Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PEMUPUHAN DATA LINGUISTIK

MODUS LEBAKSIU
(Limo Dusun ing Lebaksiu)

Keberkahan,Tengahan,Dukwin,Pesawahan,dan Krajan

DESA LEBAKSIU

KECAMATAN LEBAKSIU

KABUPATEN TEGAL JAWA TENGAH

Dosen Pengampu:

Dr. Hera Meganova Lyra, M.Hum

Di susun oleh:

Dwi Ayu wulandari (180210190031)

UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN AJARAN 2019/2020


TENTANG NARASUMBER

Narasumber yang saya temui merupakan salah satu keturunan dari leluhur di sana
yang bernama mbah lam alip.Beliau asli penduduk Lebaksiu.Di samping sebagai juru
kunci,beliau bekerja sebagai salah satu staf TU di sekolah negeri di Lebaksiu.Pada tahun
2016 memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan itu dan sepenuhnya merawat makam serta
benda-benda yang ada di dalam candi keberkahan tersebut. Akan tetapi menurut pengakuan
beliau juga bekerja sebagai serabutan.Karena tempat tersebut merupakan tempat yang
dikeramatkan, pada malam-malam tertentu banyak kedatangan tamu dari berbagai
daerah.Kedatangannya tersebut untuk sekdedar berkunjung atau melakukan ritual tertentu,dan
beliaulah yang memimpin.Beliau menceritakan bahwa dirinya adalah keturunan ke-9 dari
seorang pendiri Lebaksiu yaitu mbah Lam alip.Juru kunci ke-7 dari keturunan tersebut
menjadikan bapak Asipi dihormati di daerahnya.Pada awalnya bapak asipi menceritakan
bahwa tanah yang di jadikan ‘candi’yang memiliki arti rumah adalah pembelian dari
leluhurnya yaitu mbah Lam Alip.Mbah Lam Alip membeli tanah seluas kurang lebih 2
hektar,tanah tersebut di jadikan sebagai upaya untuk dakwah,menyebarkan agama islam dan
untuk bermusyawarah.Hingga pada akhir hayatnya meninggal di tempat tersebut.Pada saat itu
mbah Lam Alip sudah menjalin hubungan baik dengan Pangeran Trondol dengan
Tumenggung Bahureksa dalam proses islamisasi di wilayah tersebut.Karena tanah tersebut
terdapat makam alim ulama,tanah tersebut dikenal dengan sebutan tanah suci,putih,dan
berkah.Hingga pada perkembangan zaman sekarang di kenal dengan nama Pesarean Mbah
Pangeran Trondol dan Mbah Tumanggung Bahureksa.Dinamakan Pesarean karena memang
di tempat itu wafatnya para tokoh besar.Juru kunci yang pertama yaitu Pangeran Rusbayan
atu Dede Muchtar.
Asal usul Desa Lebaksiu

Desa lebaksiu adalah sebuah desa yang berada di Kabupaten Tegal tepatnya di sebelah selatan kota
Slawi.Nama Lebaksiu sendiri juga tidak terlepas dari kebudayaan yang berkaitan dengan mata
pencaharian warga Lebaksiu yaitu sebagai petani,pedagang,dan penambang(batu dan pasir).Menurut
orang sepuh di sana kata lebaksiu berasal dari ‘lebak’ yang berarti suatu lobang tempat menampung
air , perbatasan antara sungai dan pabrik es yang berada di sekitar Bukit Sitanjung dan kata ‘ciut’
yang artinya kecil.Jadi jika kita mengambil kesimpulan bahwa Lebaksiu memiliki makna lubang
kecil yang mana oleh masyrakat sekitar dijadikan sebagai tempat persembunyian di kala masa perang
dahulu.Berdasarkan cerita masyarakat turun temurun hal tersebut di mungkinkan karen mereka
percaya orang zaman dahulu memiliki kesaktian yang lebih dalam upaya untuk mempertahankan
wilayahnya.Untuk batas wilayahnya sendiri yaitu:

1. Sebelah Timur : Sungai kali gung yang di sebelas timurnya merupakan wilayah Kecamatan
Pangkah
Dinamakan kali gung karena sungai ini bersinggungan dengan Gunung Agung yakni
nama kuno dari Gunung Slamet Pra Islam. Kali Gung berhulu di lereng sebelah utara
Gunung Slamet dan bermuara hingga ke utara tepatnya di Laut Jawa.Biasanya warga
memanfatkan jalur yang dilalui kali gung ini untuk keperluan irigasi melalui beberapa
pintu air serta perikanan yaitu dengan cara memancing atau menjala.Di bagian Hulu
kali gung terdapat sumber mata air panas yang dijadikan sebagai area wisata untuk
menambah APBD.Obyek wisata tersebut dinamakan Guci Indah. Terdapat dua
bendung utama di aliran Sungai Jali yakni Bendung Pesayangan di Desa Pesayangan,
Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal serta Bendung Danawarih di Desa Danawarih,
Kecamatan Balapulang,Kabupaten Tegal.
2. Sebelah selatan : Kecamatan Balapulang dan Kecamatan Jatinegara
Dinamakan Balapulang berkaitan dengan usaha Sultan Agung dari Mataram untuk
melakukan penyerangan terhadap kolonial di Batavia.Pada saat itu, Sultan Agung
sudah merencanakan secara intensif sebuah strategi penyerangan ,Hal tersebut
diketahui oleh pihak kolonial yang mengakibatkan persediaan lumbung padi di bakar
habis,dan para tentaranya banyak yang menderita sakit.Melihat keadaan yang tidak
memungkinkan lagi Sultan Agung memutuskan untuk kembali ke kerajaan dengan
bala tentaranya.Tempat bertolak baliknya itu yang disebut dengan Balapulang yang
dalam bahasa indonesia memiliki arti tentara(pengikut) yang kembali ‘ balik’.Cerita
tersebut sampai sekarang masih berkembang di kalangan masyarakat sekitar.
3. Sebelah Barat : Kecamatan Balapulang dan Pagerbarang
Karena keterbatasan informasi yang ada,dan kebetulan ini wilayah di luar cakupan
pembahasan,maka kami hanya menyajikan sebagai data pendukung.
4. Sebelah Utara : Kecamatan Slawi dan Dukuhwaru
Kata slawi berasal dari bahasa jawa ‘Selawe’ yang memiliki arti 25.Hal terebut
berkaitan dengan candi yang didirikan di sekitar jati raksasa di sekitar gunung selatan
oleh Nini Dwijayanti,salah satu putri dari tokoh terkenal di Tegal yaitu Ki Gedhe
Sebayu.Nini Jayanti terkenal cantik,baik hati,dan suka berkuda.Kepandaiannya dalam
berkuda membuat para perjaka banyak yang ingin menyuntingnya menjadi
pendamping hidupnya.Akan tetapi tidak mungkin Nini Jayanti menikah dengan
semua perjaka yang ada,hingga suatu hari Nini Jayanti mengadakan
sayembara.Sayembara yang diadakan bukan sayembara harta maupun
pangkat,melainkan sayembara kesaktian.Barang siapa yang berhasil mrobohkan
pohon jati raksasa yang berada di sebelah selatan gunung,dialah yang berhak menjadi
pendamping hidupnya,tidak perduli dia berasal dari rakyat jelata.
Tibalah waktu itu dimana setelah sembahyang jumat tepatnya di hari jumat kliwon ,
25 perjaka datang dari berbagai daerah.Untuk menghormati para perjaka tersebut
sang putri menyuruh untuk mendirikan candi yang berarti’Rumah’ kepada setiap
pemuda.

Dari penjelasan batas wilayah Desa Lebaksiu,Lebaksiu sendiri memiliki ciri khas yang membedakan
dengan Desa lain,Wilayah lain di Nusantara.Keunikan tradisi,makanan,serta bahasanya membuat
banyak orang mengenalnya .Bahkan jika kita menyebut ikonnya pasti orang langsung berpikir itu
‘Lebaksiu’ karena memang disinilah asal usul dari ikon itu terjadi.Berikut akan dijelaskan mengenai
ikon tersebut yaitu:

1. Martabak
Martabak adalah makan khas yang mengadopsi cita rasa dari india.Untuk secara umumnya
martabak terdiri dari dua jenis yaitu martabak telor dan martabak manis.Adonan untuk
martabak telor yaitu adonan tepung terigu yang dibentuk bulat sebesar telur ayam,
kemudian dibanting,dilebarkan diatas kaca, marmer atau seng. Setelah
membentuk lingkaran berdiameter kurang lebih 40 cm, kemudian diisi dengan
campuran telur, sayuran,irisan-irisan kecil daging yang telah dimasak
dengan bumbu-bumbu. Kemudian digoreng, dan kemudian bisa langsung dihidangkan
tanpa kare kambing/gulai.Sedangkan untuk adonan martabak manis sendiri terdiri dari
tepung terigu,gula,air,telur,dan yang lainnya.Adonan dalam bentuk setengah cair di
tuangkan ke dalam cetakan bundar.Untuk martabak Lebaksiu sendiri tentunya
memiliki sejarah tersendiri.Untuk sejarah menurut orang Lebaksiu sendiri yaitu
karena adanya pernikahan anatara Abdullah (seorang pedagang dari arab) di jakarta
pada tahun 1955 dengan seorang warga Desa Lebaksiu kidul,Kecamatan
Lebaksiu,yaitu Masni.Setelah menikah mereka memutuskan untuk tinggal dan
membangun usaha makanan di Lebaksiu.Abdullah memulai kegiatannya berdagang
dengan mengajak para penduduk sekitar untuk ikut usaha dengannya,sampai pada
masa kejayaannya yaitu 1985.Pada masa kejayaannya itu banyak dari pegawai
Abdulla yang berjualan sampai ke Gorontalo, Manokwari.Bahkan pada saat ada acara
dugder semarang mereka berangkat bersama,dan menjelang puasa mereka
pulang.Seiring berjalannya waktu orang yang sudah mahir mulai mandiri menjalankan
usaha makanan ini.Bebereapa orang bahkan ada yang sampai di beri modal untuk
usaha makanan ini.Abdulla wafat di umur 60 thn dengan meninggalkan 4 orang
anak.Dua anak berhasil meneruskan usahanya yaitu Mahmud dan Musa.Mereka
mendirikan restoran di Jakarta dengan menu Martabak.Inovasi di bidang makanan ini
pun terjadi manakala para penduduk menyadari kekurangan yang ada dalam makanan
ini.Seperti bapak Asrofi yang menceritakan jika inovasi terjadi karena bahan yang
digunakan dalam pembuatan martabak pada masa Abdulla hanya tepung
terigu,bawang,lalu di goreng,hal itu yang membuat tekstur martabak ambrol,karena
tidak adanya perekat.Untuk inovasi sekarang ini sudah mulai ada varian bumbu dan
ada tambahan telor sebagai perekatnya.

2. Jembatan Sunglon
Menurut cerita warga sekitar jembatan yang memiliki panjang 200 ini dan terletak di sebelah
timur patung GBN merupakan peninggalan pemerintah kolonial yang masih tersisa di
Lebaksiu.Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat sebenarnya sungai gung
membelah Lebaksiu Lor menjadi beberapa wilayah yaitu di Watukumpul ke utara melewati
Kauman dan Karangmoncol,hal tersebut dapat dibuktikan dengan tekstur tanah bebatuannya
dan persawahan memiliki kesamaan.Kata sunglon sendiri berasal dari kata ‘sungeb’ seorang
keturunan kerjaan yang pada tahun 1912 Gubernur Jendral Belanda yang menguasai wilayah
Lebaksiu membangun sebuah jembatan yang membentang di atas Sungai Gung, dan
pengerjaannya dipimpin oleh Raden Mas Sungeb dan kata ‘kulon’ yang menunjukan sebuah
posisi atau letak yang berada di sebelah Barat Bukit Sitanjung.Jika di satukan menjadi sebuah
pengertian penghubung yang terletak di sebelah barat yang dalam bahasa Jawa di sebut
‘kulon’.

3. Bukit sitanjung
Tidak jauh dari Jembatan Sunglon terdapat Bukit Sitanjung yang menjadi salah satu
obyek wisata alam di Desa Lebaksiu Lor, Kecamatan Lebaksiu,Kabupaten Tegal.
Apabila kita mendaki ke atas bukit, kita bisa melihat pemandangan deretan
pegunungan yang menjulang, bentangan Sungai Gung yang lebar, di tenggara terlihat
Gunung slamet yang menambah keindahan.Berdasarkan pemaparan diatas untuk
dapat sampai ke tempat wisata kita harus melewati terlebih dahulu jembatan sunglon
yang panjangnya kurang lebih 200 m.Selain memiliki keindahan yang memukai serta
misterinya,Bukit Sitanjung dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai tempat mencari
jodoh dan penglaris karena tempat tersebut keramat.Bukit selalu ramai dikunjungi
dari berbagai daerah ketika acara ritual Rabu Pungkasan tiba yaitu hari rabu di akhir
bulan shafar menurut perhitungan Jawa.Banyak orang datang sekedar untuk melihat
pemandangan maupun karena ada keperluan tertentu.Untuk merayakan tradisi ini
biasanya para penduduk sekitar membuat nasi onggal-anggil atau nasi kuning untuk di
bawa ke atas bukit sitanjung untuk dijadikan persembahan.
Dari pemaparan ciri khas yang dimiliki Desa Lebaksiu,menjadikan Lebaksiu sebagai tempat
wisata di kabupaten tegal yang setiap tahunnya menarik perhatian turis,karena suatu
kebudayaan atau tradisinya.Kebudayaan tersebut hingga sekarang masih melekat dan diuri-
diuri dalam kehidupan budaya masyarakat Lebaksiu.Budaya tersebut dikenal dengan nama
Rabu Wekasan yang berarti hari rabu di akhir bulan shafar.Menurut cerita masyarakat
sekitar mempercayai bahwa hari tersebut hari penuh ‘bala’ atau sial.Di malam sebelelum hari
rabu para warga melakukan spiritual dengan memanjatkan doa kepada sang ilahi dengan
keluarganya maupun tetangganya.Keesokan harinya sang juru kunci desa naik ke sebuah
bukit yang ada di sekitar jembatan sunglon untuk memimpin doa diatas bukit
tersebut.Menurut pengakuan sang juru kunci,beliau berangkat ketika selesai subuh hingga
menjelang maghrib.Itu pun tergantung cuaca pada hari itu.Masyarakat percaya jika semua
keinginannya akan terpenuhi apabila mereka mandi di sebuah sungai yang bernama sungai
gung,tepatnya di bawah jembatan sunglon penghubung antara bukit dengan desa
Lebaksiu.Jika mereka tidak mendapat keingginannya,mereka harus ke atas bukit sitanjung
sambil memohon kepada yang sang ilahi di depan makam yang dipercaya bahwa makam
tersebut adalah makam wali yaitu Syekh Maulana Maghribi.

Ternyata berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari sang juru kunci dan
masyarakat,dapat disimpulkan bahwa makam yang terdapat diatas gunung tanjung adalah
hanya napak tilas dari Syekh Mulana Maghribi .
Pada zaman wali,para penyiar agama islam,dan pejuang melakukan di sebuah bukit yang
sekarang disebut dengan bukit sitanjung.Mereka bermusyarah karena kbiasaan orang
terdahulu adalah mencari ilmu dengan bertapa di sebuah bukit,lembah maupun gunung untuk
memuaskan hasrat spiritualnya.Hal tersebut juga dilakukan oleh beberapa tokoh besar dan
berpengaruh pada zamannya.Seperti yang dilakukan pada waktu itu oleh syekh Maulana
Maghribi,Tumenggung Bahureksa,Ki gede Sebayu dan tokoh lainnya.Hal tersebut
membentuk persepsi tentang makam yang di atas Bukit Sitanjung adalah makam tokoh besar
islam.Padahal jika kita mengungkap yanng sebenarnya itu hanya lah napak tilas yang pernah
di lalui oleh tokoh tersebut.Karena sudah menjadi sebuah foklore yang turun temurun dan
telah mendarah daging dalam pemikiran masyarakat tersebut,upaya untuk memberikan
penjelesaan akan mengalami hambatan.

Selain memiliki ciri khas makanan,budaya,serta suatu adat yang berbeda,Lebaksiu juga
memiliki cerita legenda yang menyelimuti kehidupan masyarakatnya sampai
sekarang.Legenda tersebut bahkan sudah masuk ke dalam ranah dunia pendidikan.Legenda
tersebut berhasil saya rankum yaitu:

Dahulu kala ada sepasang suami Istri , beliau bekerja sebagai petani disekitar bukit sitanjung,.
  Pagi itu sepasang suami istri tersebut sedang beraktifitas seperti biasanya, hingga kemudian
sang istri menemukan sebuah telur misterius di sekitar sawah mereka. Lalu sang istri bertanya
kepada suaminya ,telur apa ini. Itu seperti telur biawak mungkin. Telur itu pun dibawa
pulang, lalu sang istri memasak terlur tersebut. Ketika waktu istirahat siang , sang istri
membawakan masakan untuk suaminya, mereka menyantap makanan itu, dan sang istri
memakan telur yang ia temukan tadi, dan tiba tiba ia merasa aneh, sang suami pun terkejut
dan tidak memakan telur itu. kemudian bertanya kepada istrinya,apa yang terjadi. Pusing dan
aneh jawabnya. Tiba tiba kulit sang istri berubah menjadi bersisik seperti ular, dan sekujur
tubuhnya pun sudah terbalut sisik ular, tidak lama kemudian Sang suami pun kebingungan
melihat apa yang terjadi, dan semenjak saat itu sang istri yang berubah menjadi ular disebut
sebagai mbah gringsing, . Dan menjadi suatu pantangan bagi yang berkunjung ke Bukit
Sitanjung menggunakan kain / Selendang bermotif Gringsing. Telah menjadi mitos sampai
sekarang ini yang dituturkan oleh warga setempat.

Versi lain mengatakan bahwa dari cerita jawa orang2 tua dulu sikasur dan sigringsing terkena
oleh kutukan, "Keadaanya ketika itu si kasur tidak tahu kalau istrinya terjadi keanehan. Dia
kepanasan badanya, lalu menuju sungai agar mengurangi rasa panas pada badanya, tanpa
diinginkan malah tubuh si gringsing sedikit demi sedikit bersisik, sikasur belum tahu ketika
itu, lalu sigringsing bertanya" hai sikasur kalo kamu ingin tahu "ɑ̥̤̤̈̊̈̊D pa͡" yang terjadi
padaku,silahkan makanlah sisa telur itu." Lalu sikasur penasaran akhirnya memakan telur itu
juga, badan sikasur juga merasakan hal yang sama seperti sigringsing yaitu panas,lalu ikut
berendam di kali bersama si gringsing. tidak ada perbedaan si kasur Ĵчğå mulai bersisik dan
keduanya berubah menjadi ular. Karena kutukan,mereka tidak akan bertemu sampai kiamat
nanti, mereka terpisah untuk selamanya, masyarakat dulu mempercayai kalau si gringsing di
kali gung bagian utara yaitu Adiwerna dan si kasur di daerah selatan kaligung tepatnya di
daerah Tanjung.
Sampai sekarang mitos ini dipercayai masyarakat terdahulu sampai sekarang.keberadaan si
gringsing di utara kali gung pun sudah banyak yang tahu dan merasakan. 

Wilayah lebaksiu sendiri sangat luas,hingga lebaksiu di bagi menjadi beberapa wilayah
administratif yaitu:

1. Balaradin
2. Dukuhdamu
3. Dukuhlo
4. Jatimulyo
5. Kajen
6. Kambangan
7. Kesuben
8. Lebagoah
9. Lebaksiu Lor
10. Lebaksisu Kidul
11. Pendawa
12. Slarang Kidul
13. Tegalandong
14. Yamansari
15. Timbangreja

Dari 15 desa ada satu desa yang memang menjadi napak tilas sejarah dan memiliki
keunikan tersendiri diantara desa-desa yang lain.Desa tersebut adalah desa Lebaksiu
Kidul,Kecamatan Lebaksiu,Kabupaten Tegal,Jateng.Keunikan tersebut didapatkan karena
meskipun desa tersebut kecil,tapi desa tersebut berkah,mulia,dan termasuk desa yang di
sucikan.Hal tersebut dikarenakan di desa tersebut terdapat sebuah makam yang dipercaya
warga sekitar sebagai makam leluhur mereka. Makam tersebut berada di dukuh
Dukuhwinong,Lebaksiu Kidul.Diantara makam-makam yang lain ada beberapa makam
yang memang di perlakukan khusus,makam tersebut adalah makam mbah Pangeran
Trondol dan Makam mbah Tumenggung Bahureksa.Di namakan Tumenggung karena
beliau merupakan bupati kendal pertama.Menurut sejarah mereka adalah tokoh yang
paling berpengaruh dalam penyebaran agama islam di kabupaten Tegal,khususnya Desa
Lebaksiu kidul.Bersama dengan tokoh lainnya seperti Ki Gede Sebayu,mbah Lam
alip,Tumenggung Bahureksa dan mbah Pangeran Trondol.Ketika saya mengunjungi juru
kunci,beliau menyebutkan bahwa ada kesamaan atau kaitannya dengan kerajaan
padjadjaran di jawa barat.Jika di jawa terdapat tokoh ulama yang bernama Syekh
Maulana Maghribi di Lebaksiupun ada,tepatnya di atas bukit Sitanjung.Tokoh Suryadi
turut mengisi sejarah Desa Lebaksiu kidul yang di kenal sebagai Pendiri Padjadjaran di
Desa Lebaksiu yang berasal dari kerajaan Galuh.Di akkhir perbincangan dengan sang juru
kunci,beliau mengungkapakan sebenarnya disini hanyalah napak tilasnya saja,tidak ada
tidak ada tempat yang benar-benar dijadikan tempat singgah.Demikian sedikit tentang
situs sejarah yang terdapat di Lebaksiu Kidul.Lebaksiu Kidul sendiri memili wilayah
administrasi sendiri yang di bagi menjadi 5 wilayah administrasi.Berikut di jelaskan
pembagian wilayah tersebut yaitu:

1. Dukuh Keberkahan Desa Lebaksiu Kidul Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal,Jawa


Tengah
Keberkahan erat kaitannya dengan tokoh Pangeran Benowo dari kerajaan Mataram
Islam,Ki Gede Sebayu (Pendiri tegal),dan Tumenggung Bahureksa dari kerajaan Perlak di
Aceh.Singkat cerita ketika pengeran Benowo melakukan perjalanan suci dari Pajang ke
Mekkah,beliau terlebih dahulu singgah di Aceh.Di aceh beliau bertemu dengan
Tumenggung Bahureksa,dan memutuskan untuk bergabung. Pangeran Benowo
meneruskan perjalanan ke Sedayu ikut bergabung Tumenggung Anggabaya, Ki Wiro dan
Kyai Rangga. Pangeran Benowo dan empat sahabatnya meneruskan perjalanan ke
Kendal, Parakan dan di Dieng. Di Dieng, Pangeran Benowo bertemu saudaranya Ki Gede
Sebayu, keduanya sepakat akan kembali ke Lebaksiu [dareah di Kab. Tegal]. Akhirnya
beliau berdua kembali ke Lebaksiu, tempat pertemuannya diberi nama Keberkahan. Ki
Gede Sebayu menjadi demang dan Pangeran Benawa menjadi pemimpin di bagian utara
sampai Pemalang. Bahureksa berasal dari Aceh keturunan Raja Perlak dan Tumenggung
Anggabaya, Kyai Rangga adalah saudara Bahureksa. Menurut Mbah Sead [Bahureksa ke-
9] perjalanan Pangeran Benawa dari Pajang ke tanah suci Mekah kemudian ke Sedayu
diteruskan ke Kendal, Dieng kemudian Lebaksiu ditulis ke dalam tiga buku, Belanda
mengambil satu buku yang disimpan di museum Leiden Belanda.
Tumenggung Bahurekso merupakan salah satu Panglima Perang dari Sultan Agung
Hanyakrakusuma dari Kerajaan Mataram Islam. Tumenggung Bahurekso dijadikan
penguasa Nagari Pesisir Kulon yang meliputi Mantingan, Jepara, Kendal dan Tegal.
Menurut, Prof. Dr. Husein Jayadiningrat, seorang pakar  sejarah Indonesia, Tumenggung
Bahurekso tewas setelah mengalami luka parah pada kaki kanan yang hampir putus
terkena peluru meriam Tentara Kompeni Belanda usai menyerang Batavia. Meski sempat
melarikan diri lewat laut, lantaran lukanya yang amat parah dan terus mengeluarkan
darah, Tumenggung Bahrekso akhirnya wafat ketika sampai di daerah lebaksiu dan
dimakamkan di tempat itu juga di Candi Keberkahan, Lebaksiu Kidul.Tanah ini berasal
dari pembilian mbah Lam alip yang merupakan juru kunci pertama.Beliau membeli tanah
seluas 2 hektar dan kemudian di jadikan tempat untuk menyiarkan agama islam.Di tempat
ini pula mbah Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Trondol,serta para leluhurnya di
makamkan.
2. Dukuh Ketengahan Desa Lebaksiu Kidul Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal,Jawa
Tengah
Tidak memiliki banyak cerita penamaan dukuh ini di dasarkan pada letaknya itu berada di
antara dukuh Keberkahan dengan Dukuhwinong.Dukuh ini di dukung oleh sarana dan
prasarana yang cukup lengkap,yaitu bangunan sekolah,tempat olahraga,bahkan stadion di
tempatkan di pedukuhan ini.Salah satu ceritas mistis yang berkembang di dukuh ini
adalah adanya Legenda batu menangis yang terletak di belakang pekarangan salah
seorang rumah warga.Hal ini tentunya memiliki kesamaan dengan cerita batu menangis
yang ada di Jawa Barat.Mungkin hanya berbeda versi saja.Dalam versi masyrakat
Lebaksiu dipercaya bahwa batu tersebut selalu menangis di kala malam jumat
kliwon.Untuk menghentikan tangisan tersbut biasanya disamping batu di letakan sesaji .

3. Dukuh Pesawahan Desa Lebaksiu Kidul Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal,Jawa


Tengah
Pesawahan menunjukan nama sebuah tempat yang tentu jika kita pikirkan berhubungan
dengan hijau,segar,dan asri.Tentu saja merupakan salah satu tempat untuk sekedar
mencari udara segar ataupun untuk melepaskan penat karena seharian beraktifitas.Hal ini
pula yang terdapat di dukuh Pesawahan Desa Lebaksiu Kidul,Kecamatan
Lebaksiu.Hamparan tanah luas hijau dan indah menghiasi pedukuhan ini.Masyarakatnya
pun bermata pencaharian sebagai petani pada umumnya.Karena banyaknya sawah dukuh
ini menjadi pemasok bahan pokok berupa padi terbesar di Lebaksiu kidul.Oleh karena
itu,dukuh ini disebut Dukuh Pesawahan.
4. Dukuh Winong Desa Lebaksiu Kidul Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal,Jawa
Tengah
Tidak banyak yang mengetahui sejarah lengkap dari pemeberian nama Dukuh
Winong.Hal itu hanya didasarkan pada kekayaan alam yang mendominasi wilayah
tersebut.Winong sendiri dalam persepsi masyarakat lebaksiu adalah sebuah pohon besar
seperti pohon jati.Dimana masyarakat percaya bahwa pohon tersebut akan memberikan
kelangsungan kehidupan bagi warganya.Selain kekayaan alam yang berpa penghasil kayu
untuk mebel,pedukuhan ini juga terdapat beberapa gedung pendidikan,diantaranya yaitu:
1. Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah 01 Lebaksiu Kidul

JL. Dukuh Winong, Rt. 09 Rw.09, Lebaksiu

2. Taman Pendidikan Al Qur'An Tarbiyatul Athfal

Dukuh Winong, RT. 02 RW. 05, Lebaksiu Kidul, Tegal

3. Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ/TPA) Hidayatul Atfal


5. Dukuh Krajan Desa Lebaksiu Kidul Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal,Jawa Tengah

Krajaan merupakan sebuah kata yang memiliki makna sebuah kerajaan.Orang Lebaksiu
mempercayai bahwa dahulu ada sebuah kerajaan,yang mana penghuninya adalah para
siluman.Banyak kejadian yang terjadi disekitar wilayah tersebut berkaitan dengan mistis
yaitu tumbal.Menurut masyarakat sekitar dahulu pernah ada sepasang pengantin baru
yang dijadikan tumbal,yaitu di Jembatan Sunglon.Oleh karena itu,dalam pembangunan
wilayah ini harus ada syarat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Salah satunya
yaitu harus menyerahkan tumbal dan sesajen.
REFRENSI GAMBAR

Martabak Manis Martabak Telor

Jembatan Sunglon Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Kidul Juru Kunci


Candi Keberkahan Makam mbah Pangeran trondol dan Tumenggung
Bahureksa

Sungai Gung Patung GBN

Pusaka yang terdapat di dalam pedukuhan Keberkahan,Lebaksiu,Tegal

Anda mungkin juga menyukai