Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

“Jiwa Sehat pada Remaja”

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1. Eka Nur Sayyidah U.H (1710028)

2. Faradilah Faizah (1710034)

3. Intan Agustin (1710048)

4. Nabilah Fitrian (1710064)

5. Nanda Fitriana. P. P (1710066)

6. Riska Wahyu (1710092)

7. Sherly Horiyah (1710100)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HANG TUAH SURABAYA

2019/2020
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN PADA REMAJA

Nama Pasien : NN. J

Umur : 15 tahun

Waktu : 30-03-2019 / 10.00 WIB

1. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi pasien
Nn. J berusia 15 tahun, masih duduk di bangku SMP. Klien merupakan anak kedua
dari tiga bersaudara. Kakak klien masih duduk di bangku SMA, sedangkan adik klien
duduk di bangku SD. Kedua orang tua klien bekerja sebagai karyawan swasta. Saat di
sekolah, klien tidak mengikuti organisasi, klien juga tidak begitu banyak punya
teman. Nn. J lebih sering bermain gadget. Dalam keluarga klien lebih dekat dengan
kakak klien. Di sekolah Nn. J merupakan remaja yang biasa-biasa saja, tidak memiliki
prestasi.
b. Diagnosa Keperawatan
Potensial (normal) : Potensial Pembentukan Identitas Diri

c. Tujuan
1. Remaja mampu menyebutkan karakteristik perkembangan psikososial yang
normal dan menyimpang.
2. Remaja mampu menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial yang
normal.
3. Remaja mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial
yang normal.
d. Tindakan Keperawatan
a. Diskusikan ciri perkembangan psikososial remaja yang normal dan menyimpang.
b. Diskusikan cara untuk mencapai perkembangan psikososial yang normal.
1. Anjurkan remaja untuk berinteraksi dengan orang lain yang membuatnya
nyaman mencurahkan perasaan, perhatian dan kekhawatiran.
2. Anjurkan remaja untuk mengikuti organisasi yang mempunyai kegiatan positif
(olahraga, seni, bela diri, pramuka,keagamaan, dll).
3. Anjurkan remaja untuk melakukan kegiatan di rumah sesuai dengan perannya.
c. Bimbing dan motivasi remaja dalam membuat rencana kegiatan dan
melaksanakan rencana yang telah dibuatnya.

2. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN

a. Orientasi

a) Salam Terapeutik

“Selamat pagi, perkenalkan nama saya RWK, panggil aja saya R, saya

mahasiswa yang praktek disini. Saya akan tanya-tanya sedikit tidak papa ya dek

dan ibu?”

b) Kontrak Waktu

“Tidak lama kok, cuma 15-30 menit aja. Apakah boleh? Nama adek siapa?

Senangnya dipanggil apa? Oh mbak Jenny ya. Kalo boleh tau, ibunya namanya

siapa? Oh Bu Jihan ya. Mbak Jenny bagaimana perasaannya sekarang? Oh biasa

aja yaa.”

c) Kontrak Tempat

“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, mbak? Bagaimana jika

di ruang ini saja? Baiklah.

b. Kerja
“Mbak Jenny umur berapa? Oh 15 tahun. Sekolah di SMP mana mbak Jenny?
Bagaimana perasaan mbak Jenny kalau di sekolah? Teman-teman mbak Jenny di
sekolah bagiamana? Saya jarang ikut bermain teman-teman saya sus. Loh kenapa
mbak Jen? Soalnya saya lebih tertarik dan suka nonton film di gadget saya daripada
bercerita dengan teman-teman. Oh begitu ya, Mbak Jenny ikut ekstrakulikuler apa
saja di sekolah? Tidak ikut apa-apa sus. Loh kenapa tidak ada yang diikutin mbak?
Mbak Jenny ada teman yang tidak mbak sukai kah? Coba boleh ceritakan mbak? Oh
begitu ya. Tapi Mbak Jenny sebenarnya ingin ikut ekstrakulikuler apa? Oh tari ya,
bagus itu. Coba Mbak Jenny ikut kalau ada pendaftaran ekstrakulikuler tari lagi ya!
Enak kok mbak kalau ikut di kegiatan sekolah, kita bisa tahu banyak karakter orang
itu seperti apa, punya banyak pengalaman dan yang pasti punya banyak teman yang
bisa membuat hari-hari kita lebih baik meskipun tidak semua berdampak baik. Tapi
dengan Mbak Jenny terbuka mulai dengan teman mbak sebangku lalu sekelas lalu
teman dalam organisasi itu bakal menyenangkan jika kita bercerita dan mengobrol.
Kalau Mbak Jenny masih susah untuk memulai untuk bergaul dengan banyak teman,
mbak bisa memulai dengan teman yang Mbak Jenny percayai terlebih dulu. Tapi tetap
punya batasan ya mbak, mana itu yang boleh diceritakan dan mana yang privasi atau
hal pribadi Mbak Jenny yang tidak perlu diceritakan ke teman-teman. Oh iya, mbak
Jenny jika bingung harus ngapain aja di sekolah atau di rumah ataupun dimana saja.
Mbak Jenny bisa membuat tulisan kecil jadwal kegiatan apa yang akan Mbak Jenny
lakukan. Selain itu semua, Mbak Jenny harus yakin terhadap diri sendiri kalau Mbak
Jenny yang bisa melakukan banyak hal. Tidak melulu mengisi jam kosong untuk
nonton film di gadget saja, Mbak Jenny bisa makan ke kantin bareng, kerja kelompok
di rumah teman, bermain ke rumah teman atau hanya berkumpul di halaman atau
taman sekolah.”
Oh iya Mbak Jenny tau perilaku mana yang baik/normal dan mana perilaku yang
menyimpang? Boleh disebutkan mbak? Bagus, Mbak Jenny sudah tau.”

c. Terminasi
1. Evaluasi pasien terhadap tindakan keperawatan
a) Evaluasi Subyektif : “Bagaimana perasaan Mbak Jenny setelah berbincang-
bincang barusan? Enak tidak berbagi cerita seperti tadi? Alhamdulillah kalau
begitu. Bagimana dengan perasaan Bu Jihan melihat anak ibu sudah mulai
terbuka dengan orang lain? Alhamdulillah ya bu, support dan beri pandangan
positif terus ya bu supaya anak ibu ini bisa bertumbuh dan berkembang
menjadi remaja yang baik dan memiliki wawasan yang luas. Mbak Jenny bisa
menjelaskan apa yang akan mbak lakukan di sekolah setelah dari sini?”
b) Evaluasi Obyektif : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
c). Tindak lanjut pasien :
“Coba sebutkan kembali mana perilaku yang baik dan yang menyimpang!
(disebutkan). Bagus sekali, semangat terus ya Mbak Jenny, boleh nonton film
kok mbak tapi mbak juga harus bisa bagi waktu untuk teman atau lingkungan
sekitar. Nah gunanya jadwal kegiatan yang Mbak Jenny buat ya itu.”
2. Kontrak yang akan datang

“Bagaimana kalau minggu depan kita berbincang-bincang tentang perkembangan

interaksi anak ibu setelah kita bercerita tadi. Apakah ada yang mau ditanyakan Bu

Jihan dan Mbak Jenny? Baiklah kalau tidak ada, sampai jumpa minggu depan yaa

semangat terus ya Bu Jihan dan Mbak Jenny. Selamat pagi. Iya selamat pagi.

Anda mungkin juga menyukai