Anda di halaman 1dari 16

FORM ENCOURAGE

VIDEO ENCOURAGE

Tema : Teknik Wawancara


Time : 11.01 menit
Nama :
1. Bella Inez Aprianti (11519321)
2. Desi Laila Amri (11519668)
3. Diva Ayla Anjani (11519896)
4. Hilda Khofifatur Rohmah (12519825)
5. Iqlima Andin Fasha (13519051)
6. Naurah Putri Hanifah (14519737)
7. Saul Christoper Metthew (17519332)

Kelas : 3PA13
A. Setting Fisik
1. Interviewer

Interviewer adalah seorang dokter atau psikiater yang bernama


dr.Amel. Pada video tersebut interviewer terlihat menggunakan jas
dokter berwarna putih dengan hijab yang berwarna merah muda.
Wajah interviewer terlihat sangat natural tanpa polesan make-up.
Interviewer menggunakan kacamata dengan frame berwarna hitam.
Saat proses interview, interviewer terlihat sambil menulis disebuah
kertas putih dengan menggunakan pena berwarna merah muda.
interviewer duduk lurus berhadapan dengan interviewee dengan posisi
badan sedikit tegak dan tangan yang ditaruh diatas meja.
2. Interviewee
Interviewee adalah seorang yang bernama Sinta Lefisiana.
Interviewee terlihat memakai baju berwarna orange, memakai kerudung
berwarna putih bercorak warna-warni dengan garis biru di tepi samping,
memakai dalaman topi (ciput) berwarna hijau dan memakai rok
berwarna pink. Interviewee tampak memakai make-up lipstik berwarna
merah, posisi duduk tampak badan interviewee sedikit bersandar pada
kursi dengan tangan di atas paha sambil memegang sebuah dompet di
tangan tangan kiri.
B. Verbatim
Interviewer “Selamat siang”
Interviewee “Selamat siang ibu”
Interviewer “Saya dokter Amel, ibu Namanya
siapa?”
Interviewee “Saya Sinta bu”
Interviewer “Apa yang bisa saya ban.. bu Sinta
Lefisiana ya saya catat namanya
sebentar ya bu ya, apa yang bisa saya
bantu untuk bu Sinta?”
Interviewee “Sekarang ini bu kan kita pernah dirawat
ee.. kemaren dengan gangguan banyak
terlalu banyak sekali masalah kemudian
panik dengan adanya gangguan seperti
itu kadang masih setelah dirawat masih
ada juga keluhan-keluhan yang
dirasakan seperti yang sebelum dirawat”
Interviewer “He’em..Okee” Encourage
Interviewee “Dari dada sekali-sekali kemudian napas
agak sesek, panik”
Interviewer “Okee..” Encourage
Interviewee “Stress gitu bu stress.. banget ya kadang
sampe menangis gitu”
Interviewer “Itu yang ibu alami ya”
Interviewee “Iya bu”
Interviewer “Itu udah berapa sejak kapan itu?”
Interviewee “Ini kan kita sebetulnya ini semenjak
tadi anak-anak ee.. mulai kuliah..”
Interviewer “Ya..” Encourage
Interviewee “Mulai banyak membutuhkan biaya..”
Interviewer “Oke..” Encourage
Interviewee “Semuanya kita.. jadi kita rasanya
gasanggup rasanya bu tapi gimana
lagi..”
Interviewer “Heem” Encourage
Interviewee “Tapi bu untuk menghentikan kepanikan
saya minta kasih obat yang lebih bagus
lagi gatahan bu”
Interviewer “Bu Sinta.. ini ibu udah melakukan
langkah yang tepat ya insyaAllah kita
akan memberikan pertolongan kepada
bu Sinta untuk meredakan hal-hal yang
ee.. keluhan bu Sinta”
Interviewer “Ee.. tadi ada yang perlu kita bicarakan
lebih saya rasa penting itu ya bu Sinta ya
kita bicarakan lebih lanjut”
Interviewer “Ee..kalau misalnya ada yang seperti bu
Sinta sampaikan tadi kalau ada yang ga
tepat silahkan di koreksi bu Sinta ya”
Interviewer “Ee.. sejak anak-anak kuliah butuh biaya
banyak mungkin dengan segala
permintaan mereka ee.. sejak itu gejala
itu mulai bu Sinta rasakan”
Interviewee “Iya..”
Interviewer “Nah katanya tadi menghadapi
maksudnya semuanya kita ini ibu Sinta
sendiri atau dengan ayahnya anak-anak?
Interviewee “Ayahnya anak-anak kan sudah lama
tidak bersama kita jadi..”
Interviewer “Oke,. maksudnya udah..” Encourage
Interviewee “Udah berpisah bercerai..”
Interviewer “Oke..” Encourage
Interviewee “Jadi semua keadaan kita yang
menghandal bu.. misalnya duit kejutan
anak kuliah satu di Pekanbaru satu di
UNP satu lagi SMA-SMK”
Interviewer “Ibu yang meng-usahakanbiayanya
semua?”
Interviewee “Iya.. kadang cari tambahan dengan itu
istirahat kurang jadi mungkin juga yang
memicu saya sakit panik dan nyeri
dadanya sering-sering timbul bu”
Interviewer “Oke,. banyak hal ibu alami ya bu ya” Encourage
Interviewee “Iya, iya bu”
Interviewer “Misal ee.. nyeri dada yang ibu rasakan
tadi itu munculnya kapan saja ibu?”
Interviewee “Ketika kita lagi stress tu ya bu ya”
Interviewer “Oke..” Encourage
Interviewee “Rasanya napas sesak tu langsung dada
tu rasanya gimana rasanya rasa gini
rasanya tu bu..”
Interviewer “Rasa sempit mak..berdebar-debar?”
Interviewee “Berderbar-debar kuat-kuat tu bu, jadi
akhirnya rasanya setelah berdebar-debar
tu ee.. kita kecapean.. sekali ndak ada
rasa tenaga rasanya”
Interviewer “Oke.. jadi lemes banget gitu Encourage
maksudnya?”
Interviewee “Iya lemes trus harus tidur harus tidur
abis itu kalo ndak oyong-oyongan jalan
pusing-pusing bu”
Interviewer “Sempoyongan ya”
Interviewee “Misalnya kita mau cuci piring, ndak
bisa bu”
Interviewer “Kan bisa dibantu anak-anak ibu”
Interviewee “Anak saya kan di Padang ni sendiri lagi
bu jadi dia seorang yang ada yang SMK”
Interviewer “Yang kuliah.. jadi berdua ama dia?
Yang di UNP bukannya tinggal berdua
sama ibu?”
Interviewee “Karna dia dia mintanya mau kadang
dengan saya kadang seminggu tinggal
dengan papanya gitu”
Interviewer “Eemm.. gitu” Encourage
Interviewee “Jadi ganti-gantian aja bu”
Interviewer “Okee..iyaa” Encourage
Interviewee “Jadi kadang ee.. apalagi sekarang ujian
masih jarang ditempat saya karna dia
banyak tugas katanya”
Interviewer “Oke..” Encourage
Interviewee “Saya gamau juga merepotkan dia..”
Interviewer “Oke..” Encourage
Interviewee “Saya mau dia harus..”
Interviewer “Fokus belajar kali ya bu ya”
Interviewee “Fokus belajar bu jadi saya sendiri yang
ee.. apa kalo menyelesaikan persoalan-
persoalan rumah tangga tuh memang
kita sehingganya kita itu yang sering
menyebabkan panik gitu..”
Interviewer “Oke..” Encourage
Interviewee “Karna tenaga juga hilang kalo udah
panik bu..”
Interviewer “Oke..iya..kalo uda muncul segala hal Encourage
terpengaruh di tubuh kita”
Interviewee “Iya bu”
Interviewer “Apa.. ee.. selama ini kan ibu bilang
sendiri ibu menghadapi ibu pernah
mengajak ngomong seseorang misalnya
saudara atau ee..”
Interviewee “Iya bu.. ada cuman gimana gitu
caranya tu ya ndak bisa juga dia masuk
dengan persoalan kita karna memang kit
ani gimana keadaan tu memang dia juga
ndak bisa juga..”
Interviewer “Oke.. ibu juga mungkin tidak mau Encourage
menceritakan semuanya ya..”
Interviewee “Iya..iya..”
Interviewer “Nah selama ini pernah ibu udah pernah
ibu berobat?”
Interviewee “Dulu waktu dirawat dulu..”
Interviewer “Sebelum dirawat maksudnya”
Interviewee “Sebelum dirawat udah sering sama ee..
tetangga kadang dianjurkan untuk
berobat nih”
Interviewer “Oke..udah pernah..” Encourage
Interviewee “Coba lah pergi ke ee.. emja ee.. apa
berobat kejiwaan katanya”
Interviewer “He’em.. uda pernah ibu coba?” Encourage
Interviewee “Pernah tuh di gadut tapi belom pernah
bu tapi ini baru kali ini..”
Interviewer “Dirawat itu yang pertama kali ya buy a
ini yang kedua ni”
Interviewee “Iya.. terus juga di usulkan langsung ke
dokter speasialis jiwa..”
Interviewer “Oke..” Encourage
Interviewee “Ini se..se.. apa nama katanya tuh
langsung..ini..”
Interviewer “Apa tuh..” Encourage
Interviewee “Diskosmatik apa itu kata bu dokternya
tuh..”
Interviewer “Oh..yaa..oke” Encourage
Interviewee “Gangguan serangan paniknya
muncul..”
Interviewer “Serangan paniknya muncul..” Encourage
Interviewee “Sering hilang kontrol dirinya..”
Interviewer “Ya..oke..” Encourage
Interviewee “Ibu mau dikasih obat mau berobat
teratur ke poli jiwa di M.Jamil karna ibu
emang dirawatnya di M.Jamil jadi
jantung..”
Interviewer “Ya..oke..” Encourage
Interviewee “Jadi.. ya lah pak”
Interviewer “Oh bu Sinta ada sakit jantung juga?”
Interviewee “Ada bu, karena itu..”
Interviewer “Ada yang lain juga?”
Interviewee “Karena nyeri-nyeri itu makanya..”
Interviewer “Oh itu ibu yang kepikir ini.. eeeh..” Encourage
Interviewee “Iya kepikir, banyak persoalan, Bu”
Interviewer “Ya.. ya..” Encourage
Interviewee “Yang bikin semuanya ndak kondusif”
Interviewer “Okee” Encourage
Interviewee “Ndak ndak sehat saya tuh”
Interviewer “Okee” Encourage
Interviewee “Saya tuh limbung aja terus”
Interviewer “Yaa..” Encourage
Interviewee “Bawaannya bu kayaknya bawaannya
gimana tuu.. rasa ndak bersemangat bu”
Interviewer “Yaa jadi..” Encourage
Interviewee : “Ndak semangat”
Interviewer “Jadi drop gitu yaa..” Encourage
Interviewee “Iyaa”
Interviewer “Nah waktu ibu selain sakit jantung ada
yang lain lagi?”
Interviewee “Ada bu, sakit gula iya juga..”
Interviewer “Okee.. Tapi waktu kemaren itu udah
diperiksa semua barangkali ya waktu
masuk igd..”
Interviewee “Udah..”
Interviewer “Saya rasa aman bu ya”
Interviewee “Aman”
Interviewer “Aman” Encourage
Interviewee “Cuman serangan ni membikin
semuanya ndak kondusif”
Interviewer “Okee..” Encourage
Interviewee “Kalau udah persoalan panik, jantung tu
langsung berdebar-debar”
Interviewer “Oke” Encourage
Interviewee “Kemudian tak mau tidur tu susah
tidurnya”
Interviewer “Oke, berarti ada saat-saat muncul, ada
saat-saat agak tenang berarti”
Interviewee “Iya.. Iya iya”
Interviewer “Nah biasanya kalau muncul yang ibu
rasa agak hmm banyak gejala itu pada
kondisi gimana?”
Interviewee “Kadang bu kalau kita”
Interviewer “Kalau ibu bagaimana?” Encourage
Interviewee “Ee muncul ee pusing tuh bu, terpikir aja
dia tiba-tiba bu, ndak ada saya
memikirkannya, saya cuman bik..bik..
Sekilas kadang bermenung di rumah
kadang sendiri”
Interviewer “Okee” Encourage
Interviewee “Jadi.. Gimana anak disana, gimana
anak di rantau”
Interviewer “Okee” Encourage
Interviewee “Gimana kuliahnya, ada dia patuh
dengan peraturan..”
Interviewer “Agak terpikir ya” Encourage
Interviewee “Iyaa untuk pergaulan bebas..”
Interviewer “Okee” Encourage
Interviewee “Nah sering itu juga”
Interviewer “Biasanya itu nanti memunculkan
beberapa gejala seperti yang ibu rasa
selama ini”
Interviewee “Iya iya”
Interviewer “Nah redanya biasanya gimana? Apa
yang ibu lakukan?”
Interviewee “Redanya pun timbul aja dia bu aduh..
Ya allah.. Ya tapi saya ada berucap ya
allah..”
Interviewer “Ibu istigfar” Encourage
Interviewee “ya Allah.. Ya Allah.. Saya pikir Wahyu
ni gimana ni belum juga lagi beluuum
juga tamat lagi”
Interviewer “Belum, emang semester berapa anak
ibu sekarang?”
Interviewee “Dia mau skripsi lagi bu..”
Interviewer “Itu kan..” Encourage
Interviewee “Jadi.. Apa pusing pikirkannya”
Interviewer “Memang di diproses kan bukan
terlambat?”
Interviewee “Iya bu, ndak”
Interviewer “nah biasanya mereda gejala bu Sinta,
apa yang ibu lakukan?”
Interviewee “Saya sering ee tidur ee apa sujud bu,
terus saya pikir-pikir hilangkan pikir
banyak dengan berzikir aja”
Interviewer “Okee” Encourage
Interviewee “Kemudian itu kata dokter jantung
dokter apa banyak juga istigfar”
Interviewer “Okee” Encourage
Interviewee “Jangan terlalu lelah”
Interviewer “Okee” Encourage
Interviewee “kata bu dokter Sarah juga begitu”
Interviewer “Iyaa.. Beberapa hal udah bu sinta
lakukan yaa.. Dan itu ee bagus itu akan
membantu ketika hmm gejala itu datang
yang didahului oleh pikiran yang bu
sinta sampaikan tadi, ibu bisa bawa
istirahat ibu istigfar, ibu boleh berwudhu
juga atau sholat sunat gitu bu ya, dan
tentu yang yang gak kalah pentingnya..
Ini ibu control teratur ke ee bagian jiwa
dan ibu dalam rangkaian berikutnya
akan diberikan ee selain obat juga
psikoterapi, nanti ibu akan diberikan
psikoterapi suportif untuk membantu ibu
mengidentifikasi masalah, masalah itu
tentu akan kita berikan eee psikoterapi
kognitif perilaku namanya supaya bu
sinta bisa memilah-milah mana yang
patut dipikirkan dan mungkin
didiskusikan dengan seseorang, mana
yang patut di eeeh apa namanya di.. Di
di apa istilahnya ya.. Mana prioritas itu
deh dipisahkan dulu dionggok-
onggokkan bu sinta yah.. Nah saya rasa
untuk control ini control yang kedua
mungkin beberapa gejala sudah ibu
rasakan reda ya, nah kadangkala
mungkin masih muncul eeh agak banyak
gejalanya..”
Interviewee “Banyak sekali”
Interviewer “Yaa.. Nah mungkin yang tadi bisa
ibu..”
Interviewee “Pusing bu sering, kalo udah pusing saya
tidur aja bawaannya”
Interviewer “Oke ndak apa-apa, nah tentu ndak kalah
pentingnya.. Ibu tetep control teratur
juga ke bagian jiwa dan control ee gula
darahnya, saya rasa ini bu sinta mungkin
berat badan agak berlebih”
Interviewee “Iyaa disuruh”
Interviewer “Diet juga, oke.. Tapi alhamdulillah dari
aspek ee organ jantungnya kan dah
diperiksa kemaren tuh aman ya bu ya,
nah ibu nanti akan saya berikan obat, ee
ada anti cemas saya akan berikan ke ibu
dan selanjutnya akan kita rancangkan
untuk psikoterapi kognitif perilaku, ada
yang akan ibu tanyakan ke saya?”
Interviewee “Pokoknya saya maunya hilang semua
gejala kalau lagi serangan tu bu, saya
ndak bisa bekerja beraktifitas lagi”
Interviewer “Oke, ibu bekerja di?”
Interviewee “Saya bekerja di ee bantu-bantu tetangga
bu”
Interviewer “Oke” Encourage
Interviewee “Dia kan jualan”
Interviewer “Iyaa”
Interviewee “Jadi bantu-bantu dia”
Interviewer “Hebat bu”
Interviewee “Iya”
Interviewer “Membantu-bantu anaknya bisa kuliah
semua”
Interviewee “Ya iya bu”
Interviewer “Oke pokoknya ibu usahakan berobat
dengan baik, kontrol teratur jaga pola
makan dan pola istirahat”
Interviewee “Iya bu”
Interviewer “Oke bu ya, nanti 2 minggu lagi ibu eeh
kontrol”
Interviewee “Iya bu”
Interviewer “Oke, ibu, oke ibu ya..” (terlihat Encourage
interviewer mengacungkan sebelah
tangan untuk mengajak interviewee
bersalaman)
Interviewee “Iya bu”
Interviewer “Okee” (interviewer dan interviewee
bersalaman)
Interviewee “Makasih banyak ya bu”
Interviewer “Iya sama-sama”
Interviewee “Pokoknya hilangkan semua masalah”
Interviewer “Insha Allah ya bu” Encourage
Interviewee “Ya bu dengan obat ini, mudah-
mudahan eeh teratasi bu”
Interviewer “ya Insha Allah nanti kita..” Encourage
Interviewee “Saya berharap sekali dengan obat ini
bu”
Interviewer “dalam proses ini kita sama-sama
berusaha bu Sinta ya.. Oke..”
Interviewee “Biar saya kuat lagi cari penghasilan
tabungan untuk anak-anak bu..”
Interviewer “Okee, oke bu..”
Interviewee “Terima kasih ya bu”
Interviewer “Sama-sama” (interviewer dan
interviewee berjabat tangan)
Interviewee “Assalamualaikum”
Interviewer “Waalaikumsalam”
C. Encourage
1. Interviewer : “He’em..Okee”
2. Interviewer : “Okee..”
3. Interviewer : “Ya..”
4. Interviewer : “Oke..”
5. Interviewer : “Heem”
6. Interviewer : “Oke,. maksudnya udah..”
7. Interviewer : “Oke..”
8. Interviewer : “Oke,. banyak hal ibu alami ya bu ya”
9. Interviewer : “Oke..”
10. Interviewer : “Oke.. jadi lemes banget gitu maksudnya?”
11. Interviewer : “Eemm.. gitu”
12. Interviewer : “Okee..iyaa”
13. Interviewer : “Oke..”
14. Interviewer : “Oke..”
15. Interviewer : “Oke..”
16. Interviewer : “Oke..iya..”
17. Interviewer : “Oke..”
18. Interviewer : “Oke..udah pernah..”
19. Interviewer : “He’em.. uda pernah ibu coba?”
20. Interviewer : “Oke..”
21. Interviewer : “Apa tuh..”
22. Interviewer : “Oh..yaa..oke”
23. Interviewer : “Ya..oke..”
24. Interviewer : “Ya..oke..”
25. Interviewer : “Serangan paniknya muncul..”
26. Interviewer : “Oh itu ibu yang kepikir ini.. eeeh..”
27. Interviewer : “Ya.. ya..”
28. Interviewer : “Okee”
29. Interviewer : “Okee”
30. Interviewer : “Yaa..”
31. Interviewer : “Yaa jadi..”
32. Interviewer : “Jadi drop gitu yaa..”
33. Interviewer : “Aman..”
34. Interviewer : “Okee..”
35. Interviewer : “Oke”
36. Interviewer : “Kalau ibu bagaimana?”
37. Interviewer : “Okee”
38. Interviewer : “Okee”
39. Interviewer : “Agak terpikir ya”
40. Interviewer : “Okee”
41. Interviewer : “Ibu istigfar”
42. Interviewer : “Itu kan..”
43. Interviewer : “Okee”
44. Interviewer : “Okee”
45. Interviewer : “okee”
46. Interviewer : “Oke”
47. Interviewer : “Oke, ibu, oke ibu ya..” (terlihat interviewer
mengacungkan sebelah tangan untuk mengajak
interviewee bersalaman)
48. Interviewer : “Insha Allah ya bu”
49. Interviewer : “ya Insha Allah nanti kita..”

Anda mungkin juga menyukai