Anda di halaman 1dari 12

Analisis Konsep Kebijakan Publik

Nama : Raisyah Dwi Nuralidah

NIM : 04020222045

Kelas : PMI C2
PENDAHULUAN

Dalam ranah kebijakan publik, penyusunan dokumen yang menyelidiki, merumuskan,


dan merekomendasikan kebijakan atau keputusan tertentu menjadi suatu hal yang penting dan
strategis. Istilah ini, sering disebut sebagai "policy paper," digunakan secara luas dalam
berbagai konteks pembuatan kebijakan, baik oleh pemerintah, organisasi non-pemerintah,
lembaga riset, maupun entitas lain yang terlibat dalam menangani isu-isu sosial, ekonomi,
politik, atau lingkungan.

Policy paper berfungsi untuk secara khusus menggambarkan isu-isu kebijakan yang
dihadapi serta memberikan rekomendasi solusi atau tindakan konkret untuk mengatasinya.
Proses penyusunan dokumen ini melibatkan analisis mendalam terhadap isu-isu yang relevan,
dengan memperhatikan konteks, penyebab, dan dampak dari masalah yang dibahas. Selain
itu, melibatkan pemangku kepentingan yang terkait dalam proses penyusunan juga menjadi
aspek penting untuk memastikan bahwa berbagai perspektif telah dipertimbangkan secara
komprehensif. Tujuan utama dari policy paper adalah memberikan pemahaman yang
mendalam terhadap isu-isu kebijakan serta menyajikan rekomendasi yang konkret dan
relevan bagi pembuat kebijakan dalam pengambilan keputusan. Dengan menyediakan analisis
yang terperinci, argumen yang kuat, dan solusi yang dapat diimplementasikan secara efektif,
policy paper menjadi alat bantu yang penting dalam pengambilan kebijakan dan keputusan
publik.

Dalam konteks ini, konsep kebijakan publik menjadi sangat penting dalam upaya
mencapai tujuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu contohnya adalah
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Indonesia, yang dirancang untuk meningkatkan
aksesibilitas dan mutu pendidikan. Seiring dengan pentingnya analisis kebijakan publik, esai
ini akan menganalisis konsep kebijakan publik dengan menggunakan studi kasus BOS
sebagai ilustrasi. Hal ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
bagaimana kebijakan publik diimplementasikan dalam konteks nyata, khususnya dalam
bidang pendidikan.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bakry (2010), "kebijakan publik telah meresap
dalam kehidupan manusia, baik pada skala individual maupun dalam konteks sosial dan
politik masyarakat1." Oleh karena itu, dalam mengeksplorasi konsep ini, akan diperoleh
pemahaman yang lebih komprehensif tentang peran dan dampak kebijakan publik dalam

1
Bakry, A. (2010). Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik. Jurnal MEDTEK.

2
kehidupan masyarakat. Dengan demikian, pendekatan ini memberikan landasan yang kokoh
untuk memahami peran dan signifikansi kebijakan publik dalam membentuk masyarakat
yang lebih baik dan berkeadilan.

3
PEMBAHASAN
1. Pengertian Policy Paper
Menurut William N. Dunn (2000), analisis kebijakan publik adalah bidang studi yang
praktis dalam ilmu sosial2. Di sini, berbagai metode riset dan argumen digunakan untuk
menghasilkan serta mengubah informasi yang relevan dengan kebijakan, yang kemudian
diterapkan dalam konteks politik untuk menyelesaikan masalah kebijakan.
Policy Paper adalah dokumen kebijakan yang bertujuan untuk menjelaskan isu-isu
kebijakan tertentu dan memberikan rekomendasi kebijakan yang sesuai. Perbedaan
utamanya dengan makalah ilmiah terletak pada fokusnya; jika makalah ilmiah cenderung
bersifat akademis, maka policy paper lebih berkaitan dengan kebijakan yang harus
diambil untuk menangani masalah masyarakat.
Penulisan policy paper bertujuan untuk menghubungkan antara penelitian akademis
dan pembuat kebijakan. Seringkali, hasil penelitian akademis tidak langsung relevan atau
sulit dimengerti oleh pembuat kebijakan yang harus membuat keputusan yang
memengaruhi masyarakat. Policy paper berperan penting dalam menerjemahkan
penelitian kompleks menjadi informasi yang lebih mudah dimengerti dan relevan bagi
pembuat kebijakan. Dalam dokumen kebijakan, data dan fakta sering digunakan untuk
mendukung argumen. Policy paper berfungsi sebagai alat untuk memengaruhi pembuat
kebijakan, pemangku kepentingan, dan masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Dokumen ini juga bisa menjadi dasar untuk perdebatan dan diskusi lebih lanjut tentang
isu kebijakan tertentu.
2. Pengertian Kebijakan Publik

Konsep kebijakan publik merupakan suatu ranah yang kompleks dan dinamis, yang
melibatkan interaksi yang erat antara sektor publik dan swasta dalam upaya mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan oleh masyarakat. Menurut Putri (2021),
pemahaman terhadap istilah "publik" dalam konteks kebijakan publik dapat diperluas
dengan mempertimbangkan hubungannya dengan sektor swasta, menegaskan bahwa
peran serta sektor swasta turut berpengaruh dalam proses kebijakan 3. Sementara itu,
Tachjan seperti yang dikutip oleh Herdiana (2018), menjelaskan bahwa esensi dari
kebijakan melibatkan serangkaian keputusan yang saling terkait, yang bertujuan untuk

2
Dunn, W. N. (2000). Methods of the Second Type. The Science of Public Policy: Policy analysis II, 5(4), 390.
3
Putri, D. S. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada Era New Normal Di Dinas Penanaman Modal
Dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Gunungkidul. Jurnal Enersia Publika: Energi, Sosial, dan Administrasi Publik, 5(1), 342-353.

4
mencapai tujuan tertentu dan dipengaruhi oleh faktor politik, yang pada gilirannya juga
memengaruhi dinamika politik secara keseluruhan4.

Agustino (2008) memberikan definisi politik sebagai kegiatan nasional yang


bertujuan mengatur kehidupan manusia atau masyarakat dengan memperhatikan
ketertiban dan moralitas umum, yang menyoroti pentingnya aspek moral dan kepentingan
umum dalam proses pengambilan kebijakan5. Berbagai perspektif ini memberikan
cakupan yang luas terhadap kebijakan publik, dengan pandangan dari Dye (2005) yang
menekankan bahwa segala hal yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah
merupakan bagian dari kebijakan publik6, sementara Wibawa (1994) memaknai kebijakan
publik sebagai segala pilihan yang dibuat oleh pemerintah7.

Pendekatan yang lebih komprehensif terhadap kebijakan publik diajukan oleh


Iskandar (2012), yang mencakup program, tindakan, keputusan, dan sikap yang diambil
oleh aktor politik dalam upaya memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat 8.
Masalah kompleks ini, seperti yang ditegaskan oleh Nugroho (2012), sering kali
melibatkan pertimbangan moral dan keterlibatan publik, yang tercermin dalam penetapan
kebijakan oleh pemerintah, peraturan, perjanjian, serta kerjasama antara lembaga
legislatif dan eksekutif9.

Islamy (1994) menambahkan dimensi penting lainnya dalam konsep kebijakan publik,
yaitu penekanan pada tindakan nyata, konsistensi dengan tujuan tertentu, serta landasan
kepentingan publik sebagai fokus utama dalam pelaksanaannya 10. Dengan demikian,
kebijakan publik bukan hanya merupakan hasil dari proses pengambilan keputusan politik
semata, tetapi juga mencakup aspek-aspek moral, keterlibatan aktor-aktor non-publik,
serta fokus pada kepentingan umum dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan oleh masyarakat secara keseluruhan.

3. Studi Kasus : Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

4
Herdiana, D. (2018). Sosialisasi Kebijakan Publik: Pengertian dan Konsep Dasar. Jurnal Ilmiah Wawasan Insan Akademik, I(3), 13–26.
Retrieved from http://www.stiacimahi.ac.id/?page _id=1181%0Ahttps://www.researc hgate.net/publication/337485273_
Sosialisasi_Kebijakan_Publik_Pen gertian_dan_Konsep_Dasar
5
Agustino, L. (2008). Dasar-Dasar Kebijakan Publik . Bandung: Alfabeta.
6
Dye, T. R. (2005). Models of politics: some help in thinking about public policy. Understanding public policy, 5.
7
Wibowo, E. W. (2017). Evaluasi Pembelajaran Matakuliah Kewirausahaan Berbasis Proyek Pada Politeknik Lp3i Jakarta Kampus Pasar
Minggu. Jurnal Lentera Bisnis. https://doi.org/10.34127/jrlab.v5i2 .35
8
Iskandar, J. (2012). Kaputa Selekta Teori Administrasi Negara . Bandung: Puspaga
9
Nugroho, R. (2012). Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, Manajemen Kebijakan. Jakarta: Elex Media Komputindo.
10
Islamy, M. I. (1994). Prinsip - Prinsip Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

5
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) telah menjadi salah satu instrumen utama dalam
upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan mutu dan aksesibilitas pendidikan di
seluruh negeri. Dana BOS merupakan sumber dana yang disediakan secara khusus untuk
membiayai berbagai keperluan fisik dan operasional lembaga pendidikan, mulai dari
penyediaan buku dan perlengkapan sekolah hingga pemeliharaan fasilitas fisik. Program
manajemen sekolah yang didukung oleh Dana BOS dikelola oleh Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, dan Iptek, yang bertugas untuk mengawasi dan
mengatur distribusi serta pengelolaan dana tersebut.
Seperti yang dijelaskan oleh Mulyono (2015), lembaga pendidikan yang menerima
Dana BOS harus mematuhi petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kementerian Pendidikan Agama 11. Petunjuk teknis ini mencakup
berbagai aspek, termasuk tata cara pelaporan dana yang diterima kepada orang tua siswa,
serta penegakan sikap tanggung jawab dalam penggunaan dana tersebut. Lebih lanjut,
lembaga sekolah juga diberikan tanggung jawab untuk melunasi atau membebaskan iuran
dari orang tua siswa, memberikan bantuan pendidikan non-personalia kepada siswa yang
kurang mampu, dan merancang kebijakan untuk meringankan beban biaya pendidikan
bagi siswa lainnya.
Perlakuan khusus ini diberikan dengan tujuan untuk memastikan bahwa Dana BOS
benar-benar memberikan dampak yang signifikan dalam memenuhi hak pendidikan wajib
dan meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Dengan memberikan
fleksibilitas kepada lembaga pendidikan dalam penggunaan dana tersebut, diharapkan
efisiensi dalam pengelolaan biaya pendidikan dapat tercapai, sehingga setiap siswa dapat
mendapatkan akses yang setara dan berkualitas terhadap pendidikan yang mereka terima.
Dengan demikian, Dana BOS bukan hanya menjadi alat untuk membiayai kegiatan fisik
sekolah, tetapi juga sebagai instrumen untuk mewujudkan visi pendidikan yang inklusif
dan berkualitas bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Selain itu, Dana BOS juga menjadi instrumen untuk merangsang inovasi dan
peningkatan kreativitas dalam manajemen pendidikan di tingkat sekolah. Dengan
memberikan otonomi kepada lembaga pendidikan dalam penggunaan dana tersebut,
sekolah memiliki kesempatan untuk mengembangkan program-program tambahan yang
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa serta lingkungan sekolah mereka.
Misalnya, sekolah dapat menggunakan Dana BOS untuk mengadakan kegiatan

11
Mulyono, T. (2015). Pengaruh Penggunaan Bos Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Smp N 9 Salatiga Semester Genap Tahun Pelajaran
2013-2014 (Doctoral dissertation, IAIN SALATIGA).

6
ekstrakurikuler yang beragam, seperti klub sains, seni, atau olahraga, yang dapat
memperkaya pengalaman belajar siswa di luar kelas.
Dana BOS juga dapat digunakan untuk memperluas akses pendidikan bagi siswa dari
latar belakang ekonomi yang kurang mampu. Dengan memberikan bantuan pendidikan
non-personalia, seperti bantuan untuk transportasi atau pembelian perlengkapan sekolah,
sekolah dapat membantu siswa yang menghadapi kesulitan finansial tetap dapat
mengakses pendidikan tanpa hambatan yang berarti. Hal ini sejalan dengan prinsip
inklusivitas dalam pendidikan, yang menekankan bahwa setiap individu memiliki hak
yang sama untuk mendapatkan akses dan manfaat dari pendidikan yang berkualitas.
Selanjutnya, Dana BOS juga dapat digunakan sebagai instrumen untuk meningkatkan
partisipasi dan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka. Dengan
memberikan pemberitahuan tertulis kepada orang tua mengenai alokasi dana BOS,
sekolah dapat membuka saluran komunikasi yang lebih terbuka dengan orang tua siswa,
sehingga memungkinkan terciptanya kerjasama yang lebih baik antara sekolah dan
keluarga dalam mendukung proses pendidikan anak-anak.
Dengan demikian, Dana BOS bukan hanya merupakan sumber pendanaan tambahan
untuk sekolah, tetapi juga sebagai instrumen untuk mendorong perubahan positif dalam
manajemen pendidikan, meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan, serta
memperkuat keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan nasional.
4. Analisis Konsep Kebijakan Publik dalam Bantuan Operasional Sekolah
Kebijakan merupakan suatu rangkaian dari rencana, program, tindakan, keputusan,
dan sikap yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan tujuan menyelesaikan masalah yang
ada atau mencapai tujuan tertentu dalam suatu masyarakat. Pengertian ini
menggarisbawahi bahwa kebijakan tidak hanya terbatas pada keputusan tunggal, tetapi
juga mencakup respons terhadap dinamika sosial dan politik yang terjadi dalam
masyarakat. Sebagaimana dijelaskan oleh Ramdhani (2017), kebijakan merupakan hasil
dari proses sosial yang melibatkan interaksi antara pemerintah dan masyarakat, serta
memiliki dampak yang memengaruhi dinamika politik dan kehidupan sosial12.
Implementasi kebijakan, sebagai tahap lanjutan dari proses pengembangan dan
advokasi kebijakan, melibatkan tindakan konkret yang dilakukan oleh individu atau
kelompok untuk menerapkan kebijakan yang telah disetujui. Hal ini mencakup

12
Ramdhani, A., & Ramdhani, M. A. (2017). Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan Publik. Jurnal Publik.
https://doi.org/10.1109/ICMENS.2 005.96

7
pelaksanaan program-program yang telah dirancang, alokasi sumber daya, serta
monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh
Mutiasari (2016), implementasi kebijakan dapat menghasilkan dampak yang sesuai
dengan yang diinginkan (intended) atau juga dampak yang tidak diinginkan (spillover
negative effect), yang semuanya perlu dievaluasi secara teliti13.
Salah satu contoh kebijakan publik yang penting adalah Program Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
mengurangi kemiskinan di sektor pendidikan. Melalui alokasi Dana BOS, pemerintah
memberikan kontribusi yang signifikan bagi sekolah dalam pembiayaan operasional
mereka. Namun, dalam implementasinya, terdapat tantangan terkait ketidakmerataan
14
dalam pelayanan sekolah bagi siswa. Menyadari hal ini, pemerintah perlu terus
memantau dan mengevaluasi implementasi kebijakan BOS untuk memastikan bahwa
tujuan kebijakan tersebut dapat tercapai dengan efektif dan efisien, sebagaimana disoroti
oleh penelitian Desrinelti, Afifah, & Gistituati (2021). Dengan demikian, pemantauan dan
evaluasi yang terus menerus terhadap implementasi kebijakan BOS menjadi penting
dalam rangka memastikan bahwa kebijakan tersebut dapat memberikan dampak yang
diharapkan bagi peningkatan mutu pendidikan serta pengurangan disparitas dalam akses
pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
5. Tantangan dan Permasalahan dalam Implementasi BOS
Implementasi kebijakan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) seringkali dihadapi oleh
berbagai tantangan yang mempengaruhi efektivitas dan keberlanjutan program tersebut.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah masalah penyalahgunaan dana. Potensi
untuk penyalahgunaan dana BOS oleh pihak yang tidak bertanggung jawab menjadi
ancaman serius yang dapat mengurangi efektivitas program dan merugikan masyarakat
serta lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi penerima manfaat utama dari dana
tersebut.
Selain itu, kesenjangan antar daerah juga menjadi permasalahan yang signifikan
dalam implementasi BOS. Tidak semua daerah memiliki sumber daya yang sama dan
kondisi yang serupa dalam hal infrastruktur pendidikan, jumlah siswa, dan kebutuhan
pendidikan lainnya. Akibatnya, alokasi dana BOS cenderung tidak merata dan tidak

13
Mutiasari, M., Yamin, M. N., & Alam, S. (2016). Implementasi Kebijakan Perizinan Dan Pemberitahuan Kegiatan Masyarakat Pada
Kepolisian Resort (Polres) Kota Kendari. Publica: Jurnal Administrasi Pembangunan dan Kebijakan Publik, 7(1), 1-10
14
Desrinelti, D., Afifah, M., & Gistituati, N. (2021). Kebijakan publik : konsep pelaksanaan. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) 6(1),
83–88

8
selalu memenuhi kebutuhan yang sebenarnya di setiap daerah, yang pada gilirannya dapat
menyebabkan ketidakadilan dalam akses pendidikan dan ketimpangan antar wilayah.
Kendala administratif juga menjadi tantangan serius dalam implementasi kebijakan
BOS. Proses administratif yang rumit dan berbelit-belit dapat menyulitkan lembaga
pendidikan dalam memenuhi persyaratan dan mengakses dana BOS dengan tepat waktu.
Hal ini dapat menghambat efisiensi penggunaan dana dan memperlambat kemajuan
program secara keseluruhan.
Selain itu, perlu diperhatikan juga bahwa tidak semua masalah pendidikan masuk
dalam agenda kebijakan. Sebagaimana disoroti oleh Bintari & Pandiangan (2016), hanya
isu-isu spesifik yang memiliki dampak signifikan yang diangkat menjadi agenda politik 15.
Oleh karena itu, meskipun BOS merupakan kebijakan penting dalam bidang pendidikan,
belum tentu semua masalah terkait pendidikan masuk dalam agenda politik, yang pada
akhirnya mempengaruhi prioritas dan fokus pemerintah dalam implementasi kebijakan
BOS.
Dalam konteks pentingnya kualitas pendidikan untuk masa depan generasi
mendatang, penting untuk memastikan bahwa implementasi kebijakan BOS diawasi
secara ketat. Hal ini diperlukan agar dana tersebut dapat digunakan dengan efektif dan
efisien guna meningkatkan mutu pendidikan secara merata di seluruh wilayah, serta
memastikan bahwa setiap anak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan
berkualitas. Oleh karena itu, peran pengawasan dan evaluasi terus menerus menjadi
penting dalam menangani tantangan dan memastikan keberhasilan implementasi
kebijakan BOS16.

15
Bintari, A., & Pandiangan, L. H. S. (2016). Formulasi Kebijakan Pemerintah Tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (Bumd)
Perseroan Terbatas (Pt) Mass Rapid Transit (Mrt) Jakarta Di Provinsi Dki Jakarta. CosmoGov. https://doi.org/10.24198/cosmogo
v.v2i2.10006
16
Widodo, J. (2021). Analisis kebijakan publik: Konsep dan aplikasi analisis proses kebijakan publik. Media Nusa Creative (MNC
Publishing).

9
PENUTUP

Kesimpulan

Dari materi di atas, dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan Bantuan


Operasional Sekolah (BOS) memiliki sejumlah tantangan dan permasalahan yang perlu
diperhatikan secara serius. Penyalahgunaan dana, kesenjangan antar daerah, kendala
administratif, dan prioritas agenda politik yang tidak selalu sejalan dengan masalah
pendidikan merupakan beberapa masalah utama yang dapat mempengaruhi efektivitas dan
keberlanjutan program BOS.

Meskipun BOS merupakan kebijakan yang penting dalam meningkatkan akses dan
mutu pendidikan, penanganan permasalahan tersebut menjadi krusial dalam memastikan
bahwa dana BOS digunakan dengan efektif dan efisien. Diperlukan upaya untuk memperkuat
pengawasan dan pengawalan terhadap penggunaan dana, menyeimbangkan alokasi dana
untuk mengatasi kesenjangan antar daerah, memperbaiki proses administratif agar lebih
efisien, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dalam agenda politik.

Dengan demikian, implementasi kebijakan BOS harus diiringi dengan langkah-


langkah strategis dan sistematis untuk mengatasi tantangan tersebut. Hanya dengan demikian,
program BOS dapat berfungsi secara optimal dalam mendukung peningkatan kualitas
pendidikan dan mengurangi ketimpangan pendidikan di Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agustino, L. (2008). Dasar-Dasar Kebijakan Publik . Bandung: Alfabeta.


Bakry, A. (2010). Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik. Jurnal MEDTEK.
Bintari, A., & Pandiangan, L. H. S. (2016). Formulasi Kebijakan Pemerintah Tentang
Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (Bumd) Perseroan Terbatas (Pt)
Mass Rapid Transit (Mrt) Jakarta Di Provinsi Dki Jakarta. CosmoGov.
https://doi.org/10.24198/cosmogo v.v2i2.10006
Desrinelti, D., Afifah, M., & Gistituati, N. (2021). Kebijakan publik : konsep pelaksanaan.
JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) 6(1), 83–88
Dye, T. R. (2005). Models of politics: some help in thinking about public
policy. Understanding public policy, 5.
Herdiana, D. (2018). Sosialisasi Kebijakan Publik: Pengertian dan Konsep Dasar. Jurnal
Ilmiah Wawasan Insan Akademik, I(3), 13–26. Retrieved from
http://www.stiacimahi.ac.id/?page _id=1181%0Ahttps://www.researc
hgate.net/publication/337485273_ Sosialisasi_Kebijakan_Publik_Pen
gertian_dan_Konsep_Dasar
Iskandar, J. (2012). Kaputa Selekta Teori Administrasi Negara . Bandung: Puspaga

Islamy, M. I. (1994). Prinsip - Prinsip Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.


Mulyono, T. (2015). Pengaruh Penggunaan Bos Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Smp N 9
Salatiga Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014 (Doctoral dissertation,
IAIN SALATIGA).
Mutiasari, M., Yamin, M. N., & Alam, S. (2016). Implementasi Kebijakan Perizinan Dan
Pemberitahuan Kegiatan Masyarakat Pada Kepolisian Resort (Polres) Kota
Kendari. Publica: Jurnal Administrasi Pembangunan dan Kebijakan Publik,
7(1), 1-10
Nugroho, R. (2012). Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, Manajemen Kebijakan.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Putri, D. S. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada Era
New Normal Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Kabupaten
Gunungkidul. Jurnal Enersia Publika: Energi, Sosial, dan Administrasi Publik,
5(1), 342-353.
Ramdhani, A., & Ramdhani, M. A. (2017). Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan Publik.
Jurnal Publik. https://doi.org/10.1109/ICMENS.2 005.96

11
Wibowo, E. W. (2017). Evaluasi Pembelajaran Matakuliah Kewirausahaan Berbasis Proyek
Pada Politeknik Lp3i Jakarta Kampus Pasar Minggu. Jurnal Lentera Bisnis.
https://doi.org/10.34127/jrlab.v5i2 .35
Dunn, W. N. (2000). Methods of the Second Type. The Science of Public Policy: Policy
analysis II, 5(4), 390.

12

Anda mungkin juga menyukai