Disusun Oleh :
Kelompok 7 C9 Manajemen :
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS WARMADEWA
PENDAHULUAN
Pengendalian perusahaan tidak lagi dapat dilakukan hanya berdasarkan intuisi atau
pengalaman saja, namun pengetahuan menjadi faktor penting lain yang perlu dipadukan.
Maka dalam kondisi resesi seperti yang kita hadapi saat ini, tugas manajemen dalam
mengendalikan perusahaan menjadi lebih berat lagi.
Untuk mencapai tujuan perusahaan, dibutuhkan koordinasi yang baik dari semua fungsi
manajemen.
Pada dasarnya semua fungsi tersebut sama pentingnya sebagai suatu sistem,
namun pemasaran merupakan fungsi yang mempunyai intensitas hubungan paling besar
dengan lingkungan eksternal, padahal justru dalam lingkungan itulah perusahaan mempunyai
keterbatasan yang paling besar dalam pengendaliannya. Maka seringkali dikatakan bahwa
pemasaran merupakan urat nadi perusahaan, dalam arti sangat kritis kedudukannya dalam
menentukan kelangsungan hidup perusahaan, dan berperan penting dalam pengembangan
strategi.
Strategi pemasaran sendiri dapat dibahas secara lebih rinci dikaitkan dengan
berbagai unsur, seperti dalam kaitannya dengan kepuasan pelanggan, dengan pasar, dengan
bauran pemasaran, dengan siklus, hidup produk, ataupun dengan pemasaran internasional.
Tulisan ini akan membahas secara spesifik konteks strategi pemasaran dalam kaitannya
dengan penetapan harga (pricing strategy), dengan menekankan pada salah satu model
penetapan harga. Selama periode di mana pertumbuhan ekonomi dan pendapatan meningkat,
faktor non-harga sempat menjadi kunci keberhasilan penjualan. Namun dalam tahun-tahun
terakhir, seiring dengan perubahan makro ekonomi yang mengakibatkan inflasi,
pertumbuhan penduduk yang semakin lambat, dan semakin maraknya kompetisi, maka faktor
harga menjadi salah satu problem utama yang harus dihadapi para marketer.
PEMBAHASAN
Menurut Warindrani (2006:107) bahwa “suatu pusat laba (divisi) yang memperoleh laba
tinggi belum berarti mempunyai kinerja yang baik karena laba yang dihasilkan harus
dihubungkan dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut yaitu dengan
menggunakan kembalian investasi (ROI) dan residual income (RI)”. Kembalian investasi (return
on invesment atau disingkat ROI) merupakan perbandingan laba dengan investasi yang
digunakan untuk menghasilkan laba, sedangkan residual income dihitung dengan mengurangi
laba yang diperoleh pusat laba dengan beban modal (capital charge).
Adapun rumus untuk menghitung return on invesment dan residual income sebagaimana
yang dikemukakan oleh Warindrani (2006:107) adalah sebagai
berikut:
Laba operasi
ROI = X100%
Aktiva operasi rata-rata
Laba residu adalah selisih antara laba operasi dan pengembalian minimal yang
disyaratkan oleh aktiva operasi perusahaan.
Penjualan
Perputaran =
Rata-rata aktiva operasi
Transfer pricing adalah suatu kebijakan perusahaan dalam menentukan harga transfer suatu
transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, atau pun transaksi finansial yang dilakukan
oleh perusahaan. Terdapat dua kelompok transaksi dalam transfer pricing, yaitu intra-company
dan inter-company transfer pricing. Intra-company transfer pricing merupakan transfer pricing
antardivisi dalam satu perusahaan. Sedangkan intercompany transfer pricing merupakan transfer
pricing antara dua perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksinya sendiri bisa
dilakukan dalam satu negara (domestic transfer pricing), maupun dengan negara yang berbeda
(international transfer pricing).
Pada divisi terintegrasi, laba bukan merupakan prestasi manajer divisi penjual
karena pendapatan divisi penjual sangat dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran produk
akhir divisi pembeli. Untuk mengatasi masalah ini dapat dipilih salah satu dari kedua
macam alternatif sebagai berikut:
1. Divisi penjual diperlakukan sebagai pusat biaya. Alternatif ini dipilih dengan alasan
bahwa manajer divisi penjual hanya dapat mengendalikan masukan atau biaya
divisinya sehingga cocok diperlakukan sebagai pusat biaya.
2. Divisi penjual dipertahankan sebagai pusat laba Jika alternatif ini dipilih maka timbul
masalah dalam menentukan harga transfer. Dalam hal ini dapat dipilih salah satu dari
beberapa metode penentuan harga transfer berikut ini:
a. Berdasar negosiasi antar divisi.
b. Berdasar metode dus-langkah atau metode beban tetap bulanan.
c. Berdasar metode pembagian laba.
d. Berdasar metode dua peringkat harga.
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10855250/Strategi_Penetapan_Harga