Anda di halaman 1dari 4

KETERIKATAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN SEBAGAI KEBIJAKAN PUBLIK

Mata Kuliah Studi dan Analisis Kebijakan Pendidikan Islam


Dosen Pengampu1 : Dr. H. Dodo Murtado, M.Si.
Epul Saepul Zalil
djalil.epul31@gmail.com
Manajemen Pendidikan Islam (S2)
Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Cipasung (IAIC)

Abstrak
Kebijakan publik dan kebijakan pendidikan mempunyai peran penting dalam lembaga pendidikan dan masyarakat
dimana mereka diatur oleh sebuah peraturan yang dibuat pemerintah. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan kebijakan
publik dan kebijakan pendidikan yang menggunakan metode studi lieratur (tkajian pustaka). Serta Penelitian ini
menggunakan metode studi dokumentasi yang diambil dari internet: artikel.
Kata Kunci: Kebijakan Pendidikan, Kebijakan Publik penelitian. Materi-materi yang digunakan bersumber dari
makalah, buku, surat kabar, majalah, maupun jurnal
penelitian.
PENDAHULUAN.
Pendidikan merupakan proses pembentukan manusia TEMUAN DAN PEMBAHASAN
sebagai mahluk yang memiliki keunikan, perbedaan satu Temuan
sama lain. Dengan demikian, proses pendidikan Kebijakan Publik
membutuhkan dukungan banyak pihak, masyarakat dan Kebijakan publik merupakan ilmu yang relatif baru
negara harus bahu membahu dalam satu tujuan karena secara historis baru muncul pada pertengahan
pendidikannya. dasawarsa 1960-an sebagai sebuah disiplin yang
Negara yang maju biasanya kebijakan pendidikan dan menonjol dalam lingkup administrasi publik maupun ilmu
implementasinya produktif, aspiratif, dan penuh politik. Sementara itu, analisis kebijakan publik bisa
tanggungjawab. dibilang telah lama eksis dan dapat dirunut sejak adanya
Kebijakan publik sebagai studi ilmiah dilakukan peradaban umat manusia. Sejak itu, kebijakan publik
dengan alasan untuk mendapatkan pengetahuan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam bentuk
lebih mendalam (Santoso, 1993: 12). Domain studi tataran mikro individual maupun konteks tataran makro
kebijakan publik telah merambah banyak hal yang dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara (Wahab,
berkaitan dengan berbagai masalah yang sangat luas. 2008).
Secara tradisional, bila batasan studi kebijakan publik Kebijakan publik menurut Aminuddin Bakry
hanya sebatas pada lembaga-lembaga pemerintah maka (2010), merupakan keputusan-keputusan atau pilihan-
yang menjadi pusat perhatian adalah kegiatan atau
pilihan tindakan yang secara langsung mengatur
aktivitas pemerintahan Studi itu dimulai dari mana asal
pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam,
kebijakan publik, bagaimana prosesnya,
finansial dan manusia demi kepentingan publik, yakni
perkembangannya, dan akibat yang ditimbulkan bagi
rakyat banyak, penduduk, masyarakat atau warga negara.
masyarakat, baik akibat positif maupun negatif (Agustino,
Ditinjau dari proses, kebijakan publik diartikan sebagai
2008: 4-5). Karena mempelajarinya berarti ada tujuan
hasil dari adanya sinergi, kompromi atau bahkan
untuk mengetahui dari mana asal kebijakan publik itu
kompetisi antara berbagai gagasan, teori, ideologi, dan
dibentuk, bagaimana proses, perkembangan, akibat dan
kepentingan-kepentingan yang mewakili sistem politik
dampak kebijakan publik bagi sistem perpolitikan yang
suatu negara. Oleh karena itu, kebijakan merupakan
terjadi dalam suatu negara.
instrumen pemerintah untuk melakukan suatu tindakan
dalam bidang tertentu seperti fasilitas umum, transportasi,
METODE pendidikan, kesehatan, perumahan, kesejahteraan, dan
Masalah dalam kajian ini berkenaan dengan kebijakan lain-lain yang dianggap akan membawa dampak positif
pendidikan dan kebijakan publik di Indonesia. Guna bagi kehidupan warganya. Pengertian lainnya, kebijakan
memperoleh gambaran yang relatif utuh, kajian ini publik hanya sebatas dokumen-dokumen resmi seperti
menggunakan metode studi literatur (kajian pustaka), perundang-undangan, dan peraturan-peraturan
yaitu kajian yang bertujuan untuk menyusun teori dasar
pemerintah. Namun sebagian lagi mengartikan kebijakan Mangun, dan Paulo Freire. Bagi Ki Hajar Dewantara,
publik sebagai pedoman acuan, strategi dan kerangka pendidikan sebagai suatu proses pemberdayaan untuk
tindakan yang dipilih atau ditetapkan sebagai garis besar menumbuhkembangkan kemandirian manusia karena
pemerintah dalam melakukan kegiatan pembangunan. pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang berdiri
Disadari variasi pengertian kebijakan publik begitu sendiri dan bertanggung jawab atas eksistensi dirinya,
luas dan tidak dapat dihindari, karena istilah kebijakan tidak seorang pun berhak merampas kemandirian orang
berupaya menjelaskan secara ringkas berbagai tindakan lain, dan hak menjadi diri sendiri menunjukkan identitas
mulai dari mencermati isu atau masalah, merumuskan seseorang yang diwujudkan melalui interaksi dengan
formulasi dan memutuskan, sampai pada implementasi, orang lain. Hal ini juga senada dengan pandangan Romo
monitoring dan evaluasi. Tulisan ini mengacu pada Mangun yang memandang manusia sebagai makhluk
pengertian bahwa setiap perundang-undangan dan kreatif yang dianugerahi kebebasan berpikir agar dapat
peraturan adalah kebijakan, akan tetapi tidak setiap menentukan dirinya sendiri. Untuk mengeksplorasi
kebijakan diwujudkan dalam bentuk perundang-undangan kemampuan yang diberikan sang pencipta tersebut,
atau peraturan. Dalam konteks pengertian kebijakan sehingga membuahkan kreasi-kreasi baru, dibutuhkan
publik seperti tersebut, teridentifikasi dimensi-dimensi suasana kebebasan yang dapat menjamin kemerdekaan
yang saling bertautan antara kebijakan publik sebagai berdialog dengan dirinya sendiri, sesama peserta didik,
pilihan tindakan legal secara hukum, kebijakan publik dengan alam dan dengan pendidiknya. Romo Mangun
sebagai hipotesis dan kebijakan publik sebagai tujuan tidak percaya bahwa proses pendidikan yang bersifat
(Bridgeman dan Davis dalam Bakry, 2010). otoriter yang membatasi kebebasan peserta didik dapat
Berkenaan dengan definisi kebijakan ini, Budi mengembangkan kreativitas peserta didik.
Winarno (2005) mengingatkan bahwa dalam Ketidakpercayaan Romo Mangun tersebut, sejalan dengan
mendefinisikan kebijakan haruslah melihat apa yang Paulo Freire yang melihat proses memanusiakan manusia
sebenarnya dilakukan daripada apa yang diusulkan lewat dialog dan interaksi dengan sesama manusia dalam
mengenai suatu persoalan. Alasannya adalah karena suasana kemerdekaan dan kebebasan (Tilaar dan
kebijakan merupakan suatu proses yang mencakup pula Nugroho, 2009).
tahap implementasi dan evaluasi, sehingga definisi Istilah kemerdekaan dan kebebasan tidak berdiri
kebijakan yang hanya menekankan pada apa yang sendiri, melainkan berkaitan dengan konsep kekuasaan.
diusulkan menjadi kurang memadai. Dengan demikian, pendidikan tidak dapat lepas dari
Berdasarkan pembahasan di atas, kebijakan publik kekuasaan yang memberikan kebebasan untuk
dapat dipersepsikan sebagai respons suatu sistem politik berekspresi, mengeksplorasi potensi dasarnya dan
—melalui kekuasaan pemerintah—terhadap masalah- berinteraksi sesama manusia sehingga jati dirinya sebagai
masalah masyarakat. Dengan kata lain, kebijakan publik manusia dewasa dan sempurna dapat terwujud. Apabila
adalah keputusan pemerintah guna memecahkan masalah diinginkan suatu masyarakat demokrasi maka yang
publik. Keputusan itu bisa berimplikasi pada tindakan pertama-tama dilakukan adalah mendemokratisasikan
maupun bukan - tindakan. Kata ‘publik’ dapat berarti pendidikan. Hal ini berarti pendidikan bukanlah suatu
masyarakat dan perusahaan, bisa juga berarti negara – yang mencekoki peserta didik dengan ilmu pengetahuan
sistem politik serta administrasi. tetapi ilmu pengetahuan itu dimiliki karena pengalaman
Kebijakan Pendidikan peserta didik dalam suasana kebebasan dan kemerdekaan
kebijakan pendidikan berangkat dari pemikiran Tilaar (Tilaar dan Nugroho, 2009).
dan Nugroho yang mengungkapkan bahwa kebijakan Uraian di atas memperlihatkan keterkaitan yang erat
pendidikan tidak dapat dilepaskan dengan hakikat antara pandangan tentang manusia dengan proses
pendidikan dalam proses memanusiakan anak manusia pendidikan. Proses memanusia untuk mewujudkan
menjadi manusia merdeka. Manusia merdeka adalah kemerdekaannya diperlukan lingkungan yang kondusif
manusia yang kreatif yang terwujud di dalam budayanya. bagi perkembangan pribadi yang merdeka, sehingga
Manusia dibesarkan di dalam habitusnya yang proses pendidikan merupakan kesatuan antara teori dan
membudaya, dia hidup di dalam budayanya dan dia praktek pendidikan atau disebut praksis pendidikan
menciptakan atau merekonstruksi budayanya itu sendiri (Tilaar dan Nugroho, 2009).
(Tilaar dan Nugroho, 2009). Artinya, visi dan misi pendidikan merupakan
Konstruksi pemikiran di atas bermakna bahwa penjabaran dari pandangan tentang hakikat manusia atau
pendidikan adalah proses pemberdayaan sehingga peserta filsafat manusia yang menganggap manusia sebagai
didik menjadi mandiri, kreatif dan bertanggung jawab makhluk pribadi dan sosial sekaligus. Dengan demikian,
atas eksistensinya. Tilaar dan Nugroho mengelaborasi perumusan visi dan misi pendidikan sangat tergantung
pendidikan dalam pandangan Ki Hajar Dewantara, Romo pada aspek-aspek politik, sosial, ekonomi dan budaya di
mana dia hidup. Oleh karena pendidikan merupakan suatu riilnya adalah kebijakan pemerintah dalam mendirikan
pengetahuan praksis maka analisis kebijakan pendidikan KPI dan lahirnya UU ITE. Meskipun keduanya bertujuan
merupakan salah satu input penting dalam perumusan visi untuk mereduksi hal-hal negatif yang dapat ditimbulkan
dan misi pendidikan. dari tayangan-tayangan media massa dan internet, namun
Dalam konteks inilah kebijakan pendidikan harus di itu masih bersifat umum, belum menyentuh harapan
pandang berdasarkan pendidikan sebagai suatu pendidikan. Sinetron-sinetron yang menampilkan anak-
pengetahuan praksis di mana visi dan misi pendidikan anak usia SD dan menengah yang berpacaran,
mengakomodasi esensi filsafat manusia, filsafat politik, berpenampilan menor di sekolah, memakai barang-barang
sosial, ekonomi dan budaya. mewah, berbahasa tidak santun, melawan kepada orang
Dengan demikian, kebijakan pendidikan merupakan tua dan guru, dan sosok guru yang tidak berwibawa
pengejewantahan dari visi dan misi pendidikan bernuansa adalah konten-konten yang seharusnya mendapat
esensi manusia berdasarkan filsafat manusia dan politik penekanan secara khusus dalam kebijakan-kebijakan
dalam konteks situasi politik, sosial, ekonomi, dan budaya tersebut. Karena sejatinya hal-hal tersebut memiliki andil
masyarakatnya. besar dalam merusak generasi muda Indonesia.
Menurut Tilaar dan Nugroho (2009) bahwa anlisis
kebijakan pendidikan merupakan salah satu input yang SIMPULAN
penting dalam perumusan visi dan misi pendidikan. Kebijakan dapat diartikan sebagai salah satu
Bahkan seterusnya program-program pendidikan yang instrumen pemerintah untuk menciptakan keteraturan
telah diuji cobakan atau dilaksanakan merupakan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, salah
masukan bagi analisis kebijakan yang pada gilirannya satu bentuk kebijakan pemerintah Indonesia ialah
akan lebih memperhalus atau mempertajam visi dan misi kebijakan pendidikan sebagai bagian dari kebijakan
pendidikan. pendidikan nasional. Kepedulian pemerintah akan
Dari skema pembuatan kebijakan pendidikan di pendidikan juga terlihat pada besarnya alokasi dana untuk
Indonesia, kita mengetahui bahwa kebijakan-kebijakan pendidikan dari APBN. Setiap kebijakan yang berkaitan
yang disusun dan kemudian diimplementasikan oleh dengan pendidikan akan berdampak pada pengambilan
pemerintah adalah bersumber kepada falsafah negara keputusan oleh para pembuat kebijakan dalam bidang
Indonesia, yaitu Pancasila. Selanjutnya, dalam konteks pendidikan, baik di tingkat nasional maupun daerah dan
inilah kebijakan pendidikan harus dipandang berdasarkan tingkat satuan pendidikan. Pada akhirnya keberadaan
pendidikan sebagai suatu pengetahuan praksis di mana satuan pendidikan pun tak kalah pentingnya untuk
visi dan misi pendidikan mengakomodasi esensi filsafat membuat kebijakan pendidikan yang akan mempengaruhi
manusia, filsafat politik, sosial, ekonomi dan budaya. fenomena pendidikan yang berlangsung di satuan
Dengan demikian, kebijakan pendidikan merupakan pendidikan masing – masing.
pengejewantahan dari visi dan misi pendidikan bernuansa Kebijakan publik dan kebijakan pendidikan
esensi manusia berdasarkan filsafat manusia dan politik mempunyai peran penting dalam lembaga pendidikan dan
dalam konteks situasi politik, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat dimana mereka diatur oleh sebuah peraturan
masyarakatnya (Bakry, A, 2010). yang dibuat pemerintah.
Kebijakan Pendidikan merupakan sebuah kebijakan
Pembahasan publik, oleh sebab itu setiap program- program dalam
Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan Publik dunia pendidikan adalah program-program yang
Diperlukan adanya sinergitas, upaya yang serius, dirancang oleh pemerintah dalam rangka mengatasi
sistematis, dan berkelanjutan dari seluruh pihak terkait permasalahan yang ada dalam pendidikan demi
yang meliputi keluarga, masyarakat, dan pemerintah guna memenuhi kewajiban pemerintah dalam hal
menuntaskan persoalan-persoalan pendidikan yang ada. memberikan pendidikan bagi setiap warga
Namun seluruh usaha perbaikan tersebut hanya dapat
berlangsung dengan baik jika terdapat kebijakan- REFERENSI
kebijakan pemerintah yang menjadi pandangan hidup Anwar, z. (2012). Kebijakan Publik Berbasis Penelitian
bersama (Bachtiar, 2013). untuk Transformasi Sosial. Diakses 4 Desember
Kebijakan di sini berada dalam konteks yang lebih 2021 dari:
spesifik dan inhern antara kebijakan pendidikan dan http://www.ireyogya.org/id/news/kebijakan-
kebijakan publik, karena secara substantif, kebijakan- publik-berbasis-penelitian-untuk-transformasi-
kebijakan pemerintah dalam ranah pendidikan dan ranah sosial.html
publik yang selama ini ada cenderung berjalan masing-
masing; tidak menyatu satu dengan lainnya. Contohnya
Bachtiar, Y. (In press). Resistensi Bangunan Karakter
Manusia Indonesia di Era Digital. Jurnal
Pendidikan Dasar.
Bakry, A. (2010). Kebijakan Pendidikan Sebagai
Kebijakan Publik. Jurnal MEDTEK, Volume 2,
Nomor 1, April 2010.

Fattah, N. (2012). Analisis Kebijakan Pendidikan.


Bandung: Rosda.

Tilaar, H. A. R. & Nugroho, R. (2009). Kebijakan


Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wahab, A. Solihin. (2008). Pengantar Analisis Kebijakan


Publik. UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah, Malang.

Wahyudin, D, Dkk. (2009). Landasan Pendidikan


Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winarno, B. (2005). Teori dan Proses Kebijakan


Publik. Yogyakarta: Media Press.

Anda mungkin juga menyukai