Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEORI BIAYA TRANSAKSI

Mata kuliah : Ekonomi Koperasi


Dosen pengampu : Dr. Muhammad Juaini, M. M

Disusun oleh :
1. Baiq Mega Ayu Lestari Darmawan ( 200401005 )
2. Siska Juliana ( 200401031 )

KELAS 4 A PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr,wb.

Segala puji kami haturkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena atas rahmat
dan petunjuknya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah initentang “ Teori Biaya
Transaksi ”. Shalawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang dalam naungan iman dan islam.

Penyusunan makalah mengenai “ Teori Biaya Transaksi ” ini merupakan tugas Kelompok 7
dalam mata kuliah Ekonomi Koperasi. Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak
mengalami kesulitan terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang
menunjang.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa/i yang masih dalam proses pembelajaran,
penyusunan makalah ini masih banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik serta saran yang bersifat positif, guna penyusunan makalah
yang lebih baik untuk kedepannya.

Dan tak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada teman anggota kelompok 7 yang telah
ikut serta dalam penyusunan makalah ini. Sehingga kami dapat menyelesaikannya tepat
waktu.

Kotaraja, 18 Mei 2022


Penyusun

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... i


Daftar isi ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

2.1 Pengertian Biaya Transaksi ....................................................................... 3


2.2 Asumsi Perilaku Biaya Transaksi ............................................................... 4
2.3 Hubungan Ketidakpastian Dengan Biaya Transaksi .................................. 5
2.4 Dimensi Transaksi ..................................................................................... 5
2.5 Mereduksi Biaya Transaksi ........................................................................ 6
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 8

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 8


3.2 Saran .......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberhasilan koperasi untuk jangka panjang jarang tergantung hanya pada hasil-hasil
ekonomis secara murni, tetapi justru hal inilah yang diasumsikan terjadi dalam
pendekatan kelembagaan komparatif.
Terdapat dua pendekatan penting untuk menelaah sebab-sebab kinerja komparatif
organisasi yang dimiliki oleh pengguna jasa/pelayanannya.Terdapat dua factor ekonomis
yang berperan secara menonjol, yaitu aplikasi harga konvensional dan teori pasar.
Dalam teori pasar konvensional, perusahaan dianggap sebagai” fungsi
produksi”.Keanekaragaman organisasi, sekalipun merupakan suatu data, tidak memiliki
konsekuensi ekonomi yang nyata.
Dengan dasar asumsi “biaya menggunakan mekanisme harga” sebesar nol
(Coase,1937,386), tidaklah mengherankan bila disimpulkan bahwa harga neoklasik dan
teori produksi tidak sesuai untuk menerangkan fenomena keragaman organisasi,
termasuk kinerja koperasi. Kebijakan koperasi dan intervensi mikro ekonomi
berdasarkan teori harga dan biaya konvensional justru menghasilkan saran dan kinerja
yang buruk.
Biaya transaksi telah diperbandingan dengan fsiksi-fsiksi yang mencegah
berfungsinya sistem mekanis yang baik. Analisis biaya transaksi menggantikan
pemenuhan yang biasa menjadi teknologi, dan pengeluaran-pengeluaran produksi atau
distribusi tetap, dengan pemeriksaan biaya-biaya komparatif atas pemenuhan tugas-
tugas perencanaan, penyesuaian, dan monitoring di dalam struktur penentu alternative (
Williamson, 1985,2).
Dalam ilmu ekonomi kelembagaan ada satu alat analisis yang populer yaitu biaya
transaksi (transaction cost economics). Alat analisis ini sering digunakan untuk
mengukur efisien tidaknya desain kelembagaan. Semakin tinggi biaya transaksi dalam
kegiatan ekonomi (transaksi), maka tidak efisien kelembagaan yang didesain; begitu
juga dengan sebaliknya. Meskipun alat analisis ini populer tetapi mengalami beberapa
hambatan. Hambatan tersebut ada dalam tiga level. Pertama, secara teoritis masih
belum terungkap secara tepat definisi dari biaya transaksi itu sendiri. Kedua, setiap
kegiatan (transaksi) ekonomi selalu bersifat spesifik, sehingga biaya transaksi juga
berlaku secara khusus. Ketiga, meskipun definisi dan variabel sudah dapat dirumuskan
dengan baik dan jelas, masalah yang muncul adalah bagaimana mengukurnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Biaya Transaksi?
2. Bagaimana Asumsi Perilaku Biaya Transaksi?
3. Apa Hubungan ketidakpastian dengan biaya transaksi?
4. Apa yang dimaksud dengan Dimensi Transaksi?
5. Bagaimana Mereduksi Biaya Transaksi?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Biaya Transaksi.
2. Untuk Mengetahui Asumsi Perilaku Biaya Transaksi.
1
3. Untuk Mengetahui Hubungan Ketidakpastian dengan Biaya Transaksi.
4. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud dengan Dimensi Transaksi.
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Mereduksi Biaya Transaksi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biaya Transaksi


Pendekatan biaya transaksi dipelopori oleh Ronald Case dalam tulisannya yang
terkenal yang ditulis tahun 1937," the nature of the firm ".Coase mengemukakan bahwa
pilihan antara mengkoordinasikan produksi melalui pasar atau hierarki (didalam
perusahaan) bergantung pada biaya (komparatif) relative dari keduaalternative
tersebut.Menurut willimson, segala masalah yang dirumuskan sebagai masalah
dalampembuatan kontrak (contacting problem), dapat ditelaah dari sisi keunggulanbiaya
transaksi.
Transaksi mencakup pertukaran dan kontak. Seperti yang dikatakan ole
Alchian/Woodward (1988,66), "Pertukaran adalah transfer hak-hak property
menjadisumber-sumber (daya) yang tidak melibatkan janji-jani dari kewajiban laten
dimasa yang akan datang. Dalam kontrak, janji kinerja masa datang dipertukarkandan
investasi dibuat, nilai yang menjadi sangat tergantung pada pemenuhan janji-janji dari
pihak lain".
Sejauh ini tidak ada defenisi yang meyakinkan tentang biaya transaksi, bahkanbagi
sebagian orang, biaya transaksi tidak dapat diukur. Jika transaksi dipandangdalam
kerangka waktu yang berhubungan dengan pembuatan kontrak, meliputiunsur-unsur
pencarian keputusan, pelaksanaan, pengendalian/pengawasan, maka biaya transaksi
akan terdiri dari biaya penelitian, informasi, keputusan, tawar-menawar, pengawasan,
dan pelaksanaan kontrak.
Komponen utama dari biaya transaksi adalah biaya yang timbul dalam
pembuatankontrak yang diperkuat oleh hukum atau diri sendiri (Self Enforcement).Hal
inimencakup tindakan pencegahan melawan kemungkinan pengambil-alihan nilai-nilai
investasi dan biaya untuk menginformasikan dan administrasi hal-hal yangberkaitan
dengan kontrak.
Secara ringkas biaya transaksi adalah ongkos untuk melakukan negosiasi,
mengukur, dan memaksakan pertukaran (exchange). Sedangkan menurut Mburu
(2002:42), biaya transaksi dapat juga diartikan untuk memasukkan tiga kategori yang
lebih luas, yaitu: (1)biaya pencarian dan informasi; (2)biaya negosiasi (bargaining) dan
keputusan atau mengeksekusi kontrak; dan (3)biaya pengawasan (monitoring),
pemaksaan, dan pemenuhan/pelaksanaan (compliance). Secara lebih detail, proses
negosiasi sendiri bisa sangat panjang dan memakan banyak biaya. Seluruh pelaku
pertukaran harus melakukan tawar-menawar antara satu dengan lainnya. Kemudai
pengukuran juga dapat sangat mahal, karena menyangkut keinginan untuk mengetahui
secara dalam mengenai barang dan jasa yang diperjualbelikan.
Secara spesifik, biaya transaksi pasar (market transaction costs) bisa dikelompokkan
secara lebih rinci sebagai:
1. Biaya menyiapkan kontrak (secara sempit bisa diartikan sebagai biaya pencarian/
searching dan informasi)
2. Biaya mengeksekusi kontrak/concluding contracts (biaya negosiasi dan pengambilan
keputusan)
3. Biaya pengawasan (monitoring) dan pemaksaan kewajiban yang tertuang dalam
kontrak.
3
Selanjutnya, Williamson (1911), dan North dan Wallis (1994) menyampaikan
perbedaan dasar antara biaya proses produksi (juga bisa disebut biaya
transformasi/transformation costs) dan biaya transaksi. North dan Wallis (1994)
memandang biaya transaksi sebagai ongkos untuk lahan, tenaga kerja, kapital, dan
keterampilan kewirausahaan (entreprenurship) yang diperlukan untuk mentransfer hak-
hak kepemilikan dari satu atau kelompok orang ke pihak yang lain. Dengan kata lain,
biaya transaksi muncul karena adanya transfer kepemilikan atau lebih umum, hal-hak
kepemilikan.

Perilaku oportunistik adalah upaya untuk mendapatkan keuntungan melalui praktik


yang tidak jujur dalam kegiatan transaksi. Namun, laba yang didapat dari keuntungan
yang bersifat keunggulan produktif (misalnya, lokasi yang unik atau keterampilan yang
berbeda) tidak dianggap sebagai sikap oportunistis (Williamson, 1973:317). Menurut
Williamson trade-off akan selalu terjadi dan hal itu tergantung pada besarnya biaya
transaksi. Untuk memudahkan atau menyulitkan pembuatan kontrak tersebut, bentuk-
bentuk kontrak biasanya ditentukan oleh tingkat dan sifat biaya transaksi yang
eksistensinya dipengaruhi oleh keberadaan informasi yang tidak sempurna (yang implisit
selalu ada dalam proses transaksi). Dengan cara pandang ini, inti dari ekonomi biaya
transaksi tidak lain adalah biaya-biaya yang muncul berkenaan dengan informasi.

2.2 Asumsi Perilaku Biaya Transaksi


Dalam teori ini, pengoptimalan laba/utilitas adalah hal yang paling penting.Pemikiran
ini menimbulkan tiga pertanyaan:
1. Apakah individual mampu mengoptimalkan?
2. Apakah individu ingin memaksimalkan? Ini merupakan masalah motivasi
3. Apakah individu diperkenankan untuk memaksimalkan?hal ini merupakan masalah
hak-hak property (hak bertindak dan batas-batas kelembagaan)

Ekonomi biaya transaksi sangat bergantung kepada tiga hal tersebut, dengan
penekanan khusus kepada pertanyaan pertama dan kedua. Teori hak property biasanya
mencakup pertanyaan ketiga dengan asumsi perilaku maksimisasi.Williamson (1986,
173) menambahkan atribut lain pada hakikat sifat alamimanusia yang dianggap penting
dalam pembahasan "ekonomi proses" yaitu, hargadiri dilihat dari pandangan diri sendiri
maupun umum, yang sejauh ini belumdibahas secara sistematis.

Dua asumsi perilaku dimana analisis biaya transaksi beroperasi dan tanpa asumsi ini
studi tentang organisasi ekonomi bakal tidak terarah adalah rasionalitas terbatas
(bounded rationality) dan perilaku oportunis (opportunistic), yang secara umum
termanifestasikan dalam wujud menghindari kerugian (adverse selection),
penyimpangan moral (moral hazard), penipuan, dan bentuk-bentuk perilaku strategis lain
untuk menjelaskan pilihan sistem kontrak dan struktur kepemilikan perusahaan.
Bounded rationality sendiri merujuk kepada tingkat dan batas kesanggupan individu
untuk menerima, menyimpan, mencari kembali, dan memproses informasi tanpa
kesalahan. Konsep bounded rationality ini didasarkan pada dua prinsip yaitu, individu
atau kelompok yang memiliki batas-batas kemampuan akibat terbatasnya informasi dan
kemampuan untuk memproses. Kemudian tidak mungkin semua negara di dunia dan

4
semua hubungan sebab akibat yang relevan dapat diidentifikasi dengan bersandarkan
kepada kejadian sebelumnya.

2.3 Hubungan Ketidakpastian Dengan Biaya Transaksi


Penyebab utama dari masalah kognitif manusia adalah ketidakpastian.Ketidakpastian
yang pertama, mengacu kepada perubahan dalam lingkungandimana individual tidak
dapat meramalkan atau mengendalikan.Ketidakpastiankedua adalah merupakan "jenis
yang strategis" (Williamson, 1985, 58), yaituketidakpastian perilaku. Hal ini merupakan
hasil dari interaksi antar individu dalam pasar atau organisasi.Williamson menggunakan
istilah "Keterbatasan Rasionalitas" untuk menggambarkan fakta bahwa manusia
memiliki keterbatasan informasi danketerbatasan kemampuan untuk memproses
informasi tersebut. Keterbatasan ataubahkan tidak tersedianya informasi mengenai:
1. Peluang Pasar
2. Perkembangan masa depan dari variabel-variabel penting (produk,
permintaan,teknologi)
3. Tanggapan manusia pada kejadian-kejadian yang akan datang.

Karena pikiran manusia tidak mampu untuk menggunakan seluruh informasi


yangsecara teoritis tersedia baginya, maka mengambil keputusan dan bertindak didalam
ketidakpastian adalah suatu hal yang normal, namun memiliki konsekuensiyang cukup
mendasar, yang tidak cukup direfleksikan dalam pemikiran ekonomistandar. Semakin
besar ketidakpastian maka akan semakin tinggi biaya transaksi.

2.4 Dimensi Transaksi


Menurut Williamson, dimensi-dimensi prinsip yang membedakan transaksi adalah:
a. Ketidakpastian
b. Frekuensi transaksi
c. Kekhususan asset (asset specificity)

Kekhususan asset memiliki beberapa konsekuensi penting bagi organisasi koperasi.


Williamson (1985, 95-96) membedakan kekhususan asset menjadi empat:

1. Kekhususan tempat (site specificity)


Tingkatan benuntun dalam Proses produksi ditempatkan dalam lokasi
yangberdekatan sehinggan sulit untuk dipindah-pindahkan (immobile)Misalnya suatu
gudang unuk penyimpanan makanan terak, tempat pemrosesansusu, pipa saluran
dan lain-lain.
2. Kekhususan asset fisik ( Physical asset specificity)
Asset bergerak, tetapi kekhususan mempunyai atribut bagi ciri-ciri fisikya.Contoh
peralatan atau perlengkapan khusus dalam memproduksi barang-barang dan mesin-
mesin grading dalam pertanian.
3. Kekhususan asset insane (human asset specificity)
Kemampuan dapat berupa kekhususan yang dimiliki perusahaan maupun
individutertentu yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan aau individu lainnya.
4. Asset dedikasi (dedicated asset)

5
Merupakan investasi yang mempunyai nilai-nilai tersendiri dalam
kapasitasproduksi umum dari sisi kepentingan pembeli tertentu.Kekhususan asset
timbul ketika sumber daya saling tergantung satu sama lain dalam cara-cara khusus.
Contohnya, Suatu pabrik suku cadang komputer membutuhkan asset khusus
untukperusahaan komputer tertentu.Pemasok mobil pabrik juga
membutuhkanperlengkapan yang dibuat khusus untuk memproduksi suku cadang
bagiperusahaan perakitan mobilnya.
Dalam kasus-kasus seperti ini, terdapat hubungan yang khusus antam
pemasokcan peminta produksi atau jasa yang membutuhkan perlindungan
kontraktualsecara timbal balik, dalam upaya mencegah salah satu pihak melanggar
ataumengeksploitasi pihak lain. Misalnya dengan cara menolak membayar
maupunmember jasa yang telah disepakati dalam kontrak tersebut.
Dalam istilah ekonomi nilai tambah yang diciptakan odeh asset khusus dapatdilihat
sebagai quasi rent, yaitu selisih lebih/ kelebihan dari nilai asset terhadapilai
sisa.Solusi masalah hold up yang akan direalisasikan bergantung pada model
biayatransaksi, terutama pada biaya transaksi dari berbagai alternative seperti
membeli,menyewa, atau membuat pelayanan sendiri.

2.5 Mereduksi Biaya Transaksi


Teori biaya transaksi atau transaction cost theory menurut penjelasan Oliver
E.Williamson (1975, 1985, dalam Donaldson, 1995), yang konsem/peduli padabiaya
transaksi, menyimpulkan bahwa transaksi adalah pertukaran barang ataujasa antara
orang dalam berbagai batasan.Pada proses pertukaran sumber-sumber menurut
pendapat penganut teori biayatransaksi ternyata terdapat sejumlah faktor penting
penciptaan dan pengembanganstruktur organisasi, yaitu biaya-biaya keseluruhan dari
sebuah rantaiperekonomian (Scott, 1983, dalam Donaldson, 1995).
Williamson memandang berbeda terhadap dua pandangan pengembangan
strukturyaitu pasar dan organisasi.Pada pasar, pertukaran terjadi lewat negosiasi
kontrakdimana semua bagian diasumsikan bergerak untuk kepentingan
pribadi.Dalampandangan pengetahuan murni, pertukaran/transaksi merupakan
kebutuhan semuabagian, dan harga didasarkan atas kepentingan individual serta
tangan takkelihatan (invisible hand) pada perekonomian bebas (sebagian besar
adalahpenjual dan pembeli) sehingga pengendalian biaya dibutuhkan oleh pasar
bebas(pure market).
Dengan pemahaman tersebut di atas kemudian akan memberi penjelasan
barukepada kita tentang organisasi dalam perspektif biaya transaksi. Penjelasan
padapendekatan yang dibuat teori biaya transaksi memungkinkan kita
membukaperspektif baru pula dengan lebih mendalam bagi penjelasan sejarah bisnis
sebuahperusahaan (yang mungkin tidak dikenal) yang entah muncul dari mana,
dandalam waktu beberapa tahun telah mengambil kepemimpinan dengan
mantap,kelihatannya tanpa usaha yang susah payah. kelihatannya tanpa usaha yang
susah payah.Penjelasan yang selalu diberikan untuk hal ini adalah strategi yang
unggul,teknologi yang unggul, atau struktur yang ramping. Tetapi temyata ada fakta
baru.yang menjelaskan setiap kasus perusahaan pendatang baru yang selalu
menikmatikeunggulan biaya, biasanya 30 persen (Drucker, 1995). Alasannya berada
padapenjelasan teori ini yaitu setiap perusahaan baru pasti mengetahui dan
6
mengelolabiaya dari keseluruhan rantai ekonomi pada pasar bebas bukan hanya biaya-
biayapada perusahaannya sendiri.
Dengan demikian asumsi tersebut memungkinkan pekerjaan (pada
organisasi)dilakukan lewat kontrak-kontrak yang dibuat guna mengendalikan biaya-
biayadalam transaksi. Klaim pada kontrak menyatakan bahwa melalui kontrak
segalasesuatu yang bemilai di masa yang akan datang dapat diestimasi.Pada situasi
iniorganisasi dapat memandang dengan lcbih baik alternatif untuk memediasitransaksi di
pasar bebas.Pada pertukaran yang penuh dengan ketidakpastian (uncertaintly) dapat
diredusirjika dilakukan pada sekelompok orang yang terorganisir dalam acuan
yangrasional dan mekanisme organisasi yang mencegah sifat oportunistis.Organisasi
menolong kita untuk melokalisir persoalan,menyederhanakan pilihan-
pilihan,menciptakan jaringan informasi dan mencari alternatif-
alternatif,menolongindividu-individu menanggulangi keterbatasan pengetahuan untuk
menentukan harga dan mengurangi ketidakpastian serta membuat keputusan pada
pasar danorganisasi.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komponen utama darī biaya transaksi adalah biaya yang timbul dalam
pembuatankontrak yang diperkuat oleh hukum atau diri sendiri (Self Enforcement).Hal
inimencakup tindakan pencegahan melawan kemungkinan pengambil-alihan nili-nilai
investasi dan biaya untuk menginformasikan dan administrasi hal-hal yangberkaitan
dengan kontrak.Penyebab utama dari masahh kognitif manusia
adalahketidakpastian.Ketidakpastian yang pertama, mengacu kepada perubahan
dalamlingkungan dimana individual tidak dapat meramalkan atau mengendalikan.Aspek
motivasional yang penting adalah kecenderungan manusia terhadapperilaku oportuistik,
karena baik pencarian self interest sederhana maupunkepatuhan bukanlah masalah
yang penting bagi desain organisasi.

3.2 Saran
Penulis menyadari tentang penyusunan makalah, tentu masih banyak kesalahan dan
kekurangannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para
pembaca yang budiman sudi kiranya memberikankritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah inidan penulisan makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya.Semoga makalahini berguna bagi penulis pada khususnya juga
para pembaca yang budiman padaumumnya.

8
DAFTAR PUSTAKA
Hendar & Kusnadi, 2005. Ekonomi Koperasi : untuk perguruan Tinggi. Bandung : Angkasa
Ropke, Jochon, 2004, Ekonomi Koperasi : Teori Dan Manajemen. Jakarta : Salemba Empat

Yustika, Ahmad Erani. 2012. Ekonomi Kelembagaan : Paradigma, Teori, dan Kebijakan.
Jakarta. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai