RESUME
MANAJEMEN KEBIJAKAN DAN PENGELOLAAN
PENDIDIKAN DASAR
Tentang
Teori Pembuatan Kebijakan
Disusun Oleh :
Kelompok 11
Dosen Pengampu:
i
DAFTAR ISI
i
PEMBAHASAN
A. Teori proses pembuatan kebijakan
Dalam pengembangan dan pembuatan kebijakan pendidikan diperlukan
suatu analisis kebijakan. Dunn, (2000) mengemukakan bahwa analisis
kebijakan adalah aktivitas menciptakan pengetahuan tentang dan dalam
proses pembuatan kebijakan. Perumusan kebijakan adalah kebijakan awal
dalam kebijakan public. Ada beberapa teori yang perlu di pahami dalam
proses pembuatan kebiajakan yakni: System Theory, Neopluralist Advocacy
Coalition and Interest, Group Theory, Elite theory, Plural Theory, System
politic theory, Optimizing theory, Satisficing theory,Incrimental theory,
Mixed scanning theory, Framework For Understanding PolicyMaking in
Education. Berikut penjelasan dari beberapa teori tersebut.
1. System Theory
System Theory mendeskripsikan bahwa adanya interaksi antara
pembuat kebijakan dan lingkungan sebagai hal yang dinamis. Teori ini
menggambarkan suatu pandangan holistik tentang dunia dan
memandang bahwa segala sesuatu terkait dan saling berpengaruh satu
sama lain. Teori ini berfokus pada komponen-komponen dalam suatu
sistem saling berinteraksi dan membentuk suatu kesatuan.
2
3. Group Theory
Teori yang menganggap kebijakan publik sebagai produk dari
perjuangan kelompok, dengan sikap bersama yang membuat klaim
tertentu atas kelompok lain di masyarakat yang kemudian akan
menjadi politis. Konsep utama dalam teori kelompok adalah “akses”
Agar mempunyai pengaruh dalam membentuk keputusan-keputusan
pemerintah, sebuah kelompok harus mempunyai akses atau
kesempatan untuk mengungkapkan pandangan pandangannya
terhadap pembuat kebijakan.(Rusfiana, 2016)
4. Elite theory
Melandaskan pada asumsi bahwa di dalam setiap masyarakat
pasti terdapat dua kelompok, yaitu pemegang kekuasaan (elit) dan
yang tidak memegang kekuasaan (massa) Teori ini beranggapan
bahwa sedemokratis apapun selalu ada bias di dalam formulasi
kebijakan, karena pada akhirnya kebijakan-kebijakan yang dilahirkan
merupakan preferensi politik dari para elit. Dalam model elite lebih
banyak mencerminkan kepentingan dan nilai-nilai elit dibandingkan
dengan memperhatikan tuntutan- tuntutan rakyat banyak (Masyitoh
dkk., 2020)
5. Plural Theory
Teory yang menghargai adanya perbedaan dalam suatu
masyarakat dan memperbolehkan kelompok yang berbeda tersebut
untuk tetap menjaga keunikan budayanya masing-masing Pluralisme
selalu dikaitkan dengan prinsip-prisip demokrasi, hal ini dapat
diartikulasikan bahwa pluralisme berkenaan dengan hak hidup
kelompok-kelompok yang hidup dalam suatu komunitas (Rusfiana,
2016).
6. System politic theory
Theory ini didasarkan pada konsep-konsep teori informasi
(inputs, withinputs, outputs dan feedback) dan memandang kebijakan
sebagai respon suatu sistem politik terhadap kekuatan-kekuatan
3
lingkungan (Nuryanti Mustari.2015) aktivitas–aktivitas politik dalam
masyarakat sehingga model ini memandang kebijakan sebagai hasil
(output) dari sistem politik yang berfungsi mengubah tuntutan
tuntutan (demands), dukungan dukungan (supports), dan sumber-
sumber (resources), menjadikan ini semua adalah masukan–masukan
(inputs), dimana masukan atau inputs ini menjadi keputusan-
keputusan atau kebijakan-kebijakan yang otoritatif bagi seluruh
anggota masyarakat (Muadi, 2016).
7. Optimizing theory
Generalisasi teori optimisasi dan tekniknya ke bidang ilmiah dan
penelitian terkait lainnya adalah salah satu aplikasi penting dari
Matematika Terapan (sepertinya saya tidak membuang waktu saya, 17
tahun yang lalu!) Secara matematis, masalah optimisasi adalah
masalah menemukan jawaban terbaik dari sekumpulan kandidat atau
jawaban yang layak. Sangat penting dalam ilmu data, bahwa kualitas
model data, terus dievaluasi oleh fungsi biaya. Dalam hal ini,
minimisasi fungsi biaya berarti menemukan sekumpulan parameter
optimal yang menghasilkan kesalahan seminimal mungkin dalam
sistem.
4
setiap kasus metode pengoptimalannya berbeda. Namun,
batasan menentukan area yang dapat diterima dalam desain.
5
solusi sampai mereka menemukan pilihan yang dapat diterima. Dalam
desain, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan cara
pengguna tidak menelusuri semua informasi di laman web dan produk
lainnya.
9. Incremental Theory
Teori Inkremental (Incremental Theory) pertama kali di
perkenalkan oleh ekonom Charles E. Lindblom yang dikenalkan
melalui karya tulisnya berjudul “The Science of Muddling Throught”,
yang berupaya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang disandang
dan dipikul oleh teori rasional komprehensif (kritik terhadap model
rasionalitas komprehensif). Teori ini melihat pemecahan suatu masalah
dengan sudut pandang yang lebih realistik terhadap keterbatasan-
keterbatasan yang dimiliki oleh para pembuat kebijakan. Inkremental
sendiri berarti kebijakan yang mengalami perubahan sedikit-sedikit.
Model ini memandang kebijakan publik sebagai sesuatu kelanjutan
kegiatan pemerintah dimasa lalu dengan hanay menambahkan atau
merubahnya sedikit-sedikit.
Contoh kasus sebagai bentuk kritik dari teori inkremental adalah
adanya kebijakan remunerasi bagi pegawai saat pemerintahan SBY
jilid 2. Dengan menaikkan remunerasi (gaji) pegawai negeri sipil,
kesejahteraan pegawai negeri sipil tercukupi, etos kerjanya meningkat
bagus, dan tidak melakukan tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN). Terbongkarnya kasus korupsi yang dilakukan pegawai Ditjen
Pajak Kementerian Keuangan Gayus H Tambunan, ternyata
melibatkan banyak pihak di luar Kementerian Keuangan (seperti
Kejaksaan Agung, Kepolisian RI, dan lain-lain), tentunya tidak cukup
diatasi dengan kebijakan tambal sulam (inkremental), tetapi mungkin
memerlukan pemecahan yang lebih menyeluruh (komprehensif).
Berbagai inovasi sosial acapkali menuntut adanya kebijakan atau
program yang baru.
6
10. Mixed ScanningTheory
Model mixed scanning dalam penggunaannya merupakan usaha
mengindari tingkat rasionalitas tinggi yang dituntut oleh model
optimasi atau pendekatan incremental yang sering dipandang sebagai
pendekatan yang kasual dan tidak didasarkan pada tingkat disiplin
yang tinggi. Scanning berarti usaha mencari, mengumpulkan,
memproses, menilai, dan menimbang-nimbang informasi dalam
kaitannya dengan menjatuhkan pilihan tertentu.
Model mixed scanning berarti, bahwa setiap kali seorang
pengambil keputusan menghadapi dilema dalam memilih suatu
langkah tertentu, satu keputusan pendahuluan harus dibuat tentang
sampai jauh mana berbagai sarana dan prasarana organisasi akan
digunakan untuk mencari dan menilai berbagai fungsi dan kegiatan
yang akandilaksanakan.
7
e. Menyederhanakan tinjauan menyeluruh dalam lingkup wawasan
sekilas/ mengamati danmempelajari (scan) serta memperdalam
tinjauan atas unsur/ subsistem yang strategis dalamkedudukan
sistem terhadap permasalahan menyeluruh
f. Tahap scanning berangkat dari yang paling luas sampai fokus
analisis mendalam. Setelahmenemukan fokus, tahap berikutnya
dengan komprehensif
Contoh Kebijakan Berdasar Teori Mix Scanning :Kebijakan
Wajib Belajar 12 Tahun Landasan Argumentasi:
1. Komprehensif; berdasarkan data yang sangat kuat dari berbagai
elemen kebijakan untuk menentukan tentang perlunya wajib
belajar 12 tahun. Berbagai pemikiran dan data yangdiperoleh
didapat dari rendahnya tingkat melek huruf Indonesia jika
dibandingkan dengannegara-negara sekitar.
2. Terpilah; menggunakan kecenderungan kebijakan wajib belajar
sebelumnya untuk menentukanprediksi kendala yang mungkin
terjadi tanpa memperhatikan wilayah-wilayah yang lain
yangtelah sukses mengimplementasikan kebijakan tersebut.
Mixed scaning; menggunakan 2 macam pendekatan:
1. Melihat secara menyeluruh dengan tidak melihat bagian-
bagianyang detail, yaitu menempatkan segenap rakyat Indonesia
untuk berhak mendapatkanpendidikan selama 12 tahun sebagai
langkah lanjutan Wajib Belajar 9 tahun.
2. Mendetailkan hasil pemikiran tahap pertama dan
memperdalamanalisisnya untuk kemudian ditetapkan kebijakan
yang lebih parsial untuk mendukung keterjelasan pendekatan
pertama.
3. Wajar 12 tahun merupakan kelanjutan dari kebijakan wajar 6 dan
9 tahun (feed back dari kebijakan sebelumnya)
4. Merupakan kebijakan tambahan dan perbaikan dari kebijakan
sebelumnya
8
5. Menjadi langkah lanjutan untuk mewujudkan fasilitas pendidikan
demi terwujudnya budayabelajar sepannjang hayat dalam rangka
pemeberdayaan rakyat secara keseluruhan
9
Fungsi komunikasi menunjuk pada kemampuan dalam
menyampaikan gagasan yang dihasilkan dari proses inquiri dan
mewujudkan menjadi keputusan pimpinan. b. Dimensi Substansi Analisis
substansi menurut Ace Suryadi, (1993: 9), dimaksudkan untuk
mengorganisasikan berbagai isu kebijakan pendidikan sehingga
penyajiannya dapat dilakukan secara sistematis pada diagram 4.1. berikut:
10