Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH TEKNIK PELIPUTAN WAWANCARA

KEGIATAN SEHARI-HARI ANAK-ANAK PANTI ASUHAN YATIM DAN


DHUA’FA MIZAN AMANAH PANDURAYA

Dosen Pengampu :

Dr. Firdanianty Pramono, M.Pd

Nama:

Fentiandini

044120412

Jurnalistik (Semester 4)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

17 JUNI 2022
I. Identitas dan Sesi Tanya Jawab

Nama Lengkap : Uswah

Nama Panggilan : Uswah

Usia : 9 Tahun

Pendidikan : SD Negeri Bantarjati 7

Hobi : Menggambar

Panti Asuhan : Yatim dan Dhua’fa Mizan Amanah

SESI TANYA JAWAB

Pewawancara : “ Assalamualaikum, gimana kabarnya? Semoga sehat yaa, jangan malu yaa
teteh gak ngapa-ngapain kok tenang. Disini teteh mau ngobrol-ngobrol sama uswah boleh?”

Narasumber Utama: “ waalaikumsalam (dengan senyum malunya) baik, Alhamdulillah


(hanya mengangguk sambal senyum malu-malu) boleh.

Pewawancara : “ teteh boleh kenalan? Nama teteh Fenti, kalo boleh tau adek Namanya
siapa? “

Narasumber Utama: “ Uswah (dengan suara yang kecil, dan tertawa malu-malu) “

Pewawancara : “ kalo boleh tau umurnya berapa tahun nih uswah? Apa sudah sekolah kah?”

Narasumber Utama: “ 9 tahun, sudah sekolah”

Pewawancara : “ kalo boleh teteh tau sekolahnya dimana?”

Narasumber Utama: “ SDN Bantarjati 7 “

Pertanyaan 1 (kegiatan kesukaan)

Pewawancara : “ kalo boleh teteh tau kesukaan uswah itu apasih?”


Narasumber Utama : “ Sukanya menggambar, kayak gambar orang pake hijab,
pegunungan”

Pewawancara : “teteh boleh liat gak gambarnya uswah kayak gimana? Pernah ikut lomba
gitu gak atau dapet juara gambar disekolah?”

Narasumber Utama : “ (sambil tersenyum malu-malu dan menggelengkan kepala) belum


pernah ikut lomba”

Pewawancara : “ begitu, okay deh semoga uswah bisa ikut lomba gambar dan bisa jadi juara
yaa”

Pertanyaan ke-2 Dalam sesi tanya jawab perihal kepribadian pewawancara


menanyakan hal tersebut kepada teman-temannya di asrama.

Pewawancara : “ menurut kalian uswah gimana sih orangnya?”

Narasumber 1 : “ uswah orangnya biasa aja, kadang-kadang kalo aku lagi diem suka
ngegelitikin aku (jail)”

Narasumber 2 : “ uswah itu baik, sering bercanda”

Pertanyaan ke- 3 Dalam sesi tanya jawab perihal bagaimana ia bisa sampai berada di
panti, pewawancara menanyakan hal ini langsung oleh narasumber.

Pewawancara : “ bisa diceritain gak ke teteh kenapa uswah bisa kesini?”

Narasumber Utama: “ biar ngangkat orang tua ke surga”

Kendala yang dirasakan pewawancara adalah mengenai hal ini (bagaimana cerita ia bisa
berada di panti) karena narasumber sulit untuk menecritakan secara rinci dan langsung
kepada pewawancara. Kemudian pewawancara menanyakan langsung kepada pembimbing di
panti tersebut.

Pewawancara : “ sebelumnya terimakasih ibu sudah mengizinkan datang kesini, sudah


mengizinkan untuk nanya ke anak-anak. Mohon maaf ibu, sebelumnya pas saya menanyakan
ke anak-anak kayak keliatan bingung. Dan kalo boleh tau apakah mereka orang tuanya masih
ada? Kenapa bisa sampai ke panti ini? “

Pembimbing : “ untuk alasan sendiri, kita ketempatnya langsung dan mecari anak-anak yang
kebanyakan dhu’afa yang masih lengkap orang tuanya tetapi untuk biaya kehidupan sehari-
hari mereka kurang. Maka dari itu mereka kita bawa ke sini, untuk Pendidikan anak-anaknya
juga lebih tinggi maka dari itu kita bawa, kita asuh dan kita biayai juga untuk sekolahnya.
Dan memang benar-benar kita mencari mereka yang orang tuanya benar-benar kurang
mampu, dan bukan hanya sekedar anak yatim saja. Untuk dana disini kita ada infaq dan
sedakah, karna memang kan untuk anak yatim hanya memakan dari sedekah dan infaqnya
saja, untuk anak-anak dhu’afa kita menggalang zakat, karena zakat kan tidak termasuk anak
yatim saja tetapi untuk fakir dan miskin, maka dari itu kami mengambil anak-anak yang
dhu’afa.

Pewawancara : “ teruntuk anak-anak itu ketempat langsung atau bagaimana?”

Pembimbing : “ untuk anak-anak sendiri ada yang kita datang langsung ketempatnya dan
ada orang tuanya datang langsung kesini, kita meminta persyaratan ketidak mampuan ke
RT/RW agar kita jelas memang mereka benar-benar tidak mampu.”

Pewawancara : “ untuk orang tua yang masih lengkap apakah diperbolehkan untuk
mengunjungi anak-anaknya?”

Pembimbing : “ untuk itu tidak juga ya, terkadang kasian kalo anak-anak sering ditengok.
Maka dari itu kita menjatah untuk anak-anak pulang setahun sekali dalam moment lebaran.
Untuk menjaga dan menyambung tali silaturahmi.”

Pewawancara : “Untuk Pendidikan sendiri kalo boleh tau disini SD?”

Pembimbing : “ betul, untuk anak-anak yang tinggal disini kita SD semua, untuk SMP dan
SMAnya mereka langsung ke pesantren, pesantrennya daerah Cianjur.”

Pewawancara : “mungkin itu aja bu, yang kami tanyakan. Untuk menambah informasi,
Terimakasih banyak.”

Pembimbing : “ oke siap, baik. iyaa sama-sama”

Pertanyaan ke- 4 (daerah asal dan apakah ia masih mempunyai orang tua?)

Pewawancara : “uswah asalnya mana? Uswah disini apa ibu atau ayah masih lengkap?”

Narasumber Utama : “ asalnya bogor, ayah sudah meninggal”

Pewawancara : “ ohh berarti ibu masih ada”

Narasumber Uatama : “ iya”

Pewawancara : “kadang suka kangen ke ibu gak? Atau ibu suka nengokin uswah?”
Narasumber Utama : “kangen ibu, ibu sering nengokkin”

Pertanyaan ke- 5 (asal sekolah, bagaimana suasana sekolah dan teman-temannya)

Pewawancara : “tadikan uswah bilang uswah sekolah di SDN Bantarjati 7 betul? Uswah
disekolah gimana, ada cerita apasih disekolah?

Narasumber Utama: “ iya, disekolah senang masuknya, belajarnya senang

Pewawancara : “ disekolah guru-gurnya gimana? Temen-temennya gimana?”

Narasumber Utama : “ disekolah guru-gurunya baik, temen-temennya baik”

Pertanyaan ke- 6 (bagaimana belajar)

Pewawancara : “ kalo boleh tau uswah belajarnya gimana sih, apakah belajarnya bareng-
bareng sama temen-temen? Atau dibantu sama umi?”

Narasumber Utama : “kalo belajar, belajar sendiri”

Pertanyaan ke- 7 (pelajaran yang disukai)

Pewawancara : “ kira-kira pelajaran apa nih yang disukain uswah disekolah, kenapa suka
pelajaran bahasa sunda?”

Narasumber Utama : “ Bahasa Sunda, karena suka “

Pewawancara : “ wahh suka Bahasa sunda, orang sunda asli yaa uswah. Berarti nanti teteh
belajar Bahasa sunda ke uswah yaa. Berarti kalo disekolah nilai Bahasa sunda uswah bagus
dong? “

Narasumber utama : “ iyahh (malu-malu)

Pertanyaan ke- 8 (cara membagi waktu)

Pewawancara : “teteh boleh yaah nanya lagi, gimana si cara uswah bagi waktu setiap hari?
Dari mulai uswah bangun tidur sampe ke tidur lagi?”

Narasumber Utama : “ kalo disini, bangun tidur beres-beres abis beres-beres mandi, makan
terus berangkat ke sekolah. Abis selesai sekolah main dulu, udah dzuhur pulang sholat deh.”

Pertanyaan ke- 9 (suka dan duka tinggal di panti)

Pewawancara : “ teteh mau nanya gimana perasaan uswah suka dan duka tinggal disini?
Misalnya perasaannya senang kah atau sedih ? “
Narasumber Utama : “ prasaannya senang dan sedih”

Pewawancara : “ teteh boleh tau gak kalo senangnya kenapa?”

Narasumber Utama: “ gara-gara akhwatnya pada baik”

Pewawancara : “ terus sedihnya kenapa? “

Narasumber Utama : “ kangen sama orang tua terus kangen sama kakak”

Pewawancara : “ ohh uswah punya kakak juga, kalo boleh tau kakaknya kelas berapa atau
sudah besar kakaknya?”

Narasumber Utama : “ sudah besar tapi Cuma satu orang aja”

Pertanyaan ke- 10 (cita-cita)

Pewawancara : “ kalo boleh tau cita-cita uswah apasih kalo boleh tau? “

Narasumber Utama : “ cita-citanya jadi dokter dan guru”

Pewawancara : “ waah hebat berarti suka merawat pasien, sama suka ngajarin anak-anak
yaa”

Pertanyaan ke- 11 (untuk menggapai cita-cita)

Pewawancara : “ uswah kan bilang mau jadi dokter sama guru, nah buat ngegapai cita-cita
uswah caranya uswah ngegapai gimana sih?”

Narasumber Utama : “ kita harus belajar, banyak baca Al- Qur’an juga “

Pewawancara : “ biar inget terus yaa sama Allah SWT “

Pertanyaan ke- 12 (harapan)

Pewawancara : “ ini pertanyaan terakhir dari teteh, teteh mau nanya harapan uswah untuk
kedepannya gimana nih? “

Narasumber Utama : “ harapannya, mau bawa ibu ke mekkah”

Pewawancara : “ Aamiin yaa Allah. ada lagi yang mau disampein, atau udah itu aja?”

Narasumber Utama : “ udah itu aja “

Pewawancara : “ semoga harapan dan cita-cita uswah dapat tercapai yaa, semoga diberkahi
sama Allah SWT. Sehat selalu yaa, terimakasih udah mau ngobrol-ngobrol sama teteh yaa “
Dengan malu-malu uswah tersenyum dan mengangguk.

Uswah dan Kehidupan Anak-Anak di Panti Asuhan Mizan

Pada tanggal Selasa, 14/06/2022 Penulis telah melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Yatim
dan Dhua’fa Mizan Amanah yang berada di Panduraya. Tepatnya Jl. Pandu Raya No.103,
RT.02/RW.16, Tegal Gundil, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat. Sebelum
melakukan wawancara penulis melakukan observasi dan meminta perizinan kepada pihak
panti untuk melakukan wawancara, dengan keramahannya dan antusias dari pihak panti
penulis diperizinkan untuk mewawancarai anak-anak yang berada di panti tersebut yang
terletak dipinggir jalan dengan 3 kamar menjadi tempat ternyaman bagi anak-anak yang
tinggal disana, suasananya nyaman. Saat berada di panti tersebut anak-anak dengan senang
dan keramahannya, dengan keluguan yang mereka keluarkan serta malu-malu saat diajak
berbincang, Kegiatan di panti asuhan mizan ini sehabis sholat subuh dilakukan muraja’ah.
Muraja’ah merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan cara mengulang Kembali hafalan yang sudah pernah dihafalkan untuk
menjaga dari lupa dan salah. Untuk sholat subuh dilakukan berjamaah yang di bimbing oleh
umi (pembimbing panti) setelah selesai muraja’ah/tadarus dilanjutkan dengan mandi dan
persiapan sekolah, karena pembelajaran telah dilaksanakan tatap muka.

Maka anak-anak menjalankan kegiatannya disekolah. Untuk pakaian anak-anak sendiri, telah
di urus oleh pembimbing panti, tidak perlu khawatir dengan makan, amak-anak sendiri setiap
hari mereka makan 3x pada pagi hari sebelum berangkat sekolah, siang hari saat mereka
pulang sekolah, dan sore hari. Pada hari senin dan kamis disediakan makanan untuk
menjalankan puasa sunnah, makanan yang diberikan pihak panti menjaga kelengkapan gizi
anak-anaknya apalagi untuk masa pertumbuhan anak-anak. Mereka menyediakan buah,
sayur, dan lauk-pauk untuk menjaga keseimbangan gizi anak-anak meski disuguhkan secara
sederhana anak-anak tetap lahap makan.

penulis mewawancarai salah seorang anak perempuan di panti tersebut. Di asrama panti ini
rata-rata anak perempuan sekitar Tk-SD saat mereka mulai menginjak SMP mereka akan
dipindahkan ke pesantren. Teruntuk dana yang didaptakan, pihak panti menjelaskan bahwa
dana terbagi menjadi dua, ada infaq dan sedakah, karna memang untuk anak yatim hanya
memakan dari sedekah dan infaqnya saja, untuk anak-anak dhu’afa kita menggalang zakat,
karena zakat tidak termasuk anak yatim saja tetapi untuk fakir dan miskin. Maka dari itu para
anak-anak di panti pun akan terjamin dari segi Pendidikan maupun kehidupan mereka disana.

Penulis berbincang dengan salah satu anak dari panti ini kemudian meminta izin anak
tersebut untuk diwawancarai, dengan sikap percaya dirinya ia mengizinkan sang penulis
untuk mewawancarainya, Seorang anak perempuan Bernama Uswah panggilannya, berumur
9 tahun dan duduk dibangku sekolah. Bersekolah di SDN Bantarjati 7 seorang anak kecil
manis dan periang, dimata teman-temannya uswah adalah sosok yang baik, ceria, dan jail
mampu membuat orang-orang disekitarnya nyaman. Uswah telah ditinggal ayahnya sejak
kecil sebelum ia dibawa ke panti ia tinggal bersama ibu dan kakaknya, karena kondisi
keluarganya yang tidak mampu untuk membiayai Pendidikan uswah, maka ia dibawa ke
Panti Mizan agar uswah mendapatkan Pendidikan yang lebih baik. Uswah sangat sayang
dengan kedua orang tuanya sehingga ia mempunyai cita-cita yang tinggi dan harapan yang
besar.

Uswah yang begitu periang sangat suka menggambar dari tangan mungilnya ia menciptakan
sebuah gambaran yang lucu seperti anak sekolah dasar pada umumnya, setelah penulis
mengamati narasumbernya penulis sadar bahwa uswah adalah sosok anak yang kuat dan
hebat. Suaranya yang serak membuat sosok uswah menjadi sosok yang percaya diri, dan
tegas. Dimata teman-teman sekolahnya uswah adalah sosok yang baik, dan uniknya uswah
sangat suka pelajaran Bahasa Sunda, ya Bahasa Sunda jarang anak diusianya menyukai
pelajaran Bahasa, namun uswah sangat menyukai pelajaran daerahnya sendiri. Disekolah ia
belajar seperti biasa, seperti anak-anak pada umumnya saat ditanya apakah disekolah ada
yang berbuat jahat kepadanya ia langsung menjawab bahwa disekolah guru-guru maupun
teman-temannya sangat baik kepadanya. Saat belajar uswah belajar dengan mandiri apabila ia
tidak ada kegiatan ia senang menulis, mengeksplore kemampuan tulisannya. Meski belajar
secara mandiri pembimbing tetap membimbing uswah dan membantu belajar uswah Ketika ia
merasa kesulitan dalam belajar.

Saat ditanya harapan oleh penulis uswah ingin membawa ibunya ke mekkah dan medoakan
kedua orang tuanya besar harapan uswah untuk membawa dan mendoakan orang-orang yang
ia sayang. Uswah mempunyai seorang kakak namun ia tidak bisa menjelaskan begitu detail
kakaknya tersebut, kegiatan dipanti asuhan dan teman-teman yang sayang kepadanya
membuat uswah sangat senang tinggal dipanti tersebut, umi yang membimbing dengan penuh
kasih sayang. Uswah bercita-cita menjadi seorang dokter dan guru saat ditanyai cita-citanya,
ia sangat ingin bisa mengobati dan merawat orang yang sakit. Menjadi guru juga merupakan
tugas mulia yang harus diemban namun dengan cepat dan tidak ada keraguan uswah juga
ingin menjadi seorang guru, bisa mengajarkan dan membagi ilmunya kepada murid-murid.
Saat uswah mengungkapkan cita-citanya sosok uswah yang penuh percaya diri yakin bisa
menggapai cita-cita dan harapannya dengan usaha, dengan ia rajin belajar dan dibantu dengan
doa serta membaca Al- Qur’an agar selalu mengingat Allah SWT uswah yakin mampu
menggapai. Saat ditanya kembali oleh penulis tanggapan uswah perihal suka dan duka berada
di panti uswah menjawab dengan matanya yang berbinar-binar penuh dengan tatapan
kerinduan, ia menjawab bahwa ia senang berada di panti karena akhwatnya banyak namun
yang membuat uswah sedih adalah ia sangat rindu dengan ibu dan kakaknya dirumah, tetapi
uswah selalu ingat ia berada di panti ingin mengangkat orang tuanya ke surga, dari raut
wajahnya ia ikhlas menerima keadaan.

Saat menanyakan keadaan anak-anak panti kepada pembimbing, beberapa anak-anak ada
yang dibawa langsung dari pihak panti dan orang tua anak tersebut datang ke panti. Pihak
panti sendiri mengambil anak-anak yang memang benar-benar tidak mampu mengajukan
keterangan tidak mampu oleh pihak RT/RW begitupun orang tua yang datang ke panti
langsung mengantarkan anak-anaknya. Untuk kunjungan orang tua pihak panti sendiri
memulangkan anak-anak panti dalam moment lebaran agar silaturahmi tetap terjaga dengan
saudara-saudaranya.

Saat penulis melihat anak-anak panti, penulis melihat senyuman tulus dan keceriaan dari
anak-anaknya dengan mereka yang masih lugu, polos, dan masih belajar. Mereka tetap ceria
meski mereka jauh dengan orang tua mereka dan mereka harus hidup mandiri berdaptasi
dengan keluarga baru mereka. Dengan cita-cita dan harapan yang tinggi serta tekad mereka
untuk membahagiakan orang-orang yang mereka sayang, mereka yakin mampu dan bisa
menghadapi segala cobaan, di umur yang masih belia ini mereka dihadapkan dengan cobaan
yang menurut penulis adalah hal terberat. Karena diumur yang masih belia itu mereka
mendapatkan kehangatan dan kasih sayang dari orang tua mereka serta mengejar cita-cita
yang harusnya didapatkan dari orang tua mereka sendiri, namun mereka berbeda mereka
adalah sosok yang Tangguh dan hebat meski jauh dari orang tua pembimbing mereka sudah
mereka anggap orang tua mereka sendiri yang menjaga, dan merawat mereka dengan penuh
kasih sayang dan ketulusan.
Berikut bukti dokumentasi dengan anak-anak

Penulis dengan anak-anak


Uswah 9 th

Anda mungkin juga menyukai