa kamu
1084. juga?”
1085. Interviewee “Iya kan, di rumah ini kan masih ngontrak gitu kan,
1086. karena gatau kenapa tiba-tiba tu … tadinya kan
1087. rencana nya aku lulus SMA, udah kuliah disana aja
1088. hidup disana gitu. Tapi nyatanya aku ga ada sama
1089. sekali nyoba kuliah di daerah Jawa Timur, aku lebih
1090. nyobanya di daerah Jakarta sama Jogja. Itu mama tu
1091. awalnya udah kayak ga suka gitu loh aku nyoba kuliah
1092. disini dibandingin disana, terus mama udah ngomong
1093. kayak gitu dari lama juga kak, dari aku SMP apa SMA
1094. kelas 1 gitu, pokoknya pengen ngajak pulang gitu.
1095. Mungkin eee... disisi lain sih aku mikir „Ah mama mau
125
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
1096. ngejagain ayahnya‟, kan kakek aku sendiri kan di
1097. rumah itu, jadi mungkin mau ngurusin gitu kan, terus
1098. aku bilang malah waktu itu aku udah kesel, udah muak
1099. juga ngomong kayak gitu terus, akhirnya aku ngomong
1100. „Kalau mama mau kesana, kesana aja gapapa‟, aku
1101. bilang gitu kan „Kalau mau sama A (adiknya) yaudah
1102. sana A juga masih online’, aku ngomong kayak gitu.
1103. Terus akhirnya mama aku diem, aku juga diem, jadi
1104. perang dingin lagi. Abis itu kemaren waktu aku udah
1105. banyak ketolak eee... aku sempet pulang kampung juga
1106. bulan Juni, disana itu... gatau mungkin udah feeling
1107. anak sama ayahnya. Kakek aku, ayahnya mama aku ga
1108. ada waktu itu ... udah meninggal. Disitu mama juga
1109. gimana ya... ya mungkin kehilangan ayahnya gitu, aku
1110. kan gatau rasanya gimana. Habis itu disitu tu mama
1111. tiba-tiba, itu aku belum daftar mandiri kemana mana,
1112. disitu mama tiba-tiba ngebolehin aku daftar...
1113. maksudnya ngebolehin aku buat masuk ke dunia
1114. kesehatan, tapi aku masuknya ke perawat, dan di
1115. perawat disana itu kan kayak ada Politeknik Kesehatan
1116. gitu. aku dibolehin daftar kesana tapi tahun depan. Nah
1117. aku tu disitu seneng tu waktu awal mama ngomong
1118. „Udah nih boleh nih masuk perawat, tapi tahun depan,
1119. tapi tahun ini gap year dulu, nunda dulu‟, tapi pas
1120. omongan selanjutanya „Tapi di Surabaya ya‟, itu tu
1121. udah bikin aku, minat aku buat belajar males, jadi aku
1122. semangat banget bahkan kalau bisa tu aku daftar
1123. kedokteran gitu kan, tapi pas mama aku ngomong
126
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
1124. Jatim , pokoknya di Jawa Timur ya apalagi di
1125. Surabaya tu aku udah males banget. Akhirnya aku
1126. males ngomong, terus aku ngomong mau daftar ini,
1127. daftar ini, pokoknya udah ngelupain dunia kesehatan.
1128. Akhirnya mama ngedukung tu di UNJ gitu-gitu.
1129. Kemaren juga udah sempet mama ngomong kalau PNJ
1130. ke 2 ketolak „Udah ya Poltekes di Surabaya‟, gitu-gitu
1131. dah pokoknya ngajak aku balik kesana.”
1134. Interviewee “Iya tapi kan ayah ini ... ayah ga betah juga disana, aku
1135. juga ga betah.”
1136. interviewer 7 “Kan tadi mama kamu kadang eee... suka nimbrung
1137. kan kalau lagi ngumpul sama temen temen kamu dan
1138. dia ngomong hal hal yang ga baik tentang kamu, itu
1139. respon temen kamu itu gimana?”
1140. Interviewee “Kalau mereka dibawa candaan gitu loh kak. Misalkan
1141. aku gimana gitu... mama aku ngomong tentang ke
1142. jelekan aku, ntar temen temen aku kayak menyamakan
1143. gitu loh „Ah engga ko tante T ga gitu, saya juga kayak
1144. gitu soalnya mungkin itu wajar‟, gitu loh kak. Karena
1145. temen aku udah tau duluan, tapi temen aku baru tau
1146. mama aku suka nimbrung. Soalnya kenapa aku ga suka
1147. kayak gitu, mama selalu ngomong... jadi tu kalau ada
1148. tamu aku cuman keluar salim sama tamu itu abis itu
1149. udah, ga akan nimbrung apa-apa… ya nimbrung juga
127
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK
BARIS
1150. ngapain sih gitu kan. Dulu aku juga sempet kayak
1151. mama juga nimbrung waktuada tamu nya mama, terus
1152. abis itu besok nya aku langsung di omelin kayak ga
1153. sopan gitu-gitu. Tapi dia sekarang malah ngelakuin
1154. ] apa yang aku lakuin beberapa tahun lalu. Aku mau
1155. ngomong kayak gitu tapi belum sempet.”
1159. Interviewee “Iya, aku malah kalau ada masalah kayak gitu aku ga
1160. bisa tidur, walaupun mata aku berat pengen merem,
1161. tapi aku ga bisa tidur nyenyak. Jadi lampiasan aku
1162. tahajud, sholat malem kalau aku lagi ga halangan,
1163. kalau lagi halangan ya... aku dzikir pake tasbih gitu
1164. gitu doang, ga ada yang bisa aku lakuin lagi.”
1171. interviewer 7 “Oke segitu aja untuk wawancara hari ini, terima kasih
1172. ya T udah nyempetin luangin waktunya untuk kita,
1173. mohon maaf apabila ada salah salah kata. Semangat
1174. terus ya T.”
VIII. CODING
NO.
HASIL WAWANCARA SUBJEK TEMA
BARIS
128
129
Inter 2 Tadi kamu bilang alasan orang tua Alasan orang tua
bertengkar karena perekonomian. bertengkar salah
Selain karena perekonomian, hal apa satunya dipicu
lagi yang membuat orang tua kamu karena faktor
bertengkar? perekomian
164
X. KESIMPULAN
165
DAFTAR PUSTAKA
166
167
Nurmala, I., & dkk. (2020). Mewujudkan remaja sehat fisik, mental dan sosial:
(Model intervensi health educator for youth). Surabaya: Airlangga
University Press.
https://play.google.com/store/books/details/Ira_Nurmala_Mewujudkan_Re
maja_Sehat_Fisik_Mental_d?id=uOkJEAAAQBAJ
Sovitriana, R. (2021). Perspektif psikologi wanita terlantar dan
permasalahannya: Bedah kasus wanita terlantar. Makassar: Nas Media
Pustaka.
Usman. (2013). Broken home. Bandung: Yrama Widya.
Zakiah, Ismi dan Ritanti, Ns. (2021). Kecanduan game online pada remaja dan
penanganannya. Bandung: Media Sains Indonesia.