Anda di halaman 1dari 19

Systematic Literatur Review :

POLICY ADVOCATION
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Formulasi Kebijakan Publik)

Dosen Pengampu :
Dr. Elisa Susanti, S,IP., M.Si.
Dr. Didin Muhafidin, S.IP., M.Si
Yogi Suprayogi Sugandi, S.Sos., MA., Ph.D.

Disusun Oleh :
Muhammad Fajar Rizki Djubaedi
170110200074

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
ABSTRAK
Advokasi dapat didefinisikan sebagai sebuah upaya terorganisisr yang dapat mengubah atau
mempengaruhi perubahan dalam suatu kebijakan. Dengan melakukan advokasi kebijakan ini,
dilakukan untuk memperbaiki kebijakan yang dianggap tidak untuk kepentingan terbaik
masyarakat. Tulisan penelitian ini bertujuan untuk lebih memahami bagaimana advokasi
kebijakan dapat digunakan untuk mengatasi berbagai isu permasalahan melalui perubahan.
Dalam tulisan ini menggunakan metode Systematic Literatur Review (SLR) dengan
menggunakan 10 jurnal yang bertemakan advokasi kebijakan. Metode ini digunakan untuk
mengkaji, mereview dan mengevaluasi hasil penelitian yang terdapat dijurnal tersebut.

Kata Kunci : Advokasi Kebijakan, Perubahan Kebijakan, Systematic Literature Review


(SLR).

Advocacy can be defined as an organized effort that can change or influence changes in a
policy. By advocating this policy, it is carried out to improve policies that are considered not
in the best interest of the community. This paper aims to better understand how policies can be
used to overcome various problems through change. This paper uses the Systematic Literature
Review (SLR) method, using 10 journals with the theme of policy advocacy. This method is
used to examine, review, and find the results of research contained in the court.

Keyword : Policy Advocation, Policy Change, , Systematic Literature Review (SLR)

PENDAHULUAN

Dalam kerangka organisasi dan pemerintahan, kebijakan publik biasanya digunakan


sebagai sarana untuk memilih suatu pilihan dalam upaya memperkuat kehidupan berbangsa
dan bernegara. Ruang lingkup yang digunakan dalam membuat dan memutuskan kebijakan
publik adalah lingkup publik atau bersama. Hal tersebut berarti bahwa kebijakan publik dapat
dibuat dan siputuskan melalui ruang publik yang mengharuskan adanya dialog antara
pemerintah dan rakyatnya dalam mengambil suatu keputusan.

Badan dan pejabat pemerintah menjadi aktor yang menbuat kebijakan publik dalam
ruang lingkup masyarakat. Kebijakan yang ditetapkan di masyarakat harus sesuai dan terkait
dengan pengetahuan dan peraturanyang ada, hal tersebut akan berdampak pada
implementasinya. Ada sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan agar implementasi
kebijakan ini berhasil, termasuk fakta bahwa isi dari kebijakan tersebut harus didasarkan pada

1
penelitian sebelumnya dan proses yang dilakukan dalam penerapan kebijakan harus dapat
diakses oleh masyarakat umum. Cakupan tahapan kebijakan publik secara umum diantaranya
adalah perumusan masalah, implementasi kebijakan dan evaluasi kebijakan. Berikut ini
merupakan definisi kebijakan publik menurut beebrapa ahli dianataranya :

1. Menurut Thomas R. Dye (1992) kebijakan publik adalah suatu pilihan yang dibuat oleh
pemerintah baik dilakukan maupun tidak dilakukan. Menurutnua, apabila pemerintah
memilih untuk melakukan suatau kebijkaanmaka pasti terdapat alasan mengapa
kebijakan tersebut harus dilakukan.
2. Menurut Bridgemen dan Davis (2004) dalam Suharto (2008: 5-8), kebijakan publik
memiliki 3 dimensi yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu sebagai tujuan,
sebagai pilihan tindakan yang legal dan sah secara hukum dan sebagai hipotesis.
3. Menurut James E. Anderson (1970), kebijakan publik merupakan sebuah kebijakan
yang dibuat dan dikembangkan oleh badan, aktor maupun pejabat pemerintah.
4. Menurut Said Zainal Abidin (2004: 23), kebijakan merupakan suatu tindakan yang
tidak bersifat spesifik atau sempit namun memiliki cakupan yang luas. Oleh karena itu
kebijakan publik ini memiliki fungsi sebagai pedoman.
5. Menurut Aminullah dalam Muhammadi (2001: 371-372), kebijakan merupakan upaya
yang bertujuan untuk memberi pengaruh terhadap pencapaian yang diinginkan. Upaya
yang dilakukan tersebut harus bersifat strategis.

Berdasarkan beberapa definisi menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
untuk menerapkan kebijakan secara efektif dan mendapatkan hasil terbaik, diperlukan
dukungan dan pengetahuan dari penggerak kebijakan (aktor), yang sangat penting mulai dari
proses perumusan kebijakan hingga implementasi kebijakan. Dengan hadirnya aktor yang
bertanggung jawab akan memotivasi masyarakat untuk patuh terhadap kebijkan yang
ditetapkan. Memang benar bahwa implementasi suatu kebijakan tidak selalu efektf dan efisien,
banyak masalah yang muncul sebagai akibat dari proses implementasi tersebut, yang seringkali
disertai dengan perhatian publik yang besar dan membuat kebijakan tidak mungkin berfungsi
sebagaimana mestinya. Hal inilah yang memicu permintaan akan advokasi kebijakan.

Advokasi dapat didefinisikan sebagai sebuah upaya terorganisisr yang dapat mengubah
atau mempengaruhi perubahan dalam suatu kebijakan. Advokasi ini dapat menjadi sebuah
upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam membuat perubahan terhadap kebijakan
agar kebijakan publik menjadu lebih adil. Mengingat kepentingan publik yang mendesak dalam

2
proses perubahan, advokasi kebijakan publik merupakan langkah dalam meningkatkan atau
mengubah suatu kebijakan. Istilah "advokasi" sering digunakan untuk merujuk pada tindakan
yang diambil untuk mempengaruhi kebijakan publik dan perubahan lingkungan.

METODE

Dalam tulisan ini, metode yang digunakan penulis adalah systematic literatur review
dengan tujuan untuk mendapatkan data serta informasi mengenai tema tulisan yaitu advokasi
kebijakan. Metode systematic literatur review adalah metode untuk melakukan penelitian,
mengevaluasi, dan menafsirkan semua informasi terkait yang berkaitan dengan masalah, tema,
atau fenomena tertentu yang relevan dalam penulisan. Tujuan dari metode systematic literatur
review adalah untuk menghentikan proses identifikasi data yang sewenang-wenang dan
bersifat subjektif.

A. Objek Penelitian
Dalam penulisan ini, objek penelitian yang diambil oleh penulis adalah berkaitan
dengan peran aktor atau stakeholder, masyarakat, dan pemerintah dalam proses
advokasi kebijakan yang berjalan di Indonesia.
B. Metode Penelitian
1. Research Question
Research Question yang ditentukan dalam penulisan ini adalah :
a. Apa yang menjadi penyebab terjadinya proses advokasi kebijkaan publik?
b. Upaya apa saja yang dilakukan oleh para stakeholder, baik itu masyarakat
ataupun pemerintah dalam melakukan proses advokasi kebijkan publik?
c. Apa yang menjadi capaian akhir yang dihasilkan setelah melakukan proses
advokasi kebijkan public?
2. Search Process
Dalam mendapatkan data dan informasi yang relevan dan objektif dari berbagai
literratur, maka diperlukan search process untuk dapat menjawab research
question. Search process yang dilakukan dengan menggunakan alamat situs
www.google.com, https://scholar.google.com/ dan http://garuda.ristekbrin.go.id/
hingga diperoleh hasil review dari 10 jurnal.
3. Inclusion and Exclusion Criteria
Proses penentuan kriteria literatur yang akan digunakan dan diambil dalam
systematic litertaur review ini digunakan dalam penelitian SLR atau tidak.

3
• Inclusion criteria : seluruh jurnal yang membahas mengenai advokasi
kebijakan, yang mengandung data yang relevan dan objektif untuk
menjawab research question yang telah dirumuskan.
• Exclusion criteria : jurnal yang digunakan diperoleh dari www.google.com,
https://scholar.google.com/ dan http://garuda.ristekbrin.go.id/
4. Data Collection
Dalam penulisan ini, data yang dikumpulkan dibagi menjadi dua yaitu data
primer dan sekunder. Data primer yang meliputi didalamnya berasal dari
https://scholar.google.com/ dan http://garuda.ristekbrin.go.id/. Sedangkan data
sekunder berasal dari www.google.com. Setelah semua data terkumpul selanjutnya
data tersebut akan dikaji dengan menggunakan metode SLR.

HASIL

Bagian hasil dalam penulisan ini merupakan bagian pembahasan dalam kajian
menggunakan metode SLR terhadap artikel jurnal yang dipilih. Berdasarkan kajian dengan
menggunakan SLR dapat memberikan data dan analisis seperti pada table di bawah ini :

4
Eelement
No Artikel Jurnal
Population Intervention Comparison Outcomes Contex
1 Chilmiati, N. Masyarakat Advokasi kebijakan Terjadinya Kebijakan advokasi Indonesia
(2014). Kebijakan dalam penanganan kesenjangan antara terhadap
Advokasi Terhadap fenomena kekerasan ketentuan- perempuan dan
Perempuan dan terhadap perempuan ketentuan yang anak berbasis
Anak Berbasis dan anak diatur dalam perlindungan
Perlindungan undang-undang korban kekerasan di
Korban Kekerasan. dengan realitas wujudkan
Law Reform, 9(2), yang terjadi di pemerintah melalui
110-123. masyarakat. Faktor perumusan
kendala dalam kebijakan tentang
proses penegakan penghapusan
hukum kekerasan kekerasan dalam
terhadap rumah tangga,
perempuan dan menyelenggarakan
anak diakibatkan komunikasi,
oleh dua faktor, informasi, dan
yaitu tidak adanya edukasi tentang
laporan masyarakat kekerasan dalam
(unreported) dan

5
laporan yang tidak rumah tangga.
diselesaikan secara menyelenggarakan
tuntas (unsolved) sosialisasi dan
dari aparat advokasi tentang
penegak hukum. kekerasan dalam
rumah tangga serta
menyelenggarakan
pendidikan dan
pelatihan sensitif
gender dan isu
kekerasan
dalam rumah
tangga.
2 Syofii, M., & Warga Tambakrejo Upaya koalisi Terjadinya Advokasi secara Tambakreji, Kota
Alfirdaus, L. K. organisasi masyarakat resistensi warga koalisi yang Semarang,
(2020). Koalisi sipil di Kota akibat dari relokasi diterapkan terhadap Indonesia
masyarakat sipil Semarang dalam proyek kasus relokasi
dalam advokasi mempengaruhi pembangunan warga Tambakrejo
kebijakan relokasi kebijakan relokasi normalisasi Banjir memberi dampak
warga tambakrejo warga terdampak Kanal Timur (BKT) positif pada
kota semarang. proyek tanpa aktivisme yang

6
Jurnal Politik pembangunan mempertimbangkan dilakukan. Melalui
Profetik, 8(1), 112- normalisasi Banjir ganti rugi atas pendekatan proses
135. Kanal Timur (BKT) bangunan, fasilitas advokasi tersebut,
umum yang koalisi masyarakat
dibangun sehingga sipil berhasil untuk
dilakukan advokasi membantu advokasi
kebijakan. warga. Hasil yang
didapatkan
Pemerintah Kota
Semarang
menganggarkan
untuk
pembangunan
kampung deret
yang akan dikelola
secara komunal,
membangun hunian
sementara.
3 Arifin, M. Z., & Masyarakat Pemerintah Kota Timbulnya Terbentuknya Kota Surabaya,
Wardiyanto, B. Surabaya melakukan permasalahan yang koalisi yang Jawa Timur,
(2020, November). advokasi terhadap mengakibatkan beranggotakan dari Indonesia

7
Conflict of Land konflik yang terjadi dampak buruk bagi beberapa organisasi
and Spatial akibat dari kebijakan lingkungan akibat masyarakat di Kota
Transfer Policy in pengalihan tanah yang dari ditetapkannya Surabayat yang
Surabaya City. In ada di masyarakat Surat Keteranfan disebut sebagai
2nd Annual mengenai aliansi Selawase
International pengalihan tanah (Save Waduk
Conference on yang menyebabkan Sepat) sebagai
Business and konflik terjadi. bentuk kebijakan
Public advokasi penolakan
Administration konversi lahan.
(AICoBPA 2019)
(pp. 98-101).
Atlantis Press.
Rahardian, R., & Masyarakat Setempat Advokasi kebijakan Dampak Advokasi kebijakan Desa Lekardowo,
Zarkasi, I. F. yang dilakukan oleh permasalahan yang dilakukan Kabupaten
(2021). Jejaring kelompok masyarakat pencemaran dan oleh masyarakat Mojokerto, Jawa
Aktor Dalam dalam penyelesaian kerusakan dapat berhasil Timur Indonesia
4
Upaya Perubahan konflik yang terjadi lingkungan yang dilakukan dengan
Kebijakan: Kasus akibat izin lingkungan timbul akibat dari membentuk koalisi
Advokasi pengolahan limbah Kegiatan Usaha advokasi yang
Kebijakan Dalam Industri Batako PT terdiri dari

8
Menolak Izin berbahaya dan Putra Restu Ibu organisasi Gerakan
Lingkungan beracun Abadi yang Perempuan
Pengolahan didukung oleh izin Lakardowo Mandiri
Limbah Berbahaya lingkungan yang (Green Woman)
dan Beracun. Jurnal tertuang dalam organisasi Pendowo
Identitas, 1(2), 26- Surat Kepurtusan Bangkit, organisasi
38. Bupati, mendapat Ecoton, dan
penolakan dari komunitas Paradoc
masyarakat Film dengan tujuan
sehingga dibentuk mendapatkan hak
suatu koalisi untuk lingkungan hidup
melakukan yang sehat dengan
advokasi kebijakan. menolak
keberadaan dan
aktivitas industri
pengolahan limbah
berbahaya dan
beracun
5 Firmansyah, H. Masyarakat Pembentukan sistem Fungsi pengawasan Terbentuknya Kabupaten Sleman,
(2010). Jejaring jejaring advokasi terhadap model jejaring Indonesia.
Advokasi kebijakan yang efektif pemerintahan dari Gerakan anti

9
Kebijakan Dalam guna mendukung elemen masyarakat korupsi dan proses
Mendukung gerakan anti korupsi. terhadap tindak advokasi yang
Gerakan Anti pencegahan korupsi melibatkan para
Korupsi Di Daerah di Sleman masih aktor diantaranya
Studi Tentang belum berjalan masyarakat, media
Aktor Dan Strategi seperti yang massa, mahasiswa,
Kelompok. JKAP diharapkan karena dan LSM.
(Jurnal Kebijakan mendapatkan
Dan Administrasi hambatan dari
Publik), 15 Nomor proses hukum dan
1, 1–18 birokrasi.
Musdah, E. (2013). Masyarakat Upaya serikat perkerja Terjadi Perdebatan- Aksi advokasi yang Kabupaten Sleman,
Advokasi dan organisasi perdebatan dalam dilakukan oleh DI Yogyakarta,
Kebijakan pengusaha dalam negosiasi nilai upah serikat pekerja Indonesia
Penetapan Upah melakukan advokasi minimum dalam mendapatkan
Minimum kebijakan untuk sidang dewan keuntungan dari
6
Kabupaten Sleman eprubahan kebijakan pengupahan. momentum yang
Tahun 2013. Jurnal penerapan upah Berbagai upaya tepat yaitu
Administrasi dan minimum. dilakukan untuk tuntutan kenaikan
Kebijakan mempengaruhi upah diatas satu juta
Kesehatan berbagai pihak yang untuk semua

10
Indonesia, 6(2), dianggap memiliki kabupaten di DIY
123-136. peran penting dan moment
dalam penetapan penetapan standar
upah minimum KHL baru dengan
kabupaten. jenis kebutuhan
yang lebih banyak
Adeliani, N., Masyarakat Pengabdian Terjadi Tindak lanjut dari Kelurahan Banda
Andriyani, L., masyarakat melalui pembuangan permasalahan Baru, Kota
Diniati, S., Jayanti, advokasi dan mediasi sampah oleh sampah liar Tangerang Selatan,
A. S., Agustin, R. terhadap kebijakan beberapa oknum dilakukan Indonesia
E., & Aprilian, R. penaganan tidak bertanggung masyarakat dengan
(2019, December). pembuangan sampah jawab sehingga bekerjasama
Advokasi liar. terjadi penumpukan dengan Kelurahan
7 Penanganan sampah liar yang Banda Baru dan
Pembuangan berdampak bagi melibatkan DLH
Sampah Liar di kelestarian Kota Tangerang
Kelurahan Benda lingkungan. Selatan untuk
Baru. In Prosiding Pemerintah melakukan
Seminar Nasional setempat tidak pengangkutan
Pengabdian melakukan sampah yang
tindakan tegas

11
Masyarakat LPPM terhadap peristiwa disertai dengan
UMJ. tersebut sehingga penghijauan dengan
masyarakat harapan
setempat tidak terjadi
melakukan penumpukan
tindakan. sampah kembali.
Ramadhan, R. A. Masyarakat Pendekatan Kebijakan Terjadi konflik Terjadinya RW 11 Tamansari
(2020). The rumah deret di taman perebutan lahan perlawanan dari Kota Bandung,
advocacy coalition sari. antara masyarakat masyarakat yang Jawa Barat,
framework di RW 11 tergabung dalam Indonesia
approach to row Tamansari dengan komunitas
house policy in Pemerintah Kota tamansari akibat
Tamansari, Bandung yang dari Tindakan
8 Bandung city. berkoalisi dengan agresif dan represif
Jurnal Manajemen PT Sartonia Agung. yang dilakukan
Pelayanan Publik, Dimana, oleh pihak
3(2), 82. masyarakat pemerintah
melakukan upaya sehingga
proses advokasi memunculkan
untuk konflik kepentingan
menyelesaikan dalam

12
konflik baik dengan kebijakan
pendekatan yang pembangunan
formal maupun rumah deret.
informal.
NUGRIKA, V. Masyarakat Efektivitas Gerakan Konflik Bentuk Gerakan Desa Salenrang,
(2020). Sosial kepentingan yang yang dilakukan Kecamatan Bontoa,
GERAKAN sering terjadi antara dalam Gerakan Kabupaten Maros,
SOSIAL SADAR masyarakat dan Sosial Sadar Indonesia.
LINGKUNGAN industri tambang. Lingkunga
MASYARAKAT Dimana, ancaman Masyarakat
EKOWISATA ekologis akibat dari Ekowisata
RAMMANG- aktivitas eksploitasi Rammang-
9
RAMMANG yang dilakukan Rammang
(Doctoral justru memberikan merupakan
dissertation, dampak yang serangkaian upaya
Universitas Negeri merugikan aktivitas yang
Makassar). khususnya bagi dilakukan dalam
masyarakat yang usaha menjaga
bertempat tinggal di dan merawat
sekitar Kawasan. keberlangsungan

13
lingkungan, yang
terbagi atas lima
bentuk gerakan,
yaitu: perbaikan
lingkungan fisik,
Pendidikan
lingkungan,
penelitian, analisis
isu dan advokasi
kebijakan
lingkungan, dan
produk jasa.
Asie, H., Masyarakat Advokaso terhadap Banyaknya kasus Masih banyak Kabupaten
Dwimawanti, I. H., kebijakan Zero ODOL atau Over factor yang mnejadi Lamandau,
Astuti, R. S., & Overloading Dimension Over penghambat Indonesia
Afrizal, T. (2022). Angkutan Baranng di Loading, yang implementasi yang
10 Advokasi Kabupaten Lamandau diterjemahkan optimal dalam
Kebijakan Zero sebagai kendaraan kebijakan zeri
Overloading berat yang memiliki overloading
Angkutan Barang dimensi dan muatan angkutan barang,
di Kabupaten berlebih. Kasus seperti kurangnya

14
Lamandau. ODOL yang terjadi Sosialisasi terkait
PERSPEKTIF, sudah terlalu truk ODOL
11(3), 1050-1060. berlarut-larut bagi semua pelaku
menjadi salah usaha, pemilik
satu penyebab kendaraan, dan
kecelakaan dan pemilikperkebunan,
kerusakan jalan. dan terbatasnya
Kecelakaan yang sumber daya
terjadi didominasi manusia, sarana dan
oleh ODOL akibat prasarana di
dari kurangnya DisHub
pengawasan Kabupaten
petugas terkait. Lamandau untuk
pelaksanakan
dan pengawasan.

15
Analisis Data

Berdasarkan data dari tabel identifikasi beberapa artikel jurnal di atas, metode SLR
dapat digunakan untuk melakukan identifikasi berbagai isu permasalahan di masyarakat yang
dapat diselesaikan dengan membentuk suatu koalisi atau gerakan dengan memiliki orientasi
yang sama untuk melakukan perubahan dengan mempengaruhi kebijakan yang ada.

A. Population
Jika melihat dari hasil identifikasi SLR 10 jurnal yang sudah dipilih,
masyarakat selalu menjadi subyek yang esensial dalam mempengaruhi suatu kebijakan.
Melalui pendekatan advokasi kebijakan dengan memebntuk koalisi dari gabungan antar
elemen masyarakat yang berientasi sama sebagi bentuk kekuatan untuk memengaruhi
kebijakan.
B. Intervetion
Jika melihat dari hasil identifikasi SLR 10 jurnal yang sudah dipilih, proses
dalam memengaruhi sebuah kebijakan yang berkaitan dengan permasalahan yang
dihadapi langsung oleh masyarakat, mereka dapat membuat stategi melalui langkai
advokasi dengan membentuk suatu koalisi atau Gerakan sebagai bentuk protes terhadap
kebijakan yang merugikan masyarakat.
C. Comparison
Jika melihat dari hasil identifikasi SLR 10 jurnal yang sudah dipilih, banyak
masalah yang dapat dihadapi dan dirasakan oleh masyarat akibat dari dampak
penetapan suatu kebijakan. Saat ini, banyak kebijakan yang tidak berpihak pada
kesejahteraan masyarakat luas dan hanya memntingkan keuntangan segelintir pihak.
Intervetion yang dilakukan sebagai bentuk upaya untuk menghentikan dan merubah
kebijakan yang tidak berpihak sepenuhnya kepada masyarakat.
D. Outcomes
Hasil identifikasi dengan menggunakan metode SLR memberikan jawaban
bahwa dari hasil intervensi yang dilakukan oleh masyarakat melalui proses advokasi
kebijakan yang dilakukan untuk mempengaruhi setiap kebijakan yang tidak berpihak
penuh terhadap pemenuhan hak masyarakat. Sebab itu, koalisi maupun gerakan yang
dibentuk masyarakat sebagai bentuk strategi nyata untuk melakukan perlawanan
terhadap kebijakan menjadi Langkah yang efektif dan berhasil untuk mempengaruhi
dan merubah kebijakan yang ada selagi ditenpuh melalui proses advokasi kebijakan
yang sepatutnya.

16
E. Context
Hasil identifikasi dengan menggunakan metode SLR memberikan temuan
bahwa konteks permasalahan yang kerap terjadi pada lingkup regional yaitu pemerintah
daerah.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa dapat terbentuk suatu koalisi-koalisi ataupun
gerakan yang dapat melalukan proses advokasi kebijakan dengan sendirinya akibat dari
penetapan kebijakan yang tidak berpihak penuh kepada pemenuhan hak hidup masyarakat.
Saran dari penulisan menggunakan metode SLR ini adalah bahwa setiap elemen masyarakat
harus berkontribusi pada konsep yang menciptakan Organisasi Masyarakat Sipil atau Civil
Society Organization (CSO) yang kuat dan stabil untuk menolak kebijakan yang sekarang
dianggap tidak menguntungkan dan berpihak penuh kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. Z., & Wardiyanto, B. (2020, November). Conflict of Land and Spatial Transfer
Policy in Surabaya City. In 2nd Annual International Conference on Business and
Public Administration (AICoBPA 2019) (pp. 98-101). Atlantis Press.

Adeliani, N., Andriyani, L., Diniati, S., Jayanti, A. S., Agustin, R. E., & Aprilian, R. (2019,
December). Advokasi Penanganan Pembuangan Sampah Liar di Kelurahan Benda
Baru. In Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ.

Asie, H., Dwimawanti, I. H., Astuti, R. S., & Afrizal, T. (2022). Advokasi Kebijakan Zero
Overloading Angkutan Barang di Kabupaten Lamandau. PERSPEKTIF, 11(3), 1050-
1060.

Chilmiati, N. (2014). Kebijakan Advokasi Terhadap Perempuan dan Anak Berbasis


Perlindungan Korban Kekerasan. Law Reform, 9(2), 110-123.

Firmansyah, H. (2010). Jejaring Advokasi Kebijakan Dalam Mendukung Gerakan Anti


Korupsi Di Daerah Studi Tentang Aktor Dan Strategi Kelompok. JKAP (Jurnal
Kebijakan Dan Administrasi Publik), 15 Nomor 1, 1–18

Musdah, E. (2013). Advokasi Kebijakan Penetapan Upah Minimum Kabupaten Sleman Tahun
2013. Jurnal Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Indonesia, 6(2), 123-136.

17
NUGRIKA, V. (2020). GERAKAN SOSIAL SADAR LINGKUNGAN MASYARAKAT
EKOWISATA RAMMANG-RAMMANG (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Makassar).

Rahardian, R., & Zarkasi, I. F. (2021). Jejaring Aktor Dalam Upaya Perubahan Kebijakan:
Kasus Advokasi Kebijakan Dalam Menolak Izin Lingkungan Pengolahan Limbah
Berbahaya dan Beracun. Jurnal Identitas, 1(2), 26-38.

Ramadhan, R. A. (2020). The advocacy coalition framework approach to row house policy in
Tamansari, Bandung city. Jurnal Manajemen Pelayanan Publik, 3(2), 82.

Syofii, M., & Alfirdaus, L. K. (2020). Koalisi masyarakat sipil dalam advokasi kebijakan
relokasi warga tambakrejo kota semarang. Jurnal Politik Profetik, 8(1), 112-135.

18

Anda mungkin juga menyukai