Anda di halaman 1dari 8

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka dalam sebuah penelitian digunakan untuk mengumpulkan

informasi-informasi yang relevan dengan permasalahan penelitian untuk

mendukung dan mempermudah proses penelitian. Selain itu, tinjauan pustaka dapat

digunakan untuk menunjukkan di mana letak permasalahan penelitian yang akan

dikaji, tinjauan pustaka juga dapat digunakan untuk memeriksa sejauh mana

penelitian-penelitian lain telah membahas topik penelitian yang dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan bagaimana politik

implementasi kebijakan publik kurikulum merdeka di sekolahan dasar Desa

Pekalongan, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga dan faktor pendukung

serta penghambat implementasi kebijakan tersebut. Agar lebih sistematis, tinjauan

pustaka dibagi menjadi tiga sub-bagian, pertama, kerangka teoritis dan pemikiran

penelitian, dimaksudkan untuk mengarahkan jalannya penelitian yang hendak

dilakukan. Kedua, penelitian terdahulu, yang dimaksudkan agar dapat menjadi

referensi pembanding mengenai penelitian yang akan dilakukan.

2.1 Kerangka Teoritis dan Pemikiran Penelitian

Tinjauan pustaka dalam sebuah penelitian digunakan untuk mengumpulkan

informasi-informasi yang relevan dengan permasalahan penelitian untuk

mendukung dan mempermudah proses penelitian. Selain itu, tinjauan pustaka dapat
7

digunakan untuk menunjukkan di mana letak permasalahan penelitian yang akan

dikaji, tinjauan pustaka juga dapat digunakan untuk memeriksa sejauh mana

penelitian-penelitian lain telah membahas topik penelitian yang dilakukan.4

2.1.1 Kebijakan Publik

Thomas R. Dye menyatakan bahwa kebijakan adalah apapun pilihan

pemerintah untuk melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan.5 Kebijakan

Publik ditetapkan melalui berbagai proses. Terdapat lima tahap dalam proses

pembuatan kebijakan menurut Dunn, antara lain:

1. Penyusunan agenda, di mana para pejabat yang dipilih dan diangkat

menempatkan masalah pada agenda publik.

2. Formulasi kebijakan, apra pejabat merumuskan alternatif kebijakan untuk

mengatasi masalah.

3. Adopsi kebijakan, di sini alternatif kebijakan dipilih dan dadopsi dengan

dukungan dari mayoritas dan konsensus kelembagaan.

4. Implementasi kebijakan, kebijakan yang telah diambil dilakukan oleh unit-

unit administrasi dengan memobilisir sumber daya yang dimilikinya

terutama finansial dan manusia.

4
Robert E. Stake. Qualitative Research: Studying How Things Work, (New York: The Guilford
Press, 2010), 104-105.
5
Solahuddin Kusumanegara. Model dan Aktor Dalam Proses Kebijakan Publik, (Yogyakarta:
Gava Media, 2010), 4.
8

5. Penilaian kebijakan dimana unit-unit pemeriksaan dan akutansi menilai

apakah lembaga pembuatan kebijakan dan pelaksana kebijakan telah

memenuhi persyaratan pembuatan kebijakan yang telah ditentukan.

2.1.2 Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan adalah sesuatu hal penting bahkan jauh lebih

penting daripada pembuatan kebijakan, karena jika tidak diimplementasikan maka

kebijakan hanya merupakan impian.6

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan publik,

menurut Van Meter dan Van Horn terdapat 6 variabel yang mempengaruhi kinerja

implementasi kebijakan, di antaranya7:

1. Ukuran dan tujuan kebijakan

2. Sumberdaya

3. Karakteristik agen pelaksana

4. Komunikasi antar pelaksana

5. Sikap dan kecenderungan pelaksana

6. Lingkungan eksternal

2.1.3 Politik Implementasi Kebijakan

6
Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Penyusunan Model-Model
Implementasi Kebijakan Publik (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), 126.
7
Agustinus Subarsono, Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005).
9

Sebuah implementasi kebijakan kaitanya dengan proses politik terfokus

pada aktor-aktor terkait mempengaruhi tahap tersebut. Menurut Robert T.

Nakamura dan Frank Smallwood yang menyatakan bahwa sebagai bentuk kekuatan

yang ada dipengaruhi proses implementasi ketika kebijakan telah dirumuskan.8

Kemudian sebuah politik implementasi tidak lepas dari aktor-aktor politik yang

mana aktor-aktor politik ini mempengaruhi sebuah implementasi kebijakan.

Salah satu aktor yang memmpengaruhi kebijakan publik adalah birokrat.

Birokrat merupakan lembaga penting dalam proses kebijakan disebabkan keahlian

yang mereka miliki, pengetahuan tentang institusi (sesuai masa kerja), serta peran

pentingnya dalam implementasi kebijakan.9 Dalam penelitian ini peneliti

memfokuskan pada implementator yang berinteraksi langsung dengan target tujuan

atau target group kebijakan. Implementator seperti ini disebut juga dengan street

level bureaucracy. Michael Lipsky menyebutkan bahwa street level bureaucracy

adalah pekerja yang bekerja di bidang sektor pelayanan publik yang berinteraksi

langsung dengan warga dalam pekerjaan mereka dan memiliki keleluasaan

substansial dalam pekerjaan mereka. Orang-orang yang termasuk street level

bureacrats adalah polisi dan personel penegak hukum lainnya, karyawan sosial,

hakim, pengacara, tenaga kesehatan, guru, dan pegawai di bidang publik lainnya

8
Robert T. Nakamura dan Frank Smallwood, Ihe Politics of Policy Implementation (New York:
St. Martin Press, 1980).
9
Solahuddin Kusumanegara. Model dan Aktor Dalam Proses Kebijakan Publik, (Yogyakarta:
Gava Media, 2010), 54.
10

yang memiliki akses terhadap program pemerintah dan memberikan layanan di

dalamnya.10

2.1.4 Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

sebagaimana termaktub dalam Ketentuan Umum UU No. 20 Tahun 2003.

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional

pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 35 ayat (2) dan Pasal 36 ayat (1)

UU No. 20 Tahun 2003.11.

Kurikulum ini sudah banyak berganti di Indonesia, adapun kurikulum-

kurikulum yang pernah dilaksanakan di indonesia di antaranya adalah: KTSP 2006,

Kurikulum 2013, dan yanng saat ini dicoba untuk dilaksanakan adalah Kuriikulum

Merdeka yang mana sekarang masih berada pada fase 1.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan bahan komparasi dan referensi dalam

penelitian. Penelitian terdahulu juga berfungsi untuk memetakan bagaimana posisi

penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Selain itu bertujuan

10
Michael Lipsky, Street Level Beureaucracy Dilemmas of the Individual in Public Services, (New
York: Russel Sage Foundation, 2010), 3
11
Yogi Anggraena, dkk, Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran, Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2022), 10.
11

membedakan dari penelitian yang telah diteliti sebelumnya, serta mencari kebaruan

dari posisi penelitian yang serupa dari sebelumnya.

Ada 2 (dua) penelitian terdahulu terkait dengan penelitian yang dilakukan

yaitu:

Pertama, yaitu penelitian yang berjudul Politik Implementasi Peraturan

Daerah Kota Serang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Penanggulangan Kemiskinan di

Kecamatan Kesamen Tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

mendeskripsikan faktor penghambat dan pendorong implementasi. Letak

persamaan penelitian adalah sama-sama untuk mengetahui politik implementasi

suatu kebijakan dan juga metode penelitian yang digunakan juga sama yakni

metode kualitatif. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada fokusan pembahasan

yang terletak pada Peraturan Daerah Kota Serang No. 3 Tahun 2011 Tentang

Penanggulangan Kemiskinan di Kecamatan Kasamen Tahun 2017. Sedangkan

penelitian penulis berfokus pada politik implementasi kebijakan Kurikulum

Merdeka yang berlokasi di Desa Pekalongan, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten

Purbalingga.

Kedua, penelitian tersebut berjudul Implementasi Kebijakan Publik Studi

pada Kartu Sehat Bekasi Tahun 2017 dan 2018. Penelitian ini bertujuan untuk

melihat bagaimana implementasi kebijakan Kartu Sehat di Kota Bekasi pada Tahun

2017 dan 2018 serta melihat faktor-faktor yang ada dalam implementasinya. Letak

persamaan penelitian ini adalah sama-sama untuk melihat dan mengetahui

implementasi suatu kebijakan dan sama-sama menggunakan metode kualitatif.


12

Sedangkan perbedaannya terletak pada fokusan yang terletak pada implementasi

kebijakan yang tidak berfokus pada politik implementasi serta fokusan yang

berbeda yakni implementasi kebijakan public studi pada kartu sehat Bekasi tahun

2017 dan 2018.


13

TABEL 1. Matriks Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian Tahun Persamaan yang diteliti Perbedaan yang diteliti


Politik Implementasi 2020 Penelitian ini sama-sama Perbedaan terletak pada
Peraturan Daerah Kota meneliti politik fokusan penelitian dan lokasi
Serang No. 3 Tahun implementasi suatu penelitian.
2011 Tentang kebijakan.
Penanggulangan
Kemiskinan di
Kecamatan Kasemen
Tahun 2017

Implementasi 2020 Penelitian ini sama-sama Perbedaan terletak pada


Kebijakan Publik (Studi meneliti tentang fokusan penelitian dan lokasi
pada Kartu Sehat implementasi suatu penilitian..
Bekasi tahun 2017 dan kebijakan.
2018.

Anda mungkin juga menyukai