Interviewer adalah seorang dokter atau psikiater yang bernama
dr.Amel. Pada video tersebut interviewer terlihat menggunakan jas dokter berwarna putih dengan hijab yang berwarna merah muda. Wajah interviewer terlihat sangat natural tanpa polesan make-up. Interviewer menggunakan kacamata dengan frame berwarna hitam. Saat proses interview, interviewer terlihat sambil menulis disebuah kertas putih dengan menggunakan pena berwarna merah muda. interviewer duduk lurus berhadapan dengan interviewee dengan posisi badan sedikit tegak dan tangan yang ditaruh diatas meja. 2. Interviewee Interviewee adalah seorang yang bernama Sinta Lefisiana. Interviewee terlihat memakai baju berwarna orange, memakai kerudung berwarna putih bercorak warna-warni dengan garis biru di tepi samping, memakai dalaman topi (ciput) berwarna hijau dan memakai rok berwarna pink. Interviewee tampak memakai make-up lipstik berwarna merah, posisi duduk tampak badan interviewee sedikit bersandar pada kursi dengan tangan di atas paha sambil memegang sebuah dompet di tangan tangan kiri. B. Verbatim Interviewer “Selamat siang” Interviewee “Selamat siang ibu” Interviewer “Saya dokter Amel, ibu Namanya siapa?” Interviewee “Saya Sinta bu” Interviewer “Apa yang bisa saya ban.. bu Sinta Lefisiana ya saya catat namanya sebentar ya bu ya, apa yang bisa saya bantu untuk bu Sinta?” Interviewee “Sekarang ini bu kan kita pernah dirawat ee.. kemaren dengan gangguan banyak terlalu banyak sekali masalah kemudian panik dengan adanya gangguan seperti itu kadang masih setelah dirawat masih ada juga keluhan-keluhan yang dirasakan seperti yang sebelum dirawat” Interviewer “He’em..Okee” Encourage Interviewee “Dari dada sekali-sekali kemudian napas agak sesek, panik” Interviewer “Okee..” Encourage Interviewee “Stress gitu bu stress.. banget ya kadang sampe menangis gitu” Interviewer “Itu yang ibu alami ya” Interviewee “Iya bu” Interviewer “Itu udah berapa sejak kapan itu?” Interviewee “Ini kan kita sebetulnya ini semenjak tadi anak-anak ee.. mulai kuliah..” Interviewer “Ya..” Encourage Interviewee “Mulai banyak membutuhkan biaya..” Interviewer “Oke..” Encourage Interviewee “Semuanya kita.. jadi kita rasanya gasanggup rasanya bu tapi gimana lagi..” Interviewer “Heem” Encourage Interviewee “Tapi bu untuk menghentikan kepanikan saya minta kasih obat yang lebih bagus lagi gatahan bu” Interviewer “Bu Sinta.. ini ibu udah melakukan langkah yang tepat ya insyaAllah kita akan memberikan pertolongan kepada bu Sinta untuk meredakan hal-hal yang ee.. keluhan bu Sinta” Interviewer “Ee.. tadi ada yang perlu kita bicarakan lebih saya rasa penting itu ya bu Sinta ya kita bicarakan lebih lanjut” Interviewer “Ee..kalau misalnya ada yang seperti bu Sinta sampaikan tadi kalau ada yang ga tepat silahkan di koreksi bu Sinta ya” Interviewer “Ee.. sejak anak-anak kuliah butuh biaya banyak mungkin dengan segala permintaan mereka ee.. sejak itu gejala itu mulai bu Sinta rasakan” Interviewee “Iya..” Interviewer “Nah katanya tadi menghadapi maksudnya semuanya kita ini ibu Sinta sendiri atau dengan ayahnya anak-anak? Interviewee “Ayahnya anak-anak kan sudah lama tidak bersama kita jadi..” Interviewer “Oke,. maksudnya udah..” Encourage Interviewee “Udah berpisah bercerai..” Interviewer “Oke..” Encourage Interviewee “Jadi semua keadaan kita yang menghandal bu.. misalnya duit kejutan anak kuliah satu di Pekanbaru satu di UNP satu lagi SMA-SMK” Interviewer “Ibu yang meng-usahakanbiayanya semua?” Interviewee “Iya.. kadang cari tambahan dengan itu istirahat kurang jadi mungkin juga yang memicu saya sakit panik dan nyeri dadanya sering-sering timbul bu” Interviewer “Oke,. banyak hal ibu alami ya bu ya” Encourage Interviewee “Iya, iya bu” Interviewer “Misal ee.. nyeri dada yang ibu rasakan tadi itu munculnya kapan saja ibu?” Interviewee “Ketika kita lagi stress tu ya bu ya” Interviewer “Oke..” Encourage Interviewee “Rasanya napas sesak tu langsung dada tu rasanya gimana rasanya rasa gini rasanya tu bu..” Interviewer “Rasa sempit mak..berdebar-debar?” Interviewee “Berderbar-debar kuat-kuat tu bu, jadi akhirnya rasanya setelah berdebar-debar tu ee.. kita kecapean.. sekali ndak ada rasa tenaga rasanya” Interviewer “Oke.. jadi lemes banget gitu Encourage maksudnya?” Interviewee “Iya lemes trus harus tidur harus tidur abis itu kalo ndak oyong-oyongan jalan pusing-pusing bu” Interviewer “Sempoyongan ya” Interviewee “Misalnya kita mau cuci piring, ndak bisa bu” Interviewer “Kan bisa dibantu anak-anak ibu” Interviewee “Anak saya kan di Padang ni sendiri lagi bu jadi dia seorang yang ada yang SMK” Interviewer “Yang kuliah.. jadi berdua ama dia? Yang di UNP bukannya tinggal berdua sama ibu?” Interviewee “Karna dia dia mintanya mau kadang dengan saya kadang seminggu tinggal dengan papanya gitu” Interviewer “Eemm.. gitu” Encourage Interviewee “Jadi ganti-gantian aja bu” Interviewer “Okee..iyaa” Encourage Interviewee “Jadi kadang ee.. apalagi sekarang ujian masih jarang ditempat saya karna dia banyak tugas katanya” Interviewer “Oke..” Encourage Interviewee “Saya gamau juga merepotkan dia..” Interviewer “Oke..” Encourage Interviewee “Saya mau dia harus..” Interviewer “Fokus belajar kali ya bu ya” Interviewee “Fokus belajar bu jadi saya sendiri yang ee.. apa kalo menyelesaikan persoalan- persoalan rumah tangga tuh memang kita sehingganya kita itu yang sering menyebabkan panik gitu..” Interviewer “Oke..” Encourage Interviewee “Karna tenaga juga hilang kalo udah panik bu..” Interviewer “Oke..iya..kalo uda muncul segala hal Encourage terpengaruh di tubuh kita” Interviewee “Iya bu” Interviewer “Apa.. ee.. selama ini kan ibu bilang sendiri ibu menghadapi ibu pernah mengajak ngomong seseorang misalnya saudara atau ee..” Interviewee “Iya bu.. ada cuman gimana gitu caranya tu ya ndak bisa juga dia masuk dengan persoalan kita karna memang kit ani gimana keadaan tu memang dia juga ndak bisa juga..” Interviewer “Oke.. ibu juga mungkin tidak mau Encourage menceritakan semuanya ya..” Interviewee “Iya..iya..” Interviewer “Nah selama ini pernah ibu udah pernah ibu berobat?” Interviewee “Dulu waktu dirawat dulu..” Interviewer “Sebelum dirawat maksudnya” Interviewee “Sebelum dirawat udah sering sama ee.. tetangga kadang dianjurkan untuk berobat nih” Interviewer “Oke..udah pernah..” Encourage Interviewee “Coba lah pergi ke ee.. emja ee.. apa berobat kejiwaan katanya” Interviewer “He’em.. uda pernah ibu coba?” Encourage Interviewee “Pernah tuh di gadut tapi belom pernah bu tapi ini baru kali ini..” Interviewer “Dirawat itu yang pertama kali ya buy a ini yang kedua ni” Interviewee “Iya.. terus juga di usulkan langsung ke dokter speasialis jiwa..” Interviewer “Oke..” Encourage Interviewee “Ini se..se.. apa nama katanya tuh langsung..ini..” Interviewer “Apa tuh..” Encourage Interviewee “Diskosmatik apa itu kata bu dokternya tuh..” Interviewer “Oh..yaa..oke” Encourage Interviewee “Gangguan serangan paniknya muncul..” Interviewer “Serangan paniknya muncul..” Encourage Interviewee “Sering hilang kontrol dirinya..” Interviewer “Ya..oke..” Encourage Interviewee “Ibu mau dikasih obat mau berobat teratur ke poli jiwa di M.Jamil karna ibu emang dirawatnya di M.Jamil jadi jantung..” Interviewer “Ya..oke..” Encourage Interviewee “Jadi.. ya lah pak” Interviewer “Oh bu Sinta ada sakit jantung juga?” Interviewee “Ada bu, karena itu..” Interviewer “Ada yang lain juga?” Interviewee “Karena nyeri-nyeri itu makanya..” Interviewer “Oh itu ibu yang kepikir ini.. eeeh..” Encourage Interviewee “Iya kepikir, banyak persoalan, Bu” Interviewer “Ya.. ya..” Encourage Interviewee “Yang bikin semuanya ndak kondusif” Interviewer “Okee” Encourage Interviewee “Ndak ndak sehat saya tuh” Interviewer “Okee” Encourage Interviewee “Saya tuh limbung aja terus” Interviewer “Yaa..” Encourage Interviewee “Bawaannya bu kayaknya bawaannya gimana tuu.. rasa ndak bersemangat bu” Interviewer “Yaa jadi..” Encourage Interviewee : “Ndak semangat” Interviewer “Jadi drop gitu yaa..” Encourage Interviewee “Iyaa” Interviewer “Nah waktu ibu selain sakit jantung ada yang lain lagi?” Interviewee “Ada bu, sakit gula iya juga..” Interviewer “Okee.. Tapi waktu kemaren itu udah diperiksa semua barangkali ya waktu masuk igd..” Interviewee “Udah..” Interviewer “Saya rasa aman bu ya” Interviewee “Aman” Interviewer “Aman” Encourage Interviewee “Cuman serangan ni membikin semuanya ndak kondusif” Interviewer “Okee..” Encourage Interviewee “Kalau udah persoalan panik, jantung tu langsung berdebar-debar” Interviewer “Oke” Encourage Interviewee “Kemudian tak mau tidur tu susah tidurnya” Interviewer “Oke, berarti ada saat-saat muncul, ada saat-saat agak tenang berarti” Interviewee “Iya.. Iya iya” Interviewer “Nah biasanya kalau muncul yang ibu rasa agak hmm banyak gejala itu pada kondisi gimana?” Interviewee “Kadang bu kalau kita” Interviewer “Kalau ibu bagaimana?” Encourage Interviewee “Ee muncul ee pusing tuh bu, terpikir aja dia tiba-tiba bu, ndak ada saya memikirkannya, saya cuman bik..bik.. Sekilas kadang bermenung di rumah kadang sendiri” Interviewer “Okee” Encourage Interviewee “Jadi.. Gimana anak disana, gimana anak di rantau” Interviewer “Okee” Encourage Interviewee “Gimana kuliahnya, ada dia patuh dengan peraturan..” Interviewer “Agak terpikir ya” Encourage Interviewee “Iyaa untuk pergaulan bebas..” Interviewer “Okee” Encourage Interviewee “Nah sering itu juga” Interviewer “Biasanya itu nanti memunculkan beberapa gejala seperti yang ibu rasa selama ini” Interviewee “Iya iya” Interviewer “Nah redanya biasanya gimana? Apa yang ibu lakukan?” Interviewee “Redanya pun timbul aja dia bu aduh.. Ya allah.. Ya tapi saya ada berucap ya allah..” Interviewer “Ibu istigfar” Encourage Interviewee “ya Allah.. Ya Allah.. Saya pikir Wahyu ni gimana ni belum juga lagi beluuum juga tamat lagi” Interviewer “Belum, emang semester berapa anak ibu sekarang?” Interviewee “Dia mau skripsi lagi bu..” Interviewer “Itu kan..” Encourage Interviewee “Jadi.. Apa pusing pikirkannya” Interviewer “Memang di diproses kan bukan terlambat?” Interviewee “Iya bu, ndak” Interviewer “nah biasanya mereda gejala bu Sinta, apa yang ibu lakukan?” Interviewee “Saya sering ee tidur ee apa sujud bu, terus saya pikir-pikir hilangkan pikir banyak dengan berzikir aja” Interviewer “Okee” Encourage Interviewee “Kemudian itu kata dokter jantung dokter apa banyak juga istigfar” Interviewer “Okee” Encourage Interviewee “Jangan terlalu lelah” Interviewer “Okee” Encourage Interviewee “kata bu dokter Sarah juga begitu” Interviewer “Iyaa.. Beberapa hal udah bu sinta lakukan yaa.. Dan itu ee bagus itu akan membantu ketika hmm gejala itu datang yang didahului oleh pikiran yang bu sinta sampaikan tadi, ibu bisa bawa istirahat ibu istigfar, ibu boleh berwudhu juga atau sholat sunat gitu bu ya, dan tentu yang yang gak kalah pentingnya.. Ini ibu control teratur ke ee bagian jiwa dan ibu dalam rangkaian berikutnya akan diberikan ee selain obat juga psikoterapi, nanti ibu akan diberikan psikoterapi suportif untuk membantu ibu mengidentifikasi masalah, masalah itu tentu akan kita berikan eee psikoterapi kognitif perilaku namanya supaya bu sinta bisa memilah-milah mana yang patut dipikirkan dan mungkin didiskusikan dengan seseorang, mana yang patut di eeeh apa namanya di.. Di di apa istilahnya ya.. Mana prioritas itu deh dipisahkan dulu dionggok- onggokkan bu sinta yah.. Nah saya rasa untuk control ini control yang kedua mungkin beberapa gejala sudah ibu rasakan reda ya, nah kadangkala mungkin masih muncul eeh agak banyak gejalanya..” Interviewee “Banyak sekali” Interviewer “Yaa.. Nah mungkin yang tadi bisa ibu..” Interviewee “Pusing bu sering, kalo udah pusing saya tidur aja bawaannya” Interviewer “Oke ndak apa-apa, nah tentu ndak kalah pentingnya.. Ibu tetep control teratur juga ke bagian jiwa dan control ee gula darahnya, saya rasa ini bu sinta mungkin berat badan agak berlebih” Interviewee “Iyaa disuruh” Interviewer “Diet juga, oke.. Tapi alhamdulillah dari aspek ee organ jantungnya kan dah diperiksa kemaren tuh aman ya bu ya, nah ibu nanti akan saya berikan obat, ee ada anti cemas saya akan berikan ke ibu dan selanjutnya akan kita rancangkan untuk psikoterapi kognitif perilaku, ada yang akan ibu tanyakan ke saya?” Interviewee “Pokoknya saya maunya hilang semua gejala kalau lagi serangan tu bu, saya ndak bisa bekerja beraktifitas lagi” Interviewer “Oke, ibu bekerja di?” Interviewee “Saya bekerja di ee bantu-bantu tetangga bu” Interviewer “Oke” Encourage Interviewee “Dia kan jualan” Interviewer “Iyaa” Interviewee “Jadi bantu-bantu dia” Interviewer “Hebat bu” Interviewee “Iya” Interviewer “Membantu-bantu anaknya bisa kuliah semua” Interviewee “Ya iya bu” Interviewer “Oke pokoknya ibu usahakan berobat dengan baik, kontrol teratur jaga pola makan dan pola istirahat” Interviewee “Iya bu” Interviewer “Oke bu ya, nanti 2 minggu lagi ibu eeh kontrol” Interviewee “Iya bu” Interviewer “Oke, ibu, oke ibu ya..” (terlihat Encourage interviewer mengacungkan sebelah tangan untuk mengajak interviewee bersalaman) Interviewee “Iya bu” Interviewer “Okee” (interviewer dan interviewee bersalaman) Interviewee “Makasih banyak ya bu” Interviewer “Iya sama-sama” Interviewee “Pokoknya hilangkan semua masalah” Interviewer “Insha Allah ya bu” Encourage Interviewee “Ya bu dengan obat ini, mudah- mudahan eeh teratasi bu” Interviewer “ya Insha Allah nanti kita..” Encourage Interviewee “Saya berharap sekali dengan obat ini bu” Interviewer “dalam proses ini kita sama-sama berusaha bu Sinta ya.. Oke..” Interviewee “Biar saya kuat lagi cari penghasilan tabungan untuk anak-anak bu..” Interviewer “Okee, oke bu..” Interviewee “Terima kasih ya bu” Interviewer “Sama-sama” (interviewer dan interviewee berjabat tangan) Interviewee “Assalamualaikum” Interviewer “Waalaikumsalam” C. Encourage 1. Interviewer : “He’em..Okee” 2. Interviewer : “Okee..” 3. Interviewer : “Ya..” 4. Interviewer : “Oke..” 5. Interviewer : “Heem” 6. Interviewer : “Oke,. maksudnya udah..” 7. Interviewer : “Oke..” 8. Interviewer : “Oke,. banyak hal ibu alami ya bu ya” 9. Interviewer : “Oke..” 10. Interviewer : “Oke.. jadi lemes banget gitu maksudnya?” 11. Interviewer : “Eemm.. gitu” 12. Interviewer : “Okee..iyaa” 13. Interviewer : “Oke..” 14. Interviewer : “Oke..” 15. Interviewer : “Oke..” 16. Interviewer : “Oke..iya..” 17. Interviewer : “Oke..” 18. Interviewer : “Oke..udah pernah..” 19. Interviewer : “He’em.. uda pernah ibu coba?” 20. Interviewer : “Oke..” 21. Interviewer : “Apa tuh..” 22. Interviewer : “Oh..yaa..oke” 23. Interviewer : “Ya..oke..” 24. Interviewer : “Ya..oke..” 25. Interviewer : “Serangan paniknya muncul..” 26. Interviewer : “Oh itu ibu yang kepikir ini.. eeeh..” 27. Interviewer : “Ya.. ya..” 28. Interviewer : “Okee” 29. Interviewer : “Okee” 30. Interviewer : “Yaa..” 31. Interviewer : “Yaa jadi..” 32. Interviewer : “Jadi drop gitu yaa..” 33. Interviewer : “Aman..” 34. Interviewer : “Okee..” 35. Interviewer : “Oke” 36. Interviewer : “Kalau ibu bagaimana?” 37. Interviewer : “Okee” 38. Interviewer : “Okee” 39. Interviewer : “Agak terpikir ya” 40. Interviewer : “Okee” 41. Interviewer : “Ibu istigfar” 42. Interviewer : “Itu kan..” 43. Interviewer : “Okee” 44. Interviewer : “Okee” 45. Interviewer : “okee” 46. Interviewer : “Oke” 47. Interviewer : “Oke, ibu, oke ibu ya..” (terlihat interviewer mengacungkan sebelah tangan untuk mengajak interviewee bersalaman) 48. Interviewer : “Insha Allah ya bu” 49. Interviewer : “ya Insha Allah nanti kita..”