Anda di halaman 1dari 5

Asal mula nama Kabupaten Berau yang kerap dijuluki Bumi Batiwakkal ini berasal dari kata

‘Au’ (kata yang digunakan orang Banua untuk mengatakan ‘Ya’). Kata orang zaman dulu, orang-
orang Banua yang merupakan suku asli Berau ini kalau sedang dalam suatu perayaan yang ramai mereka
akan bersahut-sahutan menggunakan kata ‘Au’ artinya ‘Ya’ saat dipanggil. Mereka ber’au-au. Lama
kelamaan karena hal itu, masyarakat menyebutnya berau-au, yang akhirnya disingkat Berau.

Di daerah ini pula, banyak sekali objek wisata yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan lokal maupun
mancanegara, mulai dari kepulauan derawan yang menyimpan sejuta keindahan alam bawah laut,
kemudian wisata air panas yang terdapat di Biatan. Lalu ada juga wisata labuan cermin dan air terjun di
Bidukbiduk.

Kabupaten Berau terletak di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dengan pusat


kota terletak di Tanjung Redeb. Kabupaten Berau sangat terkenal dengan
keindahan alamnya.

Selain itu, Kabupaten Berau juga memiliki banyak kisah sejarah di masa
lampau.

Di Kabupaten Berau setidaknya ada 4 pulau yang bisa menjadi tujuan wisata
memesona. Keempat pulau tersebut yaitu Pulau Maratua, Pulau Kakaban,
Pulau Sangalaki dan juga pulau Derawan.

 Berikut ini beberapa fakta menarik dari Kabupaten Berau, di antaranya yaitu:

1. Sejarah Kabupaten Berau


Kesultanan Berau berdiri pada abad ke-14 di Provinsi Kaltim. Pada awal
berdirinya Kesultanan Berau merupakan kerajaan yang memeluk Agama
Hindu-Budha. Namun ketika abad ke-17, Kesultanan Berau menjadi kerajaan
yang memeluk Agama Islam. 

Pada tahun 1810, Sultan Alimuddin memindahkan pusat pemerintahan


Kesultanan Berau ke Kampung Gayam (Kampung Bugis). Sejak resmi
dipindahkan pusat pemerintahan, maka sejak itulah berdirinya Kota Tanjung
Redeb.

Kabupaten Berau memiliki peninggalan situs sejarah yang juga bisa menjadi
destinasi wisata. Di antaranya seperti Museum Batiwakkal dan juga Keraton
Sambaliung. 

Dua tempat terkenal di Kabupaten Berau ini menjadi saksi kisah sejarah di
masa lampau. Dari kedua museum ini banyak yang bisa ditemukan misalnya
meriam, singgasana raja, pakaian adat dan berbagai koleksi berharga
kesultanan lainnya.

Suku yang mendiami di Kabupaten Berau yaitu Suku Berau atau yang dikenal
dengan Suku Melayu Berau. Di mana suku ini banyak dijumpai di pesisir
Kabupaten Berau.

Baca Juga: Peninggalan Sejarah Kesultanan Sambaliung di Berau

2. Tradisi Kabupaten Berau


Salah satu tradisi yang ada di Kabupaten Berau yaitu tradisi menurunkan
perahu kepala naga ke Sungai Segah. Perahu ini dibuat dari kayu yang
panjangnya 19 meter. Bagian depan perahu berbentuk kepala naga yang
menganga. Pada bagian badan perahu bertuliskan Naga Sekuin yang artinya
dalam bahasa Berau yaitu naga berkepala dua. Sedangkan bagian ekor
berbentuk bulat pendek. 

Tradisi ini bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan seluruh


masyarakat di Kabupaten Berau. Karena dari ketika membuat perahu hingga
perahu diturunkan ke sungai, masyarakat secara bergotong royong
melaksanakannya.

Hasil seni kerajinan Kabupaten Berau, salah satunya adalah kerajinan tangan
anyaman yang dapat berupa tas dari rotan. Kerajinan khas Kabupaten Berau
ini masih bersifat tradisional dan tanpa adanya sentuhan modern.

Seni kerajinan lainnya yang berasal dari Kabupaten Berau ini adalah seni
kerajinan tenun dan batik. Dan para pengrajin batik dan tenun ini juga
memiliki corak khas tersendiri sebagai identitas dari Kabupaten Berau.

3. Destinasi wisata di Kabupaten Berau


Google

Keindahan bawah laut yang ada di Kabupaten Berau yaitu Pulau Maratua,
Pulau Kakaban, Pulau Sangalaki, dan juga pulau Derawan. Di Pulau
Kakaban, dapat dijumpai ubur-ubur yang tidak berbisa. Sedangkan di Pulau
Derawan, pemandangan alamnya dihiasi dengan pasir putih.
Banyak tempat yang bisa dijadikan destinasi wisata ketika mengunjungi
Kabupaten Berau. Berikut ini beberapa tempat yang harus disinggahi ketika
berada di Kabupaten Berau:

Pantai Batu Berdiri


Lokasinya di Kecamatan Biduk-Biduk.

Air Terjun Jenum


Lokasinya di Kampung Merasa, Kecamatan Kelay.

Air Terjun Tembalang


Lokasinya di Tepian Buah Segah.

Goa Mulut Besar


Lokasinya di Kampung Merasa, Kecamatan Kelay.

Taman Senggau Berau


Lokasinya Jalan Milono, Kel. Bugis, Kec Tanjung Redeb.

Danau Labuan Cermin


Lokasinya Desa Labuan Kelambu, Kecamatan Biduk-Biduk.

Sumber Air Panas Asin Pemapak


Lokasinya Kampung Biatan Bapinang.

Baca Juga: Ini Daftar Raja-Raja Kesultanan Berau


Kabupaten Berau adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur. Ibu kota
Kabupaten Berau terletak di Tanjung Redeb. Kabupaten Berau mempunyai potensi laut yang
dimanfaat sebagai wisata dan mata pencaharian penduduk pesisir sebagai nelayan. 1. Wilayah
Kabupaten Berau Berupa Daratan dan Lautan Kabupaten Berau memiliki luar wilayah 34.127,47
km2 terdiri dari daratan seluas 22.030,81 km2 dan luas lautan 12.299,88 km2. Kabupaten Berau
juga terdiri dari 52 pulau besar dan kecil dengan 13 kecamatan, 10 kelurahan, dan 96 kampung
maupun desa. Jumlah penduduk berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik pada 2011 sebesar
191.807 jiwa. 2. Kabupaten Berau Berasal dari Kesultanan Berau Kabupaten Berau berasal dari
Kesultanan Berau yang didirikan sekitar abad ke-14. Menurut sejarah Berau, raja pertama yang
memerintahkan bernama Baddit Dipattung dengan gelar Aji Raden Suryanata Kesuma. Baca juga:
Pulau Derawan Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi   Sedangkan, istinya bernama Baddit
Kurindan dengan gelar Aji Permaisuri. Awalnya, pusat pemerintahan kerajaan berada di Sungai Lati
(sekarang menjadi lokasi pertambangan Batu Bara PT. Berau Coal). Aji Raden Suryanata Kesuma
menjalankan masa pemerintahannya tahun 1400 - 1432 dengan adil dan bijaksana, sehingga
kesejahteraan masyarakat meningkat. Pada masa itu, ia berhasil menyatukan wilayah pemukiman
masyarakat Berau yang disebut Banua, yaitu Banua Merancang, Banua Pantai, Banua Kuran,
Banua Rantau Buyut, dan Banua Rantau Sewakung. Aji Raden Suryanata juga disegani lawan
maupun kawan. Untuk mengenang jasa Raja Berau pertama, pemerintah telah mengabadikan
sebagai nama Korem 091 Aji Raden Suryanata Kesuma berada pada Rayon Militer Kodam VI/TPR.
Lihat Foto Menyambut tumbuhnya wisatawan, penginapan pun semakin banyak bertambah di
Kabupaten Berau, Kaltim.(KOMPAS.com/DANI JULIUS ZEBUA) Setelah ia wafat, pemerintahan
dilanjutkan keturunannya secara turun temurun hingga abad ke-17. 3. Belanda Memecah 2
Kesultanan Pada awal abad XVIII, penjajah Belanda masuk memasuki Kerajaan Berau dengan
kedok sebagai pedagang (VOC). Namun, kegiatan dilakukan dengan politik Devide et Impera (politik
adu domba). Kelicikan Belanda berhasil memecah belah Kerajaan Berau, sehingga kerajaan
terpecah menjadi dua kesultanan, yaitu Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur.
Pada saat bersamaan, ajaran agama Islam masuk ke Berau yang dibawa oleh Imam Sambuayan
dengan pusat penyebarannya di sekitar Sukan. Baca juga: Mau Tahu Asal Usul Nama Pulau
Derawan? Ini Kisahnya... Sultan pertama di Kesultanan Sambaliung adalah Raja Alam yang
bergelar Alimuddin (1800 - 1852). Raja Alam terkenal sebagai pemimpin yang gigih menentang
Belanda. Raja Alam pernah ditawan dan diasingkan ke Makassar (dahulu Ujung Panjang). Untuk
mengenang jiwa patriot Raja Alam, namanya diabadikan menjadi Batalyon 613 Raja Alam yang
berkedudukan di Kota Tarakan. Sedangkan, Kesultanan Gunung Tabur, sultan pertamanya adalah
Sultan Muhammad Zainal Abidin (1800 - 1833). Keturunananya meneruskan pemerintahan, sultan
terakhir adalah Aji Raden Muhammad Ayub (1951 - 1960). Kemudian, wilayah kesultanan menjadi
bagian dari Kabupaten Berau. 4. Sultan Muhammad Amminuddin Menjadi Kepala Daerah Istimewa
Berau Sultan Muhammad Amminuddin memerintah sampai adanya peraturan peralihan dari Daerah
Istimewa menjadi Kabupaten Dati II Berau, yaitu Undang-undang Darurat tahun 1953. Tanggal terbit
undang-undang tersebut menjadi Hari Jadi Kabupaten Berau. Terbitnya Undang-undang No 27
tahun 1959, Daerah Istimewa Berau berubah menjadi Kabupaten Dati II Berau dan Tanjung Redeb
sebagai ibu kota kabupaten. Sultan Aji Raden Muhammad Ayub (1960 - 1964) menjadi Bupati
Kepala Daerah Tk II Berau yang pertama. Baca juga: Gempa Hari Ini: M 4,0 Guncang Kabupaten
Berau Kalimantan Timur 5. Tanjung Redeb Sebagai Ibu Kota Untuk Mengenang Kesultanan Berau
Lihat Foto Para penjaga hutan (ranger) saat mengangkut orangutan Gisel dalam kandang transport
menggunakan perahu kayu menuju Hutan Lindung Sungai Lesan (HLSL), Kabupaten Berau,
Kalimantan Timur (Kaltim), Sabtu (19/6/2021). (KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON)
Penetapan Kota Tanjung Redeb sebagai pusat pemerintahan Dati II Kabupaten Berau adalah untuk
mengenang pemerintahan Kesultanan Berau. Dimana pada 1810, Sultan Alimuddin (Raja Alam)
memindahkan pusat pemerintahan ke kampung Gayam yang sekarang dikenal Kampung Bugis.
Pemindahan ke Kampung Bugis pada 25 September 1810 menjadi cikal bakal berdirinya Kota
Tanjung Redeb, yang diabadikan sebagai Hari Jadi Kota Tanjung Redeb sebagaimana ditetapkan
Perda No 3 tanggal 2 April 1992. 6. Kabupaten Berau Dikenal Wisata Bawah Laut Kabupaten Berau
dikenal sebagai daerah wisata bawah laut, tidak hanya oleh turis domestik tetapi juga turis
mancanegara. Tempat wisata yang menjadi daya tarik adalah terutama Pulau Derawan, Pulau
Maratua, dan gugusan-gugusan pulau kecil di sekitarnya. Baca juga: Pulau Maratua, Surga bagi
Pecinta Fotografi dan Snorkeling Salah satu obyek wisata yang sudah terkenal dan mendunia
adalah Pulau Derawan. Pulau yang terkenal dengan keindahan pemandangan bawah laut menjadi
tujuan diver dari seluruh dunia. Pulau Maratua dikelilingi oleh pulau-pulau kecil yang menyimpan
berbagai macam pesona alam di setiap pulaunya. Salah satunya, Pulau Kakaban yang terkenal
dengan danau dipenuhi ubur-ubur tidak berbisa. 7. Perikanan Komoditas Unggulan Lihat Foto
Lokasi pertambangan batu bara milik salah satu perusahaan pertambangan di Kabupaten Berau.
Pantauan udara terlihat genangan air akibat luapan sungai yang menggenangi pemukiman warga
sejak pekan lalu Mei 2021. (Istimewa) Perikanan merupakan komoditas unggulan di Kabupaten
Berau. Bahkan, sebagian masyarakat yang tinggal di daerah pesisir menjadikan sektor perikanan
(nelayan) sebagai mata pencaharian utama. Baca juga: Dibutuhkan Komitmen Semua Pihak Agar
Pariwisata Maratua Mendunia 8. Pertambangan di Kabupaten Berau Kabupaten Berau memiliki
beragam formasi geologi yang mengandung berbagai jenis mineral dan batu bara yanng terkandung
di dalamnya. Berdasarkan peta geologi regional lembar Tanjung Redeb 1918, lembar Muara Lasan
1917, lembar Longbia 1818, lembar Muarawahau 1817, lembar Talisayan 1916, Kabupaten Berau
terdiri dari 26 formasi batuan dan alluvium berumur kuarter. komoditas logan secara umum berada
di bagian hulu Kabupaten Berau yang terlewati oleh jalur metalogen yang ditandai dengan adanya
batuan-batuan beku intrusif bersifat granitik dan batuan ekstrusif yang bersifat andesitik. Secara
umum, sebaran komoditas logam ini meliputi wilayah Kecamatan Segah dan Kecamatan Kelay.
Logam emas di beberpa tempat di hulu Sungai Segah dan Kelay telah dimanfaatkan oleh penduduk
setempat dengan penambangan tradisional. Sumber: beraukab.go.id Dapatkan update berita pilihan
dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com
News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install
aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "8 Fakta Berau, Kabupaten di Kalimantan Timur
yang Memiliki Wisata Bawah Laut Mendunia", Klik untuk
baca: https://regional.kompas.com/read/2022/02/07/175116578/8-fakta-berau-kabupaten-di-
kalimantan-timur-yang-memiliki-wisata-bawah-laut?page=all#page3.
Penulis : Dini Daniswari
Editor : Dini Daniswari

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:


Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

HUT Berau 15 September, tahun ini ke 69

Anda mungkin juga menyukai