Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH STRATEGI PEMASARAN

PRICING STRATEGIES (STRATEGI PENETAPAN HARGA)


Dosen Pengampu: Dr. Drs. Rohmat Dwi Jatmiko, M.M.

Disusun Oleh Kelompok 7 :

Rimayatul Ma’ayisy Ihsany 202010160311098


Putri Agiel Rahmadhani 202010160311102

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan juga
karunia nya lah, kami masih bisa menyelesaikan tugas kami dengan mata kuliah Strategi
pemasaran ini terkait dengan Pricing Strategies. Terima kasih sebersar-besarnya kami ucapkan
kepada dosen pengampu dan berbagai pihak yang turut membantu baik langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini
masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah untuk tugas selanjutnya.

Malang, 21 Maret 2023

(penyusun kelompok 7)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Strategi penetapan harga adalah suatu proses yang harus dilakukan oleh perusahaan
untuk memberi nilai suatu produk atau jasa dengan mengkalkulasikan terlebih dahulu segala
macam biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh keuntungan serta mempertimbangkan
factor yang mempengaruhi permintaan selain harga. Harga adalah suatu nilai tukar uang atau
barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau
kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Istilah harga digunakan untuk
memberikan nilai finansial pada suatu produk barang atau jasa.
Pengendalian perusahaan tidak lagi dapat dilakukan hanya berdasarkan intuisi atau
pengalaman saja, namun pengetahuan menjadi faktor penting lain yang perlu dipadukan.
Maka dalam kondisi resesi seperti yang kita hadapi saat ini, tugas manajemen dalam
mengendalikan perusahaan menjadi lebih berat lagi. Untuk mencapai tujuan perusahaan,
dibutuhkan koordinasi yang baik dari semua fungsi manajemen.
Pada dasarnya semua fungsi tersebut sama pentingnya sebagai suatu sistem, namun
pemasaran merupakan fungsi yang mempunyai intensitas hubungan paling besar dengan
lingkungan eksternal, padahal justru dalam lingkungan itulah perusahaan mempunyai
keterbatasan yang paling besar dalam pengendaliannya. Maka seringkali dikatakan bahwa
pemasaran merupakan urat nadi perusahaan, dalam arti sangat kritis kedudukannya dalam
menentukan kelangsungan hidup perusahaan, dan berperan penting dalam pengembangan
strategi.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan strategi penetapan harga dan ruang lingkupnya ?
2. Bagaimana konsep dalam menetapan harga ?
3. Bagimana srategi penetapan harga ?
4. Bagaimana proses atau langkah langkah dalam menetapkan harga ?
5. Bagaimana pemotongan harga dan kenaikan harga ?

1.3 Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah strategi pemasaran
2. Memahami lebih lanjut mengenai strategi penetapan harga
3. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam penetapan harga
BAB II
PEMBAHASAN

Definisi harga dan penetapan harga

Harga mengandung pengertian,


suatu nilai tukar dari produk
barang atau pun
jasa yang umumnya
dinyatakan dalam satuan
moneter (Rupiah, Dollar,
Yen dll).
Dalam dunia bisnis harga
mempunyai banyak nama,
sebagai contoh dalam dunia
perdagangan produk disebut
harga, dalam dunia perbankan
disebut bunga, atau dalam
bisnis jasa akuntansi, konsultan
disebut fee, biaya transportasi
taxi, telepon disebut
tariff sedangkan dalam dunia
asuransi disebut premi.
Harga mengandung pengertian,
suatu nilai tukar dari produk
barang atau pun
jasa yang umumnya
dinyatakan dalam satuan
moneter (Rupiah, Dollar,
Yen dll).
Dalam dunia bisnis harga
mempunyai banyak nama,
sebagai contoh dalam dunia
perdagangan produk disebut
harga, dalam dunia perbankan
disebut bunga, atau dalam
bisnis jasa akuntansi, konsultan
disebut fee, biaya transportasi
taxi, telepon disebut
tariff sedangkan dalam dunia
asuransi disebut premi.
Harga mengandung pengertian,
suatu nilai tukar dari produk
barang atau pun
jasa yang umumnya
dinyatakan dalam satuan
moneter (Rupiah, Dollar,
Yen dll).
Dalam dunia bisnis harga
mempunyai banyak nama,
sebagai contoh dalam dunia
perdagangan produk disebut
harga, dalam dunia perbankan
disebut bunga, atau dalam
bisnis jasa akuntansi, konsultan
disebut fee, biaya transportasi
taxi, telepon disebut
tariff sedangkan dalam dunia
asuransi disebut premi
Harga mengandung pengertian, suatu nilai tukar dari produk barang atau pun jasa yang
umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll). Dalam dunia bisnis
harga mempunyai banyak nama, sebagai contoh dalam dunia perdagangan produk disebut
harga, dalam dunia perbankan disebut bunga, atau dalam bisnis jasa akuntansi, konsultan
disebut fee, biaya transportasi taxi, telepon disebut tariff sedangkan dalam dunia asuransi
disebut premi.
Menurut Kotler (2001:439) Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu
produk atau jasa, atau jumlah dari nilai tukar konsumen atas manfaat-manfaat karena
memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Monroe (1990) menyatakan bahwa
harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh
produk atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bagi konsumen dalam
mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak.
Sedangkan penetapan harga adalah suatu proses untuk menentukan seberapa besar
pendapatan yang akan diperoleh atau diterima oleh perusahan dari produk atau jasa yang di
hasilkan. Penetapan harga telah memiliki fungsi yang sangat luas di dalam program
pemasaran. Menetapkan harga berarti bagaimana mempertautkan produk kita dengan
aspirasi sasaran pasar, yang berarti pula harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan
harapan konsumen. Dalam penetapan harga, produsen harus memahami secara mendalam
besaran sensitifitas konsumen terhadap harga. Menurut Roberto pada buku Applied
Marketing Research, bahwa dari hasil penelitian menyebutkan isu utama yang berkaitan
dengan sensitifitas harga yaitu; elasitas harga dan ekspektasi harga.
Menetapkan harga bisa menjadi salah satu keputusan tersulit dalam pemasaran. Harga
terlalu tinggi dan pelanggan mungkin tidak membeli, harga terlalu rendah dan organisasi
mungkin tidak mencapai tingkat keuntungan yang diperlukan untuk melanjutkan
perdagangan atau berinvestasi di masa depan.

Konsep penetapan harga


Strategi penetapan harga perusahaan harus sejalan dengan strategi inti unit bisnis. Strategi
diferensiasi, misalnya, mengimplikasikan strategi harga premium; strategi kepemimpinan
biaya biasanya berarti harga rendah. Oleh karena itu, strategi inti menentukan tujuan
penetapan harga, dan tujuan penetapan harga bersama dengan pelanggan, biaya, pesaing, dan
aspek hukum dan etika menetapkan kerangka kerja untuk strategi penetapan harga. Ada
beberapa konsep penting yang dapat membentuk strategi penetapan harga:
1. Peta nilai
Di sebagian besar pasar, dan untuk sebagian besar kategori produk, pelanggan
berbelanja lebih dari harga terendah; sepenuhnya menyadari pelanggan akan
dengan sengaja membayar lebih untuk mendapatkan lebih banyak, tetapi pelanggan
yang terinformasi tidak akan membayar lebih untuk mendapatkan yang sama, atau
membayar sama (atau lebih) untuk mendapatkan lebih sedikit. Misalnya, di sektor
otomotif, pelanggan yang membeli BMW tahu bahwa mereka dapat membayar
lebih sedikit untuk mendapatkan Toyota atau membayar lebih untuk mendapatkan
Porsche—atau bahkan membayar lebih untuk mendapatkan Ferrari. Itu adalah
pertukaran yang rasional, dan pelanggan BMW telah memilih preferensi mereka.
dapat digunakan untuk menetapkan strategi penetapan harga dan berguna untuk
menggambarkan perbedaan antar strategi:
 Produk A diposisikan sebagai merek premium di pasar—ia menawarkan
kualitas tertinggi (diferensiasi) dengan harga tertinggi
 Produk C adalah pemimpin harga—ia menawarkan kualitas/kinerja paling
rendah tetapi menawarkannya dengan harga terendah;
 Strategi Produk B menawarkan "ekonomi" pelanggan yang unggul, kadang-
kadang disebut penetapan harga "nilai"—penawaran ini berada di sebelah
tenggara perbatasan dan harus menarik bagi segmen pasar yang besar karena
mendorong batas nilai ke arah kanan (menawarkan lebih banyak
kualitas/kinerja dengan harga yang sama atau kualitas/kinerja yang sama
dengan harga lebih rendah).
 Posisi Produk D tidak menguntungkan; ia menawarkan nilai pelanggan
rendah dan ada alternatif di sepanjang batas nilai yang mendominasi.

2. Harga Skimming versus strategi penetrasi


implikasi pada operasi dan pencapaian skala dan harus didorong oleh
pertimbangan yang cermat. Dengan strategi skimming, perusahaan menetapkan harga
yang tinggi untuk “mengambil” keuntungan dari pelanggan dengan sensitivitas harga
yang rendah dan kebutuhan yang tinggi akan produk baru dan kelebihannya yang
belum terpenuhi. Setelah segmen pasar tersebut dilayani, harga biasanya diturunkan
sehingga segmen dengan kemauan membayar yang lebih rendah dapat membeli
produk tersebut.
Strategi penetapan harga penetrasi, di sisi lain, bertujuan untuk mendapatkan
pangsa pasar yang besar dengan cepat dengan harga yang relatif rendah. Ini
digunakan ketika skala ekonomi dan efek kurva pengalaman tersedia, ketika
sejumlah besar pelanggan sensitif terhadap harga, ketika risiko peniruan atau
substitusi tinggi, ketika pesaing menghadapi hambatan masuk yang rendah, dan
ketika perusahaan kuat secara finansial (karena, dengan harga penetrasi, margin
kontribusi lebih rendah dan, karenanya, volume impas tinggi). Strategi penetrasi pada
dasarnya menetapkan harga yang tidak menarik persaingan dan menetapkan tujuan
produksi yang mencapai manfaat biaya volume dengan cepat (yang selanjutnya
menghalangi pesaing), dan mensyaratkan subsidi pada tahap perkenalan ketika biaya
masih tinggi—untuk mendapatkan kehadiran pasar dan keuntungan jangka panjang
dari skala.
3. Harga pisau cukur
ide penetapan harga yang dapat menjadi kuat di industri tertentu dan untuk
produk tertentu adalah "pisau cukur" atau TABEL strategi Skimming versus
Penetrasi Peluncuran penetapan harga "pisau cukur", terkadang disebut "pemasaran
gratisan". Ekonom menyebutnya sebagai “subsidi silang;” diskon atau "freebie"
disubsidi oleh margin persediaan yang dibutuhkan. Secara tradisional, sejak King
Gillette, penemu pisau cukur pengaman, produsen telah mendiskon atau memberikan
pisau cukur (pegangan) dengan harapan bahwa pegangan tersebut akan mengarah
pada penjualan pisau dengan margin penuh di masa depan, berlimpah, dan
menguntungkan.
Beberapa strategi kontemporer adalah variasi dari model penetapan harga pisau
cukur dasar. Misalnya, Skype memberikan perangkat lunak dan layanan telepon
Voice-over-Internet-Protocol (atau VoIP), mengantisipasi bahwa cukup banyak
pelanggan yang akan meningkatkan ke versi premiumnya yang berbayar untuk
menciptakan keuntungan keseluruhan, tetapi tidak ada persyaratan bahwa setiap
pelanggan tingkatkan ke menggunakan dan mengambil nilai penuh dari produk
dasarnya.

4. Promosi harga versus pembangunan merek


Promosi berbasis harga memang memiliki efek langsung dan seringkali
dramatis pada perilaku pelanggan—barang bergerak dari rak dengan diskon—tetapi
itu adalah efek jangka pendek. Sayangnya, efek jangka pendek tersebut menjadi lebih
menarik karena sistem insentif dan evaluasi di mana banyak manajer produk bekerja,
yang sering dikaitkan dengan triwulanan atau penjualan tahunan daripada
membangun merek jangka panjang. Promosi berbasis harga memiliki biaya jangka
pendek tertentu yang jelas: kehilangan pendapatan dan margin, dan peningkatan
penjualan dari promosi berbasis harga lebih berumur pendek daripada investasi
lainnya. Promosi berbasis harga bahkan dapat berdampak negatif pada penjualan
dalam jangka panjang. Alasan untuk efek jangka panjang dan berpotensi berbahaya
dari promosi berbasis harga pada penjualan dan merek termasuk.
 Hubungan harga kualitas Pelanggan sering menggunakan harga sebagai
tanda kualitas, jadi mendiskontokan produk akan menurunkan persepsi mereka
terhadap harga produk dan, oleh karena itu, kualitasnya;
 Kebencian. Pelanggan datang untuk mengharapkan penurunan harga dan
mungkin membenci "kenaikan harga" karena apa yang diyakini pabrikan
sebagai harga "biasa"
 Mempercepat/menunggu. Pelanggan belajar untuk membeli terlebih dahulu
ketika suatu produk sedang diskon dan menunggu ketika tidak. Artinya,
mereka mengalihkan pembelian sepanjang waktu untuk memanfaatkan promosi
berbasis harga.

5. Harga premium/prestise
Harga prestise adalah tentang memahami kapan dan bagaimana konsumen
menggunakan harga sebagai isyarat untuk kualitas, kelangkaan, dan prestise, dan
kemudian menggunakan harga bersama dengan elemen lain dari bauran pemasaran
untuk mencapai posisi premium tersebut.

Strategi penetapan harga


Strategi penetapan harga adalah tahapan dimana perusahaan mengklasifikasikan dan
menggolongkan produk atau jasa yang dihasilkannya merupakan ‘produk baru’ yang belum
memiliki konsumen loyal/tetap atau ‘produk yang telah beredar’ yang telah memiliki pangsa
pasar tersendiri.
Harga merupakan elemen penting dalam strategi pemasaran dan harus senantiasa dilihat
dalam hubungannya dengan strategi pemasaran. Harga berinteraksi dengan seluruh elemen
lainnya dalam bauran pemasaran untuk menentukan efektivitas dari setiap elemen dan
keseluruhan elemen. Tujuan yang menuntun strategi penetapan harga haruslah merupakan bagian
dari tujuan yang menuntun strategi pemasaran secara keseluruhan. Oleh karena itu tidaklah benar
bila harga dipandang sebagai elemen yang mandiri dari bauran pemasaran, karena harga itu
sendiri adalah elemen sentral dalam bauran pemasaran.
Strategi penetapan harga ini juga berhubungan dengan siklus kehidupan produk (Product Life
Cycle) dimana suatu produk memiliki empat tahapan utama yakni, Perkenalan, Pertumbuhan,
Kematangan dan Penurunan. Secara khusus strategi penetapan harga ini terdiri dari ;
1. Produk baru Dalam menetapkan strategi penetapan harga yang efektif untuk produk baru
atau tahap perkenalan ini terdapat 2 (dua) alternatif strategi penetapan harga, yaitu
a. Harga Mengapung (Skimming Price)
Memberikan harga tinggi untuk menutup biaya dan menghasilkan labamaksimum
(perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya berbeda dengan produk
sejenis yang lain.) Pendekatan skimming sangat efektif jika terdapat diferensiasi
harga pada segmen tertentu dan pesaing relatif sedikit. Skimming juga dapat
dimanfaatkan untuk membatasi permintaan sampai perusahaan merasa siap untuk
melakukan produksi masal.
b. Harga Penetrasi
Memberikan harga rendah untuk menciptakan pangsa pasar dan permintaan, strategi
ini dapat diterapankan pada situasi pasar tidak terfragmentasi ke dalam segmen yang
berbeda, serta produk tersebut tidak mempunyai nilai simbolis yang tinggi.
Pendekatan ini juga efektif terhadap sasaran pasar yang sensitif harga.
2. Produk Yang Telah Beredar
Strategi penetapan harga untuk produk yang telah beredar ini tentunya tidak terlepas dari
posisi produk atau jasa tersebut dari siklus kehidupan produk, dalam hal ini tahapan
siklusnya berada pada 3 (tiga) tingkatan berikutnya setelah perkenalan yakni;
a. Tahap Pertumbuhan
Pada tahap pertumbuhan ini ditandai dengan penjualan meningkat disertai munculnya
pesaing. Pada awalnya terjadi pertumbuhan yang cepat, strategi yang diterapkan
adalah tetap mempertahankan harga produk/pasar.
b. Tahap Kematangan
Pada tahap kematangan, fleksibilitas harga merupakan kunci efektivitas strategi
penetapan harga. Pada tahapan ini perusahaan harus benarbenar responsif terhadap
situasi pasar, konsumen maupun pesaing.
c. Tahap Penurunan
Tahap penurunan produk atau jasa ditandai dengan menurunnya jumlah permintaan
secara terus-menerus, sebagai tahap terakhir daur hidup produk terdapat dua alternatif
langkah utama yang dapat dipilih.
Dari semua elemen bauran pemasaran, harga adalah satu-satunya (dan satu-satunya) yang
menghasilkan pendapatan. Harga biasanya merupakan elemen campuran yang paling mudah
untuk diatur dan disesuaikan dan merupakan tindakan kompetitif yang paling mudah untuk
dilakukan meniru. Perubahan harga memiliki dampak yang lebih kuat pada laba daripada
peningkatan pendapatan atau pengurangan harga pokok penjualan. Berikut adalah empat langkah
yang sangat penting untuk mengembangkan strategi dan taktik penetapan harga secara efektif :
1. Tentukan tujuan harga
2. Menganalisis elemen kunci dari situasi penetapan harga
3. Tentukan strategi penetapan harga
4. Tetapkan harga dan taktik penetapan harga

Faktor Pengaruh Penetapan Harga


Cara yang umumnya dilakukan dalam analisis situasional antara lain adalah analisis produk,
analisis pasar, analisis pelanggan, dan analisis lingkungan. Semua faktor ini diperkirakan dapat
mempengaruhi atau menjadi kendala dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Adapun faktor
situasional yang dianalisa dalam model penetapan harga ini adalah :
a. Strategi Perusahaan dan Strategi Pemasaran
Pertanyaan yang mendasar dari strategi perusahaan adalah : ” Bagaimana kita akan
bersaing dalam industri ini?” Jadi strategi perusahaan terutama memperhatikan
pendistribusian sumber daya yang ada pada daerah-daerah fungsional dan pasar produk
dalam upaya untuk memperoleh sustainable advantage terhadap kompetitornya. Porter
(1980) mengemukakan tiga strategi generik, yaitu diferensiasi, fokus, dan kepemimpinan
harga. Strategi pemasaran, yang termasuk dalam strategi fungsional, umumnya lebih
terinci dan mempunyai jangka waktu yang lebih pendek dibandingkan strategi
perusahaan.
b. Karakteristik Pasar Sasaran Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar menjadi
kelompok-kelompok pelanggan yang berbeda, sedangkan proses memutuskan pasar mana
yang akan dituju disebut target marketing yang menghasilkan target market (pasar
sasaran). Pemahaman terhadap pasar sasaran dibutuhkan untuk mengetahui variabel apa
saja yang mempengaruhi keinginan pelanggan dan menetukan keputusan membelinya.
c. Karakteristik Produk Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen
untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk dapat
didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil
produksinya. Secara lebih terinci konsep produk total meliputi barang, kemasan, mereka,
label, pelayanan, dan jaminan, yang mempunyai tujuan akhir untuk mencapai kepuasan
pelanggan.
d. Karakteristik kompetitor
Menurut Porter (1985, h. 4), ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh dalam
persaingan suatu industri, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk
substitusi, pemasok, pelanggan, dan ancaman pendatang baru.

Proses atau Langkah-langkah dalam menetapkan harga


a. Tujuan penetapan harga
Dalam teori elektronik klasik, setiap perusahaan selalu berorientasi pada seberapa besar
keuntungan yang akan diperoleh dari suatu produk atau jasa yang dimilikinya, sehingga
tujuan penetapan harganya hanya berdasarkan pada tingkat keuntungan dan perolehan
yang akan dierimanya.
b. Estimasi permintaan dan elastisitas harga
Setiap peruahaan perlu memahami sifat paar dan permintaan yang dihadapinya, apakah
termasuk paar persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, atau monopoli.
Permintaan menentukan batas atas dari rentang harga yang dimungkinkan bagi suatu
produk. Permintaan akan menurun drastis bila harga terlalu tinggi. Biasanya terjadi
hubungan yang terbalik antara harga dan jumlah permintaan, sehingga kurva permintaan
bersifat negatif atau slope menurun.
c. Biaya dan Hubungannya dengan Volume Penjualan
Biaya menentukan batas bawahnya. Biaya merupakan faktor yang menentukan harga
minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Harga suatu
produk haruslah menutupi biaya untuk produksi dan pemasaran barang tersebut, paling
tidak untuk jangka panjang, sebagaimana halnya pendapatan yang layak dterima oleh
perusahaan atas investasi yang telah dilakukan.
d. Metode Penetapan Harga
Setelah perusahaan menentukan dan menetapkan tujuan yang akan dicapai, maka langkah
atau tahapan selanjutnya adalah menentukan metode penetapan harga. Secara umum
metode penetapan harga terdiri dari 4 macam pendekatan, yakni ;
 Metode penetapan harga
Setelah perusahaan menentukan dan menetapkan tujuan yang akan dicapai, maka
langkah atau tahapan selanjutnya adalah menentukan metode penetapan harga.
Secara umum metode penetapan harga terdiri dari 4 macam pendekatan, yakni ;

a) Penetapan hara berdasarkan biaya


 Penetapan harga biaya plus
Didalam metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan
menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah
tertentu untuk menutupi laba yang dikehendaki pada unit tersebut
(margin).
Rumus : biaya total + margin = harga jual
 Penetapan harga mark-up
Untuk metode Mark-up ini, harga jual per unit ditentukan dengan
menghitung harga pokok pembelian per unit ditambah ( mark-up )
jumlah tertentu.
Rumus ; Harga Beli + Mark-Up = Harga Jual
 Penetapan Harga BEP ( Break Even Point )
Metode pentapan harga berdasarkan keseimbangan antara jumlah
total biaya keseluruhan dengan jumlah total penerimaan
keseluruhan.
Rumus ; BEP => Total Biaya = Total Penerimaan
b) Penetapan Harga berdasarkan Harga Pesaing/Kompetitor
Penetapan harga dilakukan dengan menggunakan harga kompetitor
sebagai referensi, dimana dalam pelaksanaannya lebih cocok untuk produk
yang standar dengan kondisi pasar oligopoli.
c) Penetapan Harga Berdasarkan Permintaan
Proses penetapan harga yang didasari persepsi konsumen terhadap
value/nilai yang diterima (price value), sensitivitas harga dan perceived
quality. Untuk mengetahui value dari harga terhadap kualitas, maka
analisa Price Sensitivity Meter (PSM) merupakan salah satu bentuk yang
dapat digunakan. Pada analisa ini konsumen diminta untuk memberikan
pernyataan dimana konsumen merasa harga murah, terlalu murah, terasa
mahal dan terlalu mahal dan dikaitkan dengan kualitas yang diterima.
d) Penyesuaian Struktur Harga dengan Kondisi Pasar
Apabila taraf harga telah ditetapkan berdasarkan semua pertimbangan di
atas, untuk selanjutnya dapat terjadi fleksibilitas harga, di mana struktur
harga divariasikan sesuai dengan permintaan dan biaya berdasarkan
wilayah, segmen pasar, dan lainlain. Penyesuaian khusus terhadap harga
dpt dilakukan dalam bentuk diskon, allowance, dan penyesuaian geografis.

Memulai pemotongan harga dan kenaikan harga


Pemotongan harga (diskon)
Potongan harga merupakan salah satu strategi bisnis yang diterapkan oleh para pelaku
bisnis. Strategi potongan harga diberlakukan dengan tujuan utama perputaran uang perusahaan
tetap terjaga. Perputaran uang yang dinamis, perusahaan dapat membiayai biaya operasional dan
biaya tenaga kerja.
Transaksi perdagangan selalu melibatkan dua pihak yaitu pihak pembeli sebagai pihak
penerima barang dan penjual sebagai pihak yang menyerahkan barang. Sebelum transaksi terjadi
kedua belah pihak harus mencapai kesepakatan mengenai harga dari barang-barang yang
diperjual belikan beserta syarat-syarat lainnya, termasuk di dalamnya mengenai Diskon. Diskon
merupakan salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk menarik minat pembeli untuk
melakukan transaksi pembelian.
Simamora (2010:154) mengemukakan bahwa “potongan harga adalah potongan tunai
yang ditawarkan kepada para pelanggan yang membeli barang-barang dagangan secara kredit”.
Menurut Ismaya (2005:252): “potongan harga adalah potongan terhadap harga penjualan yang
telah disetujui apabila pembayaran dilakukan dalam jangka waktu yang lebih cepat dari jangka
waktu kredit, potongan harga adalah potongan tunai dipandang dari sudut penjual.”
Penjualan yang tercantum dalam laba rugi pada dasarnya adalah penjualan kotor sebelum
dikurangi potongan penjualan. Setelah dikurangi dengan retur penjualan serta potongan
penjualan maka didapatkan nilai penjualan yang sebenarnya atau dalam hal ini adalah penjualan
bersih. Penjualan bersih inilah yang akan diakui sebagai pendapatan yang akan mempengaruhi
besar kecilnya penghasilan perusahaan.
Mengelola perubahan harga
Sejauh ini, diskusi kita terkonsentrasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
penetapan harga tetapi, dalam dunia yang sangat kompetitif, manajer perlu mengetahui kapan
dan bagaimana menaikkan atau menurunkan harga, dan apakah akan bereaksi atau tidak terhadap
pergerakan harga pesaing. Pertama, kita akan membahas tentang memulai perubahan harga
sebelum menganalisis bagaimana bereaksi terhadap perubahan harga pesaing.
Tiga masalah utama yang terkait dengan perubahan harga awal adalah: keadaan yang dapat
menyebabkan perusahaan menaikkan atau menurunkan harga, taktik yang dapat digunakan, dan
memperkirakan reaksi pesaing.
mengilustrasikan poin-poin utama yang relevan dengan masing- masing pertimbangan ini.
Keadaan
Perusahaan yang tidak dapat memenuhi permintaan yang diciptakan oleh pelanggannya dapat
memilih untuk menaikkan harga dalam upaya untuk menyeimbangkan permintaan dan
penawaran. Ini bisa menjadi opsi yang menarik karena margin keuntungan secara otomatis
melebar. Keadaan terakhir ketika perusahaan dapat memutuskan untuk menaikkan harga adalah
ketika memulai tujuan panen. Harga dinaikkan untuk meningkatkan margin meskipun penjualan
mungkin turun.
Dengan cara yang sama, pemotongan harga dapat dipicu oleh penemuan bahwa harga tinggi
dibandingkan dengan nilai yang diberikan pelanggan pada suatu produk, oleh jatuhnya biaya dan
oleh kelebihan pasokan yang menyebabkan kelebihan kapasitas. Keadaan lebih lanjut yang dapat
menyebabkan penurunan harga adalah penerapan tujuan pembangunan. Ketika pelanggan
dianggap sensitif terhadap harga, pemotongan harga dapat digunakan untuk membangun
penjualan dan pangsa pasar, meskipun hal itu melibatkan risiko memicu perang harga.
Taktik
Ada banyak cara di mana kenaikan dan pemotongan harga dapat diterapkan. Yang paling
langsung adalah 'lonjakan harga', atau penurunan, yang menaikkan atau menurunkan harga
dengan jumlah penuh sekaligus. Lonjakan harga menghindari rasa sakit yang berkepanjangan
dari kenaikan harga dalam jangka waktu yang lama, tetapi dapat meningkatkan visibilitas
kenaikan harga kepada pelanggan Taktik lain yang efektif menaikkan harga adalahunbundling
harga. Banyak penawaran produk sebenarnya terdiri dari sekumpulan produk yang harga
keseluruhannya ditetapkan (misalnya, perangkat keras dan perangkat lunak komputer,
penerbangan maskapai, dll.). Pemisahan harga memungkinkan setiap elemen dalam penawaran
diberi harga secara terpisah sedemikian rupa sehingga harga total dinaikkan. Varian dari proses
ini adalah membebankan biaya untuk layanan yang sebelumnya termasuk dalam harga produk.
Perusahaan-perusahaan yang mempertimbangkan pemotongan harga memiliki tiga pilihan selain
penurunan harga langsung.
1. Sebuah perusahaan yang mempertahankan merek dengan harga premium yang
diserang dari potongan harga pesaing dapat memilih untuk mempertahankan harganya sambil
memperkenalkan merek petarung. Merek mapan mempertahankan posisi harga premiumnya
sementara merek petarung bersaing dengan saingannya untuk mendapatkan pelanggan yang
sensitif terhadap harga.
2. Dimana sejumlah produk dan jasa yang cenderung dibeli bersama diberi harga
secara terpisah, bundling harga dapat digunakan untuk menurunkan harga secara efektif.
Misalnya, televisi dapat ditawarkan dengan 'garansi perbaikan tiga tahun gratis' atau mobil yang
ditawarkan dengan 'layanan gratis selama dua tahun'.
3. Terakhir, ketentuan diskon dapat dibuat lebih menarik dengan meningkatkan
persentase atau menurunkan tingkat kualifikasi.
Bereaksi terhadap perubahan harga pesaing
Perusahaan perlu menganalisis reaksi yang tepat ketika pesaing mereka melakukan perubahan
harga. Tiga masalah relevan di sini:
1. Kapan harus Mengikuti
Mengikuti kenaikan harga juga lebih mungkin terjadi ketika pelanggan relatif tidak sensitif
terhadap harga, yang berarti pengikut tidak akan mendapatkan banyak keuntungan dengan
menolak kenaikan harga. Jika citra merek konsisten dengan harga tinggi, perusahaan cenderung
mengikuti kenaikan harga pesaing karena hal itu akan konsisten dengan strategi pemosisian
merek. Terakhir, kenaikan harga lebih mungkin diikuti ketika perusahaan mengejar tujuan panen
atau pertahankan karena, dalam kedua kasus tersebut, penekanannya lebih pada margin laba
daripada keuntungan penjualan/pangsa pasar.
Ketika mereka distimulasi oleh penurunan biaya secara umum atau kelebihan pasokan, potongan
harga kemungkinan besar akan diikuti. Penurunan biaya memungkinkan semua perusahaan
untuk memotong harga sambil mempertahankan margin, dan kelebihan pasokan berarti bahwa
perusahaan tidak mungkin membiarkan saingannya memperoleh keuntungan penjualan atas
biayanya. Pemotongan harga juga akan diikuti di pasar yang sensitif terhadap harga karena
membiarkan satu perusahaan memotong harga tanpa pembalasan akan berarti keuntungan
penjualan yang besar bagi pemotong harga.
2. apa yang harus diabaikan dan
Pemotongan harga cenderung diabaikan dalam kondisi kenaikan biaya, kelebihan permintaan,
dan saat melayani pelanggan yang tidak sensitif terhadap harga. Positioner harga premium
mungkin enggan mengikuti potongan harga pesaing karena melakukan hal itu tidak sesuai
dengan citra merek mereka. Misalnya, beberapa merek mewah, seperti Lacoste, sangat menderita
karena menjalankan strategi diskon saat menghadapi kelebihan kapasitas sementara pesaing
memilih untuk tidak mengikuti.Akhirnya, pemotongan harga dapat ditentang oleh perusahaan
yang menggunakan tujuan panen.
3. taktik yang digunakan jika perubahan harga harus diikuti.
Jika sebuah perusahaan memutuskan untuk mengikuti perubahan harga, ia dapat melakukannya
dengan cepat atau lambat. Reaksi harga yang cepat kemungkinan terjadi ketika ada kebutuhan
mendesak untuk meningkatkan margin keuntungan. Di sini, kenaikan harga pesaing akan
disambut sebagai peluang untuk mencapai tujuan ini.
Sebaliknya, reaksi lambat mungkin merupakan pendekatan terbaik saat perusahaan mengejar
citra teman pelanggan. Perusahaan pertama yang mengumumkan kenaikan harga sering dianggap
sebagai pemasok harga tinggi. Beberapa perusahaan telah menguasai seni bermain dengan biaya
rendah pemasok dengan tidak pernah memulai kenaikan harga dan mengikuti kenaikan pesaing
secara perlahan.
Kenaikan harga (inflasi)
Inflasi merupakan kenaikan hargaharga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian
dari suatu periode ke periode lainnya. (Meita dan Wardoyo, 2016 : 1). Menurut Lerner
(Gunawan, 1995), inflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (excess demand)
terhadap barang dan jasa secara keseluruhan. Sedangkan menurut Sukirno (1998), inflasi
merupakan suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku secara umum dalam suatu
perekonomian. Sementara itu Mankiw (2000) menyatakan bahwa inflasi merupakan peningkatan
dalam seluruh tingkat harga.
Jenis - Jenis Inflasi Ada berbagai jenis inflasi. Jenis inflasi dalam terbagi menjadi
beberapa macam berdasarkan asal, sebabnya dan tingkat keparahannya,
1. Berdasarkan Sebab
a. Demand-pull inflation Demand pull inflation adalah inflasi yang terjadi karena
adanya kenaikan permintaan agregat (agregate demand, AD), sedangkan produksi
telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati
kesempatan kerja penuh.(Sutawijaya dan Zulfahmi, 2012 : 88)

b. Cost-push Inflation
Cost-push inflation ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi.
Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran agregat
(Aggregate Supply, AS) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Beberapa contoh
penyebab inflasi dari sudut penawaran adalah kenaikan upah pekerja, kenaikan
BBM dan kenaikan tarif listrik serta kenaikan tarif angkutan. Kenaikan variabel-
bariabel ini akan menyebabkan kenaikan pada biaya produksi. (Sutawijaya dan
Zulfahmi, 2012 : 88)
c. Mixed Inflation
Dalam prakteknya, jarang sekali dijumpai inflasi dalam bentuk murni, yaitu
inflasi karena tarikan permintaan dan inflasi karena penurunan penawaran yang
terjadi sendiri-sendiri. Inflasi yang terjadi di berbagai negara di dunia ini pada
umumnya adalah campuran dari kedua macam inflasi di atas, atau apa yang biasa
disebut dengan inflasi campuran. (mixed inflation). Inflasi campuran disebabkan
karena adanya campuran antara inflasi tarikan permintaan dengan inflasi
dorongan biaya. (Sutawijaya dan Zulfahmi, 2012 : 89).
2. Berdasarkan Asal
a. Domestik inflation
Inflasi ini dapat timbul antara lain karena defisit anggaran belanja yang dibiayai
dengan pencetakan uang baru ataupun terjadinya kegagalan panen. (Sutawijaya
dan Zulfahmi, 2012 : 90)
b. Imported inflation
Inflasi ini merupakan inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga (inflasi) di
luar negeri atau di luar negara tersebut. Dalam hubungan ini pengaruh inflasi dari
luar negeri ke dalam negeridapat terjadi melalui kenaikan harga barang-barang
impor maupun kenaikan harga barang-barang ekspor. (Sutawijaya dan Zulfahmi,
2012 : 90).
3. Menurut tingkat keparahannya
a. Inflasi ringan
Inflasi yang tingkatannya masih di bawah 10% setahun
b. Inflasi sedang
Inflasi yang tingkatannya masih diantara 10% -30% setahun
c. Inflasi Berat
Inflasi yang tingkatannya masih diantara 30% -100% setahun
d. Hiper Inflasi
Inflasi yang tingkat keparahannya berada di atau 100% setahun.

Alasan dan dampaknya terhadap harga pesaing (strategi samudra merah)


Pengertian samudra merah
Strategi samudra merah (red ocean strategy) merupakan batasan-batasan dalam industri
telah didefinisikan dan telah diterima, dan aturan persaingan telah diketahui kim dan
mauborgane (2014:21). Samudra merah merupakan semua industri yang sudah dikenal atau pasar
yang sudah ada. Perusahan berusaha mengalahkan lawan meraka demi mendapatkan pangsa
permintaan yang lebih besar. Ketika ruang pasar semakin penuh, prospek akan laba dan
pertumbuhan pun berkurang Produk manjadi komoditas dan kompetisi sengit dalam antar
perusahaan mengubah samudra merah menjadi samudra penuh darah, Kim dan Mauborgane
(2014:21).
Untuk sukses pada kondisi samudra merah (Red Ocean Strategy) mengalahkan para
pesaiang merupakan hal penting. Samudra merah akan selalu menjadi hal penting dan menjadi
fakta dari dunia bisnis. Tetapi, dengan kondisi pasokan yang melebihi permintaan di sebagian
besar perusahaan, berkompetisi meraih pangsa pasar yang berkontraksi harus dilakukan namun
kinerja perusahaan tidak akan memadai. Untuk meraih laba dan kesempatan pertumbuhan baru,
perusahaan juga perlu menciptakan samudra biru (Blue Ocean Strategy) Kim dan
Mauborgane (2014:21).
Dan adapula Strategi Samudra Merah yaitu :
- Bersaing dalam ruang pasar yang sudah ada.
- Memerangi kompetisi
- Mengeksploitasi permintaan yang ada
- Memilih antara nilai - biaya value cost trade-off)
- Memadukan keseluruhan system
- kegiatan perusahaan dengan pilhan strategis antara diferensiasi atau biaya difer rendah

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang atau pun jasa yang umumnya dinyatakan dalam
satuan moneter, sedangkan penetapan harga adalah suatu proses untuk menentukan seberapa
besar pendapatan yang akan diperoleh atau diterima oleh perusahan dari produk atau jasa yang di
hasilkan.
Strategi penetapan harga adalah tahapan dimana perusahaan mengklasifikasikan dan
menggolongkan produk atau jasa yang dihasilkannya merupakan ‘produk baru’ yang belum
memiliki konsumen loyal/tetap atau ‘produk yang telah beredar’ yang telah memiliki pangsa
pasar tersendiri.
Faktor yang mempengharuhi penetapan harga adalah strategi perusahaan dan strategi pemasaran,
karakteristik pasar sasaran, karakteristik produk, dan karakteristik competitor.

DAFTAR PUSTAKA

Todd A. Mooradian. Kurt Matzler. Lawrence J. Ring. (2012). Strategic Marketing.


America: Prentice Hall.

John Fahy and David Jobber. (2015). Foundations of marketing. London: McGraw-Hill
Education.
O.C. Ferrell and Michael D. Hartline. (2011). Marketing Strategy. America:

Graham Hooley, Nigel F. Piercy, Brigitte Nicoulaud, John M.Rudd. (2017). Marketing
Strategy & Competitive Positioning. Harlow England: pearson Education Limited

Myta Aprilian, M. Naely Azhad, Nursaidah . (2014). Pengaruh potongan harga (discount)
Kualitas Produk, Lokasi Penjualan terhadap Keputusan Pembelian pada Dealove Fair
Price Boutique. 87-96.

Fadilla & Havis Aravik. (2018). PANDANGAN ISLAM DAN PENGARUH KURS, BI RATE TERHADAP
INFLASI, 3(2), 183-197.

Anda mungkin juga menyukai