Penyusun:
2023/2024
Indonesia memang salah satu negara kepulauan dengan banyak sekali tempat wisata
di dalamnya. Kali ini kita akan menjelajah sebuah wilayah di Indonesia, yakni
Provinsi Nusa Tenggara Barat tepatnya di Kabupaten Bima di bagian Timur Gunung
Sangiang, tepatnya di Desa Pai, Kecamatan Wera “Pulau ular”.
Di balik keindahan pulau ular, ternyata Pulau Ular menyimpan sejarah yaitu
dikisahkan pada zaman Kepemimpinan Kerajaan Bima, yakni Raja Indra Kumala,
terjadi peperangan antara Kerajaan Bima provinsi NTB dengan Kerajaan Flores
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam peperangan tersebut Kerajaan Bima
berhasil menaklukan Kerajaan Flores. Alhasil, seluruh wilayah dan peraturan
Kerajaan Flores di Pulau Ular pun dipegang penuh oleh Kerajaan Bima.
Setelah sekian tahun tunduk dan takluk pada Kerajaan Bima, Kerajaan Flores pun
membangun kembali kekuatan dan mulai menyusun strategi untuk mengambil hak
serta kekuasaannya dari Kerajaan Bima. Untuk melancarkan rencananya itu, Kerajaan
Flores meminta bantuan dari pihak Belanda. Akan tetapi, semua bantuan itu tidak
diberi secara gratis. Syaratnya, Kerajaan Flores harus membayar upeti sebagai tanda
terima kasih kepada pihak Belanda dengan menjual seluruh hasil sumber daya alam
kepada Belanda. Sayang, semua rencana yang telah disusun oleh Kerajaan Flores
bocor, karena adanya mata-mata yang dikirimkan dari Kerajaan Bima.
Kerajaan Bima pun menghadang musuh yang ingin melakukan serangan di wilayah
Timur Bima, tepatnya di wilayah Wera dan Sape. Akhirnya terjadilah peperangan
yang sangat besar. Lagi-lagi, pasukan Bima sukses menaklukan musuhnya.
Raja Bima yang sangat murka pada saat itu akhirnya mengutuk seluruh awak kapal,
Raja Flores serta para petinggi Belanda. Raja Bima mengutuk mereka menjadi seekor
ular. Dan, kapalnya pun dikutuk menjadi batu yang akhirnya membentuk sebuah
pulau yaitu Pulau Ular.
Di atas Pulau Ular tersebut, terdapat dua Pohon Kamboja yang konon merupakan
tiang dari kapal yang telah dikutuk oleh Raja Bima. Pohon Kamboja tersebut pun
masih hidup hingga sekarang dan dikabarkan tidak pernah tumbuh besar. Pegiat
Pariwisata Kecamatan Wera, mengaku tidak menampik dengan sejarah Pulau Ular.
Sebagian besar masyarakat Wera mempercayai hal itu dan menganggap Pulau Ular
merupakan kapal yang dikutuk.
“Cerita itu sudah turun temurun. Menurut cerita nenek moyang pulau Ular itu terjadi
karena orang Belanda dan kapal perangnya terkena kutukan”. Sejarah itu bisa benar
walaupun tidak ada bukti literaturnya. Tapi, jika dikaitkan dengan keajaiban yang
terjadi di Pulau Ular bisa masuk akal.
Para pengunjung yang datang ke Pulau Ular dapat berinteraksi dengan ular-ular
yang ada di sana. Sebab, Penghuni pulau ini adalah ribuan ekor ular dengan corak
belang-belang dan beberapa jenis tumbuhan. Tidak ada manusia yang tinggal di pulau
ini. Penghuni pulau ini merupakan jenis ular laut. Ular tersebut juga dikenal ramah
dan tidak pernah mematuk orang. sekalipun dipegang. Padahal dari hasil penelitian,
ular tersebut merupakan jenis yang paling berbahaya dan mematikan. orang-orang di
desa pai menganggap bahwa ular-ular itu bagian dari mereka dalam bentuk lain,”.
Para pengunjung atau wisatawan datang ke sana tak Cuma untuk bertemu ular.
Pulau ini dikenal pula punya keindahan pemandangan alam yang eksotis, laut yang
jernih, dan pemandangan dasar laut yang memukau dan tempat yang tepat untuk
melihat pemandangan gunung sangiang. Selain itu, pulau ini juga dikelilingi batuan
karang sehingga cocok digunakan sebagai latar berfoto.
Keunikan lain dari Pulau Ular adalah adanya sumber mata air tawar. Lokasinya
yang berada di pesisir pantai sehingga akan hilang ketika air laut pasang. Meskipun
sumber air telah tercampur dengan air laut, uniknya sumber air tersebut tetap
memiliki rasa tawar. Masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Oi Ca’ba.
Pulau ular berada di wilayah pelosok Kabupaten Bima bagian timur. Dari pusat Kota
Bima, waktu tempuh kendaraan sekitar 2 jam lebih dari tempat tinggal saya. Untuk
menuju ke pulaunya, wisatawan terdapat beberapa jalur alternatif. Pertama melalui
jalur darat dari Terminal Dara ke Terminal Tawali di Wera. Kemudian menaiki
ojek ke menuju ke Desa Pai. jalur alternatif lain menggunakan perahu nelayan.
Namun harus bersama rombongan yang berisi sekitar 5-8 orang.harus naik perahu
dari pantai Oi Caba. Perjalanan ditempuh dalam waktu 15 menit.
Keunikan lain dari Pulau Ular adalah adanya sumber mata air
tawar. Lokasinya yang berada di pesisir pantai sehingga akan
hilang ketika air laut pasang.
ternyata di pulau Ular, kabupaten Bima terdapat lokasi menarik yang sayang untuk
dilewatkan. yang paling eksotik dan ramai dikunjungi di Kabupaten Bima yaitu Pulau
ular. Khususnya bagi anda semua yang hobi diving wajib coba explore. Tempat
wisata di Bima salah satunya adalah lokasi yang begitu mempesona,
terletak di sebelah barat laut Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau ini
terkenal dengan keindahan pantainya yang putih dan air lautnya yang jernih.
Selain itu, Gili Trawangan juga menawarkan berbagai aktivitas wisata, seperti
.Pulau ini memiliki sejarah yang menarik. Dahulunya, pulau ini pernah
penjara sedang penuh, raja yang waktu itu berkuasa membuang 350 orang
pemberontak Sasak ke pulau ini. Baru sekitar tahun 1970-an pulau ini
.Selain menikmati keindahan pantai dan aktivitas wisata, wisatawan juga bisa
makan yang menyajikan hidangan lezat, seperti gado-gado, mie goreng, sop
.Selain itu, ada beberapa tempat wisata menarik di sekitar Gili Trawangan
yang bisa dikunjungi, seperti Pasar Malam Gili Trawangan, Air Terjun