Kabupaten Situbondo
Asal Nama
Terdapat 2 pendapat yang mengatakan tentang asal nama Situbondo:
Dari nama seorang pangeran asal Madura yang bernama Aryo Gajah
Situbondo, yang makamnya ditemukan di wilayah kota.[3]
Berasal dari kata siti bondo, yang berarti tanah yang mengikat, untuk
menegaskan bahwa daerah ini menarik setiap pendatang yang tiba untuk
menetap di Situbondo.[3]
Sejarah
Konon, Situbondo pada zaman dahulu merupakan suatu situ atau danau besar. Pada
zaman kejayaan kerajaan-kerajaan Jawa, Situbondo merupakan bagian dari
konflik-konflik perebutan wilayah dan kekuasaan kerajaan Majapahit dengan
kerajaan Blambangan, dan di daerah inilah diyakini perang Paregreg sebagai
bagian dari kehancuran Majapahit terjadi.
Penduduk Situbondo berasal dari beragam suku, mayoritas berasal dari suku Jawa
dan suku Madura. Pada tahun 1950 sampai 1970-an, kehidupan perekonomian
kebanyakan ditunjang oleh industri gula dengan adanya 6 perkebunan dan pabrik
gula di sekelilingnya, yaitu di Asembagus, Panji, Olean, Wringin Anom, Demas,
dan Prajekan. Dengan surutnya industri gula pada tahun 1980 dan 1990-an,
kegiatan perekonomian bergeser ke arah usaha perikanan. Usaha pembibitan dan
pembesaran udang menjadi tumpuan masyarakat.
Mangga manalagi, gadung, dan arumanis dari Situbondo sangat terkenal dan
banyak dicari oleh penggemar buah. Sampai saat ini potensi ekonomi dari
perkebunan mangga tersebut masih ditangani secara industri rumah tangga, belum
dalam skala industri perkebunan.
Masyarakat Jawa Timur banyak mengenal Situbondo dari pantai Pasir Putih, suatu
tempat rekreasi pantai yang berjarak kurang lebih 23 km di sebelah barat
Situbondo. Pasir Putih terkenal dengan pantainya yang landai dan berpasir putih.
pada tahun 1960 hingga 1970-an masih banyak habitat laut yang bisa ditemukan
dipantai ini. Kuda laut dan batu karang cantik berwarna warni banyak dijual di
akuarium penjual ikan hias setempat, namun kini makhluk tersebut tidak dapat
ditemui lagi.
Perubahan nama
Pada mulanya nama Kabupaten Situbondo adalah kabupaten Panarukan dengan
ibukota Situbondo, sehingga pada masa pemerintahan Belanda oleh Gubernur
Jendral Daendels ( th 1808 - 1811) yang membangun jalan dengan kerja paksa
sepanjang pantai utara pulau Jawa dikenal dengan sebutan "Jalan Anyer -
Panarukan" atau lebih dikenal dengan "Jalan Daendels", kemudian seiring waktu
berjalan barulah pada masa Pemerintahan Bupati Achmad Tahir ( th 1972) diubah
menjadi Kabupaten Situbondo dengan ibukota Situbondo berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI Nomor. 28 / 1972 tentang Perubahan Nama dan Pemindahan
Tempat Kedudukan Pemerintah Daerah.
Kediaman Bupati Situbondo pada masa lalu beluml berada di lingkungan Pendopo
Kabupaten, namun masih menempati rumah pribadinya. Pada masa Pemerintahan
Bupati Raden Aryo Poestoko Pranowo ( th 1900 - 1924), dia memperbaiki
Pendopo Kabupaten sekaligus membangun Kediaman Bupati dan Paviliun Ajudan
Bupati hingga sekarang ini, kemudian pada masa Pemerintahan Bupati Drs. H.
Moh. Diaaman, Pemerintah Kabupaten Situbondo memperbaiki kembali Pendopo
Kabupaten ( th 2002).[3]
Rujak Petis khas situ bondo ini merupakan makanan khas situbondo yang terdiri
dari beberapa macam rempah-rempah yang ada di situ bondo, rujak khas ini terdiri
dari berbagai macam irisan mentimun, mangga muda, kedondong, tahu,
bengkoang, kangkung dan kecambah. Semua bahan tadi di sajikan dengan
hangatnya siraman resep bumbu khas yang terbuat dari olahan gula merah, cabai,
bawang goreng, garam, kacang tanah, pisang muda, sedikit air, dan petis udang
tentunya. smua di aduk di jadikan satu, dalam satu wadah dan anda dapat
menikmatinya.
Nasi karak khas situbondoini merupakan nasi yang hampir sama dengan nasi
kucing , atau bisa sego sadukan, nasi karak ini merupakan nasi tang di beri taburan
parutan kelapa di tambahkan lauk tahu dan tempe goreng, di tambahkan ikan
tongkol yang menjadikan makanan ini menjadi nikmat.
Nasi kaldu bondowoso ini mempunyai cirikhas tersendiri dengan warnanya agak
kecoklatan. Kuah supnya pun lebih kental di Situbondo, Nasi kaldu khas situbondo
ini di disajikan dengan krupuk,dan rasanyapun sangat nikmat di kala
menyantapnya waktu lapar.
kelas : XI MIA 1
MAN 2 SITUBONDO
Contoh hak dan kewajiban di bidang hukum dan pemerintahan
adalah:
Namun biasanya bagi yang memiliki banyak uang atau tajir bisa
memiliki tambahan hak dan pengurangan kewajiban sebagai warga
negara kesatuan republik Indonesia.
Hukuman Mati
Jadi, hak untuk hidup atau the right to life adalah hak yang paling
mendasar dalam UUD 1945. Hak untuk hidup ini adalah puncak hak
asasi manusia yang merupakan induk dari semua hak asasi lain.
PILKADA
Tragedi trisakti
Penggusuran Rumah
Diskriminasi
Solusinya tentu ada pada diri setiap warga negara Indonesia sendiri,
dengan kesadaran yang tinggi agar saling menghormati hak-hak satu
sama lain. Alangkah baiknya kita dapat saling menjaga hak dan
menghormati hak-hak warga sebagai warga Indonesia sebelum negara
melihat kasus pelanggaran hak WNI di luar negeri, karena bagaimana
kita dapat menjaga hak sebagai WNI diluar negeri, padahal manghormati
hak WNI di Indonesia sendiri sama sulitnya. Hukum di Indonesia pun
berperan sangat penting menjaga hak-hak yang dimiliki oleh warga
negara, yang diharapkan adalah hukum yang tajam ke segala arah,
bukan hukum yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas seperti yang
terjadi saat ini.
Bagi konsumen hak ini harus mencakup aspek kesehatan secara fisik,
dan dari perspektif keyakinan/ajaran agama tertentu.