Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian Keluarga Sehat


Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.(Depkes RI, 1988)
Keluarga sehat adalah suatu kondisi atau keadaan sejahtera baik secara fisik,
mental, dan sosial yang kemudin memungkinkan terciptanya keluarga utuh agar bisa
hidup normal secara sosial maupun ekonomi. Di dalam keluarga nantinya akan
terjalin hubungan yang bersifat multifungsional yang di dalamnya akan terdapat
banyak interaksi. Interaksi tersebut adalah hubungan antara suami dan istri, orang tua
dan anak serta adik dan kakak. (Notoasmojo, 2010)
2. Karakteristik Keluarga Sehat
Menurut Beavers dan Hampson keluarga yang berfungsi secara optimal ditandai
dengan :
a. Menunjukkan tingkat kemampuan ketrampilan negosiasi yang tinggi
dalam menjalani masalahnya secara terus-menerus
b. Mengungkapkan berbagai perasaan, kepercayaan dan perbedaan
mereka dengan jelas, terbuka dan spontan
c. Menghargai perasaan anggota keluarganya
d. Mengharapkan anggota keluarga untuk memikul tanggung jawab
pribadi terhadap tindakan yang mereka lakukan
e. Menunjukkan perilaku afilatif (kedekatan dan kehangatan) antara
satu dengan yang lain. (Setiawati,2009)
3. Ciri-ciri Keluarga Sehat
Dalam kehidupan manusia modern terdapat ciri-ciri yang di katakan sebagai keluarga
sehat, diantaranya; sehat badan dan sehat jiwa, makan makanan yang bergizi, hidup di
lingkungan yang bersih, serta berprilaku dan berinteraksi sesuai dengan etika dan
norma yang berlaku. Apabila sebuah keluarga memiliki ke empat kriteria tersebut,
maka keluarga tersebut termasuk ke dalam keluarga sempurna atau lengkap. Berikut
uraian ciri-ciri keluarga sehat:
A. Sehat Badan dan Sehat Jiwa
Seorang anggota keluarga dikatakan sehat badan (sound of body), tidak dalam
keadaan sakit fisik apabila badannya segar bugar, tidak sakit atau cacat akibat
penyakit, kecelakaan, atau akibat benturan dengan suatu benda keras, atau
akibat serangan pihak lain atau binatang buas. Seorang anggota keluarga
dikatakan sehat jiwa (soun of mind), tidak dalam keadaan sakit jiwa apabila
cara berpikir dan bertindaknya waras, mampu membedakan antara mana yang
benar dan salah, mana yang baik dan buruk, serta mana yang bermanfaat dan
merugikan. Seseorang yang sehat badan dan jiwa biasanya mampu bekerja,
berkomunikasi, dan berinteraksi secara wajar, teratur, serta mampu
bertanggung jawab.
B. Makanan Bergizi
Seorang anggota keluarga yang sehat badan dan jiwa adalah orang yang
mengonsumsi makanan bergizi (nutritious food) dalam ukuran yang cukup
(normal). Makanan bergizi artinya gizi (nutrient) makanan tersebut sudah
ditentukan ukuran jumlah dan jenis kecukupannya menurut ilmu gizi
(nutrition). Jenis makanan yang cukup itu biasa disebut empat sehat atau lima
sempurna. Makanan empat sehat itu terdiri dari nasi/roti, sayur, lauk, buah,
dan susu. Makanan empat sehat atau lima sempurna merupakan dambaan
semua keluarga, namun tingkat pendapatan dan jumlah anggota kelurga itulah
yang mempengaruhinya.
C. Lingkungan Besih
Di samping badan dan jiwa yang sehat serta cukup makanan bergizi,
seharusnya orang tersebut juga tinggal dan hidup di lingkungan yang besih
(clean environment) dan berpakaian bersih. Lingkungan adalah tempat hidup
yang berada di daratan, lautan, atau udara. Bersih adalah keadaan yang tidak
tercemar oleh kotoran manusia, hewan, sampah, limbah buangan, polusi gas,
curahan minyak, suara bising, kriminalitas, yang merusak atau merugikan
kehidupan manusia atau menjadi sumber penyakit. Konsep bersih yang
dirumuskan ini biasa disebut “bersih fisik” (phisical cleanliness) karena
bentuk atau wujud keadaan yang tidak tercemar itu dapat diamati dengan
panca indera atau bersentuhan dengan raga manusia.
D. Interaksi Sesuai dengan Etika dan Hukum
Keluarga adalah pusat interaksi suami dan istri, orang tua dan anak, serta anak
dan anak, atau dengan anggota keluarga lainnya. Interaksi tersebut dilakukan
sesuai dengan etika keluarga yang telah dituntunkan atau di contohkan oleh
orangtua (ayah dan ibu). Perilaku yang diwujudkan dalam bentuk interaksi
tersebut menciptakan hubungan serasi dan harmonis, saling menghormati,
saling menghargai, saling memberi dan menerima, saling membantu, serta
saling asah dan asuh antara sesama anggota keluarga dalam lingkungan
keluarga. Akibatnya, timbullah kondisi sehat dalam arti tertib, aman, damai,
serta tenteram lahir dan batin. Keadaan ini berlangsung terus-menerus,
dipatuhi dan dihargai, sampai terbiasa dan akhirnya membudaya.

Anda mungkin juga menyukai