Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

“STRATEGI PENENTUAN HARGA JUAL”

Dosen Pengampu : Ni Luh Putu Mita Miati S.E.,M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 7 C9 Manajemen :

1. Komang Bagus Kumbawagiri Wiradharma Putra (1129)


2. Ni Komang Yatiningrum (1192)
3. Ni Putu Imelda Rosita Dewi (1193)
4. Ni Komang Yuni Tilawati (1460)
5. I Komang Adi Sudirta (1709)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN AJARAN 2021/2022


DAFTAR ISI

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN..................................................................................1


DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
2.1 Pengertian Dan Laporan Per Segmen Akuntansi Pertanggungjawaban..................4
2.2 Biaya Tetap (Fixed Cost)................................................................................................7
2.3 Evaluasi Kinerja Pusat Pertanggungjawaban (Return On Investmen (ROI) dan
Residual Income (RI))................................................................................................................9
2.4 Transfer Piercing..........................................................................................................11
a. Menentukan harga transfer berdasarkan negosiasi..................................................11
b. Menentukan harga transfer berdasarkan biaya........................................................12
c. Menentukan harga Transfer berdasarkan harga pasar...........................................13
d. Pengaruh outsourcing pada transfer pricing.............................................................13
e. Menentukan harga transfer antar divisi yang beda negara.....................................14
BAB III..........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengendalian perusahaan tidak lagi dapat dilakukan hanya berdasarkan intuisi atau
pengalaman saja, namun pengetahuan menjadi faktor penting lain yang perlu dipadukan.
Maka dalam kondisi resesi seperti yang kita hadapi saat ini, tugas manajemen dalam
mengendalikan perusahaan menjadi lebih berat lagi.
Untuk mencapai tujuan perusahaan, dibutuhkan koordinasi yang baik dari semua fungsi
manajemen.
Pada dasarnya semua fungsi tersebut sama pentingnya sebagai suatu sistem,
namun pemasaran merupakan fungsi yang mempunyai intensitas hubungan paling besar
dengan lingkungan eksternal, padahal justru dalam lingkungan itulah perusahaan mempunyai
keterbatasan yang paling besar dalam pengendaliannya. Maka seringkali dikatakan bahwa
pemasaran merupakan urat nadi perusahaan, dalam arti sangat kritis kedudukannya dalam
menentukan kelangsungan hidup perusahaan, dan berperan penting dalam pengembangan
strategi.
Strategi pemasaran sendiri dapat dibahas secara lebih rinci dikaitkan dengan
berbagai unsur, seperti dalam kaitannya dengan kepuasan pelanggan, dengan pasar, dengan
bauran pemasaran, dengan siklus, hidup produk, ataupun dengan pemasaran internasional.
Tulisan ini akan membahas secara spesifik konteks strategi pemasaran dalam kaitannya
dengan penetapan harga (pricing strategy), dengan menekankan pada salah satu model
penetapan harga. Selama periode di mana pertumbuhan ekonomi dan pendapatan meningkat,
faktor non-harga sempat menjadi kunci keberhasilan penjualan. Namun dalam tahun-tahun
terakhir, seiring dengan perubahan makro ekonomi yang mengakibatkan inflasi,
pertumbuhan penduduk yang semakin lambat, dan semakin maraknya kompetisi, maka faktor
harga menjadi salah satu problem utama yang harus dihadapi para marketer.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Strategi Penentuan Harga Jual?
2. Bagaimana Harga dalam struktur pasar?
3. Bagaimana elastisitas harga dan disparitas harga?
4. Apa Tujuan Penentuan Harga Jual?
5. Bagaimana Strategi penentuan harga jual?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Harga Dalam Struktur Pasar


Harga mengandung pengertian, suatu nilai tukar dari produk barang atau pun jasa
yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll). Dalam dunia
bisnis harga mempunyai banyak nama, sebagai contoh dalam dunia perdagangan produk
disebut harga, dalam dunia perbankan disebut bunga, atau dalam bisnis jasa akuntansi,
konsultan disebut fee, biaya transportasi taxi, telepon disebut tariff sedangkan dalam
dunia asuransi disebut premi.
Menurut Kotler (2001:439) Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas
suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai tukar konsumen atas manfaat-manfaat
karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.
Monroe (1990) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang
dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga adalah salah
satu faktor penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan
transaksi atau tidak.
Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah
uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang
dibelinya guna memenuhi kebutuhan maupun keinginannya dan umumnya dinyatakan
dalam satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll).
Sedangkan penetapan harga adalah suatu proses untuk menentukan seberapa besar
pendapatan yang akan diperoleh atau diterima oleh perusahan dari produk atau jasa yang
di hasilkan.
Penetapan harga telah memiliki fungsi yang sangat luas di dalam program
pemasaran. Menetapkan harga berarti bagaimana mempertautkan produk kita dengan
aspirasi sasaran pasar, yang berarti pula harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan
harapan konsumen. Dalam penetapan harga, produsen harus memahami secara mendalam
besaran sensitifitas konsumen terhadap harga. Menurut Roberto pada buku Applied
Marketing Research, bahwa dari hasil penelitian menyebutkan isu utama yang berkaitan
dengan sensitifitas harga yaitu; elasitas harga dan ekspektasi harga.
Struktur Pasar menunjukkan karakteristik pasar, seperti elemen jumlah
pembeli dan penjual, keadaan produk, keadaan pengetahuan penjual dan pembeli,
serta keadaan rintangan pasar. Perbedaan pada elemen-elemen itu akan
13
membedakan cara masing-masing pelaku pasar dalam industri berperilaku, yang
pada gilirannya akan menentukan perbedaan kinerja pasar yang terjadi (Teguh,
2010).
Struktur Pasar memiliki pengertian penggolongan produsen kepada
beberapa bentuk pasar berdasarkan pada ciri-ciri seperti jenis produk yang
dihasilkan, banyaknya perusahaan dalam industri, mudah tidaknya keluar atau
masuk ke dalam industri dan peranan iklan dalam kegiatan industri. Pada analisa
ekonomi dibedakan menjadi pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan
tidak sempurna (yang meliputi monopoli, oligopoli, monopolistik dan monopsoni)
(Mendikbud, 2008).
Karakteristik pasar suatu industri memiliki arti penting bagi iklim
persaingan antarperusahaan di dalam pasar khususnya dan keadaan perekonomian
pada umumnya. Jumlah dan distribusi penjual di dalam pasar memengaruhi harga
jual yang berlaku dan output yang terdapat di dalam pasar. Pada struktur pasar
persaingan sempurna ditandai oleh adanya sejumlah besar penjual didalam pasar
dan masing-masing di antara mereka memiliki kekuatan pasar yang relative sama.
Pada struktur pasar monopoli jumlah penjual bersifat tunggal oleh karna itu
keadaan pasar sepenuhnya dapat dikendalikan oleh perusahaan tersebut. Berikut
adalah jenis-jenis pasar yang dibagi menjadi dua (Teguh, 2010):

2.2 Biaya Tetap (Fixed Cost)


Biaya Tetap merupakan biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa
terpengaruh oleh tingkat aktivitas. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahana
aktivitas. Karena total biaya bersifat konstan, jumlah biaya tetap per-unit akan semakin
kecil bila tingkat aktivitasnya naik. Biaya rata-rata per unit akan turun tetapi dengan
tingkat penurunan yang semakin kecil. Aspek biaya tetap ini dapat membingungkan.
Meskipun demikian tetap penting untuk menyajikan biaya tetap ini dengan basis rata-rata
per-unit. Biaya per unit yang terdiri atas elemen biaya tetap dan biaya variabel dasajikan
untuk laporan eksternal. Untuk kepentingan internal, biaya tetap tidak perlu disajikan
perunit karena dapt membingungkan. Berdasarkan pengalaman, untuk kepentingan
internal, untuk mudahnya (dan juga aman) biaya tetap disajikan secara total.
Tipe-tipe biaya tetap :
Biaya tetap biasanya disebut biaya kapaitas (capacity cost) sebab biaya tersebut
terjadi karena adanya gedung, peralatan, karyawan profesional yang terlatih dan item
lainnya yang dibutuhkan untuk menyediakan kapasitas pokok untuk mempertahankan
aktivitasnya. Untuk tujuan perencanaan, biaya tetap dipilah menjadi biaya yang telah
ditentukan (commited) dan biaya yang dikeluarkan berdasarkan kebijakan manajemen
(discretionary).
 Biaya tetap yang telah ditentukan (committed fixed cost) berkaitan dengan
investasi fasilitas, peralatan, dan struktur organisasi pokok dalam suatu
perusahaan. Contoh biaya ini meliputi penyusutan gedung dan peralatan, pajak
bangunan, asuransi, dan gaji manajemen puncak dan karyawan operasional. dua
faktor yang berkaitan dengan biaya tetap yang telah ditentukan adalah:
a. Biaya – biaya tersebut bersifat jangka panjang.
b. Tidak dapat dikurangi menjad nol meskipun pada jangka pendek tanpa
mengganggu tingkat profitabilitas atau tujuan jangka panjang organisasi.
Struktur organisasi dan fasilitas yang penting dijaga keutuhannya. Biaya
untuk merekrut mereka kembali akan jauh lebih besar daripada
penghematan jangka pendek yang mungkin diperoleh.
Keputusan untuk mendapatkan peralatan dalam jumlah besar atau aktivitas
lain yang menyebabkan munculnya biaya tetap yang telah ditentukan harus
mempertimbangkan perencanaan jangka panjang. Manajemen harus melakukan
analisis yang mendalam terhadap berbagai alternatif yang tersedia sebelum
mengambil keputusan. Sekali keputusan kembali, biaya yang terjadi tidak dapat
dihindarkan selama beberapa tahun ke depan. Strategi manajemen harus diarahkan
untuk memanfaatkan sumber daya perusahaan seefektif mungkin.
 Biaya Tetap Kebijakan. Biaya ini disebabkan oleh keputusan tahunan yang
dibuat oleh manajemen untuk membelanjakan biaya tetap tertentu. Contoh biaya
tetap kebijakan termasuk iklan, riset, hubungan masyarakat, program
pengembangan manajemen, dan magang untuk para mahasiswa. Ada dua
perbedaan pokok antara biaya tetap yang telah ditentukan dengan biaya tetap
kebijakan biasanya untuk jangka waktu yang lebih pendek. Sebaliknya, seperti
yang telah dijelaskan di atas, biaya tetap yang telah di tentukan melibatkan
perencanaan untuk beberapa tahun ke depan. Kedua, biaya tetap kebijakan dapat
dibuat untuk jangka pendek dengan pengaruh negatif yang minimal terhadap
tujuan perusahaan jangka panjang.
Suatu biaya akan diklasifikasikan sebagai biaya tetap yang telah
ditentukan atau biaya tetap kebijakan sangat tergantung pada strategi manajemen.
Karakteristik yang terpenting dari biaya tetap kebijakan bahwa manajemen tidak
terpaku pada keputusan yang berkaitan dengan biaya terrsebut. Mereka masih
dapat melakukan penyesuaian dari tahun ke tahun atau mungkin dalam waktu
kurang dari satu tahun karena kondisi memang menuntut modifikasi keputusan
manajemen.
 Tren Biaya Tetap dibeberapa perusahaan menunjukkan bahwa biaya tetap
semakin besar porsinya dibandingkan dengan biaya variabel. Sebagai contoh,
pegawai administrasi di safeway dan kroger memasang harga pada barang secara
manual. Sekarang, sebagian besar toko dilengkapi dengan pembaca barcode yang
dapat memasukkan harga dan informasi lainnya secara otomatis. Sekarang
program komputer sudah dirancang untuk melengkapi formulir pajak yang
diperlukan dan program tersebut juga menyediakan informasi perencanaan pajak
dan konsultasi yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Program tersebut dirancang dengan mengumpulkan pengetahuan dari
beberapa orang yang ahli di bidang perpajakan. Meskipun semakin banyak
pekerjaan manusia telah di gantikan dengan mesin, permintaan secara keseluruhan
terhadap pekerjaan yang di tangani oleh manusia tidak berkurang. Sebagai
konsekuensinya, biaya kompensasi untuk pegawai tersebut relatif tetap dan lebih
bersifat biaya tetap yang di tentukan (commited fixed cost) daripada biaya tetap
kebijakan (discretionary fixed cost).
 Biaya Tetap dan Relevan yang pembahasannya sudah dimulai pada topik biaya
variabel juga penting dalam memahami biaya tetap –khususnya biaya tetap
kebijakan. Tingkat biaya tetap kebijakan biasanya ditentukan di awal tahun dan
tergantung pada dukungan yang diperlukan untuk program yang direncanakan
seperti iklan dan pelatihan. Selanjutnya, cakupan program ini tergantung tingkat
aktivitas yang sudah diantisipasi untuk tahun yang bersangkutan. Oleh karenanya,
perencanaan tingkat aktivitas akan mempengaruhi total biaya tetap kebijakan.
Biaya tetap kebijakan lebih mudah untuk disesuaikan dibandingkan dengan biaya
tetap yang telah ditentukan. Biaya tetap yang telah ditentukan tampak kurang fleksibel
dan biaya ini terdiri atas biaya gedung, peralatan, dan gaji karyawan ini. Sangat sulit
untuk membeli setengah perangkat peralatan atau seperangkat manajer lini produk.
Rentang relevan aktivitas untuk biaya tetap adalah rentang aktivitas pada saat grafik
biaya tersebut berbentuk garis lurus. Pada saat perusahaan memperluas tingkat
aktivitasnya, perluasan tersebut menuntut fasilitas lebih banyak atau tim manajemen
kunci yang dibutuhkan unttuk perluasan tersebut. Akibatnya, semakin banyak fasilitas
yang dibangun dan posisi baru manajemen akan mengakibatkan biaya tetap yang telah
ditentukan.

2.3 Evaluasi Kinerja Pusat Pertanggungjawaban (Return On Investmen (ROI) dan


Residual Income (RI))

Menurut Warindrani (2006:107) bahwa “suatu pusat laba (divisi) yang memperoleh laba
tinggi belum berarti mempunyai kinerja yang baik karena laba yang dihasilkan harus
dihubungkan dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut yaitu dengan
menggunakan kembalian investasi (ROI) dan residual income (RI)”. Kembalian investasi (return
on invesment atau disingkat ROI) merupakan perbandingan laba dengan investasi yang
digunakan untuk menghasilkan laba, sedangkan residual income dihitung dengan mengurangi
laba yang diperoleh pusat laba dengan beban modal (capital charge).

Adapun rumus untuk menghitung return on invesment dan residual income sebagaimana
yang dikemukakan oleh Warindrani (2006:107) adalah sebagai

berikut:

1) ROI (Return on invesment = Pengembalian atas investasi)


a) Pengukuran kinerja pusat laba berdasarkan laba yang akan diperoleh suatu pusat
laba dalam jangka waktu tertentu dibagi dengan investasi yang digunakan untuk
mendapatkan laba. Adapun rumusnya sebagai berikut:

Laba operasi
ROI = X100%
Aktiva operasi rata-rata

b) Rumus berikutnya menunjukkan baik investasi maupun laba dihubungkan dengan


pendapatan menunjukkan tingkat perputaran investasi dalam periode tertentu.
Adapun rumusnya sebagai berikut:
ROI = Margin X Perputaran X 100%
Laba operasi
= X 100%
Aktiva operasi rata-rata

2) Laba Residu (Residual Income = RI)

Laba residu adalah selisih antara laba operasi dan pengembalian minimal yang
disyaratkan oleh aktiva operasi perusahaan.

Laba residu = Laba operasi – (tingkat pengembalian minimal X aktiva operasi)

Sedangkan Garrison dkk, (2007:262) mengemukakan bahwa rumus untuk


menghitung return on invesment dan laba residu adalah sebagai berikut:

1) Return on invesment (ROI),


ROI = Margin x Perputaran Di mana:

Laba Operasi Bersih


Margin =
Penjualan

Penjualan
Perputaran =
Rata-rata aktiva operasi

2) Residual Income (RI) :

LabaRata-rata Tingkat imbalan hasil

= Laba bersih operasi x


ResiduAktiva Operasi minimum yg diminta

2.4 Transfer Piercing

Transfer pricing adalah suatu kebijakan perusahaan dalam menentukan harga transfer suatu
transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, atau pun transaksi finansial yang dilakukan
oleh perusahaan. Terdapat dua kelompok transaksi dalam transfer pricing, yaitu intra-company
dan inter-company transfer pricing. Intra-company transfer pricing merupakan transfer pricing
antardivisi dalam satu perusahaan. Sedangkan intercompany transfer pricing merupakan transfer
pricing antara dua perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksinya sendiri bisa
dilakukan dalam satu negara (domestic transfer pricing), maupun dengan negara yang berbeda
(international transfer pricing).

a. Menentukan harga transfer berdasarkan negosiasi


Melihat banyaknya sejumlah kelemahan untuk menggunakan harga pasar secara murni,
maka perusahaan dapat menentukan harga transfer atas dasar perundingan antara unit
penjual dan unit pembeli. Negosiasi dilakukan seolah-olah unit tersebut merupakan suatu
kesatuan usaha yang terpisah sehingga tidak diperlukan campur tangan kantor pusat. Dalam
negosiasi ada beberapa situasi dimana harga transfer di bawah harga pasar
antara(intermediet) dapat dibenarkan. Sebagai contoh biaya administrasi dan penjualan dapat
lebih rendah jika penjualan dilakukan dalam perusahaan, menghindari biaya distribusu dan
kapasitas berlebih.
Kelemahan harga transfer negosiasi:
 Manajer divisional yang menguasai informasi khusus mungkin mengambil keuntungan
dari amanjer divisional lainnya. Unutk menghindarinya maka perlu pemanfaatan
prosedur pengendalian intern yang baik, mempekerjakan manjer yang berintregitas,
kesediaan manajemen puncak untuk memberi manajer divisional akses terhadap
informasi akuntansi divisi-divisi lain yang relevan.
 Ukuran-ukuran kinerja mungkin diubah oleh ketrampilan negosiasi dari para manajer.
 Negosiasi dapat menghabiskan waktu dan sumber daya. Metode perundingan kalau
tidak diatur dengan baik dapat menimbulkan pemborosan waktu, banyak pengkajian
ulang, perbaikan harga transfer yang telah dirundingkan sehingga adakalanya perlu
keterlibatan kantor pusat dalam menyelesaikan perundingan sebagai mediator.
Kelebihan harga transfer negosiasi adalah apabila negosiasi membantu menciptakan
kesamaan tujuan, maka tidak ada alasan bagi manajemen puncak untuk mencampuri
masalah-masalah divisional.
b. Menentukan harga transfer berdasarkan biaya
Besarnya harga transfer ditentukan sebesar biaya ditambha laba sehingga metode
ini sering disebut metode biaya ditambah laba.
1. Harga transfer berdasar biaya sesungguhnya, terdiri dari:
• Metode biaya penuh sesungguhnya
Dalam metode ini, semua elemen biaya penuh sesungguhnya divisi penjual baik
biaya tetpa maupun biaya variable untuk menghasilkan produk sampai dengan
siap ditransfer membentuk dasar untuk penentuan harag transfer produk yang
ditransfer ke divisi pembeli. Metode ini biasa digunakan jika penjualan kepada
pelanggan luar dapat menyerap semua kapasitas yang dimiliki divisi penjual.
• Metode biaya variable sesungguhnya
Dalam metode ini semua biaya variable sesungguhnya di divisi penjual yang
dipakai untuk menghasilkan produk sampai dengan siap ditransfer merupakan
dasar penentuan harag transfer ke divisi pembeli. Metode ini mendasarkan pada
alasan bahwa biaya yang ditransfer dari divisi penjual ke divisi pembeli hanyalah
biaya yang terkendalikan oleh divisi penjual yang umumnya adalah biaya
variable. Metode ini biasa digunakan jika penjualan kepada pelanggan luar belum
dapat menyerap semua kapasitas yang dimiliki divisi penjual.
2. Harga transfer berdasar biaya standar
• Metode biaya penuh standar
Dasar penentuan harga transfer terdiri dari semua elemen biaya penuh standar
baik tetpa maupun variable. Metode ini biasa digunakan jika penjualan kepada
penggan luar dapat menyerap semua kapasitas yang dimiliki divisi penjual.
• Metode biaya standar variable
Dasar penentuan harga transfer terdiri dari biaya variabel standar divisi penjaul.
Metode ini biasa digunakan jika penjulan kepada pelanggan luar belum dapat
menyerap semua kapasitas yang dimiliki divisi penjual.
Sesuai dengan definisi dimana metode harag transfer berdasar biaya ditambah
laba, maka dengan adanya komponen biaya yang membentuk harga transfer yaitu biaya
sesungguhnya dan biaya standar, maka penerapan metode harga transfer berdasar biaya
atau metode biaya ditambah laba dapat digolongkan menjadi 4:
1. Metode biaya penuh sesungguhnya ditambah laba
2. Metode biaya variabel sesungguhnya ditambah laba
3. Metode biaya penuh standar ditambah laba
4. Metode biaya variabel standar ditambah laba

c. Menentukan harga Transfer berdasarkan harga pasar


Apabila transfer produk terjadi pada pasar persaingan sempurna, maka harga transfer
yang sesuai adalah harga pasar. Bagi unit penjual harga pasar merupakan penghasilan
yang seharusnya diterima jika menjual pada pihak luar dan dikorbankan karena menjual
pada divisi pembeli intern. Sedangkan bagi unit pembeli harga pasar merupakan biaya
yang seharusnya dikeluarkan jika produk tersebut dibeli dari luar. Dalam situasi
demikian, berbagai tindakan manajer divisional secraa simultan akan mengoptimalkan
laba divisional dan laba perusahaan. Lagipula tidak ada divisi yang memperoleh manfaat
di atas beban divisi lain. Bila demikian manajemen pusat mungkin tidak tertarik untuk
melakukan canpur tangan. Tetapi penentuan harga pasar mempunyai kendala-kendala
sebagai berikut:
1) Adanya penghematan biaya penjualan bagi unit penjual jika melakukan transaksi di
dalam perusahaan akan mendorong unit pembeli untuk menghendaki kenikmatan
yang sama dengan cara menuntut penurunan harga pasar.
2) Harga pasar berfluktuasi dengan cepat dan bervariasi sehingga sulit untuk
menentukan harga pasar sebagai patokan. Harga pasar seringkali dipengaruhi factor-
faktor ekonomi seperti keamanan, politik, budaya, atau emosional pelaku pasar.

d. Pengaruh outsourcing pada transfer pricing


Suatu strategi yang menekankan kerja sama dengan perusahaan lain dan sangat
relevan dengan kondisi lingkungan bisnis saat ini adalah strategi outsourcing. Strategi ini
menekankan pada upaya perusahaan untuk menyerahkan pelaksanaan aktivitas
pendukung atau non-core activities kepada pihak lain di luar perusahaan yang lebih ahli
di bidang itu. Dengan menerapkan strategi outsourcing, perusahaan tidak direpotkan oleh
aktivitas pendukung sehingga dapat memusatkan perhatiannya pada aktivitas inti atau
core activities yang menciptakan keunggulan bagi perusahaan dibanding pesaingnya.
Dengan spesialisasi, economies of scale dan kemampuan teknologi yang
dimilikinya, perusahaan lain dapat melakukan aktivitas tertentu dengan biaya yang lebih
rendah dan lebih berkualitas sehingga menguntungkan bagi perusahaan (Anderson dan
Weitz 1986; Williamson 1989; Chalos 1995 dalam Mintzberg dan Quinn (1996: 63)).
Doig et al. (2001) dengan tegas menyatakan bahwa outsourcing dapat menjadi cara yang
strategis untuk meningkatkan kinerja dan memaksimalkan nilai perusahaan. Outsourcing
bukanlah hal yang baru khususnya bagi akuntan manajemen. Sebagai penyedia informasi
akuntansi untuk pengambilan keputusan manajemen, akuntan melakukan analisis
differential cost untuk menentukan apakah sumber daya tertentu akan dibuat sendiri di
dalam perusahaan (make) atau dibeli dari perusahaan lain (buy). Konsep itu selama ini
dikenal dengan “make or buy decision”. Dengan perubahan lingkungan bisnis yang
menciptakan persaingan yang semakin ketat, pilihan untuk membuat atau membeli tidak
hanya didasarkan atas biaya atau cost semata tetapi juga didasarkan atas hal-hal strategis
yang memaksa perusahaan untuk melihat secara lebih cermat keluar perusahaan dan
sekaligus ke dalam perusahaan. Kualitas yang lebih baik karena kompetensi pemasok
yang lebih unggul dan teralihnya investasi perusahaan untuk core activities merupakan
pertimbangan strategis dalam memutuskan perolehan sumber daya saat ini. Outsourcing
di masa sekarang ini bukan hanya digunakan untuk meminimalisasi biaya. Hal ini
memungkinkan suatu organisasi atau perusahaan mencapai tujuan bisnis melalui
penerapan faktor- faktor seperti keunggulan operasional dan keunggulan di pasar.
Kekuatan outsourcing sebagai alat bisnis yang signifikan fleksibilitas unik dan
fleksibilitas tidak diragukan lagi. Alasan utama mengapa sebagian besar perusahaan
menggunakan strategi outsourcing adalah bahwa sumber daya mereka perlu lebih fokus
pada fungsi bisnis inti dan akibatnya fungsi non-inti perlu outsourcing.
Outsourcing adalah proses fundamental yang menyediakan perusahaan dengan kombinasi
yang tepat dari orang, proses dan teknologi untuk beroperasi secara efektif. Ini adalah
alasan yang paling penting bagi peningkatan jumlah perusahaan yang tertarik dalam. Ada
hal yang sangat menentukan dalam memilih perusahaan outsourcing, antara lain benefit
ataupun keuntungan yang diperoleh perusahaan yang berpengaruh terhadap cost
reduction atau pengurangan biaya operasional.

e. Menentukan harga transfer antar divisi yang beda negara


Perusahaan yang memiliki divisi-divisi terintegrasi menghadapi banyak masalah
dalam penentuan harga transfer karena divisi penjual menstransfer semua atau hampir
semua produknya pada divisi pembeli. Keadaan ini disebut penjualan eksklusif atau
mendekati eksklusif yang berarti bahwa divisi penjual tidak memiliki . tanggungjawab
yang berarti terhadap pemasaran praduknya. Dalam hal ini divisi penjual berfungsi
sebagai ceptive supplier yang mempunyai tanggungjawab utama untuk mengendalikan
biaya, kualitas, dan jadwal produksi.

Pada divisi terintegrasi, laba bukan merupakan prestasi manajer divisi penjual
karena pendapatan divisi penjual sangat dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran produk
akhir divisi pembeli. Untuk mengatasi masalah ini dapat dipilih salah satu dari kedua
macam alternatif sebagai berikut:

1. Divisi penjual diperlakukan sebagai pusat biaya. Alternatif ini dipilih dengan alasan
bahwa manajer divisi penjual hanya dapat mengendalikan masukan atau biaya
divisinya sehingga cocok diperlakukan sebagai pusat biaya.
2. Divisi penjual dipertahankan sebagai pusat laba Jika alternatif ini dipilih maka timbul
masalah dalam menentukan harga transfer. Dalam hal ini dapat dipilih salah satu dari
beberapa metode penentuan harga transfer berikut ini:
a. Berdasar negosiasi antar divisi.
b. Berdasar metode dus-langkah atau metode beban tetap bulanan.
c. Berdasar metode pembagian laba.
d. Berdasar metode dua peringkat harga.

BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi


manajemen dan merupakan suatu sistem dalam akuntansi yang dihubungkan dan
disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban. Konsep ini memusatkan perhatian
pada penyajian informasi untuk keperluan internal perusahaan dan sekaligus melihat
seberapa baik manajer pusat pertanggungjawaban mengendalikan pekerjaan yang
langsung dibawah pengawasannya dan yang merupakan tanggung jawabnya. Munculnya
tanggung jawab merupakan akibat dari pelimpahan wewenang, di mana orang yang
menerima wewenang mempunyai suatu kewajiban untuk melaksanakan serangkaian
tindakan sesuai dengan batas wewenang yang diberikan, kemudian
mempertanggungjawabkan kepada atasan yang memberikan wewenang tersebut.
Akuntansi pertanggungjawaban dititikberatkan pada pertanggungjawaban biaya.
Setiap biaya dari tiap-tiap unit organisasi harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan anggaran yang ditetapkan oleh masingmasing unit tersebut. Dengan
membandingkan realisasi biaya dengan anggaran biaya dapat dilakukan penilaian atas
pusat-pusat biaya dalam perusahaan.
Penerapan akuntansi pertanggungjawaban tidaklah semata-mata hanya untuk
menemukan di mana biaya tersebut menyimpang, besarnya penyimpangan biaya yang
terjadi dan siapa yang bertanggung jawab atas keadaan itu. Pada dasarnya yang paling
utama adalah untuk menginformasikan kepada manajer bagaimana dia telah melakukan
kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Melalui informasi tersebut
diharapkan para manajer termotivasi untuk bekerja lebih efisien dan efektif serta
melakukan tindakan-tindakan koreksi jika diperlukan. Kemampuan para manajer untuk
mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam rangka memperoleh laba
usaha dalam jangka pendek dan jangka panjang dinamakan kinerja atau kinerja manajer.
Pengukuran hasil kinerja para manajer perusahaan itulah yang disebut dengan penilaian
kinerja.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10855250/Strategi_Penetapan_Harga

Anda mungkin juga menyukai