Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Laporan Tugas Antropologi Museum Bank Indonesia

Disusun oleh:

Kelompok 5

Abdul Aziz Zulhakim 10519031

Desi Laila Amri 11519668

Jeni Marsaulina 13519133

Marisa Mizani Putri 13519559

Rifqi Saputra 15519565

Kelas : 1PA01

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan segala
kuasa-Nyalah penulis akhirnya bisa menyusun laporan tugas makalah ini sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu
Ira Norma Prabawati selaku dosen yang telah memberikan banyak masukan serta
saran yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian makalah ini.

Penulis sangat berharap agar makalah ini memberi banyak manfaat dan
menambah wawasan bagi para pembaca mengenai budaya sejarah Bank Indonesia
yang ada di Museum Bank Indonesia. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan
di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini, agar makalah ini nantinyadapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Depok, 1 November 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Museum, adalah tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, merawat,


melestarikan, mengkaji, mengkomunikasikan bukti material hasil budaya
manusia, alam, dan lingkungannya. (Pedoman Klasifikasi Koleksi Museum
Umum Negeri Propinsi, Depdikbud, 1995). Museum juga merupakan salah satu
tempat wisata yang menyimpan dan mengoleksi benda-benda bersejarah. Dimana
benda-benda tersebut pasti memiliki nilai dan makna tertentu yang terkandung
didalamnya. Museum juga merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk
menemukan informasi dan bisa menambah wawasan kepada para pengunjungnya.
Namun, di zaman sekarang ini museum sangat jarang dikunjungi dan bahkan bisa
dibilang sangat sepi pengunjung.

Anak-anak pun masih jarang yang senang untuk berkunjung ke museum saat
masa liburan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa museum bisa
digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita. Salah satu museum
yang cukup terkenal di kota tua, yaitu Museum Bank Indonesia dan tentu saja
dapat menambah wawasan kita mengenai Bank Indonesia dan sejarah yang
terkandung di dalam mueum Bank Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Museum Bank Indonesia ?
2. Apakah tujuan berdirinya Museum Bank Indonesia ?
3. Adakah unsur-unsur kebudayaan dalam Museum Bank Indonesia ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui sejarah dari Museum Bank Indonesia dan mengetahui tujuan
berdirinya Museum Bank Indonesia serta, dapat mengetahui unsur-unsur
kebudayan yang terkandung di dalam Museum Bank Indonesia.

1.4 Manfaat
Untuk menambah wawasan pengetahuan ilmu budaya Indonesia diantaranya
adalah sejarah Bank Indonesia dan mengetahui seputar keuangan hingga sejarah
uang di Indonesia. Dimulai dari sejarah terbentuknya Bank Indonesia hingga
tujuan didirikannya Bank Indonesia.
BAB II
METODE KEGIATAN

A. Pengertian Wawancara
Wawancara merupakan salah satu kegiatan berbahasa dalam bentuk
tanya jawab untuk mencari informasi atau data-data pada narasumber
secara lisan. Narasumber adalah orang yang dipilih karena keahliannya,
kepandaiannya, dan lebih paham mengenai topik yang diangkat dalam
wawancara.
Kami mengunjungi salah satu museum yang ada di Indonesia yaitu,
Museum Bank Indonesia. Mewawancarai dengan metode tatap muka oleh
salah satu pekerja tour guide. Pada 5 November 2019 bertempat di
Museum Bank Indonesia, dengan narasumber pekerja tour guide Museum
Bank Indonesia

B. Pengertian Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu
dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang
diamati. Sebelum observasi dilaksanakan, pengamat hendaknya telah
menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek apa yang akan di observasi.
Observasi kelompok kami adalah, dengan mengamati perkembangan
bangunan, logo dari museum Bank Indonesia, dan mempelajari sejarah
yang terkandung di dalam museum Bank Indonesia, dengan cara
berkunjung ke museum Bank Indonesia dengan metode pengamatan.
BAB III
PEMBAHASAN

i. Sejarah Museum Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia. Bank ini
memiliki nama lain De Javasche Bank yang dipergunakan pada masa Hindia
Belanda. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua
aspek, yaitukestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan
terhadap mata uang negara lain.

Pada tahun 1828 De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda
sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang.Tahun 1953,
Undang-Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk
menggantikan fungsi De Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tiga tugas
utama di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Di samping itu, Bank
Indonesia diberi tugas penting lain dalam hubungannya dengan Pemerintah dan
melanjutkan fungsi bank komersial yang dilakukan oleh DJB sebelumnya. Pada tahun
1968 diterbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang mengatur kedudukan dan tugas
Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan
fungsi komersial. Selain tiga tugas pokok bank sentral, Bank Indonesia juga bertugas
membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan mendorong kelancaran produksi
dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf
hidup rakyat.

Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang
independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dimulai ketika sebuah
undang-undang baru, yaitu UU No. 23 Tahun1999 tentang Bank Indonesia,
dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2009. Undang-undang ini
memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah
atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang
ini.

ii. Tujuan Berdirinya Museum Bank Indonesia

Guna menunjang pengembangan kawasan kota lama sebagai tujuan wisata di


DKI Jakarta, maka sangat tepat apabila gedung BI Kota yang telah ditetapkan sebagai
bangunan cagar budaya oleh pemerintah, dimanfaatkan menjadi Museum Bank
Indonesia. Keberadaan museum ini nantinya diharapkan dapat seiring dan sejalan
dalam mendorong perkembangan sektor pariwisata bersama museum-museum lain
yang saat ini sudah ada di sekitarnya, seperti Museum Fatahillah, Museum Wayang,
Museum Keramik, dan Museum Bahari di daerah Pasar Ikan. BI mengharapkan
bahwa keberadaan Museum Bank Indonesia akan berarti terwujudnya suatu museum
bank sentral di Indonesia, yang mempunyai misi untuk mencari, mengumpulkan,
menyimpan, dan merawat benda-benda maupun dokumen bersejarah yang saat ini
dimiliki, sehingga menjadi suatu sosok yang mempunyai nilai dan arti penting bagi
masyarakat. Hal ini hanya akan dapat terwujud apabila kita dapat menyajikan
semuanya dalam bentuk yang mampu memberikan informasi yang lengkap dan
runtut, sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat.

Museum BI juga diharapkan dapat menjadi wahana pendidikan dan penelitian


bagi masyarakat Indonesia maupun internasional tentang fungsi dan tugas BI, di
samping merupakan wahana komunikasi kebijakan dan rekreasi yang bersifat
edukatif. Dengan pencapaian tujuan-tujuan tadi, diharapkan Museum BI dapat
meningkatkan corporate image . Sepenuhnya disadari bahwa rencana pembangunan
museum ini bukanlah suatu gagasan yang sederhana, melainkan suatu gagasan yang
bersasaran ganda. Dengan segala keterbatasan dan kendala yang ada, proses
perwujudan Museum Bank Indonesia jelas membutuhkan keuletan dan ketelitian.
Mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan BI mengenai permuseuman,
maka kerjasama dengan para ahli dari berbagai bidang diperlukan untuk bersama-
sama mewujudkan gagasan ini secara menyeluruh dari tahapan konsep sampai
dengan pelaksanaan fisik nantinya.

Museum BI juga disajikan dalam website Bank Indonesia, sehingga


memudahkan publik dimanapun berada untuk melakukan virtual tour dan
mempelajari informasi yang disajikan di setiap ruangan Museum BI.

iii. Unsur-unsur kebudayaan Museum Bank Indonesia

Negara kita Indonesia merupakan negara dengan berbagai keragaman, mulai dari
suku, ras, agama, dan masih banyak lainnya. Karena banyaknya perbedaan itu maka
Indonesia juga memiliki banyak kebudayaan yang menarik.

Dan sebagai negara yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai warisan,


kebudayaan masih melekat dalam setiap masyarakat Indonesia. Tetapi apa
sebenarnya arti dari sebuah kebudayaan itu sendiri. Berikut penjelasan mengenai
unsur-unsur dari kebudayaan yang ada di Museum Bank Indonesia.

1. Bahasa
Ada beberapa jenis koin Belanda yang beredar di Indonesia dan penyebutan di
masyarakat pun berbeda-beda. Ada koin yang ditulis Nederlandsch Indie, tapi
beberapa orang menyebutnya koin Gulden, koin bolong dan koin benggol.
Sementara koin yang bertuliskan VOC lebih dikenal dengan istilah duit. Inilah
cikal bakal penyebutan duit sebagai kata lain dari uang di Indonesia. Duit
(bahasa Belanda: duit, bahasa Jerman: deut) adalah sebutan informal untuk
uang dalam bahasa Indonesia dan bahasa Melayu. Istilah ini berasal dari nama
salah satu uang koin logam yang digunakan dalam perdagangan di Belanda
serta wilayah di barat Jerman yang berbatasan dengannya (Kleve dan
Geldern) pada abad ke-17 dan ke-18. Indonesia, Malaysia dan beberapa
wilayah di Amerika dan Afrika yang pernah berada di bawah pemerintahan
VOC dan kolonial Belanda kemudian juga turut menggunakannya.

Koin duit digunakan di Belanda sampai dengan tahun 1854. Secara


etimologis, kata duit/deut berasal dari kata bahasa Norse Kuno thveit yang
artinya sejenis koin kecil, namun arti harfiahnya ialah "kepingan-kepingan".
Dalam buku sejarah pernah diterangkan bahwa Indonesia di jajah Belanda
selama 350 tahun.
Namun sebelum Belanda masuk, Indonesia sudah memiliki beberapa mata
uang dari berbagai kerajaan yang berkuasa pada masa itu serta uang dari para
pedagang China yang biasa disebut dengan Gobog China atau Pis China.
Sementara koin VOC mulai beredar di Indonesia sekitar tahun 1726 – 1794,
beberapa katalog uang koin menyebutkan koin ini dibuat sekitar tahun 1602
dan beredar di seluruh wilayah jajahan VOC (Vereenigde Oost-Indische
Compagnie) hingga sekitar tahun 1800. Kemudian sekitar tahun 1800-1945
beredar dua jenis uang, yaitu uang Neder Indie atau Nederl Indie atau yang
dikenal dengan duit dan uang Indie Batavia yang juga mulai diterbitkan secara
bersamaan, saat pemerintah Belanda menetapkan Batavia atau Jakarta sebagai
Ibukota Hindia Belanda.

Sementara periode uang Nederlandsch Indie lebih mudah diidentifikasi yaitu


mulai dari tahun 1856-1945. Secara garis besar koin jenis ini beredar di
Indonesia mulai Nominal 1/2 cent hingga 5 cent dengan bahan utama koin
dari perunggu, namun untuk koin 5 cent terbuat terbuat campuran tembaga
dan nikel. Nederlandsch Indie 1/2 Cent 1945. Berat 2.3g. Diameter 17mm.
Desain terdapat tulisan Nederlandsch indie 1/2 cent di lingkaran paling luar.
Sedangkan lingkaran dalam terdapat tulisan tahun Pembuatan uang misal
tahun 1945 dan lambang Crowned serta kuda laut. Sisi lainnya terdapat tulisan
Jawa yang berbunyi "Sapara Rong Hatus Rupiyah" dan Arab yang berbunyi
"Saparu Rong Atus Rupiyah" dalam bahasa Indonesia berarti "Setengah Dua
ratus Rupiah".

Pada koin Nederlandsch Indie 1 Cent. Koin ini memiliki dua tipe, koin
berlubang yang mulai beredar sekitar tahun 1857-1929 dan tipe tidak
berlubang dari tahun 1936-1945. Memiki berat sekitar 4.8g dengan diameter:
23mm. Desain untuk koin terbitan 1936-1945 terdapat lubang di tengah
dengan nilai 1 C di bawah dan tulisan Nederlandsch Indie serta gambar padi.
Di sisi balik koin terdapat tulisan berhuruf Jawa, Arab dan relief bunga.
Sementara untuk koin terbitan 1857-1929 koin ini tidak memiliki lubang.
Desainnya terdapat logo Crowned Dutch Arms yang diapit angka tahun terbit
koin. Di atasnya terdapat tulisan Nederlandsch Indie dan nominal koin. Sisi
dibaliknya tulisan huruf Jawa dan Arab.

Ada dua kesamaan pada koin ini yaitu kesamaan tulisan huruf Jawa dan Arab.
Pada kalimat yang tertulis menggunakan aksara Jawa berbunyi "Sapara Satus
Rupiyah". Sementara yang tertulis huruf Arab berbunyi "Sapara Saratus
Rupiyah" dalam bahasa Indonesia berarti "Setengah Seratus Rupiah"
Keunikan lain di koin 1 C terbitan 1945, yaitu adanya huruf P, D dan S yang
tertulis kecil setelah angka 1945. Penulisan ketiga huruf tersebut untuk
menunjukkan pabrik dibuatnya koin. P untuk United States Mint,
Philadelphia, PA, U.S.A. S untuk United States Mint, San Francisco, CA,
U.S.A. D untuk United States Mint, Denver, CO, U.S.A. Untuk pecahan 2,5
cent (disebut juga sebagai benggol) dibuat dari bahan tembaga seberat 12,5
gram. Diameter: 31mm desain depan: logo Crown Belanda dan tahun,
terdepat tulisan Nederlandsch Indie dan nominal uang 2 1/2 cent. Belakang
terdapat tulisan berhuruf Jawa dan Arab yang berbunyi "sapara patang puluh
rupiyah" atau dalam bahasa Indonesia berarti "setengah empat puluh rupiah".

Koin Nederlandsch Indie ini dibuat pada masa Ratu Belanda WI Willem III
untuk koin yang diproduksi tahun 1856-1858 dan Ratu WILHELMINA untuk
koin produksi tahun sesudahnya hingga tahun 1945. Ternyata pada masa
penjajahan Belanda Rupiah sudah jadi nama mata uang kita lebih dulu,
sebelum kata Indonesia muncul dan resmi jadi nama negara kita. Untuk koin 5
cent tunggu investigasi kami selanjutnya.

Karena relief koin ini tidak terlalu timbul seperti ketiga koin di atas, maka
kami masih butuh waktu untuk mempelajarinya. Di kalangan Numismatik
atau kolektor uang kuno, harga koin-koin masa penjajahan Belanda ini, belum
memiliki harga pasti. Sejauh ini katalog mengenai uang kuno, hanya
menerbitkan katalog jenis uang kertas, belum menjangkau uang koin.

Sehingga ada beberapa orang yang menerapkan harga jutaan hingga milyaran
untuk satu jenis koin Belanda ini, karena anggapan bahwa koin ini merupakan
koin tua, hanya dilihat berdasar angka terbit koin. Namun berdasarkan
Standard Catalog of World Coins 2008 harga koin ini untuk kondisi yang
masih sangat bagus koin dari tahun 1945 dihargai $3 dan termahal koin tahun
1856 seharga $ 200. Harga koin ini bisa berbeda-beda tergantung kondisi koin
dan kesepakatan antara penjual dan pembeli.

2. Sistem Organisasi
Sebagai pimpinan Bank Indonesia, Dewan Gubernur berkewenangan mengangkat dan
memberhentikan pegawai Bank Indonesia. Selain itu, peraturan kepegawaian
mencakup sistem penggajian, penghargaan, pensiun, tunjangan hari tua, serta bentuk
penghasilan lainnya bagi pegawai Bank Indonesia juga menjadi kewenangan Dewan
Gubernur BI.

Kinerja Dewan Gubernur beserta anggotanya dalam melaksanakan tugas maupun dan
wewenangnya dinilai oleh DPR. Untuk dapat melaksanakan fungsi pengawasan
dengan benar, DPR melakukan telaah pada beberapa hal, yakni laporan keuangan
tahunan BI, anggaran operasional BI, serta prosedur pengambilan keputusan kegiatan
operasional di luar kebijakan moneter dan pengelolaan aset BI.
Untuk saat ini, struktur organisasi Bank Indonesia terdiri dari 21 direktorat. 2 biro
independen (berdiri sendiri), 5 biro dalam koordinasi Direktorat, 4 unit khusus serta 1
pusat pendidikan & studi Kebanksentralan di Kantor Pusat, 37 unit Kantor Bank
Indonesia (KBI), dan 4 Kantor Perwakilan (KPW) yang masing-masing berposisi di
London, New York, Tokyo, dan Singapura.

Bank Indonesia melakukan tugasnya melalui 4 sektor satuan kerja (sektor moneter,
sektor perbankan, sektor sistem pembayaran, dan sektor manajemen intern), KBI,
maupun KPW yang kesemuanya bertanggung jawab pada Dewan Gubernur. Demi
memelihara kestabilan nilai Rupiah, baik terhadap barang dan jasa maupun terhadap
mata uang negara lain, Bank Indonesia telah mengemban 3 tugas pokok, yakni :

 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Dalam rangka


melaksanakan tugas ini, BI telah melakukan beberapa hal terkait dengan
fungsi lender of the last resort, pelaksanaan kebijakan nilai tukar,
wewenang mengelola cadangan devisa, dan penyelenggaraan survei.
 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Untuk menjaga
kelancaran sistem pembayaran, BI diberi kewenangan untuk melaksanakan
dan memberi izin penyelenggaraan jasa sistem pembayaran, mewajibkan
laporan kegiatannya, serta menetapkan penggunaan alat pembayaran
(seperti mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah) pada lembaga
keuangan lainnya.
 Mengatur dan mengawasi bank. Bank Indonesia berhak untuk menetapkan
peraturan, memberi dan mencabut izin usaha, melaksanakan pengawasan,
serta mengenakan sanksi terhadap bank yang pantas menerima sanksi.
3. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Peralatan kehidupan adalah barang yang tercipta oleh manusia dan dihasilkan
untuk membantu pekerjaan atau tanggung jawab manusia. Teknologi
merupakan kemampuan teknik yang berlandaskan ilmu eksak yang
berdasarkan proses teknis. Dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan,
atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.

Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang


hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi
tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), seperti
alat-alat produktif, senjata, wadah, alat-alat menyalakan api, makanan,
pakaian, tempat berlindung dan alat transportasi
4. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian merupakan suatu kegiatan manusia untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis maupun ekonominya dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada di lingkungan fisik, social, dan budaya. Untuk menunjang kebutuhan
maka masyarakat memiliki mata pencaharian utama, sehingga terdapat suatu
ciri yang berbeda-beda dibandingkan dengan masyarakat lainnya.
Dahulu mata pencaharian hidup masyarakat Indonesia mayoritasnya sebagai
petani, di Jawa Timur contohnya yaitu petani cengkeh atau rempah-rempah
lainnya. Rempah-rempah nusantara pada kala itu sangat popular sekali,
tentunya menjadi incaran para penjajah yang nantinya dapat diperjual belikan
dengan harga setinggi emas atau ditukar dengan barang lainnya yang setara
dengannya (barter). Dengan hadirnya system seperti itu yang sangat popular
menghasilkan cikal bakal perbankan di nusantara. Kawasan nusantara sudah
lama terkenal di kalangan para pedagangan dan pelaut dunia. Banyak kota
pelabuhan di Nusantara yang berkembang menjadi kota yang selalu ramai di
kunjungi oleh para pelaut dan pedagang untuk dijadikan tempat peristirahatan
sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Masyarakat nusantara sekitar kota
tersebut mulai mencari mata pencaharian utama sebagai kuli panggul untuk
pengangkatan hasil pertanian berupa rempah-rempah yang telah dipanen oleh
petani.
5. Sistem Religi
Pedagang muslim telah menyebarkan agama islam di sepanjang rute
perdagangan yang menghubungkan dunia islam yang membentang
dari Mediterania, Timur Tengah, India, kepulauan di Asia Tenggara dan
China.
Para pedagang Muslim dari jazirah Arab dan teluk berlayar melintasi
nusantara dalam perjalanan mereka ke menuju Cina, sejak perjalanan
perdananya pada abad ke-9 yang dibuktikan melalui penemuan bangkai kapal
belitung yang berisi muatan dari Cina di lepas pantai pulau Belitung.
Kehadiran para pedagang Muslim menjadi salah satu penguat pengaruh
berdirinya Kerajaan Islam di nusantara yang bertepatan dengan jatuhnya
kerajaan Hindu-Buddha.
Pada abad ke-13, Islam telah memiliki pijakan di Indonesia melalui berbagai
kerajaan bernuansa Islam seperti kesultanan samudera
pasai di Aceh dan kesultanan Ternate di kepulauan Maluku. Maluku yang
merupakan daerah penghasil rempah-rempah mendapatkan namanya dari
bahasa arab.
Pada abad ke-14, pemukiman Muslim mulai berkembang disekitar untuk
menyambut kedatangan para pedagang Muslim dari India dan Timur Tengah
untuk berdagang. Salah satu kerajaan Muslim yang memiliki kekuatan
ekonomi dan politik dikawasan nusantara saat itu adalah kesultanan
malaka yang mengontrol strategis selat Malaka, dan kesultanan Demak yang
menggantikan Majapahit sebagai kekuatan regional di Jawa. Kesultanan juga
aktif untuk menyebarkan agama Islam di nusantara, dan pada akhir abad ke-
15, Islam menjadi agama mayoritas di kepulauan nusantara setelah kerajaan
Majapahit dan Sriwijaya yang masing-masing bernuansa Hindu dan Budha
kehilangan kekuasannya atas kerajaannya, mayoritas agama Islam di
nusantara tersebar dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi hingga sebagian
Maluku, Nusa Tenggara dan Papua.
Kerajaan Islam di nusantara juga terhubung dengan jaringan perdagangan dan
diplomatik yang membentang dari Muslim Spanyol di barat untuk muslim
koloni perdagangan di pelabuhan Cina Timur, hingga seperti rempah-rempah
dari Indonesia seperti cengkih, pala dan merica akhirnya bias mencapai pasar
rempah-rempah di Canton, Damaskus dan Kairo.

6. Kesenian
Kesenian merupakan salah satu unsur dari kebudayaan namun tiap
kebudayaan memiliki tolak ukurnya sendiri tentang seni dan apresiasinya.
Kesenian, timbul karena adanya kreatifitas dan imajinasi dari pengalaman
hidup manusia dalam mencari, menikmati dan mengagumi keindahan yang
ada. Dalam Museum Bank Indonesia (BI) terdapat beberapa contoh unsur
kesenian, yaitu:
 Batik
Batik merupakan kain yang diperindah dangan cara membatik, yaitu
sebuah teknik menahan warna dengan lilin malam secara berulang-
ulang di atas kain untuk mencegah agar warna tidak menyerap ke
dalam serat kain di bagian-bagian yang dikehendaki. Batik berasal dari
kepulauan Jawa dan dalam tiap-tiap daerah pun memiliki corok
khasnya masing-masing.
 Lambang BI
Lambang Bank Indonesia mengalami beberapakali perubahan, dari
tahun 1870-an hingga tahun 1950 menggunakan logo berbentuk BJ
(Javasche Bank) namun kembali mengalami perubahan menjadi BI
(Bank Indonesia) hingga sekarang. Logo BI ini juga memiliki unsur
keindahan didalamnya karna dalam pembuatannya menggunakan
metode ukir yang menghasilkan nilai tersendiri.

 Kaca Patri
Dalam Museum BI
terdapat 324 kaca patri
dalam dinding-dinding
gedungnya yang memiliki
keindahan dan makna
tersendiri. Contoh salah satunya terdapat diatas pintu masuk yang
sudah terpasang sejak tahun 1935. Pada baris atas kolom tengah kaca
patri itu menggambarkan wanita dengan lambang Kota Batavia dan
Surabaya. Baris tengahnya merupakan gambaran kegiatan berseni
yang berurut-turut dari kiri ke kanan; menari, fotografi, film, drama,
pembuatan gerabah, dan pembuatan patung perunggu. Sedangkan pada
baris paling bawah berupa lukisan kaca yang menggambarkan
kegiatan masyarakat di Hindia Belanda, yaitu membajak sawah,
mengumpulkan rotan, kapal mesin uap, kapal layar Belanda, petani,
dan dua orang wanita tengah membatik.
 Gambar pada Tiap Nominal Rupiah
Pada tiap nominal uang rupiah memiliki desain gambarnya masing-
masing yang bisa kita gunakan untuk mengeksplor Indonesia lebih
dalam lagi baik dalam segi kebudayaan, alam dan sejarah. Contohnya
pada uang nominal Rp 50.000,00 yang dulu memiliki desain gambar
Pura Ulun Danu, Bedegul Bali namun sekarang telah berubah menjadi
gambar salah satu pahlawan Indonesia yaitu Ir. Juanda.
B. Kesimpulan
Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia. Bank ini
memilikinama lain De Javasche Bank yang dipergunakan pada masa Hindia Belanda.
Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan
memeliharakestabilan nilai rupiah.

C. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulisakan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber- sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan, juga bisa untuk
menanggapi terhadapkesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan. Apabila
ada terdapat kesalahanmohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena Saya
adalah hamba Allah yang takluput dari salah, khilaf, Alfa dan lupa
Daftar Pustaka

dr. Basrowi, M.PD. & dr. Suwandi, Msi.2008 Memahami Penelitian Kualitatif.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Tim Guru Indonesia.2015.Super Lengkap Pelajaran 6 In 1 SMA/MA IPA Kelas 10,
11 7 12. Jakarta : Bintang Wahyu.
Suratno, Wahono.2006.Buku Paket Bahasa Indonesia kelas 11. Jakarta: Kementrian
Pendidikan Nasional
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai